Alessia menghela nafas panjang, dia menutup pintunya lagi dan berjalan menghampiri Samuel.
Samuel senang sekali ketika wanitanya mau menurut padanya. Alessia kini berdiri di samping Samuel dengan kepala yang menunduk."Baby, jangan diam saja! Duduklah di sini!"Alessia masih diam saja sambil meremas jemarinya. Samuel menarik tubuhnya sampai Alessia terjatuh dipangkuannya.Samuel memeluknya dari belakang dan membuka ponselnya. Pria itu membuka permainan yang ada di ponsel mahalnya.Alessia memperhatikan dengan kagum. Memang sebelumnya dia tidak pernah mempunyai ponsel pintar."Ada banyak game di sini. Ini game favoritku bermain tembak menembak."Samuel memainkannya sembari memangku Alessia, Alessia memperhatikan cara Samuel bermain, dia pun ikut tegang dibuatnya dan saat Samuel menang, Alessia menunjukan kegembiraannya dengan cara bertepuk tangan."Mudah, kan? Mau main?" tanya Samuel.Alessia mengangguk. Samuel mengajarinya, sepertinya sangat mudah untuk mengendalikan Alessia dan Samuel akan terus membuat Alessia ada di sisinya walau bagaimanapun caranya.Tiba-tiba saja Alessia menutup mulut menggunakan tangannya, dia kalah dalam permainan."Tak apa, kamu bisa mengulanginya lagi," ucap Samuel.Alessia menuliskan sesuatu pada kertas tadi.Alessia: Di ponsel yang Pak Samuel berikan kemarin ada permainannya juga?"Tentu saja, itu ponsel mahal. Di mana kamu meletakkannya? Pakailah! Aku berikan untukmu supaya kamu mudah untuk berkomunikasi termasuk berkirim pesan padaku jika aku merindukanmu," jawab Samuel.Alessia terdiam mengingat sebentar lalu menuliskannya lagi.Alessia: Di kamar lantai bawah milik Pak Samuel, saya meninggalkannya di sana."Besok kamu ambil! Aku juga sudah memberikan nomor di sana."Alessia terdiam lagi, apa ini salah? Dia merasa nyaman dengan semua ini.Jujur saja, dia tidak pernah mendapat yang dia inginkan sejak kecil dan Samuel memberikannya ponsel pintar lalu dia merasa sangat senang sekali.Alessia, ayolah! Sadar! Ini salah! Kamu wanita hina yang sudah memanfaatkan keadaan. Jangan merasa nyaman karena harta yang tak seberapa! Pikirkan harga diri dan Nyonya Kanaya!' Batin Alessia yang menyadarkan dirinya sendiri.Alessia menulis sesuatu pada kertas: Pak Samuel, saya harus pulang. Bibi Lashira pasti mencari saya."Kamu menyebalkan ya? Ini masih jam 10, kita saja belum melakukannya."Alessia menulis lagi : Ku mohon lepaskan saya, Pak!"Kamu lebih menyebalkan lagi ketika kamu memanggilku dengan sebutan itu. Umurku tidak terlalu tua. Jangan panggil aku Pak! Panggil aku honey!"Alessia menggeleng karena tidak tahu apa arti dari kata tersebut. Dia lalu menyerahkan ponsel milik Samuel dan keluar dari kamar tersebut.Alessia menuruni tangga dengan hati-hati dan mencari pintu keluar. Samuel melihatnya sembari bersedekap dada tapi tiba-tiba saja terdengar suara eraman.Alessia tersentak kaget, dia panik dan berlari ke arah Samuel. Wajahnya seolah bertanya suara apakah itu. Suara eraman terdengar lagi, Alessia pernah mendengar suara itu saat berkunjung di kebun binatang ketika masih kecil."Jika kamu bandel maka kamu akan menjadi makanan lezat Coco ," ucap Samuel.Samuel turun dari tangga dan memencet sebuah tombol kemudian terbuka sebuah pintu yang menghubungkan ruangan dengan lorong yang panjang. Di sana gelap dan pengap, Alessia terus mengikutinya dari belakang.Setelah sampai ujung terdapat pintu lagi, Samuel membukanya dan di sana terdapat kandang macan besar. Alessia sangat kaget, dia mundur perlahan. Kenapa ada seekor macan di sini?"Coco, kamu pasti kesepian di sini, kan? Ada Alessia yang akan menemanimu" kata Samuel sembari menoleh ke arah Alessia.Alessia mundur seketika, dia merasakan hawa yang tidak enak. Apakah Samuel adalah orang yang jahat? Kenapa Samuel sangat menyeramkan sekali? Gadis itu langsung berlari keluar dari sana, dia mencari pintu keluar yang harusnya tadi ada. Kenapa mendadak menghilang? Alessia meraba seluruh tembok dan kebingungan mencari pintu keluar. Nah, ketemu. Saking paniknya dia sampai lupa pintu keluarnya, tapi saat akan membuka pintu dia dikejutkan dengan orang-orang berjas yang berjalan masuk seolah tidak memperbolehkannya pergi. Alessia mencoba berteriak tapi malah suara seperti tikus yang keluar."Aaaargh..."Samuel datang, dia menatap wajah Alessia tanpa ekspresi."Semakin kamu berusaha untuk menghindar, semakin pula kamu terjerat olehku. Selagi bisa dibicarakan baik-baik maka aku akan berbuat baik padamu juga tapi jika kamu terus memberontak maka aku bisa melakukan lebih buruk dari apa yang kamu kira," ucap Samuel.Samuel mengkode para pengawalnya untuk membawa Alessia bersama macan peliharaannya malam ini.Alessia meminta ampun, dia menoleh ke arah Samuel tapi sepertinya pria itu tidak memperdulikannya.Samuel keluar dari mansion besar tersebut sedangkan Alessia harus di kurung dengan macan yang sangat menyeramkan.Alessia terus berteriak sampai pria-pria berjas itu menguncinya di dalam kandang macan, mereka pun meninggalkan Alessia sendirian di sana. Alessia menangis tersedu-sedu, Samuel bukanlah orang yang bisa diajak bermain-main. Dia bisa melakukan apapun sekali menjentikan jari saja.Suara eraman terdengar lagi, Alessia menoleh ke arah macan tersebut. Mampuslah dia! Sekali terkaman akan tewas seketika.Alessia menutup matanya, dia masih bisa berpikir positif, lebih baik menjadi santapan macan ketimbang menjadi wanita jalang yang merusak rumah tangga orang.Ketika menutup matanya rapat-rapat tiba-tiba kakinya merasa geli seolah ada bulu yang mengelus kakinya. Alessia membuka matanya dan terkejut saat macan itu sudah ada di depannya.Tangan Alessia mencoba mengelusnya perlahan malah macan itu bertingkah seperti seekor kucing. Tak ada pemberontakan sama sekali, macan itu tidak ganas.Alessia terduduk di depannya, dia berharap macan itu masih memberinya belas kasihan sampai Samuel datang, entah itu kapan.Keesokan harinya.Alessia tertidur sambil memeluk kepala macan yang juga terlelap di sebelahnya. Pintu pun terbuka yang ternyata Samuel dengan para penjaga mansionnya.Alessia terbangun, dia mendongak ke atas melihat Samuel sudah rapi dengan jas hitamnya."Ku pikir kamu sudah mati," ucap Samuel.Alessia mendorong tubuh Samuel sembari menepuk-nepuk dadanya, para pengawalnya dengan sigap menarik Alessia tapi Samuel mencegahnya, mereka pun terhenti dan berdiri mematung di belakang Samuel."Ini masih belum apa-apa, macan ini jinak walau kemungkinan 50 persen akan menyerang atau kamu mau aku masukan ke kandang macan yang garang, yang sekali masuk 1 menit akan menjadi santapan empuknya?" tanya Samuel.Alessia menggelengkan kepalanya, dia benar-benar ketakutan malam tadi. Macan tetaplah macan, mau sejinak apapun maka mereka tetap binatang buas. Samuel lalu menyerahkan ponsel pada Alessia dan menyuruh mulai menggunakannya.Samuel juga mengajaknya untuk sarapan pagi, ternyata matahari belum muncul dengan sempurna.Alessia masih saja takut dengan orang yang ada di hadapannya. Sekali salah mengambil keputusan maka dia akan habis ditangan Samuel atau ditangan keluarga Kanaya."Kenapa diam saja? Makan!"Alessia menatap Samuel sembari mengeluarkan air mata. Alessia mengambil ponsel itu dan mengetik sesuatu untuk Samuel.Alessia: Pak Samuel adalah orang kaya yang punya segalanya, kenapa malah mencari wanita miskin sepertiku? Lepaskan saya, Pak! Jika Pak Samuel mau melepaskan saya maka saya tidak akan memberitahu ke siapapun jika Pak Samuel akan mencari wanita lain.Samuel membacanya, dia melempar ponsel tersebut ke arah Alessia. Wanita itu menangkap ponselnya dengan susah payah."Memangnya siapa kamu berhak mengaturku?"Setelah ini pulanglah! Sopir akan mengantarmu pulang dan jangan lupa nanti malam temui aku di ruanganku!"Samuel berdiri, dia meninggalkan meja makan serta asistennya mengikutinya. Alessia mengepalkan tangan, ingin sekali melempar gelas di depannya pada Samuel. Alessia pun langsung berlari kabur, Samuel yang melihatnya hanya diam. Alessia terus berlari membelah hutan tanpa henti. Entah apa yang dipikirkan tapi tujuannya hanya ingin pergi dari Samuel. Alessia tiba-tiba saja mendengar sebuah bunyi pistol.DOR!Alessia kaget dan seketika terhenti sampai suatu ketika asisten Samuel menodongkan pistol ke arahnya."Ketika Pak Samuel memerintahkanmu untuk pulang maka kamu tidak boleh membantahnya."Samuel hanya melihat dari kejauhan saja dengan tatapan datar. Sisi manis Samuel sudah hilang karena Alessia terus saja memberontak.Sebenarnya siapa Samuel dan orang-orang tersebut? Kenapa mereka punya senjata api? Alessia semakin tertekan, dia mendekat ke arah pistol itu berdiri tepat di depa
Dokter pribadi Kanaya datang, Kanaya disuntik dengan obat penenang dan kini dia sudah tertidur pulas. Alessia mengusap sisa-sisa air mata Kanaya, semakin dia melihat tangisannya semakin pula batin Alessia merasa tersiksa.Samuel pun datang dengan panik, dia melihat keadaan istrinya yang bertambah kacau. Samuel menciumi wajah Kanaya dan mencium punggung tangannya."Pak Samuel, kita harus bicara," ucap dokter.Bibi Lashira yang paham lalu menarik yang lain untuk keluar dari kamar termasuk Alessia, Alessia memandang wajah Samuel yang tidak menatapnya sama sekali. Wajah Samuel panik dan terus memandang Kanaya. Alessia tahu jika Samuel mengejarnya hanya demi nafsu yang tidak tersalurkan.Alessia menuju ke kamarnya setelah seharian bekerja, Alessia memegang kepalanya yang nyeri akibat hantaman ke tembok. Bibi Lashira pun datang dan memberikan teh hangat untuknya."Ale, minum dulu!"Alessia meminumnya dengan cepat."Tadi gimana dengan Pak Viktor? Ditanyai apa aja?"Alessia meletakkan gelas i
Seorang pria berjas rapi masuk ke kamar Kanaya, Kanaya tersenyum senang."Samuel sudah berangkat bekerja?""Iya, kenapa baru datang? Aku merindukanmu, Daniel."Daniel mengecup bibir Kanaya.Cup!"Ceraikan Samuel! Aku akan menikahimu apapun kondisimu saat ini."Kanaya menggeleng, dia tidak bisa menceraikan Samuel begitu saja karena pria itu adalah prioritas utamanya. Daniel nampaknya sangat kecewa tak dapat dipungkiri lagi mereka sama-sama saling merindukan. Tangan Daniel mengelus kepala Kanaya lalu menyusup ke baju wanita itu. Kanaya berusaha untuk duduk, dia mengecup leher Daniel begitu dalam. Sesapan demi sesapan hingga menimbulkan bercak merah pada leher pria tampan itu. De_sahan mulai terdengar satu sama lain, Daniel melancarkan ciumannya secara bergantian dari atas sampai bawah."Kanaya, love you," ucap Daniel."Uh... love you too," jawab Kanaya.Di sisi lain.Samuel tak menurunkan Alessia, mobilnya terus melaju membelah kota metropolitan ini. Alessia tentunya semakin pani
"Istirahat 15 menit setelah itu ronde kedua."Alessia menggeleng, dia sudah cukup lelah bercinta. Tenaga Samuel sangat besar bahkan rasanya bagian tersempit milik Alessia terluka akibat gesekan yang brutal.Samuel mengenakan handuk kimono, dia membuka pesan dari bawahannya.Pesuruh: Bos, kapal hari ini akan datang jam 12 malam.Samuel tersenyum menyeringai.Samuel: Baiklah. Pastikan semuanya aman!Samuel menyimpan ponselnya dan menatap Alessia yang sudah mengenakan pakaiannya. Dia sangat senang sugar baby-nya sudah patuh dan tidak banyak memberontak.Samuel menarik kepala Alessia lalu mencium bibirnya dengan lembut. Sekali lagi, mereka menuntaskan ciuman yang sempat terputus-putus. Alessia memegang punggung Samuel tetapi seketika dia mendorongnya.Alessia menggelengkan kepalanya, dia memeluk dadanya dengan erat karena merasa ini salah.Alessia menulis sesuatu pada ponselnya: Sebelum terlambat kita sudahi saja!"Kenapa? Bukannya kita sudah terlanjur seperti ini?"Alessia: Aku tidak ing
"Kanaya masih membawa pria itu datang ke rumah? Biarkan saja! Aku ingin tahu seberapa mereka menantangku."Alessia masih tak paham apa yang dipikirkan oleh Samuel. Kenapa membiarkan Kanaya seperti itu?"Aku sudah berusaha setia selama 8 tahun tapi dia tak kunjung berubah. Bukan salahku jika aku juga selingkuh."Samuel menggigit liar dada Alessia sampai menimbulkan tanda merah yang banyak. Alessia yang merasa Samuel bisa melindunginya hanya mengikuti permainan ini walau dia tahu kematian ada di depan mata jika Kanaya sampai tahu."S-samuel tahu, kenapa d-diam?" tanya Alessia."Karena aku masih membutuhkannya," jawab Samuel."A-aku h-hanya pelampiasan?" tanya Alessia.Samuel hanya diam saja, Alessia langsung turun dari pangkuannya.Samuel sadar jika Alessia marah kepadanya."Alessia, sepertinya kamu sudah cinta padaku?"Alessia menoleh padanya. "S-saya h-hanya menikmati dosa terindah ini karena s-sejak k-kecil saya tidak pernah merasakan k-kebahagiaan. S-saya benci dengan o--orang s-sek
"Alessia, apapun yang membuat kamu nyaman belum tentu bisa kamu dapatkan apalagi itu milik orang lain," ucap Dokter Viktor."A-apa m-maksud dokter?"Alessia hanya terdiam, ia sadar bahwa mengharapkan Samuel adalah suatu hal yang salah. Akan tetapi Alessia merasa aman karena Samuel baik untuknya dan selalu berpihak padanya.Dokter Viktor memandang Alessia yang termenung sembari tanganya bergetar ketika memegang bolpoin."Alessia, ayo kita ke rumah sakit! Kamu harus diperiksa oleh dokter THT dulu."Alessia mengangguk, dia izin untuk mandi sebentar dan Dokter Viktor menemui Samuel yang sedang berbincang dengan Kanaya di ruang keluarga.Dokter Viktor dan Kanaya sudah kenal sejak lama maka dari itu Dokter Viktor sangat santai ketika berbicara dengan Samuel."Sudah selesaikah?" tanya Kanaya."Belum, Alessia harus aku bawa ke rumah sakit sebentar. Aku akan membawanya pulang lagi," jawab Dokter Viktor.Alessia mandi secepat kilat tapi wajahnya yang cantik tanpa berdandan membuat kedua pria it
"Akh!" pekik Alessia."Kamu mencuri kalung milik Nyonya Kanaya, kan?"Alessia menggelengkan kepala."Cepat mengakulah!"Bibi Lashira melerai mereka lalu menatap wajah Alessia yang kebingungan. Bibi Lashira bertanya pada Alessia mengenai hal itu tetapi Alessia tidak tahu ара-ара."Anak Bibi mencuri kalung Nyonya Kanaya."Kanaya datang di dorong oleh Samuel menggunakan kursi roda. Dia sebenarnya tidak ingin memfitnah Alessia langsung tapi hanya Alessia yang sering masuk ke dalam kamarnya."Alessia, aku tanya apa kamu mengambil kalung putih milikku?" tanya Kanaya. Alessia menggelengkan kepalanya. Dia merasa tak mengambil apapun ketika berada di dalam kamar Kanaya. Samuel hanya menatap Alessia datar, Alessia pun merasa ketakutan karena mereka memandang seolah mengintimidasi. "Nyonya, periksa saja kamarnya terutama tasnya!"Kanaya setuju, pembantu yang lain membantu menggeledah kamar dan tas milik Alessia sampai suatu ketika mereka menemukan sebuah kalung putih di dalam tas yang sudah ro
"Bagaimana beralasan dengan orang rumah?"Alessia terdiam, dia pun bingung. Haruskah dia berpisah dengan Samuel lagi? Alessia tidak bisa membayangkan bagaimana rasanya jauh dari Samuel."Lain kali aku akan mengajakmu tapi kali ini tidak bisa. Aku harus menemui orang tuaku dan untuk saat ini aku tidak bisa mengajakmu," jelas Samuel.Lagi-lagi Alessia kecewa dengan Samuel. Dia lalu terdiam sembari memalingkan wajah. Samuel menarik kepala gadis itu lalu melihat wajahnya yang marah. Samuel senang jika Alessia sudah mau menerimanya, selangkah lagi pasti Alessia akan menjadi miliknya.Untuk membuat sugar baby-nya senang dan tidak marah, Samuel mengajaknya pergi ke mansion. Lama dirinya tidak bertemu Coco, macan peliharaannya.Alessia memeluk Samuel lalu menghirup aroma Samuel yang memikat hati. Beginikah rasanya aroma suami orang? Haha... otak Alessia mungkin sudah gila. Biarlah! Alessia selama ini juga tak merasakan kebahagiaan."Jika orang-orang rumah kasar padamu maka lapor saja padaku. A