Julie menahan rasa sakit yang menggigit pada daerah sensitifnya, dia dengan sekuat tenaga menahan rasa sakit itu, saat pria tersebut menerobos selaput darahnya.
Julie sudah pasrah, dia diam saja tidak bergerak, membiarkan lelaki itu menuntaskan hasratnya.Pria itu merasa tidak senang melihat wajah datar Julie , yang tidak menikmati apa yang dilakukannya pada gadis itu.Sementara dia sendiri sudah mau gila rasanya, ini sangat menyenangkan, dan dia tidak bisa menghentikan dirinya, ingin lebih lagi merasakan tubuh Julie .Gadis itu tampak tidak menikmati apa yang dilakukannya, tubuh gadis itu diam saja tidak merespon goyangan pingulnya memasuki tubuh gadis itu.Wajah datarnya terlihat begitu dingin, tidak perduli kalau dirinya sudah tidak perawan lagi.Pria itu semakin kesal, dan dengan kalap melakukan gerakan cepat, merasa sudah ingin meledak.Tubuh Julie membuat tubuh pria itu sangat menyukai tubuh Julie .Julie tetap tidak merespon gerakan pinggul pria itu, yang membuat daerah sensitifnya terasa sangat sakit dan ngilu.Air mata Julie kembali mengalir dari sudut matanya, gadis itu menangis dalam diam.Menikmati penderitaannya tanpa mengeluarkan suara.Tubuhnya bergoyang-goyang, membiarkan pria itu menuntaskan hasratnya sampai puas.Dan, Julie merasakan sesuatu memasuki rahimnya, lelaki itu mengejang dengan suara mendesah puas.Lalu tubuh besar itu ambruk di samping tubuh Julie , nafasnya terdengar memburu.Beberapa menit pria itu berbaring di samping tubuh Julie .Sementara Julie masih dengan posisinya terlentang, merapatkan sedikit kakinya yang tadi melebar.Air matanya masih terus mengalir tanpa mengeluarkan suara, wajahnya terlihat datar, dengan mata yang hanya memandang satu objek saja.Perlahan matanya ditutupnya untuk menahan rasa sakit hatinya, hidupnya sudah hancur, tidak ada lagi sesuatu yang dapat di banggakannya pada dirinya.Tidak lama kemudian pria itu bangkit dari berbaringnya, dan turun dari tempat tidur dengan tubuh polos.Pria itu mengambil sesuatu dari saku celananya, lalu menuliskan sesuatu pada benda yang di ambilnya tersebut.Kemudian melemparkan secarik kertas ke atas nakas."Ini empat miliar untuk layanan mu, pergilah! dan aku tidak ingin melihatmu lagi setelah keluar dari kamar ini!" sahut lelaki itu dengan dingin.Pria itu bergegas pergi ke kamar mandi, dia ingin membersihkan dirinya lagi.Dengan air mata yang masih terus mengalir, perlahan Julie bangkit dari tempat tidur.Daerah selangkangannya terasa begitu sakit, Julie meringis dalam diam.Mengepalkan tangannya dengan erat menahan rasa sakit yang menggigit saat dia melangkah.Julie melihat selembar kertas yang dilemparkan pria itu ke atas nakas, hatinya yang sakit semakin sakit melihat cek yang di berikan pria itu.Dia seperti gadis murahan di perlakukan pria itu, yang di hargai dengan uang.Julie mengeratkan selimut yang menutupi tubuh polosnya, dia harus meninggalkan kamar itu, sebelum pria tadi keluar dari kamar mandi.Julie tidak mengambil cek yang di letakkan pria itu di atas nakas, gadis itu bergegas menuju pintu kamar.Walau selangkannya terasa sakit saat melangkah, dia harus menahannya, dia harus secepatnya pergi.Julie menarik gagang pintu, sama seperti tadi tidak bisa di buka.Julie mencoba untuk mempelajari sebentar cara membuka pintu tersebut.Julie memutar gagang pintu, lalu kemudian mendorongnya keluar.Julie melangkah keluar kamar, tapi mendadak kakinya berhenti.Gadis itu tampak berpikir sebentar, setelah dia keluar dari hotel ini, dia berencana tidak akan kembali lagi ke rumah Tantenya.Dia ingin melarikan diri dari kota ini, tapi dia tidak mempunyai uang sedikitpun.Kepala Julie berputar melihat kamar, memandang cek yang di berikan pria itu di atas nakas.Baiklah! pikir Julie .Dia akan menggunakan uang itu untuk melarikan diri.Dengan menahan sakit, Julie bergegas mengambil cek yang di berikan pria itu.Setelah itu Julie pun pergi meninggalkan kamar hotel tersebut, hanya dengan berbalut selimut saja.Lucas keluar dari kamar mandi setelah selesai membersihkan kembali tubuhnya.Dia melihat kamar kosong, gadis tadi yang membuat tubuhnya bereaksi berlebihan tidak terlihat lagi.Lucas melihat di atas nakas tidak menemukan lagi cek yang tadi dia berikan pada gadis itu."Cih! semua sama saja, dasar perempuan sok merasa tertindas dan tersakiti, ujung-ujungnya tetap saja senang kalau di beri uang!" gumam Lucas mencibir sinis.Pria itu naik ketempat tidur, malam ini tubuhnya terasa segar karena sudah menuntaskan hasratnya.Tiba-tiba dia tidak jadi menaikkan tubuhnya ke atas tempat tidur, matanya nanar menatap darah di atas sprei.Darah itu terlihat banyak membasahi sprei."Itu pasti sakit sekali!" gumamnya tanpa sadar, dan membayangkan wajah menahan sakit gadis itu tadi."Sial!" umpat Lucas merasa kesal, dia tersadar dengan gumaman nya sendiri mengingat wajah menangis tidak berdaya gadis di bawahnya tadi.Lucas mengangkat interkom di atas nakas, lalu menghubungi bagian pembersihan kamar hot
Kursi itu di tendang hingga terlempar membentur tembok, dan hancur jatuh ke lantai."Sialan! kalian menipuku ya, berjam-jam aku menunggu pesananku, tidak juga muncul-muncul! jangan mempermainkan aku, brengsek!" teriak lelaki berusia sekitar lima puluh tahunan itu menatap tiga orang wanita yang meringkuk ketakutan di ujung salah satu ruangan, di sebuah club malam."Saya sudah memastikannya masuk ke kamar yang sudah anda pesan Tuan, saya sendiri yang mengantarnya!" sahut salah satu dari tiga wanita itu."Jadi, kenapa begitu aku masuk ke kamar itu, tidak ada siapapun di sana! kamu jangan permainkan aku! kembalikan uangku!" teriak pria itu sembari mengulurkan telapak tangannya kepada wanita itu."Tuan, tenang...kami akan membawa gadis itu kepada anda, dia pasti melarikan diri saat anda belum masuk ke dalam kamar!" sahut wanita lainnya."Iya benar Tuan, kami pasti akan membawanya kepada anda, percayalah!" sahut wanita lainnya."Baik, aku tunggu sekarang, cepat! pergi bawa ke mari dia!" sah
Dalam satu hari perjalanan berganti tiga kali naik bus, Julia dan temannya Tina, akhirnya sampai di kota kecil yang mereka tuju.Kota itu tidak sebesar kota kelahiran mereka, walau kota itu kecil, setidaknya suasana kota terasa damai.Julia sudah mencairkan semua cek yang di berikan pria yang tidak berbelas kasihan itu, menyimpannya dalam sebuah tas dengan rapi.Dia akan menggunakan uang itu untuk kehidupan mereka di kota kecil itu, dan membeli rumah di dekat pinggiran kota saja.Julia akan memulai kehidupan barunya di kota itu bersama Tina, dan membuka usaha kecil-kecilan agar keuangan mereka tidak cepat habis.Karena hari sudah malam, mereka akan memginap untuk sementara di penginapan malam ini.Udara kota itu terasa sejuk, lalu lintasnya tidak semacet di kota asal mereka.Setelah mereka mendapat penginapan, mereka pun beristirahat dengan nyaman.Sementara itu di kota besar tempat kelahiran mereka, di sebuah Mansion mewah seorang pria turun dari mobilnya sambil menenteng sebuah tas
Seperti biasa di meja makan selalu saja berisik, karena Lisbeth menasehati Lucas putra satu-satunya, yang tidak senang kalau di kenalkan dengan seorang wanita.Yang selalu di cuekin Lucas, tanpa memberikan tanggapan dengan tawaran Ibunya tersebut."Nyonya, ada tamu!" sahut Agus kepala pelayan mereka."Siapa?" tanya Lisbeth heran."Nyonya Dina dengan putrinya!" sahut Agus."Oh, bagus! bertepatan sekali, suruh masuk ke ruang makan, biar ikut makan malam juga!" sahut Lisbeth."Baik Nyonya!"Dua orang wanita memasuki ruang makan.Dina adalah sepupu jauh Ibunya Lucas, selalu datang dengan putrinya berkunjung.Tentu saja dengan niat tertentu, ingin mendekatkan putrinya dengan Lucas.Ke dua tamu itu tampak tersenyum lebar saat memasuki ruang makan."Aduh, sepupuku...sepertinya kami datang tidak pada waktunya ya!" sahut Dina dengan nada suara yang merasa bersalah."Tidak apa-apa, mari sini duduk, kebetulan kamu datang pas makan malam, Ayo mari bergabung makan!" sahut Lisbeth."Wah, sepertinya
Lucas duduk diam di depan kemudi, menatap ke depan tanpa berkedip.Kemudian dia mengedipkan matanya, lalu tangannya meraih ponselnya.Menekan tanda cepat pada nomor ponselnya."Selidiki siapa gadis yang masuk ke kamarku saat menginap di hotel kemarin, jangan ada yang terlewat sedikitpun!"Setelah selesai bicara, Lucas mematikan ponselnya.Kemudian membawa mobilnya keluar dari klub parkiran malam tersebut.Tidak berapa lama mobil itu perlahan memasuki kompleks villa mewah, dan berhenti di depan villa yang cukup mewah dan elite.Mobil itu kemudian memasuki pelataran halaman villa tersebut, dan langsung masuk ke garasi yang terpisah dari villa.Villa mewah tersebut adalah milik pribadi Lucas, dia tidak begitu sering datang ke sana.Kalau perlu ketenangan, barulah dia akan menginap di villa tersebut beberapa hari, baru kemudian kembali ke Mansion.Sejak Ayahnya menderita penyakit jantung, Lucas yang mengambil alih perusahaan Ayahnya.Saat usia Lucas baru dua puluh satu tahun, dengan usaha
Besoknya di kantor, Lucas menerima laporan hasil penyelidikan asistennya, Edward."Bagaimana?" tanyanya memandang Edward."Gadis yang anda maksudkan, pesanan Tuan Bosman dan salah masuk kamar, seharusnya masuk ke kamar nomor yang sama, tetapi di lantai tujuh, bukan di lantai sebelas!" kata Edward melaporkan dari penyelidikannya."Rekaman cctv yang ada di koridor kamar hotel, menampilkan kalau gadis itu di antar Tantenya sendiri, sepertinya dia di jual oleh Tantenya, karena masalah hutang dengan rentenir!" lanjut Edward lagi."Lalu, di mana dia sekarang?" tanya Lucas, pria itu tidak menyangka telah menodai seorang gadis yang sangat malang.Sungguh miris! seorang Tante yang kejam, tega menjual keponakannya sendiri untuk melunasi hutangnya."Gadis itu melarikan diri!" jawab Edward.Lucas spontan terkejut mendengar jawaban asistennya tersebut, ada perasaan tidak nyaman di dalam hati Lucas.“Melarikan diri kemana?” tanya Lucas lagi, mencoba tenang.Mau lari kemana dia, pasti akan ke temu j
Lima tahun kemudian.Bandara terlihat seperti biasanya, selalu sibuk dan ramai oleh para penumpang pesawat yang akan berangkat dan yang baru saja turun dari pesawat.Seorang wanita cantik dengan rambut panjang terlihat begitu anggun, baru saja turun dari pesawat, berjalan dengan anggun memegang tangan seorang anak laki-laki tampan berumur empat tahun.Mereka berdua berjalan keluar dari bandara."Katanya tante Tina mau jemput kita Ma, kenapa tidak kelihatan, di mana dia!" sahut anak lelaki itu kepada wanita cantik itu."Mungkin macet di jalan nak, sabarlah, kita tunggu sebentar!" jawab wanita cantik itu.Jemari kecil anak lelaki itu mencengkeram erat jemari Ibunya.Banyak pasang mata melihat mereka."Aduhh, anak lelaki itu imut sekali, aku pengen cubit pipinya!""Mama anak itu cantik sekali, mereka sungguh pasangan Anak dan Ibu yang sangat cocok sekali!""Pasti suami wanita itu sangat tampan, lihat putra nya saja tampan, pasti Ayahnya juga tampan!"Terdengar bisikan-bisikan memandang p
Mobil mewah itu tidak lama memasuki kompleks villa mewah, dan perlahan memasuki halaman salah satu villa yang cukup mewah dan terlihat besar untuk ukuran sebuah villa di kompleks tersebut.Mobil berhenti tidak jauh dari pintu utama villa.Julia memeluk putranya dengan erat, dia mawas diri.Pintu mobil di buka oleh pria yang mempersilakan mereka naik mobil tadi, membuka pintu mobil lebar-lebar."Silahkan Nyonya, anda dan muda tuan sudah sampai di rumah!" sahutnya sambil merentangkan tangannya ke arah pintu villa, mempersilahkan Julia untuk turun dari mobil dengan sopan."Ini bukan rumah ku, kalian penculikan! kembalikan kami lagi ke bandara!" sahut Julia sambil memeluk erat."Kalian peluncuran! tidak mendengar Mamaku katakan! kembalikan kami ke bandara lagi!" terak mahluk imut dalam pelukan Julia."Maaf tuan muda, ini rumah anda mulai sekarang, sebentar lagi Papa anda akan pulang, silahkan turun tuan, istirahat lah sebentar bersama Nyonya, anda berdua pasti lelah, kamar sudah di siapka