Share

Sakit

last update Last Updated: 2024-11-14 19:02:11

"Nilam, lo beneran nggak apa?" Wajar temannya itu khawatir, apalagi wajah gadis itu sudah terlihat pucat.

"Apa sih? Lebay banget!"

Nilam menatap ke arah Elisha dengan pandangan yang sedikit memburam. Dia tidak mood menjawab ocehan wanita itu.

Nilam berjalan ke luar sambil mengeluarkan ponselnya, niatnya untuk menelfon supir supaya bisa menjemputnya. Dia benar-benar lemas sekarang gara-gara penyakitnya.

"Halo... Bisa jemput sekarang nggak Sur?"

"Gue di kantor nih. Baru keluar."

"Udah buruan jangan banyak nanya! Kepala gue pusing banget nih! Darah rendah gue kambuh kayaknya."

"Gue tungguin di pos satpam ya! Jangan lama-lama! Kalo lo kelamaan, gue aduin lo ke Mama! Awas aja!"

"Ugh..." Nilam menyandarkan kepalanya di dinding pos. Padahal satpam sudah menyuruhnya untuk menunggu di dalam, tapi dia malah menolak karena takut orang-orang ini berbuat macam-macam.

Catat! Ini kota besar, tidak ada yang bisa dipercaya bahkan pada orang terdekat kita.

"Nilam!"

Gadis itu tampak sumringah
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Happy Ending

    “Minum dulu, Mas Jean.” Jean menoleh. Elisha berdiri di sampingnya sambil menyodorkan gelas berisi jus jeruk dingin. Gaun putih yang ia kenakan menjuntai anggun, rambutnya masih tertata rapi meski wajahnya mulai terlihat lelah. Tapi senyumnya—senyum itu masih sama tulusnya seperti dulu. Jean mengambil gelas itu dan mengangguk singkat. “Makasih, Sha.” Elisha ikut menatap ke arah Qila dan Nilam di kejauhan. "Qila bahagia banget kayaknya." “Jelas dia bahagia,” jawab Jean pelan, menyesap minumannya. “Sebab, dia punya dua rumah yang penuh cinta sekarang.” Elisha mengangguk pelan. “Itu juga karena kamu.” Jean menoleh, sedikit heran. Elisha menarik napas sebelum melanjutkan, suaranya jujur dan tenang, “Meskipun dulu kita gak berhasil sebagai suami istri, kamu tetap ada buat aku. Gak semua orang bisa lakuin itu setelah berpisah. Bahkan setelah apa yang aku lakukan dulu.” Jean menatapnya sejenak, lalu mengalihkan pandangan kembali ke arah putrinya. Ia tersenyum kecil. “Kita pernah sama

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Hari Bahagia

    Di depan ballroom hotel yang elegan, lampu-lampu kristal berkilau menyambut setiap tamu yang datang. Karpet merah terbentang hingga ke dalam ruangan, sementara musik lembut mengalun dari arah panggung kecil tempat band memainkan lagu romantis. Aroma bunga segar menyebar di udara—kombinasi mawar putih dan lily yang tertata indah di setiap sudut ruangan.Jean memarkir mobil, lalu turun dan segera membuka pintu untuk Nilam. Ia menggandeng tangan istrinya dengan hati-hati, lalu menurunkan Qila dari jok belakang. Anak kecil itu langsung melompat kecil kegirangan begitu melihat pintu besar hotel yang terbuka lebar.“Waaah… rame ya, Pa!” seru Qila dengan mata berbinar.Jean mengangguk sambil tersenyum. “Iya, Sayang. Hari ini Mama kan nikah sama Om Dion.”Nilam melirik Jean pelan. “Aku masih gak percaya sih Mba Elisha akhirnya menikah. Dulu dia sempat cerita takut gak akan pernah nemu orang yang bisa terima masa lalunya.”Jean mengangguk. “Dan lihat dia sekarang. Berdiri di panggung sama oran

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Tidak Ada Yang Cocok

    Setahun kemudian…Di sebuah apartemen, suara gerutuan kecil terdengar dari kamar utama. Dan itu berasal dari si pemilik kamar. Siapa lagi kalau bukan Nilam.Wanita itu berdiri di depan cermin besar dengan ekspresi kesal. Lemari sudah setengah terbuka, isinya berantakan. Beberapa baju tergeletak di ranjang jelas ia sudah mencoba beberapa tapi tak ada yang cocok di matanya.“Kenapa semua baju kelihatan aneh sih di badan aku?” gerutunya pelan, menatap pantulan dirinya sendiri dengan frustasi. Tangannya memegang perutnya yang mulai membuncit—kehamilannya baru masuk bulan kelima, tapi Nilam merasa dirinya sudah seperti bola berjalan.Jean, yang dari tadi sibuk mengancingkan kemeja, akhirnya menoleh. Ia tersenyum kecil melihat istrinya yang gelisah sendiri. Tanpa banyak bicara, Jean berjalan pelan, memeluk Nilam dari belakang dengan kedua tangannya yang hangat.“Kenapa cemberut?” bisiknya di telinga Nilam.Nilam mendesah panjang, menyandarkan kepala ke dada Jean. “Baju aku gak ada yang coco

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Mencari Restu

    Begitu Dion membuka pintu, Elisha langsung mencium aroma khas rumah tua. Hangat… tapi asing. Ia nyaris menelan ludah ketika matanya menangkap sosok wanita paruh baya yang berdiri tegak di ambang ruang tamu. Usianya mungkin sekitar enam puluh, rambutnya disanggul rapi, dan sorot matanya… tajam. Tegas. Seperti semua desas-desus yang pernah Elisha dengar.“Selamat siang, Nek,” sapa Dion dengan nada ringan, seolah tak merasa terintimidasi sama sekali.“Hm,” jawab si Nenek, sekilas menatap cucunya lalu langsung mengarahkan pandangan dinginnya pada Elisha.Sejenak, Elisha terpaku.“Ini Elisha,” Dion memperkenalkan dengan santai. “Orang yang aku ceritain kemarin.”Nenek Dion tidak langsung bicara. Tatapannya menyapu Elisha dari atas sampai bawah, menilai tanpa kata. Elisha nyaris merasa ingin kabur dari rumah itu.“Masuk,” ucap si Nenek akhirnya, nada suaranya datar. “Ayo duduk!"Elisha otomatis mengikuti Dion melangkah masuk. Mereka duduk di sofa ruang tamu. Elisha berusaha menyembunyikan t

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Semakin Serius

    Dion menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan detak jantungnya sendiri.“Boleh aku jujur malam ini?”Elisha diam sejenak sebelum akhirnya mengangguk pelan.“Aku serius sama kamu, El.” Suara Dion terdengar tenang, tapi sorot matanya jelas. “Aku suka kamu. Udah lama. Sejak kita ketemu lagi di rumah sakit… perasaan itu makin jelas.”Elisha tertegun. Ia tidak langsung menjawab.Dion melanjutkan, nadanya pelan namun penuh keyakinan. “Aku gak minta jawaban sekarang. Tapi aku gak mau pura-pura lagi.”Elisha menggigit bibirnya. Lama. Tangannya mengepal di atas meja, napasnya terdengar berat.“Dion… aku…” suaranya nyaris berbisik. “Aku gak yakin.”“Gak yakin soal aku?” tanya Dion lembut.Elisha menggeleng cepat. “Bukan soal kamu. Kamu terlalu baik.”Dion mengernyit.“Aku yang merasa gak pantas.” Suara Elisha bergetar. “Aku ini mantan napi, seorang janda, punya anak. Masa laluku terlalu kelam. Gimana sama pendapat orang-orang? Jujur, aku merasa takut."“Kalau cuma karena masa lalu, kamu g

  • Terjerat Gairah Pembantu Cantik   [S2] Berawal Dari Kerja Sama

    Begitu sampai di sebuah kafe kecil dekat rumah sakit, Dion membukakan pintu untuk Elisha dengan sopan. Mereka memilih duduk di pojokan, sedikit terpisah dari pengunjung lain. Suasana cukup tenang, ditemani alunan musik jazz ringan yang membuat udara pagi terasa lebih santai.Elisha masih terlihat kaku. Sesekali ia mengusap telapak tangan ke celana jeans-nya sendiri, mencoba menyembunyikan kegugupan yang sebenarnya tidak perlu.Tak lama, setelah mereka memesan minuman, Dion langsung masuk ke topik tanpa basa-basi.“Aku ajak kamu ketemuan bukan buat ngobrolin masa lalu,” katanya sambil menatap Elisha langsung. “Bukan juga buat… urusan pribadi.”Elisha mengangguk cepat. “Iya. Aku paham kok.”Dion tersenyum tipis. “Tapi ada satu hal yang aku ingat soal kamu, El.”Elisha mengerutkan kening. “Apa?”“Kamu kan jago masak.”Elisha tertegun. “…hah?”“Aku masih inget tiap ada acara kecil di lapas, kamu yang paling sibuk di dapur. Kadang suka ngasih aku nasi goreng atau cemilan waktu aku keliling

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status