Share

bab 2

Tangan Julie mencoba mendorong tubuh kekar pria itu menjauh darinya.

Tapi malah membuat pria itu semakin ganas mencium Julie , memegang lengan Julie di atas kepala gadis itu.

Tangisan Julie semakin keras, hati dia sakit, benar-benar sangat sakit!

Julie percuma melawan, dia hanya seorang gadis kecil yang lemah, tidak punya kuasa untuk berontak lagi.

Yang ada akan menambah sakit di tubuhnya, karena tenaga pria itu lebih kuat dari dia.

Julie merasakan tangan lelaki itu mulai mengelus tubuhnya, membelai pahanya dengan ritme sensual.

"Ku mohon, lepaskan aku... ku mohon" gumam Julie dengan pilunya, air matanya terus mengalir.

Lelaki itu sepertinya sudah gelap mata, dia begitu menikmati ciumannya yang terasa begitu menggairahkan tubuhnya.

Suara tangisan Julie meminta tolong, sama sekali tidak berguna, dan tidak dianggap sama sekali.

Lelaki itu semakin menikmati sentuhan tangannya pada tubuh Julie , meremas benda lunak di dada Julie yang terasa lembut, dan tidak tahu entah kenapa, pria itu sangat menyukai dia.

Dada lembut itu terasa seperti belum pernah di sentuh siapapun sebelumnya.

Lagi-lagi pikiran yang aneh di kepala pria itu, disingkirkan lelaki itu, dan dia tidak mempercayai kalau Julie belum pernah tidur dengan lelaki lain.

Pria itu sudah mulai merasakan ereksinya mengeras, dan sudah tidak bisa di tahan lagi, tubuhnya begitu bergairah menyentuh tubuh Julie , tidak seperti biasanya.

Bisa menahan diri pada wanita yang suka menggoda dirinya.

"Tuan, ku mohon... lepaskan aku, aku tidak mauu" terdengar lagi suara memohon Julie yang terdengar begitu pilunya.

Pria itu semakin kalap mendengarkan permohonan Julie , sepertinya dia marah karena Julie menolaknya.

Banyak wanita yang ingin tidur dengannya, dan ingin mengandung anaknya, dengan tidak tahu malu mencoba merayu dirinya dengan berbagai cara.

Tapi, gadis ini malah tidak ingin di sentuhnya, dan itu membuat dia ingin melakukan lebih lagi pada gadis ini, ada semacam ingin melampiaskan sakit hati pada Julie .

Sekali tarik, pakain tipis yang membalut daerah sensitif Julie robek ditarik pria itu.

"Ku mohon... Tuan, jangan... ku mohon... jangan!" Julie histeris, air matanya semakin banyak.

Ini tidak adil! aku sudah memohon, tapi dia tidak ada rasa iba sedikitpun! pikir Julie begitu sedihnya.

Hati Julie benar-benar terluka, hidupnya tidak berharga di mata siapapun, ini sungguh sangat menyakitkan.

Papa, Mama... putrimu sebatang kara, tidak ada yang menghargai hidup putri kalian ini.

Julie memejamkan matanya pasrah, hatinya tiba-tiba membeku.

Gadis itu akhirnya hanya diam saja, tidak bergerak sedikitpun.

Ya, dia hanya pasrah saja dengan nasib yang di jalaninya.

Setelah ini selesai, dia akan pergi jauh dari kota ini, dan jauh dari keluarga tantenya yang tidak menyayanginya.

Gadis itu merasakan daerah intimnya mulai di masuki ereksi pria itu, karena masih tertutup tentu saja sangat sakit.

Tanpa sadar Julie menjerit.

Dan, itu membuat pria itu membeku di tempatnya.

Ternyata gadis yang sedari tadi memohon padanya itu masih perawan, sangat terasa sekali, dia tidak bisa memasukinya tanpa dorongan yang kuat.

Pria itu menatap Julie yang berada di bawahnya itu, terlihat begitu menggoda dan sangat indah.

Gadis itu tampak menggigit bibir bawahnya untuk menahan rasa sakit di daerah sensitifnya, terlihat begitu cantik dan menggairahkan.

Akal sehat pria itu kembali tidak bisa di kontrolnya, gadis itu membuat dia lupa diri.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status