Share

Cinta Butuh Pengorbanan

"Ada apa kamu ke sini? Tumben," kata Zidan datar.

"Emangnya nggak boleh?" Alden balik bertanya.

"Bukannya nggak boleh, tumben aja gitu loh. Biasanya juga jarang. Gimana soal bisnis? Lancar?"

Alden manggut-manggut. "Lancar-lancar aja, gimana punya kamu?"

"Kamu lihat sendiri," sahut Zidan sambil memperlihatkan sekitar.

Alden tersenyum tipis, melihat kafe Zidan yang begitu ramai membuat dia bernapas lega. Alden tahu betul perjuangan Zidan ketika merintis usahanya dulu, dialah yang selalu mensupport pria itu, ketika Zidan mengeluh, dia juga yang menyemangati pria itu agar berusaha untuk sabar.

Dan sekarang, berkat buah kesabaran Zidan, usahanya akhirnya sukses.

"Aku senang melihatnya, akhirnya apa yang kamu impikan tercapai juga," gumam pria itu.

Zidan ikut tersenyum. Ini yang membuat dia tidak bisa marah pada Alden. Karena Alden lah yang membuatnya semangat membangun bisnis ini. Banyak sekali bantuan yang Alden berikan padanya, rasanya tidak etis jika tiba-tiba saja Zidan menghindarinya
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status