Harger pikir dia akan segera terlelap, tetapi efek samping campagne luar biasa memicu adrenalin semakin menggebu. Panas tak tertahan mulai menjalar di seluruh tubuh sehingga dia bergerak gelisah sepanjang perjalanan menuju markas pertemuan. Barangkali Harger tidak bisa mencegah apa saja yang telah dia lakukan kepada sang hakim, persis ketika dua kancing teratas yang terbuka itu memancing sentuhan di luar kendalinya.“Jika sudah seperti ini, siapa yang akan membantunya?”Harger tidak begitu cermat menangkap pertanyaan Howard. Sekelebat hal yang bisa dia lihat adalah sorot mata pria itu melirik dari kaca mobil.“Aku rasa kau harus membantunya, Don.”Harger jelas tidak akan mengatakan apa pun saat sementara dia tak terlibat langsung ke dalam percakapan. Tidak berusaha mengerti maksud perkataan Howard, meski sedikit bagian tak terduga dari gerakan sang hakim, secara solid menekan sandaran kursi, turut membuatnya mengernyit.“Membantu untuk apa?” Suara Deu terdengar ragu sekaligus penuh de
Harger mengerjap pelan setelah menerima situasi baru di hadapannya. Sinar menerawang dari tirai jendela memberi pengaruh ingatan yang buruk. Dia sama sekali tak ingat apa yang telah terjadi semalam. Suatu cairan mengalir deras di kerongkongannya lalu dia merasa seperti terbakar oleh persinggahan yang panas. Salah satu bayangan tak terlupakan dari misi bersama tim adalah mendapatkan panel penyimpanan itu. Panel yang sudah bersamanya, dan secara utuh respons tubuh Harger kentara bangkit meraba permukaan dada yang terbalut kaos abu kebesaran milik seseorang. Dia sungguh tidak mengerti apa saja yang telah terjadi. Sisa – sisa ingatan membawa Harger pada kilasan wajah Arron. Hanya Arron yang terakhir kali dia ingat. Seharusnya begitu, tetapi tempat ini terasa cukup tidak asing. Sorot mata Harger berpendar tajam di setiap penjuru ruangan. Begitu hening seperti tanpa kehidupan. Dia butuh seseorang untuk menjelaskan sesuatu secara keseluruhan padanya.
Hari demi hari melewati kehidupan yang jauh dari kata normal rasanya sudah bukan hal baru bagi Harger. Dia dituntut tinggal sementara waktu di markas rahasia sampai Deu kembali dari kesibukan padat. Beberapa kali Harger tahu bahwa pria itu mengatasi berbagai masalah di Italia. Tidak terkecuali dua hari lalu, Howard memberinya tontonan memuja lewat siaran tv yang diretas. Tentang hal yang berhubungan langsung dengan pengacara, hakim, dan pengadilan—berpawai dengan berjalan kaki dari balai kota ke ... suatu tempat yang tidak mengekang, tetapi tetap mengartikan mereka sedang melakukan kegiatan bersama.Itu kali pertama Harger melihat Deu mengenakan jubah resmi berwarna hitam, dilengkapi tambahan jumbai panjang keemasan di pundak. Baru – baru Harger menyimak penegasan Howard—hanya hakim-lah yang memakai warna emas, sementara pengacara biasa menggandeng perak sebagai penanda.Harger tak menapik kenyataan Deu terlihat lebih muda daripada hakim lainnya. Pada satu sisi, pria itu sangat menonj
Tidur tidak akan mengubah kegelisahan bertingkat – tingkat di benak Harger. Semakin dia berusaha menyelami sesuatu yang tidak termasuk ke dalam keputusannya. Dia tak akan merasa baik – baik saja menghadapi gelombang yang terus menerus menggulung kekalutan itu menjadi hal yang sangat – sangat menusuk. Beberapa kali Harger melirik tubuh sang hakim di atas sofa. Pria itu tidur dengan kedua lengan terlipat di depan dada. Begitu tenang, sekaligus persis menyiapkan sikap waspada dalam tidurnya. Harger tidak ingin mengganggu pria itu, tetapi dia yang waras tak akan menjerumuskan dirinya untuk berurusan dengan pemerintah nasional. Meski Skotlandia negara berdaulat di Britania Raya. Harger bisa memastikan bahwa seharusnya satu kesalahan yang sudah dia coba untuk perbaiki, tidak menyeretnya masuk ke masalah internal. Bertemu petinggi berkuasa. Melakukan tes wawancara itu terdengar mustahil. Harger takut salah menanggapi apa pun yang akan terlontarkan untuknya. Dia segera mengubah posisi telen
Harger mengerjap beberapa kali saat merasakan sesuatu seperti mengetat di permukaan perut ratanya. Dia berusaha meraih sisa ingatan semalam. Tentang sang hakim dan kemampuan mengikat, hingga keahlian merampas yang piawai. Semua tergambar dengan jelas. Harger melihat dirinya sendiri ditelanjangi hanya untuk sebuah kehangatan. Menyayangkan bahwa saat itu dia sedang tak berdaya. Benar – benar memalukan terjebak dalam sebuah peritiwa, yang dia sendiri tak tahu bagaimana atau kapan tertidur setelah kata penuh perintah sang hakim mengudara.Napas Harger berembus kasar mengenyahkan bayangan yang membuat wajah memerah. Dia sedikit menunduk ke bawah untuk memastikan sendiri apa yang sedang bertaut di tubuhnya.Sedikit tersentak menjadi reaksi pertama ketika suatu hal tak terduga—yang bahkan tak pernah Harger perkirakan akan sungguh – sungguh terjadi. Dia tak bisa melepas pemandangan pada lengan seseorang. Lengan yang kelihatan nyaman melingkar di sana.Sesaat Harger mengernyit menyadari sesuat
Suara borgol mantap menyatakan Harger kembali terbelenggu. Dia menyorot lama ke arah tangan sendiri, benar – benar persis diperlakukan seperti seorang tahanan. Sementara sang hakim adalah polisi tampan, yang tahu bagaimana cara mencegah suatu tindakan melarikan diri secara cerdik.Bahu lebar pria itu begitu kekar membelakangi Harger. Harusnya, dengan kondisi saling menjerat, semua keputusan mutlak diambil bersama. Tetapi Harger bahkan tidak bisa menolak keinginan sang hakim. Mereka seperti dua kutub magnet berbeda, saling menarik meski memiliki ketimpangan yang besar.Bagaimana Harger akan menerima kalau dia terus – terusan dipaksa memenuhi pertemuan bersama Direktur Oscar. “Kau membuat hidupku repot,” ucapnya hingga menghentikan sang hakim yang nyaris menyentuh ganggang pintu.“Aku rasa kau-lah satu – satunya orang yang membuatku terlibat di sini. Jika kau tidak mencuri panel penyimpanan itu. Menaruhnya di saku jas milikku. Semua akan berakhir baik – baik saja. Aku tidak akan mengena
Tarikan napas Harger dalam saat lipatan tangannya menyentuh permukaan meja kaca yang dingin. Ledakan ketegangan benar – benar menguasai situasi. Dia harus berada di bawah tekanan bersama tiga pasang mata yang menatap tajam. Sesi wawancara akan segera dimulai. Mereka mengawali pertanyaan retoris—semacam suatu pengenalan diri, sehingga Harger berusaha tenang sambil – sambil mengingat beberapa peringatan dari sang hakim. Kadang - kadang dia akan melirik ke luar ruangan. Kaca tembus pandang memperlihatkan sang hakim sedang berdiri tenang dengan memusatkan perhatian yang sama padanya—atau sesekali melirik Direktur Oscar. Lalu Harger dan pria itu akan melakukan kontak mata yang dalam. “Kita mulai dari pekerjaanmu Ms. Warrance.” “Aku tidak tahu harus kagum atau merasa kasihan kepadamu. Kau punya keahlian yang bagus dalam hal tidak terdeteksi. Mengambil apa saja yang dikantongi seseorang tanpa sepengetahuan mereka. Ini sesuatu yang langka dimiliki kebanyakan or
Senyum Direktur Oscar seperti sedikit berdecih. Pria itu meletakkan telapak tangan di atas meja dengan tubuh sedikit condong ke depan.“Hargerie Warrance, bagaimanapun kau termasuk ke dalam daftar seorang yang berbahaya. Keahlianmu adalah ancaman. Kami tidak ingin mengambil risiko daripada ini.”Ucapan itu dimulai dari cara memojokkan Harger dengan lugas.“Tidak ada bukti yang bisa menyatakan aku berbahaya, Bapak Direktur. Kau mungkin salah kaprah. Aku hanya bekerja sebagaimana aku harus bekerja. Terkait masalah teknis antara perintah yang kudapatkan itu sepenuhnya oleh broker. Mereka tidak menjelaskan secara rinci padaku jenis benda yang harus kucuri dan apa isi di dalamnya, bagaimana aku bisa dinyatakan berbahaya?” tanya Harger skeptis.“Aku tdaik terima dengan tuduhanmu. Dark Shadow kebal terhadap hukuman, dan seharusnya aku juga tidak terperangkap seperti ini. Seandainya aku tahu panel penyimpanan itu akan sangat merugikan, aku tidak akan menerima pekerjaan ini.”Harger bicara den