Share

[S2] Temani Aku Minum

last update Last Updated: 2025-06-03 19:17:36

Mr. Yushi berdiri terlalu dekat sekarang. Nafasnya bisa terasa di udara di antara mereka. Nilam bersandar ke dinding, wajahnya tetap tenang, tapi tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya.

“Ke hotel,” ulang Yushi, senyumnya tipis, suaranya lebih rendah. “Kita bisa bicara lebih pribadi... mungkin sambil wine tasting sedikit. Lagipula, aku rasa kita sudah cukup akrab untuk—”

“Pak,” potong Nilam tiba-tiba. Nadanya tajam, tenang, tapi penuh peringatan. Ia menegakkan tubuhnya dan menatap langsung ke mata pria itu.

“Saya di sini untuk mewakili perusahaan. Jika Anda ingin membicarakan bisnis, saya dengan senang hati melanjutkannya di ruang rapat. Tapi kalau niat Anda berbeda, maka saya harap Anda bisa keluar dari ruangan ini sekarang.”

Sorot mata Mr. Yushi menyempit. “You’re overreacting, Mrs. Nilam. It was just a suggestion.”

Nilam tidak bergeming. “Ini bukan berlebihan tapi—"

"Kalau kamu tidak mengikuti keinginanku—" Mr Yushi menyudutkan Nilam ke dinding dan menyentuh dagunya. Memaksa istri
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Richardus Widodo
Gak usah marah dengan Nilam, dia tidak salah Jean!
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Itu kan...

    Suara gemericik air dan dentingan sendok yang menyentuh panci terdengar pelan di dapur kecil itu. Nilam berdiri di depan kompor, mengaduk bubur yang mulai mengental perlahan. Aroma kaldu ayam dan irisan jahe menguar lembut di udara—harusnya aroma ini bisa menenangkan… tapi pikirannya tetap berisik.Wajah Mr. Yushi kembali terbayang. Tatapan licik, sentuhan yang memaksa, dan ancaman yang menggantung di udara. Napas Nilam tercekat sesaat. Jemarinya mencengkeram gagang panci sedikit lebih keras.Ia menunduk, menatap bubur yang menggelegak pelan. “Dasar tua bangka brengsek," bisik Nilam setengah emosi. "Bisa-bisanya dia pakai cara licik begitu. Yah jelas lah Jean marah."Nilam teringat saat Mr Yushi menggerayanginya. Ia menggeleng cepat, mencoba menyingkirkan bayangan itu. "Untung aja Jean datang tepat waktu. Gak bisa bayangin apa yang terjadi kalau misal dia gak tiba tepat waktu. Lagian kenapa aku bisa ngefreeze kaya tadi sih?"Ia kembali mengaduk bubur perlahan, lalu mengecilkan api kom

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Kamu Lebih Penting

    "SAYANG!"Jean langsung berhenti berjalan. Tubuhnya menegang sejenak. Lalu perlahan ia menoleh ke arah Nilam.Mata istrinya berkaca-kaca. Bibirnya bergetar, seolah menahan tangis yang sudah dari tadi mendesak keluar.Saat sorot mata mereka bertemu, amarah Jean yang sebelumnya membara seketika mereda. Napasnya yang berat mulai melambat, terganti dengan rasa bersalah yang menyelubungi seluruh tubuhnya.“Nilam...” bisiknya pelan.Dengan dua langkah cepat, Jean menghampiri istrinya. Ia menarik Nilam ke dalam pelukannya, erat—seolah ingin melindunginya dari seluruh dunia. Tangan besar Jean membelai punggung Nilam, sementara wanita itu akhirnya membiarkan air matanya jatuh, membasahi dada suaminya.“Aku minta maaf...” suara Jean parau, menahan emosi yang hampir pecah. “Maaf karena sudah membuat kamu ada di situasi seperti tadi."Nilam hanya menggeleng di pelukannya. “Aku gak apa-apa kok. Tapi—"Jean mencium pelipis Nilam penuh lembut. Ia memejamkan mata sejenak, mencoba menenangkan detak ja

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Temani Aku Minum

    Mr. Yushi berdiri terlalu dekat sekarang. Nafasnya bisa terasa di udara di antara mereka. Nilam bersandar ke dinding, wajahnya tetap tenang, tapi tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya.“Ke hotel,” ulang Yushi, senyumnya tipis, suaranya lebih rendah. “Kita bisa bicara lebih pribadi... mungkin sambil wine tasting sedikit. Lagipula, aku rasa kita sudah cukup akrab untuk—”“Pak,” potong Nilam tiba-tiba. Nadanya tajam, tenang, tapi penuh peringatan. Ia menegakkan tubuhnya dan menatap langsung ke mata pria itu.“Saya di sini untuk mewakili perusahaan. Jika Anda ingin membicarakan bisnis, saya dengan senang hati melanjutkannya di ruang rapat. Tapi kalau niat Anda berbeda, maka saya harap Anda bisa keluar dari ruangan ini sekarang.”Sorot mata Mr. Yushi menyempit. “You’re overreacting, Mrs. Nilam. It was just a suggestion.”Nilam tidak bergeming. “Ini bukan berlebihan tapi—""Kalau kamu tidak mengikuti keinginanku—" Mr Yushi menyudutkan Nilam ke dinding dan menyentuh dagunya. Memaksa istri

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Di Kelilingi Pria-Pria Asing

    “Sayang…” panggil Jean pelan, suaranya agak parau.Nilam menoleh sambil membenarkan sanggulnya di cermin kecil dekat meja. “Hm?”“Kamu yakin mau gantiin aku?”Nilam tersenyum tenang. Ia menghampiri Jean, lalu duduk di sisi sofa dan menggenggam tangan suaminya. “Aku udah kerja bareng kamu cukup lama. Dan aku juga belajar dari kamu tiap hari. I got this.”Jean menatap istrinya dalam diam. Ia ingin mempercayai sepenuhnya, dan bagian dirinya memang percaya… Tapi rasa protektif sebagai suami dan pemimpin perusahaan membuatnya ragu melepaskan tanggung jawab sebesar itu begitu saja.“Aku tahu mereka bawel,” lanjut Nilam lembut, seolah bisa membaca isi hati Jean. “Dan aku juga tahu kamu biasanya paling bisa narik kepercayaan mereka dari sisi komunikasi. Tapi kali ini… kamu harus percaya aku bisa handle ini.”Jean akhirnya mengangguk pelan, menelan ludah yang terasa agak berat. “Kalau mereka mulai tanya-tanya soal timeline, kamu pakai pendekatan risk mitigation yang kita rancang minggu lalu. D

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Sakit Mendadak

    Gedung tempat Jean dan Nilam bekerja sudah mulai ramai. Pegawai lalu-lalang dengan dokumen di tangan, beberapa sibuk menyesap kopi sambil berdiskusi pelan. Suasana profesional namun hangat terasa di seluruh sudut ruangan.Seperti biasa, Nilam sibuk membuatkan suaminya secangkir kopi dan membawanya menuju ruangan direktur utama—ruangan milik suaminya. Rutinitas yang tidak pernah bisa ia lewatkan.Hari itu, Nilam mengenakan setelan pastel lembut, rambutnya disanggul rapi. Riasannya natural, membuat wajahnya terlihat segar dan elegan.Sesampainya di depan pintu, ia mengetuk pelan sebelum masuk. “Pak CEO” sapa Nilam sambil tersenyum, mencoba bersikap formal walau sudah hafal betul siapa yang ada di dalam.Jean duduk di balik meja kerjanya, tetapi tak seperti biasanya. Bahunya merosot sedikit, matanya agak sayu, dan cangkir kopi yang biasanya sudah tandas, kini terlihat masih sisa separuh.Nilam mengerutkan dahi. “Sayang?” tanyanya pelan, nada bicaranya tampak khawatir.Jean mengangkat kep

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Mandi Bareng

    Setelah Jean menurunkan Nilam di sofa, ia sempat duduk di sampingnya sambil melepas dasi dan membuka kancing atas kemejanya. Ia menoleh ke arah istrinya yang masih rebahan dengan mata terpejam, blazer dan sepatunya saja masih belum dilepas.Dengan sabar, Jean berlutut di depan Nilam. Tangannya perlahan membuka sepatu istrinya, satu persatu. Ia mengusap lembut punggung kakinya sebelum melepas stoking yang membungkus betis jenjang itu.Nilam membuka mata pelan dan menatap suaminya yang kini sibuk membantu merapikan bajunya. "Sayang? Gak usah repot-repot. Aku bisa lepas sendiri nanti,” gumamnya setengah sadar.Jean tersenyum, lalu melepaskan kancing blazer Nilam dengan hati-hati dan menggantungnya di sandaran kursi. “Tapi aku lebih suka direpotin sama kamu daripada gak ngapa-ngapain."Nilam tertawa kecil. "Bukannya apa, kalau kamu bantuin aku terus, yang ada aku malah makin manja.""Gunanya aku nikah sama kamu kan untuk itu. Manjain kamu."Perempuan itu memperhatikan suaminya yang begitu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status