Home / Rumah Tangga / Terjerat Gairah Pembantu Cantik / [S2] Anak Mama Sudah Besar

Share

[S2] Anak Mama Sudah Besar

last update Last Updated: 2025-03-26 13:15:27

Setelah mobil Jean berhenti di depan rumah, Nilam melepas seatbelt dan menghela napas. Hari ini benar-benar melelahkan, tapi juga menyenangkan.

"Kamu gak mau mampir dulu?" tanya Nilam saat Jean membukakan pintu mobil untuknya.

Jean tersenyum kecil. "Aku ikut masuk sebentar, tapi gak lama, ya. Aku harus pulang cepet, kasian Qila nungguin."

Nilam mengangguk. Lalu mereka berjalan berdampingan menuju pintu rumah. Begitu masuk, mereka langsung disambut oleh Bu Mala yang sedang duduk santai di ruang tengah dengan secangkir teh di tangannya.

"Oh, kalian sudah pulang," kata Bu Mala sambil tersenyum. Matanya bergantian menatap Nilam dan Jean dengan penuh arti.

"Udah, Ma," jawab Nilam sambil berjalan ke arah sang Mama. "Hari ini capek banget." Dengan manjanya, Nilam langsung menjatuhkan kepalanya di bahu Bu Mala.

Sementara Jean mengikuti Nilam dan duduk berseberangan dengan mereka.

"Capek kenapa?" tanya Bu Mala penasaran.

"Pulang kantor tadi kita langsung fitting baju pengantin Ma. A
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Karminah Bae
lanjut dong kak, nnti q kasih hadiah ya
goodnovel comment avatar
Karminah Bae
lama bngt Thor blom ada kelanjutannya, yg smngat donk biar nnti q kasih hadiahnya juga smngt
goodnovel comment avatar
Tri Astuti Cahyani
lanjut lagi. yukkk udah gak sabar
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Cocok Ama Pak Dokter

    "Om tadi kayaknya suka sama Mama deh."Elisha nyaris tersedak ludah sendiri saat mendengar kalimat polos namun menohok dari mulut Qila.“A-apa?!” Elisha membelalak, hampir tersedak. “Kamu ngomong apa barusan?”Qila hanya nyengir santai. “Aku bilang… Om dokter tadi kayaknya suka sama Mama.”Elisha langsung menggeleng kuat-kuat, pipinya memerah. “Qila! Jangan ngomong aneh-aneh. Dari mana kamu bisa mikir begitu? Kamu kan masih kecil.”“Ya dari cara dia liat Mama tadi. Kan keliatan banget. Beda. Kayak… hmm, Papa kalau liat Mama Nilam,” jelas Qila polos.Elisha terdiam sejenak, mencoba mengatur napas. “Qila… Om Dion itu cuma teman Mama. Teman lama. Udah gitu aja. Lagian dia dokter.”“Dokter kan keren Ma!"Elisha memutar bola matanya. “Ya Tuhan, anak ini... Udah ya jangan aneh-aneh!"Qila tertawa puas. Ia tahu komentarnya berhasil membuat Mamanya salah tingkah.Namun belum sempat Elisha membalas, langkah kaki terdengar mendekat.“Elisha! Emm... Qila..."Suara lembut yang familiar membuat El

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Bertemu Lagi

    Nilam sudah menunggu di lobby saat ia melihat Elisha keluar dari kursi kemudi sambil tersenyum lebar, dan dari pintu sebelah, muncul sosok remaja perempuan dengan ransel di punggungnya.“Qila?” gumam Nilam, terkejut.Begitu gerbang dibuka, Qila langsung berlari kecil masuk dan memeluk Nilam erat. “Mama Nilam! Surprise!”Nilam tertawa kecil, meski harus menahan nyeri di perutnya. “Ya ampun, kamu beneran bolos? Kirain tadi cuma bercanda?”“Cuma hari ini kok aja kok, Ma,” jawab Qila santai. “Aku udah bilang ke sekolah, katanya bisa diganti tugas. Aku pokoknya mau ikut nemenin Mama hari ini. Titik.”Elisha yang menyusul dari belakang cuma geleng-geleng sambil tersenyum pasrah. “Jangan salahin aku ya, dia yang maksa ikut. Katanya kamu butuh di semangatin.”Nilam mengangguk, matanya menghangat. “Makasih, kalian berdua.”Tak lama kemudian, Elisha membantu Nilam masuk ke dalam mobil. Walaupun sudah bisa jalan, Nilam masih belum boleh banyak bergerak. Makanya dia masih harus memakai kursi roda

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   Hidup Tenang

    Setelah mengantar Bu Sinta pulang bersama petugas rumah tahanan, Jean menyetir sendirian di bawah langit yang masih kelabu. Hujan belum turun, tapi awan menggantung seperti menunggu waktu. Perjalanan ke rumah mertuanya ia tempuh dalam diam. Pikiran masih berat, tapi setidaknya, satu babak kelam dalam hidupnya dan Nilam sudah benar-benar selesai hari ini.Mobil berhenti di depan rumah bergaya modern milik Bu Mala. Jean segera turun dan mengetuk pelan pintu depan. Tak lama, pintu dibuka.“Jean...” Bu Mala langsung menyambutnya. Raut wajahnya cemas. “Gimana, Nak? Gimana di sana?”Di belakangnya, Nilam sudah duduk di sofa ruang tamu, menatap ke arah suaminya dengan sorot mata tak sabar.Jean masuk, melepas jaket dan duduk di samping Nilam. Tangannya menggenggam jemari istrinya, lalu mengangguk pelan ke arah ibu mertuanya.“Benar, Ma. Dikta... bunuh diri. Gantung diri di selnya tadi pagi.”Suasana di dalam rumah langsung hening. Bu Mala menutup mulutnya dengan tangan, terkejut, sementara N

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Ada Apa Dengan Dikta?

    "Kenapa kak? Ada apa sama Dikta?"Jean memasang ekspresi serius sebelum menjawab, “Dia… bunuh diri, Nilam.”Ruangan itu langsung terasa sunyi. Waktu seolah berhenti. Cangkir di tangan Nilam nyaris terlepas, namun Jean dengan cepat menangkapnya dan meletakkannya ke meja. Mata Nilam membelalak, tubuhnya menegang.“A-a… apa?” bisiknya nyaris tak terdengar.Jean mengangguk pelan, masih dengan sorot mata berat. “Dikta… ditemukan tewas gantung diri di selnya tadi pagi."Nilam masih tak bisa berkata-kata. Pikirannya kosong, tubuhnya bergetar halus. Seberapa pun besarnya luka yang pernah ditorehkan Dikta di hidupnya, kabar kematian—apalagi dengan cara seperti itu—tetaplah mengejutkan dan mengguncang.Jean jongkok di hadapan istrinya, menggenggam tangannya. “Aku harus ke rumah tahanan, pastiin semuanya. Aku harus lihat langsung jasadnya, Nilam. Aku gak bisa duduk manis nunggu kabar.”“Aku mau ikut," Suara Nilam pelan, tapi tegas.Jean buru-buru menggeleng. “Gak usah, Sayang. Kamu kan juga baru

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Berduaan

    "Jujur, ini jauh lebih baik daripada harus kehilangan kamu," ucap Jean dengan wajah sendunya.Mendengar ucapan lirih Jean, Nilam hanya terdiam sejenak. Ia menatap wajah suaminya yang redup diterangi cahaya lampu tidur. Sorot matanya penuh cinta, namun juga menyimpan luka yang dalam—luka karena takut kehilangan.“Aku gak akan ke mana-mana, Kak Jean…” bisik Nilam, mengeratkan genggaman tangannya di dada Jean. “Aku masih di sini. Dan aku akan terus ada buat nemenin kamu."Jean memejamkan mata sesaat. Nafasnya berat, seakan menahan gejolak yang dari tadi ia pendam.“Tapi waktu itu…” suaranya bergetar, “…waktu aku sampai di lokasi kecelakaan, dan ngeliat kamu…”Ia berhenti sejenak. Tangannya menggenggam erat bahu Nilam. “Aku masih inget jelas… tubuh kamu himpit badan mobil yang terbalik, kamu gak gerak, darah di mana-mana. Aku… aku bener-bener ngerasa bakal kehilangan kamu. Aku takut sekali waktu itu.”Nilam menatap Jean dengan mata berkaca. “Kak…”“Rasanya kayak… semua di hidup aku hancur

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Treatment Khusus

    Satu bulan kemudian...Hari itu, langit cerah, angin bertiup lembut dari timur. Mobil hitam milik Jean berhenti di depan sebuah gedung apartemen bertingkat. Di dalamnya, Nilam duduk tenang di kursi depan, ia mengenakan sweater abu lembut dan celana santai. Wajahnya tampak jauh lebih segar daripada sebulan lalu, meski tubuhnya masih lemah dan harus terus dalam pengawasan medis.Jean turun lebih dulu, mengambil kursi roda di bagasi lalu dengan hati-hati membantu mengeluarkan Nilam dan mendorong kursi rodanya perlahan.Setelah lift membawa mereka ke lantai atas, Jean membuka pintu apartemen yang kini menjadi rumah baru mereka sejak pernikahan. Ruangan itu terang, hangat, dan harum. Aroma bunga lavender menguar dari diffuser di sudut ruang. Beberapa tanaman hias menghiasi rak dan ambang jendela. Semuanya terlihat bersih dan rapi.“Selamat datang di rumah,” bisik Jean di telinga Nilam saat mendorongnya masuk.Nilam mengedarkan pandangan, lalu menghela napas lega. “Aku rindu tempat ini…”“D

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status