Home / Rumah Tangga / Terjerat Gairah Pembantu Cantik / [S2] Nanti Mama Yang Jemput

Share

[S2] Nanti Mama Yang Jemput

last update Last Updated: 2025-06-13 20:13:30

"Qila, nanti Mama Nilam yang jemput kamu pulang sekolah ya. Nanti kamu gak boleh ke mana-mana sebelum Mama Nilam dateng."

Qila hampir lupa, sudah berapa kali Papanya berpesan seperti itu padanya. Dari mulai di rumah Bu Mala sampai di perjalanan menuju sekolah, Jean gak berhenti memperingatkan putrinya.

"Iya Pa. Qila tau kok." Qila mendesah panjang. "Papa udah bilang gitu puluhan kali."

Nilam yang duduk di sebelah Jean langsung terkekeh. "Bener sayang. Kamu ngomong gitu udah hampir 10 kali dalam satu jam."

Jean mendesah panjang. "Namanya juga khawatir."

"Ya gak usah lebay gitu dong, Sayang. Kan Qila juga udah paham, ya kan Qila?"

Bocah 10 tahun itu mengangguk. "Hem."

Haaa... Jean hanya bisa menghela nafas panjang. Dia gak bisa berkutik kalau sudah menyangkut dua wanita ini.

"Ya udah, hati-hati ya di sekolah. Jangan nakal! Terus nurut apa kata Bu Guru!" pesan Jean sebelum membuka kunci mobilnya.

Qila mengangguk. "Siap Papa."

Setelah pamit, barulah Qila turun dari mobil. Begitu yakin jik
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Richardus Widodo
firasat? mau ada kesesakan apa lagi?
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Dikta VS Nilam

    "Om jahat! Om kejam! Qila bakal aduin Om ke Pa—" Dug! Dikta membenturkan kepala Qila ke kaca mobil. Cukup keras hingga darah merembes keluar dari kepala bocah malang tersebut. Qila pingsan. Namun bukannya panik, Dikta malah Sibuk mengatur nafasnya dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Ia mendekatkan jari telunjuknya ke lubang hidung Qila. Memastikan apakah anak itu masih bernafas atau tidak. Dia sedikit lega saat tau jika bocah itu masih hidup walaupun nafasnya terdengar pelan. "Paling gak, dia diem sampai aku tiba di lokasi." Setelah berkata begitu, Dikta kembali bersiap untuk melanjukan kendaraannya. Tapi baru saja ia menghidupkan mobilnya, tiba-tiba kendaraannya di tabrak dari belakang hingga mobil itu maju beberapa meter ke depan. Dikta meninju pahanya sendiri dengan geram. Ia turun dari mobilnya untuk mengecek siapa pelaku yang berani menabraknya. "Oi brengsek! Turun kamu!" titahnya dengan nada marah-marah. Dia siap melampiaskan segala emosinya, pada siapapun yan

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Mau Ikut Om Tidak?

    "Qila? Gimana?" "Ya deh, Om. Qila pulang bareng Om Dikta aja. Lagian Mama juga lama banget. Qila sampek pegel nungguinnya." Dikta menyeringai puas. Akhirnya dia berhasil membujuk Qila untuk pulang bersama dengan dirinya. "Ya udah, ayo masuk sini!" Begitu pintu mobil di buka, tanpa banyak basa-basi, Qila pun langsung masuk ke dalam sana. Ia duduk di sebelah Dikta tanpa melupakan sabuk pengaman. "Kamu jangan takut sama Om." *** "Ck!" Nilam berdecak kesal. Sudah tidak terhitung berapa kali ia memukul roda kemudi siang ini. Bagaimana tidak jengkel kalau disaat genting begini, dia malah harus terjebak macet. "Aku harus ngebut nih. Takut Qila nunggu lama." Itulah yang Nilam katakan sambil memacu kendaraannya dengan kecepatan di atas rata-rata. Padahal dia sudah jemput Qila lebih awal, tapi bisa-bisanya dia malah terjebak macet seperti barusan. "Moga aja Qila gak marah gara-gara aku kelamaan." Perempuan 23 tahun itu mengendarai mobilnya dengan sedikit ngebut. Dia khawatir Qil

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Firasat?

    "Ada apa, Sayang?" tanya Nilam pelan. Ia bisa merasakan pelukan suaminya sedikit lebih lama, sedikit lebih berat. Jean terdiam sejenak, tampak menimbang kata-kata yang tepat. “Gak tahu. Aku ngerasa aneh aja.” “Kenapa?” Nilam sedikit menjauh, menatap wajah Jean. “Kamu mimpi buruk tadi malam?” “Enggak juga. Cuma… aku ngerasa gak enak ninggalin kamu hari ini.” Nilam tertawa kecil. “Aku kan cuma jemput Qila. Lagian sekolahnya deket banget dari sini.” “Aku tahu, tapi tetep aja. Kamu tadi manja banget. Gak biasanya kamu nempel kayak gitu.” Nilam mengangkat bahu. “Lagi pengen aja. Mungkin efek hormon lagi naik-turun. Hehe.” Jean menatap istrinya dalam-dalam. Ia mencoba tersenyum, tapi ada bayangan khawatir di matanya. “Kamu yakin gak apa-apa, Sayang?” Nilam mengangguk. “Yakin dong. Jangan lebay kayak waktu anter Qila tadi pagi. Cukup satu perempuan yang kamu proteksi kayak bunker. Gak usah dua-duanya.” Jean terkekeh lemah, lalu memeluk Nilam sekali lagi. Kali ini lebih lembut, seper

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Nanti Mama Yang Jemput

    "Qila, nanti Mama Nilam yang jemput kamu pulang sekolah ya. Nanti kamu gak boleh ke mana-mana sebelum Mama Nilam dateng."Qila hampir lupa, sudah berapa kali Papanya berpesan seperti itu padanya. Dari mulai di rumah Bu Mala sampai di perjalanan menuju sekolah, Jean gak berhenti memperingatkan putrinya."Iya Pa. Qila tau kok." Qila mendesah panjang. "Papa udah bilang gitu puluhan kali."Nilam yang duduk di sebelah Jean langsung terkekeh. "Bener sayang. Kamu ngomong gitu udah hampir 10 kali dalam satu jam."Jean mendesah panjang. "Namanya juga khawatir.""Ya gak usah lebay gitu dong, Sayang. Kan Qila juga udah paham, ya kan Qila?"Bocah 10 tahun itu mengangguk. "Hem."Haaa... Jean hanya bisa menghela nafas panjang. Dia gak bisa berkutik kalau sudah menyangkut dua wanita ini."Ya udah, hati-hati ya di sekolah. Jangan nakal! Terus nurut apa kata Bu Guru!" pesan Jean sebelum membuka kunci mobilnya.Qila mengangguk. "Siap Papa."Setelah pamit, barulah Qila turun dari mobil. Begitu yakin jik

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Edisi Malam Jumat

    Dikta menepikan mobilnya di pinggir jalan. Sekarang adalah waktunya untuk menjemput cucu Pak Darma. Dia turun dari mobil dan mulai menyalakan rokoknya. Salah satu obat mujarab di untuk memghilangkan segala penat di kepalanya.Di saat sedang asik melamun, tiba-tiba saja pandangan matanya tertuju ke satu arah. "I- itu kan Qila?" Dikta sedikit menyipitkan kelopak matanya ketika melihat kerumunan anak-anak yang baru saja keluar dari gedung sekolah mereka. Dan salah satu yang menarik perhatiannya adalah Qila, anak kandung Elisha."Dia kenapa bisa ada di sini? Tempat ini kan cukup jauh dari rumah?" tanyanya dalam hati. Rasa penasaran perlahan menguasai benaknya. Sampai ia teringat dengan perkataan cucu Pak Darma soal program pertukaran pelajar."Apa jangan-jangan siswi yang sering diceritakan cucu Pak Darma itu, si Qila?" Dia masih berdiri di sana dan memperhatikan Qila dengan seksama."Aku penasaran siapa yang bakal datang buat jemput anak itu," gumamnya.Sekitar lima menit kemudian, seora

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Pusing Sedikit

    Jean masih menggenggam tangan Nilam ketika ia berkata pelan, “Tunggu, Sayang… aku mau bicara sebentar.”Nilam menoleh dengan alis sedikit terangkat. “Bicara apa?”Wajah Jean terlihat ragu sejenak. Tapi kemudian ia menoleh ke arah Bu Mala, seolah meminta izin secara halus.Bu Mala, yang mengerti isyarat itu, tersenyum kecil. “Mama ke dapur duluan ya. Sawi-sawi itu gak bisa panen sendiri,” katanya ringan sambil melangkah pergi, meninggalkan mereka berdua di ruang makan yang kini terasa lebih hening.Nilam menatap suaminya, masih dengan ekspresi bingung. “Ada apa sih?”Jean menarik napas. “Aku mau bicara ke kamu, kalau kita kayaknya harus nginap di sini dua atau tiga hari lagi?”Mata Nilam membulat sedikit. “Hah? Emangnya kenapa?”“Bukan apa-apa,” jawab Jean cepat. “Kebetulan aku ada meeting sama klien di Bandung lusa. Daripada kita bolak-balik dari rumah, mending sekalian di sini aja dulu.”Nilam terdiam sebentar, mencoba menelaah. “Emangnya klien yang mana?”“Yang proyek properti di Le

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status