Share

3. Mansion

Penulis: Nita Zuningsih
last update Terakhir Diperbarui: 2023-06-19 12:17:37

Sore hari Samuel pulang lalu menemani Kanaya untuk berjalan sore menggunakan kursi roda.

Wajah Samuel sangat tampan dengan brewok yang tipis tapi sesekali dia mencukurnya supaya nampak lebih muda.

Alessia datang membawa permintaan Kanaya yaitu susu coklat panas dengan roti rasa coklat.

Alessia tidak berani menatap Samuel dan tubuhnya begitu bergetar hebat.

"Kanaya, apa kamu kesusahan berkomunikasi dengan wanita bisu ini?" tanya Samuel.

Alessia hanya berdiri mematung di samping Kanaya.

"Sangat kesusahan, jika mengajaknya curhat malah seperti mendongengkannya. Dia hanya manggut-manggut saja," jawab Kanaya.

Samuel tersenyum kecil lalu berjongkok di depan Kanaya yang semakin hari semakin kurus saja.

"Aku akan membuatnya bisa bicara dengan terapi. Bagaimana? Semua ini untukmu supaya tidak kesulitan berkomunikasi dengan gadis bisu itu?" tanya Samuel pada Kanaya.

Kanaya sangat setuju alangkah baiknya memang Alessia harus diterapi supaya bisa berbicara dengannya dan tak harus menulis jika ingin menjawab pertanyaannya.

"Tapi rasanya aneh jika Mas Samuel peduli dengan orang lain, biasanya Mas Samuel sangat cuek. Mas Samuel tertarik dengan Alessia?"

"Gila ya kamu? Untuk apa aku tertarik dengan gadis bisu dan dekil itu?"

Alessia langsung melirik Samuel, ternyata memang benar ucapan pria itu hanya manis di depan saja dan pada akhirnya tetap menghina fisik seseorang yang tidak sempurna.

"Awas ya, Mas! Kamu gak boleh suka dengan Alessia!" ancam Kanaya.

Alessia menelan ludahnya, malahan mereka sudah melakukannya di belakang Kanaya.

Kanaya mencium bibir Samuel dengan mesra, dia sangat mempercayai suaminya.

"Cintaku hanya milikmu," ucap Samuel dan melanjutkan pagutannya pada Kanaya di depan Alessia.

Malam harinya, setelah Alessia mengelus kening Kanaya sampai terlelap. Dia keluar dari kamar dan tak sengaja bertemu dengan Samuel yang hendak masuk ke dalam kamar.

"Jam 1 pagi," lirih Samuel seolah mengingatkan Alessia.

Alessia hanya diam sembari berjalan menjauhi kamar. Dalam hatinya bergejolak mengatakan untuk kabur saja dan tidak memperdulikan ancaman yang ditekankan Samuel padanya.

Pasangan suami istri itu ternyata sama-sama gila, kenapa bibinya bisa betah di sini?

"Jangan mencoba untuk kabur!" teriak Samuel.

Alessia terhenti di tangga paling bawah, dia menoleh ke arah Samuel yang bersedekap di depan kamar.

Samuel turun dari tangga lalu menarik Alessia untuk keluar dari rumah.

Samuel mendorong Alessia masuk ke dalam mobil dan dia membawanya ke suatu tempat.

Jika berhubungan dengan Samuel, para pembantu akan tutup mulut dan tidak ingin ikut campur.

Samuel menyetir mobilnya sendiri di malam yang dingin ini, 2 jam kemudian mereka sampai di tengah hutan dengan kastil tua yang menyeramkan.

Alessia sangat ketakutan, Samuel menyuruhnya untuk turun dan mereka masuk ke dalam kastil itu.

Samuel menyalakan lampu utama dan terlihat banyak senjata api yang terpajang di tembok.

Samuel menarik tubuh Alessia untuk duduk di sebelahnya, dia mengusap rambut Alessia.

Air mata gadis itu terus menetes. Samuel rupanya seorang yang menyeramkan.

"Jangan takut! Ini gudang senjataku dan aku bisa mengambil salah satu pistol lalu menembakkan ke kepalamu jika kamu berniat untuk kabur," ucap Samuel.

Samuel tersenyum kecil tatkala melihat wajah imut Alessia yang sangat ketakutan.

"Kamu sekarang menjadi sugar babyku. Apapun yang kamu inginkan maka aku akan memenuhinya. Oh ya, besok kamu akan mulai terapi setiap malam hari bersama dokter kenalanku. Wanitaku harus sempurna, aku akan menyempurnakanmu," sambung Samuel sembari mencium bibir Alessia dengan beringas.

Tuhan, cabut nyawaku sekarang juga! Aku tidak mau menjadi wanita murahannya. Batin Alessia terus meneteskan air mata.

Samuel melepaskan ciumannya sembari menatap wajah Alessia yang sudah banjir dengan air matanya.

Bukannya kasian, Samuel malah tertantang untuk semakin memiliki Alessia.

"Kamu wanitaku tidak boleh menangis," ucap Samuel sambil mengelap air matanya.

Alessia tak berani menatap pria bule tersebut, dia sudah terkekang dengannya dan susah untuk kabur.

Andai saja dia tetap di desanya menjadi petani pasti tidak akan seperti ini.

Samuel mengangkat tubuh Alessia dengan gaya bridal style, dia membawanya ke lantai atas yang tertuju ke sebuah kamar.

Samuel membuka pintu dan menyalakan lampunya, dia membaringkan Alessia ke ranjang besar berwarna keemasan.

"Kenapa tegang? Bukannya kita sudah melakukannya?"

"Shit! Aku harus bisa membuatmu berbicara secepatnya. Menyusahkan sekali berbicara dengan orang bisu," umpat Samuel sangat kesal.

Samuel menciumi semua lekukan tubuh Alessia, wanita itu hanya bisa menahan kepedihan batinnya. Dia merasa wanita yang sangat kotor dan hina, dia tak pantas menjadi anak yang baik bagi keluarganya.

Tangan Alessia terus meremas punggung Samuel dengan kuat, dia ingin pria itu menyingkir dari tubuhnya.

Samuel memperhatikan wajah Alessia yang memelas, Samuel bukanlah orang yang setega itu. Benar saja, Samuel menyingkir dari tubuh Alessia.

"Ingin bicara apa kamu?" tanya Samuel.

Samuel memberikan kertas dan pulpen yang ada di dalam laci. Alessia menuliskan sesuatu untuknya.

Alessia: Lepaskan saya, Pak Samuel! Aku tidak mau menjadi seperti ini dan lagi pula kasian Nyonya Kanaya.

"Ketika kita berdua saja maka tidak boleh membicarakan wanita lain. Kanaya itu urusanku bukan urusanmu. Aku akan membuat semua bungkam jika hubungan kita terbongkar asalkan kamu tidak ada pemberontakan padaku," jelas Samuel.

Alessia: Saya masih kecil, saya gadis tidak tahu apa-apa.

Samuel tertawa, dia mengelus bibir Alessia yang ranum sembari mengecupnya perlahan.

Alessia semakin terpojok dan tidak bisa melawan.

"Ya benar, kamu srigala kecilku."

Samuel memeluknya dengan erat, Alessia membelalakan matanya tatkala merasakan gelayar yang aneh.

Sebelumnya dia tidak pernah mendapat pelukan seperti ini bahkan dari keluarganya yang lain.

Pelukan Samuel seolah pelukan yang tulus bahkan membuatnya begitu nyaman. Wajar saja selama ini Alessia tidak mendapat kehangatan dari keluarganya.

"Kamu tahu? Berat sekali rasanya menjalani kehidupan ini. Istriku sudah lama seperti itu dan jujur saja aku butuh penawar. Penawar itu adalah kamu."

Samuel melepas pelukannya lalu menangkup wajah Alessia yang sangat imut dengan lesung di pipi kirinya.

Wajah Alessia yang bule membuat Samuel langsung tertarik kepadanya.

"Malam ini kita tidur di sini. Jangan khawatir! Orang-orang di rumah tak akan mencari kita."

Samuel berbaring di samping Alessia, dia memeluk tubuh Alessia dengan erat.

Samuel tahu ini sangatlah salah tapi dia memang butuh penawar hati walau dengan cara yang salah.

Tak ingin egois, dia merindukan sentuhan wanita. Samuel bukanlah orang yang mudah untuk tertarik, baru kali ini dia tertarik dengan wanita setelah 8 tahun Kanaya lumpuh seperti itu.

Baru saja 10 menit terdengar dengkuran Samuel. Alessia menoleh wajah pria itu sudah tertidur. Sepertinya Samuel sangat lelah sekali. Ini kesempatan Alessia untuk kabur, dia harus kabur secepatnya sebelum Samuel bangun.

Dengan hati-hati Alessia memindahkan tangan Samuel yang melingkar di atas perutnya, setelah berhasil Alessia turun dari ranjang itu dengan hati-hati.

Alessia menahan nafasnya dan berjalan dengan pelan supaya tidak menimbulkan suara. Saat yakin Samuel sudah terlelap maka Alessia berlari tapi tiba-tiba suara Samuel menghentikan langkahnya.

"Silahkan jika mau keluar! Aku akan mengambil pistol lalu menembak kakimu,"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjerat Gairah Suami sang Nyonya   18. Gadis Unik

    Samuel masuk ke mobil lain lalu menuju ke mansion. Setelah sampai di mansion, Samuel mencari keberadaan Alessia yang ternyata sedang di kandang Coco. Alessia memberikan makanan berupa daging ayam yang sudah disiapkan oleh para penjaga."Alessia, bisa-bisanya kamu berlari meninggalkanku," ucap Samuel."Aku benci Samuel," jawab Alessia sambil memberikan daging pada Coco.Samuel mengelus kepala macannya, hanya Alessia yang mampu membuat Coco jinak. Biasanya Coco menyerang jika bertemu orang baru.Alessia mengelap tangannya pada kain setelah memberi makan. Tangannya melambai pada Coco lalu keluar dari kandangnya."Kamu belum menjawab lamaranku tadi," ucap Samuel."Aku belum menerimamu. Lamaran macam apa itu? Aku hampir mati ketakutan," jawab Alessia.Samuel yang gemas menggendongnya lalu menaiki tangga. Alessia malah mengingat saat dirinya terjun dari jendela kamar karena ada Kanaya. Kakinya saja belum sembuh, apakah dirinya disuruh melompat lagi dari jendela setinggi itu? Samuel sa

  • Terjerat Gairah Suami sang Nyonya   17. Lelucon Samuel Ga Lucu

    Alessia mengelap air matanya, dia sudah terlalu jauh melangkah bersama Samuel. Dia sudah nyaman dan ingin memiliki Samuel seutuhnya tapi dia harus sadar diri jika Samuel tak akan bisa dia miliki seutuhnya.Dokter Viktor hanya kasian dengan Alessia karena diperalat oleh Samuel dan lagi-lagi pasti ujungnya hanya sebagai pelampiasan seks."Kata Dokter Viktor saat itu aku harus kuat, bangkit dan membalas masa lalu dengan cara menjadi sosok yang cerdas dan berguna lalu kuasai keadaan," jawab Alessia menatap pria yang 12 tahun lebih tua darinya."Apa gara-gara perkataanku itu kamu malah menjadi seperti ini? Kamu salah tangkap, Alessia. Bukankah Kanaya baik padamu? Kenapa kamu malah membalas kebaikannya seperti itu?"Alessia menyadari jika Dokter Viktor menyalahkannya. Dokter Viktor masih tak paham jika Alessia selama ini tersiksa di rumah itu apalagi Kanaya sering memukulnya."Jadi aku yang s-salah?" tanya Alessia."Harusnya kamu bisa berpikir apakah itu salah atau tidak? Umur kamu sudah

  • Terjerat Gairah Suami sang Nyonya   16. Siapa Kamu?

    Terdengar suara bel rumah berbunyi, salah satu pembantu membukakan pintu dan dia terkejut saat Kakek dari Kanaya datang.Beliau masuk bersama istrinya, istrinya sendiri pun sudah sangat kesusahan untuk berjalan.Para pembantu kelabakan untuk membuat perjamuan dadakan. Samuel mendorong Kanaya menggunakan kursi roda untuk menemui kedua mertuanya."Kakek kenapa datang ke sini?" tanya Kanaya."Apa tidak boleh menemui cucu sendiri?""Biasanya mengabari."Kakek melihat ke penjuru ruangan, dia adalah orang yang perfeksionis bahkan dengan benda miring pun membuatnya kesal. Sampai suatu ketika dia melihat Alessia membawa sebaki minuman. Alessia mencoba tersenyum pada beliau tapi beliau menatapnya sinis."Siapa kamu?""Kakek, dia pengasuh baruku. Namanya Alessia. Dia lebih baik dari pengasuh-pengasuhku sebelumnya," jelas Kanaya.Kakek berdiri lalu memutari Alessia sembari menatap penampilannya dari atas sampai bawah. Alessia merasa sangat risih, dia hanya menunduk saja."Baguslah, semoga betah

  • Terjerat Gairah Suami sang Nyonya   15. Sangat Khawatir

    Alessia menggelengkan kepalanya."Tapi kenapa Samuel tadi sangat khawatir padamu? Aku sudah kenal dia sejak lama dan selalu dingin dengan wanita selain istrinya."Alessia menggeleng lagi bahkan tidak berani menatap Dokter Viktor. Dokter Viktor meminta maaf karena sudah lancang ikut campur urusan pribadinya. Mereka kini terdiam dan fokus pada pikiran masing-masing.Sesampainya di rumah sakit, Alessia di periksa dan ternyata hanya lebam dan akan sembuh kemudian hari. Kaki Alessia diperban dan dia diberikan resep untuk ditebus ke apotek.Dokter Viktor menahan Alessia, tetapi Alessia meminta untuk pulang saja. Untung hanya luka ringan sehingga dirinya tidak perlu dirawat inap. "Mau pulang? Di sini sebentar, ya? Ada hal yang ingin saya tanyakan pada kamu."Alessia memandang dokter tampan itu, sudah tiga bulan mereka kenal dan setiap kelas selalu berjumpa."Apa di rumah itu kamu diperlakukan dengan baik?" tanya Dokter Viktor."A-apa maksud dokter? Mereka b-baik padaku," jawab Alessia."

  • Terjerat Gairah Suami sang Nyonya   14. Aku Gak Hamil

    Alessia langsung bersimpuh di depan bibinya, dia meminta maaf sebesar-besarnya. Dia juga tak menyangka akan terjadi seperti ini. Bibi Lashira duduk di ranjang sembari mengusap wajahnya kasar. Beliau seolah menyesal karena sudah membesarkan Alessia."Jika sudah seperti ini bagaimana? Apa kamu hamil?" tanya Bibi Lashira.Alessia menggeleng. "A-aku g-gak hamil."Bibi Lashira tentu saja menangis pilu, anak yang dia besarkan padahal bukan anak kandungnya malah seperti itu. Alessia hanya bisa menunduk malu, dia menyesal sudah membuat bibinya sedih."Selama kamu tidak hamil lebih baik kamu pergi saja dari sini. Pak Samuel sudah mempunyai istri. Sebelum melakukannya harusnya kamu harus bisa berpikir jernih.""M-maaf."Bibi Lashira menampar wajah Alessia. Dia sangat kesal sekali dengan gadis dungu tersebut. Apapun yang terjadi perbuatan putrinya sangat memalukan."Sudahi semua ini dan bersikaplah tidak terjadi apa-apa! Jika Nyonya Kanaya tahu bukan hanya kamu saja yang mendapatkan masalah

  • Terjerat Gairah Suami sang Nyonya   13. Hampir Ketahuan

    Alessia tentu saja menjadi panik, dia ingin mencari tempat sembunyi yang aman tetapi tidak ada dan tidak mungkin juga dirinya bersembunyi di dalam kamar mandi. Alessia langsung tertuju ke jendela, dia membuka jendela yang langsung mengarah ke hutan lebat. Di bawah sana ternyata ada Richard yang membawa mobil. Richard menyuruhnya untuk lompat, Alessia tidak berani karena terlalu tinggi. Bisa-bisa kakinya patah jika salah ambil posisi terjatuh."Turun!"Alessia mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Alessia semakin panik dan terlihat handel pintu mulai bergerak. Detak jantungnya semakin kencang, inikah akhirnya? Alessia kembali melihat ke arah bawah. Richard mengkodenya untuk segera melompat. Tak ada pilihan lain, Alessia segera melompat dan Richard yang ada di atas mobil menangkapnya. Hal itu tentu saja menimbulkan bunyi yang cukup keras."Suara apa itu?" tanya Kanaya yang sudah ada di kamar.Samuel menggendongnya ala bridal style dan lagi-lagi pria itu mudah sekali tenang ta

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status