Lucas seperti bermimpi tidak mempercayai gadis yang selama ini di carinya, sekarang ada di depannya.
Gadis yang membuat hari-harinya bagaikan di lembah yang suram, selalu membuat dirinya tidak tenang selama lima tahun ini.Akhirnya dia menemukan gadis itu, dan kecantikan gadis itu masih sama seperti terakhir kali di lihatnya."Julia" gumamnya tercekat, dia begitu bahagia melihat anak-anaknya juga tumbuh dengan baik.Hasil perbuatannya sangat di sesalinya, di jaga gadis itu dengan baik, bahkan sangat baik.Anak kecil itu sangat tampan, sama persis dengan dirinya sewaktu kecil.“Siapa lelaki itu Ma!” sahut Harry menggenggam tangan Julia dengan erat.Harry merasa pria yang menatap Ibunya itu sepertinya bukan orang baik, tapi kenapa seperti familiar? seperti mirip dengan seseorang! pikir Harry mengamati wajah Lukas."Julia, putraku...aku akhirnya menemukan kalian!" sahut Lucas melangkah mendekati Julia dan Harry."Berhenti di situ, jangan mendekat!" teriak Julia menarik Harry Merapat dia.Harry mendengar pria itu memanggil dirinya 'putraku'.Apakah dia Papaku? pikir Harry menatap Lucas dengan lekat, setelah di amatinya.Barulah dia sadar, wajah yang familiar, tentu saja mirip dengan dirinya. Kini Harry akhirnya tahu, kalau dia masih memiliki seorang Ayah.Dia pikir selama ini Ayahnya sudah meninggal, seperti apa yang di katakan Ibunya.Ternyata Ibunya berbohong padanya, mengenai Ayahnya yang sudah tidak ada lagi.Anak lelaki kecil itu mulai memikirkan situasi yang dilihatnya sekarang, Ibunya berteriak pada pria itu, dan menarik dirinya merapat pada Ibunya.Berarti ke dua orang orang tuanya sedang berdiskusi, dan Ibunya sangat marah pada Ayahnya.Karena itulah Ibunya mengatakan selama ini kalau Ayahnya sudah tidak ada lagi, karena Ibunya lagi marah besar pada Ayahnya.Mungkin karena mengabaikan mereka di kota terpencil, dan membiarkan Ibunya bersusah payah mengurus dirinya sejak bayi.“Julia…” terdengar lagi Lucas memaggil nama Julia dengan lembut."Siapa kamu, aku tidak mengenalmu! siapa putramu, ini putraku! anakku...jangan mendekat!" teriak Julia, "Kamu telah menculik kami, kembalikan kami! Aku akan melaporkan ke polisi kalau kamu tidak juga mengembalikan kami!"Julia benar-benar marah, dia sangat kesal pada pria itu. Pria itu mengetahui namanya, dari mana dia mengetahui identitasnya.Dari mana dia mengetahui siapa aku? Julia waspada, bukan dia pria kaya yang dengan mudahnya bisa mendapatkan seorang wanita! buat apa dia menculikku? lima tahu sudah berlalu, aku pikir dia sudah melupakan apa yang terjadi pada lima tahun yang lalu, dan mungkin sekarang dia sudah menikah! Julia memandang Lucas dengan bermusuhan.Apakah dia mau mengambil anakku? karena dia tidak memiliki anak dari istrinya? tidak! aku tidak rela! sampai titik darah penghabisan, aku tidak akan memberikan putraku! bisik hati Julia semakin erat memeluk Harry.Julia baru sadar, tinggal mereka bertiga di kamar itu, wanita yang tadi membawa mereka ke kamar itu sudah tidak terlihat lagi."Julia, dengarkan aku!" Lucas kembali berjalan mendekati Julia dan Harry."Tidak! jangan mendekat!" teriak Julia.Lucas tidak memperdulikan teriakan Julia, dari sejak Bodyguardnya memberitahukan kalau ciri-ciri yang mirip dengan Julia baru saja turun dari pesawat, Lucas sampai tidak bisa bicara saking terkejutnya.Akhirnya pencariannya selama lima tahun berhasil juga, dia begitu senang mendengar laporan anak buahnya itu.Selama pertemuan, Lucas tidak tenang, ingin cepat-cepat pulang ke rumah untuk bertemu dengan Julia dan putranya.Dan sekarang ke dua orang itu ada di depannya, dan tidak akan pernah di lepaskan sampai kapanpun."Aku tidak mau mendengarkan apa yang kamu katakan, jangan ambil anakku, kamu tidak ada hak atas anakku!" teriak Julia semakin erat memeluk Harry.Lucas berhenti melangkah mendengar apa yang diteriakkan Julia, ternyata gadis yang telah mengubah dirinya itu salah paham dengannya.Mana mungkin dia putra merebut mereka, dia ingin mengambil mereka berdua, tidak ada niat untuk memisahkan mereka.Lucas kembali melangkahkan kakinya mendekati Julia dan Harry."Mau apa kamu!" teriak Julia panik, dia tidak mau lelaki itu dekat dengannya.Kejadian lima tahun lalu masih terasa sekali mengingat Julia, tubuhnya di sentuh pria itu dengan kasar dan mendominasi.Julia tidak ingin disentuh oleh tangan itu lagi, dia tidak rela.Mengingat itu wajah Julia jadi pucat, ketakutannya pada Lucas terlihat jelas sekali.Tinggal meraih mereka dalam pelukan Lucas, pria itu mengurungkan niatnya.Jelas sekali Lucas melihat Julia begitu takut disentuh olehnya, tubuh gadis itu terlihat gemetar.Melihat itu, Lucas semakin merasa bersalah pada Julia, perasaannya jadi kacau balau."Maaf" ucap Lucas pelan, "Aku tidak bermaksud untuk menakutimu, aku rindu pada kalian, aku mencarimu selama ini"Julia perlahan menoleh memandang Lucas yang begitu dekat dengan dirinya, bahkan aroma tubuh Lucas dapat tersium hidungnya.Aromanya sama seperti lima tahun yang lalu, Julia dengan cepat kembali ke wajahnya.Dia tidak in
Melihat orang dewasa yang sedang berdebat itu, Harry merasa perlu mendamaikan kedua orang tuanya itu.Anak lelaki imut itu berdiri di antara Lucas dan Julia."Papa, jangan memaksa Mama, kamu harus lebih berusaha lagi untuk meluluhkan hati Mama, dia Mama yang cengeng, aku sering melihat Mama diam-diam menangis, kalau ada aku dia langsung ceria tidak mau menunjukkan kesedihannya padaku!" sahut Harry memegang tangan Lucas.Mendengar penjelasan putranya itu membuat Lucas semakin bersalah pada Julia.Perlahan Lucas memandang Julia, tapi gadis itu langsung membuang muka, tidak ingin menatap Lucas.Lucas perlahan berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan putra tersebut."Papa janji akan membuat Mama tidak menangis lagi, Papa akan membahagiakan kalian berdua, karena mulai sekarang kita akan bersama-sama selamanya" ucap Lucas mengelus kepala Harry dengan sayang.“Janji?” tanya Harry memastikan ucapan Lucas."Iya, janji!" jawab Lucas sambil menganggukkan kepalanya dengan cepat."Baguslah kalau
Julia berusaha mendorong tubuh Lucas yang memeluknya."Lepaskan aku, lepas!" teriaknya mencoba keluar dari pelukan Lucas.Dia tidak ingin bersentuhan lagi dengan pria itu, tapi akhirnya bersentuhan lagi, Julia benar-benar marah.Dengan sekuat tenaga Julia mendorong tubuh Lucas, dan akhirnya tubuh lelaki yang tinggi kekar itu pun terlepas, tapi tidak menjauhkan mereka satu sama lain.Mata Julia melotot marah menatap Lucas."Aku tidak mau kamu sentuh, aku tidak suka!" teriak Julia terus terang dengan amarah yang meledak-ledak.Lucas merasa sakit hati mendengar amarah Julia tersebut, tidak suka menyentuh tubuhnya.Pria itu menghela nafas, dia ingat bagaimana kasarnya waktu itu dia menyentuh Julia, tentu saja bagi Julia bersentuhan dengan pria tidak menyenangkan.Dia akan menebus semua kesalahan yang telah dia perbuat, sekarang dia ingin mengatakan hal yang penting dulu pada Julia."Baiklah, aku tidak akan menyentuhmu tanpa ijin darimu, sekarang maukah kamu bicara dengan ku?" tanya Lucas
Julia merangkul Harry dengan erat, merasa tidak nyaman melihat beberapa pasang mata memandang mereka berdua tanpa berkedip.Beberapa pasang mata itu menatap Julia dan Harry dengan wajah terkejut.Di sini mereka di bawa Lucas, di sebuah Mansion yang cukup besar, rumah mewah keluarga Lucas.Ruang makan sesaat hening begitu Lucas memperkenalkan Julia dan Harry.Lucas merangkul bahu Julia yang memeluk putra mereka dengan erat, pria itu merasakan tubuh Julia tegang melihat tatapan mata orang tua Lucas."Mereka istri dan anakku!" sahut Lucas lagi memperjelas perkataannya tadi."Sejak kapan kamu memiliki seorang kekasih? dan anak ini, benarkah dia putramu?" sahut Ibu Lucas memandang Julia dari atas sampai ke bawah, tidak mempercayai apa yang di bawa putranya itu ke rumah mereka.Lucas yang tidak ingin menikah, dan tidak ingin di kenalkan dan di jodohkan dengan wanita mana pun, tiba-tiba datang membawa seorang wanita dan anak kecil.Tentu saja membuat seisi rumah itu terkejut bukan main, Luca
Julia merasa sangat canggung berada di antara keluarga Lucas tersebut, terasa kaku dan asing.Selama makan malam, keluarga Lucas tidak ada yang berniat untuk mengajaknya bicara sekadar menanyakan siapa dirinya, tinggal di mana.Mereka hanya berbicara pada Lucas saja, dan sekali pun tidak melirik Julia dan Harry.Dan yang paling dominan meramaikan obrolan itu adalah wanita cantik yang di abaikan Lucas tadi.Wanita itu terlihat begitu akrab dan berbicara apa adanya selama makan malam berlangsung.Julia merasakan kalau wanita itu begitu di sukai oleh Ibu Lucas, dan selalu menanggapi obrolan wanita itu dengan tawa atau senyuman senang."Mama, aku sudah kenyang, tidak mau makan lagi, Ayo kita pulang Ma!" sahut Harry menyentuh lengan Julia dengan suara pelan agar tidak di dengar oleh yang lain.Julia melihat nasi Harry masih banyak di piringnya.Ternyata Harry juga sama dengan Julia, merasa canggung dan tidak nyaman dengan keluarga Ayahnya."Iya, Mama juga sudah kenyang!" sahut Julia dengan
Sebuah mobil sudah menunggu Julia dan Harry di luar pintu gerbang Mansion.Pintu mobil terbuka saat mereka menghampiri mobil tersebut, dan keluarlah seorang gadis dari dalam mobil seumuran dengan Julia."Tante Tina!" teriak Harry begitu melihat gadis itu."Oh, keponakan ku sayang!" sahut Tina sahabat Julia berlari memeluk Harry.Tina dan Harry saling berpelukan dengan eratnya."Ponakan tante sudah semakin tinggi, sebentar lagi sudah bisa masuk sekolah!" ujar Tina mengelus kepala Harry."Iya, kalau aku sudah besar nanti, aku mau bantu Mama di restoran!" ucap Harry dengan gembira, lalu melepaskan pelukannya."Anak pintar, kamu sayang sekali sama Mama ya!" kata Tina sembari tersenyum, lalu berdiri tegak setelah Harry melepaskan pelukan mereka."Iya dong, Mama yang paling aku sayang, aku akan melindungi Mama kalau aku sudah besar nanti!" ujar Harry sambil berjalan masuk ke dalam mobil.Tina kemudian mengemudikan mobil meninggalkan depan pintu gerbang Mansion Lucas."Bagaimana perjalananmu
Mereka bertiga masuk ke dalam kantor restoran, dan Julia kemudian memeriksa pengeluaran dan keuntungan yang di dapat dalam satu hari.Tina menjelaskan pembukuan restoran yang sedang di periksa Julia tersebut, kemana saja pengeluaran di keluarkan, dan berapa keuntungan yang di setor ke bank.Julia sangat puas, keuntungan yang masuk ke bank ternyata lumayan juga.Jika restoran berjalan dengan baik dan pelanggan semakin banyak menyukai menu makanan yang di sajikan restoran mereka, Julia berencana akan memperluas restoran lagi, dan mendekorasi nya menjadi lebih indah lagi."Sudah mulai larut malam, Ayo kita pulang, Harry sudah capek, dari siang belum istirahat!" kata Julia pada Tina."Oh, iya Ayo!" Julia bergegas meraih kunci mobil dari atas meja kerjanya.Tina membawa Julia ke apartemen nya.Karena sudah memiliki penghasilan yang lumayan, Tina akhirnya mampu membeli sebuah apartemen, walau tidak begitu mewah, tapi cukup luas juga dengan tiga kamar.Setelah membantu membersihkan badan Har
Tina membuka pintu apartemen nya, dan tampaklah Lucas berdiri di depan pintu dengan wajah cemas.Tanpa mengatakan apa pun, Lucas masuk ke dalam apartemen Tina tanpa permisi.Lelaki itu dengan langkah panjang menghampiri Julia yang tengah duduk di sofa, memandang padanya yang melangkah dengan cepat masuk ke dalam apartemen Tina.Julia tidak menyangka, ternyata Lucas mengetahui alamat apartemen Tina."Julia, aku menunggu kalian di rumah dengan begitu lama, kenapa kamu tidak pulang ke rumah kita?" tanya Lucas dengan nada marah menatap Julia.Lucas berdiri menjulang memandang Julia yang duduk di sofa."Bukankah kamu di rumah orang tua mu? aku ada urusan yang perlu ku tangani, dan lagi pula kita belum begitu kenal, aku masih merasa aneh dengan lingkunganmu!" jawab Julia dengan tenang, dia merasa tidak bersalah.Lucas baru tersadar mendengar perkataan Julia tersebut, memang benar mereka baru saja bertemu dan belum saling mengenal lebih dalam.Pria itu menghela nafas, merasa bersalah.Dia in