Share

bab 5

Kursi itu di tendang hingga terlempar membentur tembok, dan hancur jatuh ke lantai.

"Sialan! kalian menipuku ya, berjam-jam aku menunggu pesananku, tidak juga muncul-muncul! jangan mempermainkan aku, brengsek!" teriak lelaki berusia sekitar lima puluh tahunan itu menatap tiga orang wanita yang meringkuk ketakutan di ujung salah satu ruangan, di sebuah club malam.

"Saya sudah memastikannya masuk ke kamar yang sudah anda pesan Tuan, saya sendiri yang mengantarnya!" sahut salah satu dari tiga wanita itu.

"Jadi, kenapa begitu aku masuk ke kamar itu, tidak ada siapapun di sana! kamu jangan permainkan aku! kembalikan uangku!" teriak pria itu sembari mengulurkan telapak tangannya kepada wanita itu.

"Tuan, tenang...kami akan membawa gadis itu kepada anda, dia pasti melarikan diri saat anda belum masuk ke dalam kamar!" sahut wanita lainnya.

"Iya benar Tuan, kami pasti akan membawanya kepada anda, percayalah!" sahut wanita lainnya.

"Baik, aku tunggu sekarang, cepat! pergi bawa ke mari dia!" sahut pria itu, lalu kembali duduk di sofa.

Ke tiga wanita itu kemudian dengan langkah cepat keluar dari ruangan itu.

"Mama, bagaimana ini?" sahut salah satu wanita itu.

"Ayo kita cari dia sampai dapat, memangnya bisa lari ke mana si bodoh itu, sialan! tidak bisa di biarkan dia, lama kelamaan semakin keras kepala dia!" sahut wanita yang di panggil 'Mama' oleh wanita yang muda di antara tiga wanita itu.

"Uang sudah kita terima, kita harus mencarinya sampai dapat!"

"Iya, aku sudah pakai uangnya sebagian, aku tidak bisa menggantinya, aku tidak punya uang simpanan!" sahut Mama wanita muda itu.

"Kemana kita cari dia!"

"Ayo kita lihat ke rumah temannya, kita harus cepat menemukannya, jangan sampai Tuan itu mengamuk lagi!"

"Baik!"

Ketiga wanita itu menuju ke pemukiman apartemen sederhana.

Begitu mereka sampai di apartemen itu, ke tiganya langsung bergegas menuju ke salah satu kamar Apartemen tersebut.

Dok! dok! dok!

Mama wanita muda itu menggedor-gedor pintu Apartemen itu dengan kencang.

"Julia! julia! ke luar kamu, Ayo keluar! Julia!" teriak wanita itu dengan berisiknya.

"Hei! siapa siang-siang begini ribut sekali di rumah orang?!" seorang wanita dari kamar apartemen sebelah kamar yang di gedor keluar sambil marah-marah.

"Nyonya...apakah kamar ini masih ada penghuninya!" sahut salah satu wanita yang ribut tersebut.

"Kamar itu sudah kosong, yang nyewa kamar itu sudah pulang kampung, tidak bisa bayar uang sewa lagi!" sahut wanita yang keluar dari kamar sebelah dengan nada marah.

"Kalau boleh tahu kemana pindahnya gadis itu, Nyonya?"

"Tidak tahu, itu bukan urusan ku, untuk apa aku menanyakan ke mana perginya dia, kurang kerjaan!" wanita itu dengan kesal menutup pintu apartemen nya dengan kencang.

"Nyonya! Nyonya...tunggu!"

Klik!

Terdengar suara pintu di kunci, wanita itu tidak menanggapi panggilan wanita yang ribut itu.

"Bagaimana ini Ma, kita cari kemana lagi? si bodoh itu kan, mana ada punya teman banyak, ke mana lagi kita cari dia!" sahut wanita muda itu menghentakkan kakinya merasa kesal.

"Ayo kita cari ke jalan, mana tahu dia nongkrong di suatu tempat untuk bersembunyi, kita harus menemukannya sampai dapat!"

Mereka bertiga kemudian bergegas meninggalkan apartemen tersebut dengan langkah cepat.

Waktu yang di tentukan membuat mereka jadi serba terburu-buru.

Sementara itu di dalam bus jarak jauh yang nyaman, Julia bersama temannya sudah satu kali berganti bus menuju kota yang akan mereka tuju.

Julia memutuskan pergi membawa temannya untuk pergi jauh dari kota mereka, menuju kota lainnya di negara mereka tersebut.

Kalau di perkirakan, mereka berencana akan berganti tiga kali bus untuk sampai ke kota yang akan mereka tuju.

Teman Julia menganjurkan awalnya mereka naik pesawat saja untuk pergi ke kota itu, dari pada capek berganti bus untuk sampai ke tujuan.

Tapi Julia tidak mau, dia sengaja untuk membuat jejaknya tidak bisa di temukan.

Agar Tantenya tidak bisa menemukannya sampai kapan pun.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status