Share

Mau Menunggu?

"Nggak mau mampir dulu, Den?" tawar Zidan.

Setelah mengalami kejadian menegangkan, akhirnya Zidan membuka kembali obrolan itu, walau sebenarnya di dalam hatinya selalu dipenuhi dengan pertanyaan.

"Kayaknya langsung aja deh, Dan. Sibuk soalnya," ucap Alden beralasan.

"Kok gitu, ayo mampir dulu, sekali-kali juga, kan? Ya, ngopi-ngopi dulu lah buat lepas penat, kapan lagi kita kumpul," desak pria itu.

Alden menghela napas. Dalam lubuk hatinya, sejujurnya dia tidak mau mengganggu waktu mereka berdua. Selain karena takut mengganggu, dia juga harus mengamankan hatinya, kalau-kalau nanti tiba-tiba dadanya berdenyut nyeri.

Setelah berpikir panjang, akhirnya pria itu mengangguk lemah, sebagai tanda rasa menghargai temannya itu.

"Oke deh," ucapnya sambil turun dari mobil.

"Omong-omong kalian habis dari mana?" tanya Zidan penasaran.

"Dari mana katamu? Jelas aja dari restoran, kamu lupa kalau Rayna kerja di restoranku?" tanyanya pura-pura merajuk.

Bukannya menjawab, Zidan malah nyengir. "Aku kira
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status