Besoknya di kantor, Lucas menerima laporan hasil penyelidikan asistennya, Edward.
"Bagaimana?" tanyanya memandang Edward."Gadis yang anda maksudkan, pesanan Tuan Bosman dan salah masuk kamar, seharusnya masuk ke kamar nomor yang sama, tetapi di lantai tujuh, bukan di lantai sebelas!" kata Edward melaporkan dari penyelidikannya."Rekaman cctv yang ada di koridor kamar hotel, menampilkan kalau gadis itu di antar Tantenya sendiri, sepertinya dia di jual oleh Tantenya, karena masalah hutang dengan rentenir!" lanjut Edward lagi."Lalu, di mana dia sekarang?" tanya Lucas, pria itu tidak menyangka telah menodai seorang gadis yang sangat malang.Sungguh miris! seorang Tante yang kejam, tega menjual keponakannya sendiri untuk melunasi hutangnya."Gadis itu melarikan diri!" jawab Edward.Lucas spontan terkejut mendengar jawaban asistennya tersebut, ada perasaan tidak nyaman di dalam hati Lucas.“Melarikan diri kemana?” tanya Lucas lagi, mencoba tenang.Mau lari kemana dia, pasti akan ke temu juga! pikir Lucas."Sewaktu di selidiki, ternyata gadis itu melarikan diri setelah keluar dari kamar anda Tuan, dan tidak mengetahui kemana perginya, sepertinya dia melarikan diri karena takut di tindas dan di jual kembali dengan hidung belang oleh Tantenya!" jawab Edward.Lucas menggenggam tangannya dengan erat, dia merasa sangat marah mendengar gadis malang itu di tindas oleh Tantenya sendiri."Cari dia sampai dapat, aku yang akan melindunginya, ada sesuatu yang harus ku katakan padanya!" sahut Lucas memberi perintah pada Edward."Baik Tuan!" Edward menganggukkan kepalanya dengan patuh, kemudian keluar dari ruang kantor Lucas.Lucas diam di situ memikirkan, memikirkan Julia yang menangis belas belas kasihan.Lucas sudah membuat keputusan, akan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya, pada gadis yang belum di kenalnya tersebut.Selama bekerja, Lucas tidak fokus dengan apa yang dikerjakannya, wajah gadis yang belum dikenalnya itu selalu terbayang di pikiran.Pria itu sudah tidak sabaran ingin segera bertemu dengan gadis yang sudah membuat dirinya tidak tenang."Tuan, ini laporan mengenai proyek pengembangan Hotel dari Direktur Andi!" sahut seorang wanita cantik memasuki ruang kantor Lucas.Wanita itu meletakkan berkas laporan tersebut ke atas meja kerja Lucas.Lucas tidak menjawab kata wanita cantik itu, pria itu terlalu sibuk melihat berkas yang sedang di genggamnya dan sibuk dengan pikiran memikirkan gadis yang mulai mengusik hatinya yang belum di kenalnya."Tuan" suara lembut terdengar dekat di dekatnya, dan membuat Lucas tersadar dari lamunannya.Pria itu menoleh ke sana, dan melihat Sekretarisnya sudah berdiri begitu dekat di dekatnya."Kenapa kamu ada di sini?" tanya Lucas dengan nada dingin.“Anda terlihat seperti melamun sambil bekerja, sehingga apa yang saya katakan tidak anda dengar, jadi saya ingin membantu Anda untuk meringankan beban anda” ucap Sekretaris Lucas tersebut sambil tersenyum manis."Tidak perlu!" ujar Lucas datar, lalu kembali fokus dengan apa yang diperiksanya tadi.Tangan wanita itu perlahan memegang ke dua bahu lebar Lucas, dia mencoba untuk memijat Lucas.Tubuh Lucas sontak merinding merasakan tangan Sekretarisnya itu menyentuh bahunya."Apa yang kamu lakukan?!" sentak Lucas marah.Pria itu berdiri dari kursinya, wajahnya terlihat marah memandang Sekretarisnya itu."Saya hanya bermaksud ingin membantu Anda merasa rileks Tuan, Anda terlihat begitu tegang!""Keluar!" hardik Lucas tajam.Wajah Sekretarisnya langsung memerah saat melakukan tindakan Lucas dengan kasar."Permisi Tuan" sahut wanita cantik itu dengan pelan, wajahnya terlihat kurus karena di usir Bos nya tersebut."Lain kali jangan lancang, kamu tidak sopan pada atasanmu!" sahut Lucas pada Sekretarisnya itu dengan tajam sebelum keluar dari ruang kantornya.Wanita cantik itu hanya bisa menghela nafas panjang, dia sudah lama menyukai Bosnya itu, tapi sangat sulit sekali untuk menyenangkan hati pria itu.Lucas mengibaskan bahunya yang di sentuh Sekretarisnya itu, dia merasa kesal karena merasa tidak menghormati sebagai atasan.Dia seorang CEO yang mampu membuat satu perusahaan tutup dalam hitungan detik, dan membenci seseorang yang berusaha menjilatnya untuk menarik perhatiannya.Sungguh lancang mencoba menyentuh tubuh berharganya tanpa izin, mau mati ya! bisik hati Lucas emosi.Pria itu pun kembali melanjutkan pekerjaannya.Sore harinya, Edward kembali melaporkan hasil penyelidikannya.Dan hasilnya tidak membuat Lucas senang, malah membuat pria itu bertambah tidak tenang.Edward tidak menemukan gadis yang membuat perasaan Lucas jadi terikat pada gadis itu.Bahkan jejak gadis itu pun tidak dapat ditemukan.Lucas ingat, dia telah memberikan gadis itu selembar cek.Sudah pasti, kalau gadis itu menggunakan uang yang diberikan Lucas untuk melarikan diri.Lucas menyesal kenapa memberikan gadis itu cek, seharusnya waktu itu dia menahan gadis itu agar tetap bersamanya."Cari terus sampai ketemu, usahakan beberapa orang mencarinya ke berbagai kota, memangnya dia bisa pergi ke mana? Dia hanya memiliki Tantenya saja sebagai keluarganya, pasti tidak sulit untuk menjelajah!" sahut Lucas panik."Baik Tuan!" jawab Edward, lalu pergi untuk mengerjakan apa yang di katakan Lucas.Lucas menyandarkan punggung ke sandaran kursinya, memejamkan mata untuk menenangkan perasaannya yang sangat tegang.Ada semacam rasa khawatir kalau tidak dapat menemukan gadis yang sudah membuat perasaannya tidak tenang.Lima tahun kemudian.Bandara terlihat seperti biasanya, selalu sibuk dan ramai oleh para penumpang pesawat yang akan berangkat dan yang baru saja turun dari pesawat.Seorang wanita cantik dengan rambut panjang terlihat begitu anggun, baru saja turun dari pesawat, berjalan dengan anggun memegang tangan seorang anak laki-laki tampan berumur empat tahun.Mereka berdua berjalan keluar dari bandara."Katanya tante Tina mau jemput kita Ma, kenapa tidak kelihatan, di mana dia!" sahut anak lelaki itu kepada wanita cantik itu."Mungkin macet di jalan nak, sabarlah, kita tunggu sebentar!" jawab wanita cantik itu.Jemari kecil anak lelaki itu mencengkeram erat jemari Ibunya.Banyak pasang mata melihat mereka."Aduhh, anak lelaki itu imut sekali, aku pengen cubit pipinya!""Mama anak itu cantik sekali, mereka sungguh pasangan Anak dan Ibu yang sangat cocok sekali!""Pasti suami wanita itu sangat tampan, lihat putra nya saja tampan, pasti Ayahnya juga tampan!"Terdengar bisikan-bisikan memandang p
Mobil mewah itu tidak lama memasuki kompleks villa mewah, dan perlahan memasuki halaman salah satu villa yang cukup mewah dan terlihat besar untuk ukuran sebuah villa di kompleks tersebut.Mobil berhenti tidak jauh dari pintu utama villa.Julia memeluk putranya dengan erat, dia mawas diri.Pintu mobil di buka oleh pria yang mempersilakan mereka naik mobil tadi, membuka pintu mobil lebar-lebar."Silahkan Nyonya, anda dan muda tuan sudah sampai di rumah!" sahutnya sambil merentangkan tangannya ke arah pintu villa, mempersilahkan Julia untuk turun dari mobil dengan sopan."Ini bukan rumah ku, kalian penculikan! kembalikan kami lagi ke bandara!" sahut Julia sambil memeluk erat."Kalian peluncuran! tidak mendengar Mamaku katakan! kembalikan kami ke bandara lagi!" terak mahluk imut dalam pelukan Julia."Maaf tuan muda, ini rumah anda mulai sekarang, sebentar lagi Papa anda akan pulang, silahkan turun tuan, istirahat lah sebentar bersama Nyonya, anda berdua pasti lelah, kamar sudah di siapka
Lucas seperti bermimpi tidak mempercayai gadis yang selama ini di carinya, sekarang ada di depannya.Gadis yang membuat hari-harinya bagaikan di lembah yang suram, selalu membuat dirinya tidak tenang selama lima tahun ini.Akhirnya dia menemukan gadis itu, dan kecantikan gadis itu masih sama seperti terakhir kali di lihatnya."Julia" gumamnya tercekat, dia begitu bahagia melihat anak-anaknya juga tumbuh dengan baik.Hasil perbuatannya sangat di sesalinya, di jaga gadis itu dengan baik, bahkan sangat baik.Anak kecil itu sangat tampan, sama persis dengan dirinya sewaktu kecil.“Siapa lelaki itu Ma!” sahut Harry menggenggam tangan Julia dengan erat.Harry merasa pria yang menatap Ibunya itu sepertinya bukan orang baik, tapi kenapa seperti familiar? seperti mirip dengan seseorang! pikir Harry mengamati wajah Lukas."Julia, putraku...aku akhirnya menemukan kalian!" sahut Lucas melangkah mendekati Julia dan Harry."Berhenti di situ, jangan mendekat!" teriak Julia menarik Harry Merapat dia.
Lucas kembali melangkahkan kakinya mendekati Julia dan Harry."Mau apa kamu!" teriak Julia panik, dia tidak mau lelaki itu dekat dengannya.Kejadian lima tahun lalu masih terasa sekali mengingat Julia, tubuhnya di sentuh pria itu dengan kasar dan mendominasi.Julia tidak ingin disentuh oleh tangan itu lagi, dia tidak rela.Mengingat itu wajah Julia jadi pucat, ketakutannya pada Lucas terlihat jelas sekali.Tinggal meraih mereka dalam pelukan Lucas, pria itu mengurungkan niatnya.Jelas sekali Lucas melihat Julia begitu takut disentuh olehnya, tubuh gadis itu terlihat gemetar.Melihat itu, Lucas semakin merasa bersalah pada Julia, perasaannya jadi kacau balau."Maaf" ucap Lucas pelan, "Aku tidak bermaksud untuk menakutimu, aku rindu pada kalian, aku mencarimu selama ini"Julia perlahan menoleh memandang Lucas yang begitu dekat dengan dirinya, bahkan aroma tubuh Lucas dapat tersium hidungnya.Aromanya sama seperti lima tahun yang lalu, Julia dengan cepat kembali ke wajahnya.Dia tidak in
Melihat orang dewasa yang sedang berdebat itu, Harry merasa perlu mendamaikan kedua orang tuanya itu.Anak lelaki imut itu berdiri di antara Lucas dan Julia."Papa, jangan memaksa Mama, kamu harus lebih berusaha lagi untuk meluluhkan hati Mama, dia Mama yang cengeng, aku sering melihat Mama diam-diam menangis, kalau ada aku dia langsung ceria tidak mau menunjukkan kesedihannya padaku!" sahut Harry memegang tangan Lucas.Mendengar penjelasan putranya itu membuat Lucas semakin bersalah pada Julia.Perlahan Lucas memandang Julia, tapi gadis itu langsung membuang muka, tidak ingin menatap Lucas.Lucas perlahan berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan putra tersebut."Papa janji akan membuat Mama tidak menangis lagi, Papa akan membahagiakan kalian berdua, karena mulai sekarang kita akan bersama-sama selamanya" ucap Lucas mengelus kepala Harry dengan sayang.“Janji?” tanya Harry memastikan ucapan Lucas."Iya, janji!" jawab Lucas sambil menganggukkan kepalanya dengan cepat."Baguslah kalau
Julia berusaha mendorong tubuh Lucas yang memeluknya."Lepaskan aku, lepas!" teriaknya mencoba keluar dari pelukan Lucas.Dia tidak ingin bersentuhan lagi dengan pria itu, tapi akhirnya bersentuhan lagi, Julia benar-benar marah.Dengan sekuat tenaga Julia mendorong tubuh Lucas, dan akhirnya tubuh lelaki yang tinggi kekar itu pun terlepas, tapi tidak menjauhkan mereka satu sama lain.Mata Julia melotot marah menatap Lucas."Aku tidak mau kamu sentuh, aku tidak suka!" teriak Julia terus terang dengan amarah yang meledak-ledak.Lucas merasa sakit hati mendengar amarah Julia tersebut, tidak suka menyentuh tubuhnya.Pria itu menghela nafas, dia ingat bagaimana kasarnya waktu itu dia menyentuh Julia, tentu saja bagi Julia bersentuhan dengan pria tidak menyenangkan.Dia akan menebus semua kesalahan yang telah dia perbuat, sekarang dia ingin mengatakan hal yang penting dulu pada Julia."Baiklah, aku tidak akan menyentuhmu tanpa ijin darimu, sekarang maukah kamu bicara dengan ku?" tanya Lucas
Julia merangkul Harry dengan erat, merasa tidak nyaman melihat beberapa pasang mata memandang mereka berdua tanpa berkedip.Beberapa pasang mata itu menatap Julia dan Harry dengan wajah terkejut.Di sini mereka di bawa Lucas, di sebuah Mansion yang cukup besar, rumah mewah keluarga Lucas.Ruang makan sesaat hening begitu Lucas memperkenalkan Julia dan Harry.Lucas merangkul bahu Julia yang memeluk putra mereka dengan erat, pria itu merasakan tubuh Julia tegang melihat tatapan mata orang tua Lucas."Mereka istri dan anakku!" sahut Lucas lagi memperjelas perkataannya tadi."Sejak kapan kamu memiliki seorang kekasih? dan anak ini, benarkah dia putramu?" sahut Ibu Lucas memandang Julia dari atas sampai ke bawah, tidak mempercayai apa yang di bawa putranya itu ke rumah mereka.Lucas yang tidak ingin menikah, dan tidak ingin di kenalkan dan di jodohkan dengan wanita mana pun, tiba-tiba datang membawa seorang wanita dan anak kecil.Tentu saja membuat seisi rumah itu terkejut bukan main, Luca
Julia merasa sangat canggung berada di antara keluarga Lucas tersebut, terasa kaku dan asing.Selama makan malam, keluarga Lucas tidak ada yang berniat untuk mengajaknya bicara sekadar menanyakan siapa dirinya, tinggal di mana.Mereka hanya berbicara pada Lucas saja, dan sekali pun tidak melirik Julia dan Harry.Dan yang paling dominan meramaikan obrolan itu adalah wanita cantik yang di abaikan Lucas tadi.Wanita itu terlihat begitu akrab dan berbicara apa adanya selama makan malam berlangsung.Julia merasakan kalau wanita itu begitu di sukai oleh Ibu Lucas, dan selalu menanggapi obrolan wanita itu dengan tawa atau senyuman senang."Mama, aku sudah kenyang, tidak mau makan lagi, Ayo kita pulang Ma!" sahut Harry menyentuh lengan Julia dengan suara pelan agar tidak di dengar oleh yang lain.Julia melihat nasi Harry masih banyak di piringnya.Ternyata Harry juga sama dengan Julia, merasa canggung dan tidak nyaman dengan keluarga Ayahnya."Iya, Mama juga sudah kenyang!" sahut Julia dengan