Setelah mencuri sebuah disk dari seorang pria beruban yang ditemuinya di bandara Italia. Harger tak punya pilihan selain menyelipkan benda tersebut ke saku jas milik pria asing, menganggap keputusannya adalah prospek bagus untuk menyelamatkan diri di antara kejaran para bodyguard yang berteriak lantang. Sayang sekali, dia tak pernah menyangka akan terjebak di tengah-tengah tindakan gila. Telanjur melibatkan seorang hakim ke dalam sebuah masalah. Dan yang lebih buruk, disk itu merupakan ancaman besar untuk ketenangannya. Termasuk sebuah batu berlian yang dibawa pergi usai mengetahui pengkhianatan sang tunangan. Harger tidak bisa menghindari problematik yang berkecamuk. Harus menerima kenyataan, bahwa hakim yang terseret ke dalam masalah akan menahan paspornya.
View More“Bagaimana dengan keadaannya?”“Deu sedang istirahat. Mungkin sudah sedikit lebih baik, aku belum melihatnya lagi setelah sarapan pagi.”Sebenarnya Harger sedikit terkejut ketika tiba – tiba mendapati Howard muncul, lalu mengambil posisi duduk saling berhadap – hadapan dengan sekian jengkal jarak darinya. Mereka tidak langsung melakukan banyak percakapan. Hanya duduk menikmati desis angin berembus di sini. Howard mungkin sudah tahu lebih dulu terhadap fasilitas di halaman belakang mansion sang hakim. Sesuatu yang barangkali dibangun sebagai alternatif tempat berkumpul. Bagian – bagian terbuka di sini dikhususkan untuk menikmati keasrian dari pemandangan hijau di sekitar mereka. Sangat menyenangkan, itulah alasan mengapa Harger memilih berada duduk sendirian sampai Howard menyusul keberadaannya.Mungkin jika Harger harus merunut tentang masa lalu sang hakim. Dia bisa mengira – ngira bahwa pria itu sering, ya, sering sekali mengajak Rubby bermain di tempat ini. Atau yang p
“Bagaimana keadaannya, Dokter?”Harger melangkah paling depan ketika pintu kamar terbuka. Dokter menyerahkan senyum ramah kepadanya, tetapi dia tidak bisa bersikap tenang setelah mendengar pernyataan Sholdie bahwa memang belakangan hari terakhir, sang hakim sering merasa tidak nyaman—dan pria itu selalu memaksakan diri sekadar mengerjakan sesuatu. Terlalu sakit jika selama ini Deu mengabaikan kesehatannya, bahkan tentang bekas luka tembak itu ....Napas Harger tersendat. Rasa takut sudah membuatnya membayangkan bagian terburuk yang selalu dia lewatkan. Sudah sejauh mana hubungan mereka, golakan kecewa, dan pelbagai hal menyakitkan yang telah mengubah sang hakim hingga rasanya pria itu tidak memedulikan apa pun, termasuk kepada diri sendiri.Betapa Harger bimbang dan gusar ketika dokter merincikan secara detil terkait keadaan sang hakim. Selama itu pula dia tidak pernah meninggalkan iris matanya dari mulut dokter yang bergerak—terus menengadah—sedikit tercengang—ya—r
Setidaknya sekarang sudah lebih baik. Harger segera menyibak selimut tebal dari tubuhnya—sesaat mengatur posisi duduk setengah enggan sambil mengumpulkan sisa – sisa nyawa yang tertinggal. Rasanya dia masih sangat mengantuk tetapi kebutuhan untuk bangun dan sulur – sulur siraman matahari yang menembus ke kamar—membias dari kaca jendela hingga kain putih yang menjuntai adalah konstelasi yang tidak bisa Harger hindari. Pelan—dia menarik napas lalu mengembuskan demi memastikan bahwa masih ada ketenangan yang bisa mendamaikan perasaannya. Harger ingin tahu di mana Howard saat ini, apakah pria itu sudah bangun atau bertingkah seperti harus menghadapi masa – masa hibernasi yang panjang. Ingatan Harger terseret pada bayangan wajah Serah yang marah ketika wanita itu sulit membangunkan Howard dari tidur—semacam sepasang suami istri saling melengkapi—kemudian Howard akan membujuk Serah dengan adegan – adegan tidak menyenangkan di mata Harger. Betapa dia harus melarikan diri jika How
Setelah meletakkan tubuh sang hakim di atas kasur. Harger mengamati bahu Howard usai pria itu berpamitan; bersisihan di samping Sholdie untuk meninggalkan kamar besar ini. Pintu ditutup kemudian keheningan di sekitar menarik perhatian Harger yang menatap sang hakim lamat. Wajah dan semuanya dalam diri pria itu begitu berantakan. Bau alkohol yang menyengat pun rasanya tak pernah hilang sejak Harger harus menahan aroma pekat tersebut di dalam mobil. Dia menarik napas pelan, akhirnya mengambil satu tindakan membuka sepatu santai yang sang hakim kenakan diliputi kaos kaki hitam pria itu. Semua diletakkan di bawah ranjang dan Harger berjalan perlahan—untuk duduk di pinggir kasur menyusuri wajah sang hakim dengan ujung jari yang menyentuh rahang kasar itu dengan lembut. Dia bertanya – tanya siapa yang paling berpotensi menjatuhkan sang hakim ke dalam jurang.Daisy-kah?Atau dirinya?Mabuk hingga benar – benar tak sadarkan diri. Ini bukan sesuatu yang bisa Harger wajarkan.
Dentuman musik bertabrakan dengan suara di kepala Harger. Ego seharusnya melarang dia berada di sini, tetapi keputusan sejak awal yang telah diambil merupakan kenyataan paling mutlak kalau – kalau di Venice sekalipun, dia tak boleh merasa keberatan. Bagaimanapun, perjalanan sudah telanjur dilakukan walau tadinya Harger sedikit tak percaya sang hakim akan ada di sini. Di sebuah klub malam dan betapa kerumunan orang cukup menyulitkan pekerjaan untuk mencari keberadaan satu orang.Di samping Howard, Harger terus melangkahkan kaki mengikuti ke mana pria itu akan menuntun tujuan mereka. Setelah melewati banyak orang – orang dalam sekumpulan irama lagu. Lurus – lurus perhatian Harger terpaku terhadap meja bar dan sebentuk tubuh seorang pria yang siku lengannya bertumpu di atas permukaan hamparan keramik padat dengan kepalan tangan menyangga ujung pelipis. Di hadapan pria itu beberapa gelas kosong terlihat berjejer nyaris memenuhi meja bar. Secara naluri Harger melirik ke arah How
“Signore, saya menemukan sesuatu di bawah lemari pakaian mendiang Signorina Laea. Anda mungkin ingin melihatnya?”Deu segera memalingkan separuh wajah ketika Sholdie melangkahkan kaki lebih dekat menyerahkan sesuatu yang pria itu temukan barusan. Sebuah kotak yang terasa ganjil di benaknya. Sebelah alis Deu terangkat—dengan kernyitan dalam di kening. Dia hanya berencana mengubah kamar peninggalan Laea untuk merenovasikannya sebagai suatu hal yang lebih berarti alih – alih sekadar membiarkan ruang kosong tersebut semata – mata tak berguna.Lengan Deu terulur lambat menerima kotak berukuran sedang di hadapannya. Cukup menarik melihat benda itu dipenuhi debu – debu usang. Deu sedikit bertanya – tanya kapan terakhir Laea menyentuh kotak hitam diliputi gliter – gliter emas di seluruh permukaan, tetapi dia jauh lebih penasaran mengenai isi di dalamnya. Apakah sesuatu yang menarik?Setelah memintai Sholdie melanjutkan pekerjaan. Deu akhirnya melangkahkan kaki menuju pintu kelua
“Bagaimana perjalananmu?” Harger langsung bertanya saat Howard baru saja berjalan ke arahnya. Pria itu mengendikkan bahu tak acuh, lalu dengan antusias menjatuhkan tubuh di atas sofa. Bahu Howard mengenyak di sandaran, dan pria itu menatap Harger dengan sedikit tambahan kerlingan persis seperti kebiasaan yang dilakukan.“Membosankan.”Howard begitu santai saat mengajukan tangan mengambil minuman dingin di atas meja. Kebutuhan yang baru saja Harger siapkan setelah tahu pria itu akan tiba.“Apa Pak Sekretaris mengatakan sesuatu tentang misi kita kemarin?”Setidaknya Harger masih penasaran apakah semua masalah sudah benar – benar selesai? Bertanya – tanya apakah para ekstrimis itu sudah mendapat ganjarannya setelah dengan pengepungan yang mantap membuat langkah mereka diblokir lebih cepat.“Tidak banyak. Beliau memuji pekerjaanmu.”Nada bangga pun terungkap dari cara bicara Howard. Harger mendengkus pelan saat dia tahu Howard sebenarnya ingin menggoda, alih – al
Sudah tiga hari sejak sang hakim meninggalkan rumah di pedesaan. Pria itu telah memberi Daisy pengaruh buruk. Berulang kali Harger harus menghadapi Daisy yang menolak makan, dan dengan usaha keras dia berjuang mencoba mengatakan yang terbaik, membujuk, supaya ada satu atau dua sendok asupan makanan yang masuk ke dalam tubuh Daisy.Paling tidak, sekarang Harger bisa sedikit lebih tenang saat Daisy mengunyak sarapan paginya dengan pelan. Dia tersenyum, mengambil posisi lebih nyaman lagi di pinggir ranjang sambil memperhatikan Daisy lekat.Kesedihan terukir secara jelas di sana. Tatapan mata Daisy yang selalu kosong terkadang membuat Harger ikut merasakan kesedihan. Dia tahu Daisy sering kali menghubungi sang hakim, tetapi ponsel pria itu tidak pernah tersambung dengan baik. Tidak ada kabar bagaimana pria itu sekarang. Takut, mungkin hal tersebut sedikit meliputi benak Harger. Dia takut sang hakim melakukan sesuatu yang buruk. Pria yang terkadang terjebak dalam lingkaran putus
“Deu, buka pintu sebentar. Kami memang salah, tapi bisakah kau tidak seperti ini? Kau membuatku takut.”Napas Deu menggebu setelah nyaris habis tak tersisa semua benda yang terlibat di dalam kamar. Cermin lemari hancur menjadi keping – keping. Kaki ranjang dibuat patah bertulang – tulang. Lampu tidur terompak—menjadi puing terpisah, hingga beberapa foto Rubby, yang seharusnya tidak pernah masuk ke dalam daftar pelampiasan, mendapat imbasnya. Seisi kamar sungguh persis seperti kapal yang terombang ambing di tengah badai laut. Ombak – ombak menerjang. Dan setelah selesai, hanya ada angin bergemuruh keras.Mata gelap Deu tertuju serius pada bingkai foto Rubby yang jatuh karena sudut lemari menyentuh dalam guncangan dahsyat. Dia melangkah tentatif tanpa pernah memedulikan ketukan pintu dari luar kamar. Mengambil peran dalam hubungannya dan Harger adalah kesalahan besar. Daisy maupun Mr. Thamlin seharusnya tidak memiliki niat konyol; menjadikan kematian dan ritual sakral sebagai
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.