Lucas keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan kembali tubuhnya.
Dia melihat kamar kosong, gadis tadi yang membuat tubuhnya bereaksi berlebihan tidak terlihat lagi.Lucas melihat di atas nakas tidak menemukan lagi cek yang tadi dia berikan pada gadis itu."Cih! semua sama saja, dasar perempuan sok merasa tertindas dan tersakiti, ujung-ujungnya tetap saja senang kalau di beri uang!" gumam Lucas mencibir sinis.Pria itu naik ketempat tidur, malam ini tubuhnya terasa segar karena sudah menuntaskan hasratnya.Tiba-tiba dia tidak jadi menaikkan tubuhnya ke atas tempat tidur, matanya nanar menatap darah di atas sprei.Darah itu terlihat banyak membasahi sprei."Itu pasti sakit sekali!" gumamnya tanpa sadar, dan membayangkan wajah menahan sakit gadis itu tadi."Sial!" umpat Lucas merasa kesal, dia tersadar dengan gumaman nya sendiri mengingat wajah menangis tidak berdaya gadis di bawahnya tadi.Lucas mengangkat interkom di atas nakas, lalu menghubungi bagian pembersihan kamar hotel.Setelah menutup kembali interkom, Lucas menarik sprei yang terkena darah tersebut.Kemudian melipat sprei itu dengan rapi, lalu meletakkannya di dekat pakaiannya.Lucas bergegas ke kamar mandi, menarik bath robe dari lemari handuk, lalu mengenakannya.Tidak berapa lama petugas bersih-bersih datang ke kamar Lucas."Ganti sprei yang baru!" sahut Lucas pada petugas tersebut."Baik Tuan!" jawab petugas itu, lalu mengambil sprei baru dari troli yang dia bawa."Berikan padaku tas plastik besar!" sahut Lucas begitu petugas itu selesai menggantikan sprei yang baru.Petugas itu mengambil tas plastik yang diinginkan Lucas dari troli yang dia bawa.Setelah itu, petugas itu pun keluar dari kamar Lucas.Lucas memasukkan sprei yang terkena darah pembukaan selaput Julia ke dalam tas plastik tersebut.Setelah itu Lucas mematikan lampu kamar, lalu menyalakan lampu tidur di atas nakas.Menanggalkan bath robe yang di kenakannya, dan melemparkannya sembarangan ke sofa kamar.Lucas tidak menyangka, baru saja pulang dari luar negeri karena urusan bisnis yang dia kelola, sudah di sodorkan oleh rekan bisnisnya seorang gadis untuk menyenangkan hatinya.Sebenarnya dia paling tidak suka kalau di sodorkan seorang wanita untuk menyenangkan hatinya, karena dia sangat membenci seorang wanita yang belum di kenalnya berdekatan dengan dirinya.Tapi, tadi dia tidak tahu entah kenapa, begitu terhipnotis dengan sosok gadis yang terlihat ketakutan menempel dengan rapat di pintu kamarnya.Memakai lingerie memperlihatkan tubuhnya yang indah, membuat Lucas lepas kendali.Dia sudah biasa melihat wanita cantik, tapi gadis itu terlihat begitu menggoda.Sehingga dia tidak tahan untuk menyentuh gadis itu, merengkuh gadis itu, dan merasakan tubuh gadis itu sampai dia merasa puas.Kalau bukan karena masalah di rumah menunggunya, dan membuat kepalanya sakit.Dia tidak akan menginap di kamar hotel.Karena menghindari omelan Ibu dan Ayahnya yang mendesak dia untuk segera menikah.Pulang dari luar negeri membawa tubuh yang capek, lebih baik jangan pulang ke Mansion.Solusi terbaik menginap di hotel.Lucas tidak lama kemudian tertidur dengan pulas, tubuhnya terasa rileks, membuat dia cepat pulas.Sementara itu di sebuah Apartemen kalangan sederhana, Julia menumpang di rumah temannya.Gadis malang itu sangat menyedihkan, duduk dalam diam menikmati makan malam yang sudah terlewat."Pelan-pelan saja makannya, kamu menginap saja di sini beberapa hari, aku tidak masalah!" ucap temannya, sembari mengelus punggung Julia untuk menenangkan perasaan gadis itu, yang sangat hancur memikirkan dirinya yang sudah tidak berharga lagi."Terimakasih Tina" ucap Julia lemah.Wajahnya terlihat sembab, karena dari tadi menangis terus.Julia menceritakan kejadian yang menimpa dirinya kepada temannya tersebut, yang langsung di tanggapi Tina dengan sumpah serapah menghujat keluarga Tante Julia.Tina merasa kasihan dengan kehidupan temannya itu, dan dengan tangan terbuka menerima Julia tinggal di Apartemen nya yang kecil.Kursi itu di tendang hingga terlempar membentur tembok, dan hancur jatuh ke lantai."Sialan! kalian menipuku ya, berjam-jam aku menunggu pesananku, tidak juga muncul-muncul! jangan mempermainkan aku, brengsek!" teriak lelaki berusia sekitar lima puluh tahunan itu menatap tiga orang wanita yang meringkuk ketakutan di ujung salah satu ruangan, di sebuah club malam."Saya sudah memastikannya masuk ke kamar yang sudah anda pesan Tuan, saya sendiri yang mengantarnya!" sahut salah satu dari tiga wanita itu."Jadi, kenapa begitu aku masuk ke kamar itu, tidak ada siapapun di sana! kamu jangan permainkan aku! kembalikan uangku!" teriak pria itu sembari mengulurkan telapak tangannya kepada wanita itu."Tuan, tenang...kami akan membawa gadis itu kepada anda, dia pasti melarikan diri saat anda belum masuk ke dalam kamar!" sahut wanita lainnya."Iya benar Tuan, kami pasti akan membawanya kepada anda, percayalah!" sahut wanita lainnya."Baik, aku tunggu sekarang, cepat! pergi bawa ke mari dia!" sah
Dalam satu hari perjalanan berganti tiga kali naik bus, Julia dan temannya Tina, akhirnya sampai di kota kecil yang mereka tuju.Kota itu tidak sebesar kota kelahiran mereka, walau kota itu kecil, setidaknya suasana kota terasa damai.Julia sudah mencairkan semua cek yang di berikan pria yang tidak berbelas kasihan itu, menyimpannya dalam sebuah tas dengan rapi.Dia akan menggunakan uang itu untuk kehidupan mereka di kota kecil itu, dan membeli rumah di dekat pinggiran kota saja.Julia akan memulai kehidupan barunya di kota itu bersama Tina, dan membuka usaha kecil-kecilan agar keuangan mereka tidak cepat habis.Karena hari sudah malam, mereka akan memginap untuk sementara di penginapan malam ini.Udara kota itu terasa sejuk, lalu lintasnya tidak semacet di kota asal mereka.Setelah mereka mendapat penginapan, mereka pun beristirahat dengan nyaman.Sementara itu di kota besar tempat kelahiran mereka, di sebuah Mansion mewah seorang pria turun dari mobilnya sambil menenteng sebuah tas
Seperti biasa di meja makan selalu saja berisik, karena Lisbeth menasehati Lucas putra satu-satunya, yang tidak senang kalau di kenalkan dengan seorang wanita.Yang selalu di cuekin Lucas, tanpa memberikan tanggapan dengan tawaran Ibunya tersebut."Nyonya, ada tamu!" sahut Agus kepala pelayan mereka."Siapa?" tanya Lisbeth heran."Nyonya Dina dengan putrinya!" sahut Agus."Oh, bagus! bertepatan sekali, suruh masuk ke ruang makan, biar ikut makan malam juga!" sahut Lisbeth."Baik Nyonya!"Dua orang wanita memasuki ruang makan.Dina adalah sepupu jauh Ibunya Lucas, selalu datang dengan putrinya berkunjung.Tentu saja dengan niat tertentu, ingin mendekatkan putrinya dengan Lucas.Ke dua tamu itu tampak tersenyum lebar saat memasuki ruang makan."Aduh, sepupuku...sepertinya kami datang tidak pada waktunya ya!" sahut Dina dengan nada suara yang merasa bersalah."Tidak apa-apa, mari sini duduk, kebetulan kamu datang pas makan malam, Ayo mari bergabung makan!" sahut Lisbeth."Wah, sepertinya
Lucas duduk diam di depan kemudi, menatap ke depan tanpa berkedip.Kemudian dia mengedipkan matanya, lalu tangannya meraih ponselnya.Menekan tanda cepat pada nomor ponselnya."Selidiki siapa gadis yang masuk ke kamarku saat menginap di hotel kemarin, jangan ada yang terlewat sedikitpun!"Setelah selesai bicara, Lucas mematikan ponselnya.Kemudian membawa mobilnya keluar dari klub parkiran malam tersebut.Tidak berapa lama mobil itu perlahan memasuki kompleks villa mewah, dan berhenti di depan villa yang cukup mewah dan elite.Mobil itu kemudian memasuki pelataran halaman villa tersebut, dan langsung masuk ke garasi yang terpisah dari villa.Villa mewah tersebut adalah milik pribadi Lucas, dia tidak begitu sering datang ke sana.Kalau perlu ketenangan, barulah dia akan menginap di villa tersebut beberapa hari, baru kemudian kembali ke Mansion.Sejak Ayahnya menderita penyakit jantung, Lucas yang mengambil alih perusahaan Ayahnya.Saat usia Lucas baru dua puluh satu tahun, dengan usaha
Besoknya di kantor, Lucas menerima laporan hasil penyelidikan asistennya, Edward."Bagaimana?" tanyanya memandang Edward."Gadis yang anda maksudkan, pesanan Tuan Bosman dan salah masuk kamar, seharusnya masuk ke kamar nomor yang sama, tetapi di lantai tujuh, bukan di lantai sebelas!" kata Edward melaporkan dari penyelidikannya."Rekaman cctv yang ada di koridor kamar hotel, menampilkan kalau gadis itu di antar Tantenya sendiri, sepertinya dia di jual oleh Tantenya, karena masalah hutang dengan rentenir!" lanjut Edward lagi."Lalu, di mana dia sekarang?" tanya Lucas, pria itu tidak menyangka telah menodai seorang gadis yang sangat malang.Sungguh miris! seorang Tante yang kejam, tega menjual keponakannya sendiri untuk melunasi hutangnya."Gadis itu melarikan diri!" jawab Edward.Lucas spontan terkejut mendengar jawaban asistennya tersebut, ada perasaan tidak nyaman di dalam hati Lucas.“Melarikan diri kemana?” tanya Lucas lagi, mencoba tenang.Mau lari kemana dia, pasti akan ke temu j
Lima tahun kemudian.Bandara terlihat seperti biasanya, selalu sibuk dan ramai oleh para penumpang pesawat yang akan berangkat dan yang baru saja turun dari pesawat.Seorang wanita cantik dengan rambut panjang terlihat begitu anggun, baru saja turun dari pesawat, berjalan dengan anggun memegang tangan seorang anak laki-laki tampan berumur empat tahun.Mereka berdua berjalan keluar dari bandara."Katanya tante Tina mau jemput kita Ma, kenapa tidak kelihatan, di mana dia!" sahut anak lelaki itu kepada wanita cantik itu."Mungkin macet di jalan nak, sabarlah, kita tunggu sebentar!" jawab wanita cantik itu.Jemari kecil anak lelaki itu mencengkeram erat jemari Ibunya.Banyak pasang mata melihat mereka."Aduhh, anak lelaki itu imut sekali, aku pengen cubit pipinya!""Mama anak itu cantik sekali, mereka sungguh pasangan Anak dan Ibu yang sangat cocok sekali!""Pasti suami wanita itu sangat tampan, lihat putra nya saja tampan, pasti Ayahnya juga tampan!"Terdengar bisikan-bisikan memandang p
Mobil mewah itu tidak lama memasuki kompleks villa mewah, dan perlahan memasuki halaman salah satu villa yang cukup mewah dan terlihat besar untuk ukuran sebuah villa di kompleks tersebut.Mobil berhenti tidak jauh dari pintu utama villa.Julia memeluk putranya dengan erat, dia mawas diri.Pintu mobil di buka oleh pria yang mempersilakan mereka naik mobil tadi, membuka pintu mobil lebar-lebar."Silahkan Nyonya, anda dan muda tuan sudah sampai di rumah!" sahutnya sambil merentangkan tangannya ke arah pintu villa, mempersilahkan Julia untuk turun dari mobil dengan sopan."Ini bukan rumah ku, kalian penculikan! kembalikan kami lagi ke bandara!" sahut Julia sambil memeluk erat."Kalian peluncuran! tidak mendengar Mamaku katakan! kembalikan kami ke bandara lagi!" terak mahluk imut dalam pelukan Julia."Maaf tuan muda, ini rumah anda mulai sekarang, sebentar lagi Papa anda akan pulang, silahkan turun tuan, istirahat lah sebentar bersama Nyonya, anda berdua pasti lelah, kamar sudah di siapka
Lucas seperti bermimpi tidak mempercayai gadis yang selama ini di carinya, sekarang ada di depannya.Gadis yang membuat hari-harinya bagaikan di lembah yang suram, selalu membuat dirinya tidak tenang selama lima tahun ini.Akhirnya dia menemukan gadis itu, dan kecantikan gadis itu masih sama seperti terakhir kali di lihatnya."Julia" gumamnya tercekat, dia begitu bahagia melihat anak-anaknya juga tumbuh dengan baik.Hasil perbuatannya sangat di sesalinya, di jaga gadis itu dengan baik, bahkan sangat baik.Anak kecil itu sangat tampan, sama persis dengan dirinya sewaktu kecil.“Siapa lelaki itu Ma!” sahut Harry menggenggam tangan Julia dengan erat.Harry merasa pria yang menatap Ibunya itu sepertinya bukan orang baik, tapi kenapa seperti familiar? seperti mirip dengan seseorang! pikir Harry mengamati wajah Lukas."Julia, putraku...aku akhirnya menemukan kalian!" sahut Lucas melangkah mendekati Julia dan Harry."Berhenti di situ, jangan mendekat!" teriak Julia menarik Harry Merapat dia.