Share

bab 9

Besoknya di kantor, Lucas menerima laporan hasil penyelidikan asistennya, Edward.

"Bagaimana?" tanyanya memandang Edward.

"Gadis yang anda maksudkan, pesanan Tuan Bosman dan salah masuk kamar, seharusnya masuk ke kamar nomor yang sama, tetapi di lantai tujuh, bukan di lantai sebelas!" kata Edward melaporkan dari penyelidikannya.

"Rekaman cctv yang ada di koridor kamar hotel, menampilkan kalau gadis itu di antar Tantenya sendiri, sepertinya dia di jual oleh Tantenya, karena masalah hutang dengan rentenir!" lanjut Edward lagi.

"Lalu, di mana dia sekarang?" tanya Lucas, pria itu tidak menyangka telah menodai seorang gadis yang sangat malang.

Sungguh miris! seorang Tante yang kejam, tega menjual keponakannya sendiri untuk melunasi hutangnya.

"Gadis itu melarikan diri!" jawab Edward.

Lucas spontan terkejut mendengar jawaban asistennya tersebut, ada perasaan tidak nyaman di dalam hati Lucas.

“Melarikan diri kemana?” tanya Lucas lagi, mencoba tenang.

Mau lari kemana dia, pasti akan ke temu juga! pikir Lucas.

"Sewaktu di selidiki, ternyata gadis itu melarikan diri setelah keluar dari kamar anda Tuan, dan tidak mengetahui kemana perginya, sepertinya dia melarikan diri karena takut di tindas dan di jual kembali dengan hidung belang oleh Tantenya!" jawab Edward.

Lucas menggenggam tangannya dengan erat, dia merasa sangat marah mendengar gadis malang itu di tindas oleh Tantenya sendiri.

"Cari dia sampai dapat, aku yang akan melindunginya, ada sesuatu yang harus ku katakan padanya!" sahut Lucas memberi perintah pada Edward.

"Baik Tuan!" Edward menganggukkan kepalanya dengan patuh, kemudian keluar dari ruang kantor Lucas.

Lucas diam di situ memikirkan, memikirkan Julia yang menangis belas belas kasihan.

Lucas sudah membuat keputusan, akan bertanggung jawab dengan apa yang dilakukannya, pada gadis yang belum di kenalnya tersebut.

Selama bekerja, Lucas tidak fokus dengan apa yang dikerjakannya, wajah gadis yang belum dikenalnya itu selalu terbayang di pikiran.

Pria itu sudah tidak sabaran ingin segera bertemu dengan gadis yang sudah membuat dirinya tidak tenang.

"Tuan, ini laporan mengenai proyek pengembangan Hotel dari Direktur Andi!" sahut seorang wanita cantik memasuki ruang kantor Lucas.

Wanita itu meletakkan berkas laporan tersebut ke atas meja kerja Lucas.

Lucas tidak menjawab kata wanita cantik itu, pria itu terlalu sibuk melihat berkas yang sedang di genggamnya dan sibuk dengan pikiran memikirkan gadis yang mulai mengusik hatinya yang belum di kenalnya.

"Tuan" suara lembut terdengar dekat di dekatnya, dan membuat Lucas tersadar dari lamunannya.

Pria itu menoleh ke sana, dan melihat Sekretarisnya sudah berdiri begitu dekat di dekatnya.

"Kenapa kamu ada di sini?" tanya Lucas dengan nada dingin.

“Anda terlihat seperti melamun sambil bekerja, sehingga apa yang saya katakan tidak anda dengar, jadi saya ingin membantu Anda untuk meringankan beban anda” ucap Sekretaris Lucas tersebut sambil tersenyum manis.

"Tidak perlu!" ujar Lucas datar, lalu kembali fokus dengan apa yang diperiksanya tadi.

Tangan wanita itu perlahan memegang ke dua bahu lebar Lucas, dia mencoba untuk memijat Lucas.

Tubuh Lucas sontak merinding merasakan tangan Sekretarisnya itu menyentuh bahunya.

"Apa yang kamu lakukan?!" sentak Lucas marah.

Pria itu berdiri dari kursinya, wajahnya terlihat marah memandang Sekretarisnya itu.

"Saya hanya bermaksud ingin membantu Anda merasa rileks Tuan, Anda terlihat begitu tegang!"

"Keluar!" hardik Lucas tajam.

Wajah Sekretarisnya langsung memerah saat melakukan tindakan Lucas dengan kasar.

"Permisi Tuan" sahut wanita cantik itu dengan pelan, wajahnya terlihat kurus karena di usir Bos nya tersebut.

"Lain kali jangan lancang, kamu tidak sopan pada atasanmu!" sahut Lucas pada Sekretarisnya itu dengan tajam sebelum keluar dari ruang kantornya.

Wanita cantik itu hanya bisa menghela nafas panjang, dia sudah lama menyukai Bosnya itu, tapi sangat sulit sekali untuk menyenangkan hati pria itu.

Lucas mengibaskan bahunya yang di sentuh Sekretarisnya itu, dia merasa kesal karena merasa tidak menghormati sebagai atasan.

Dia seorang CEO yang mampu membuat satu perusahaan tutup dalam hitungan detik, dan membenci seseorang yang berusaha menjilatnya untuk menarik perhatiannya.

Sungguh lancang mencoba menyentuh tubuh berharganya tanpa izin, mau mati ya! bisik hati Lucas emosi.

Pria itu pun kembali melanjutkan pekerjaannya.

Sore harinya, Edward kembali melaporkan hasil penyelidikannya.

Dan hasilnya tidak membuat Lucas senang, malah membuat pria itu bertambah tidak tenang.

Edward tidak menemukan gadis yang membuat perasaan Lucas jadi terikat pada gadis itu.

Bahkan jejak gadis itu pun tidak dapat ditemukan.

Lucas ingat, dia telah memberikan gadis itu selembar cek.

Sudah pasti, kalau gadis itu menggunakan uang yang diberikan Lucas untuk melarikan diri.

Lucas menyesal kenapa memberikan gadis itu cek, seharusnya waktu itu dia menahan gadis itu agar tetap bersamanya.

"Cari terus sampai ketemu, usahakan beberapa orang mencarinya ke berbagai kota, memangnya dia bisa pergi ke mana? Dia hanya memiliki Tantenya saja sebagai keluarganya, pasti tidak sulit untuk menjelajah!" sahut Lucas panik.

"Baik Tuan!" jawab Edward, lalu pergi untuk mengerjakan apa yang di katakan Lucas.

Lucas menyandarkan punggung ke sandaran kursinya, memejamkan mata untuk menenangkan perasaannya yang sangat tegang.

Ada semacam rasa khawatir kalau tidak dapat menemukan gadis yang sudah membuat perasaannya tidak tenang.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Talita Azaliya
sangat menarik
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status