Setelah mencuri sebuah disk dari seorang pria beruban yang ditemuinya di bandara Italia. Harger tak punya pilihan selain menyelipkan benda tersebut ke saku jas milik pria asing, menganggap keputusannya adalah prospek bagus untuk menyelamatkan diri di antara kejaran para bodyguard yang berteriak lantang. Sayang sekali, dia tak pernah menyangka akan terjebak di tengah-tengah tindakan gila. Telanjur melibatkan seorang hakim ke dalam sebuah masalah. Dan yang lebih buruk, disk itu merupakan ancaman besar untuk ketenangannya. Termasuk sebuah batu berlian yang dibawa pergi usai mengetahui pengkhianatan sang tunangan. Harger tidak bisa menghindari problematik yang berkecamuk. Harus menerima kenyataan, bahwa hakim yang terseret ke dalam masalah akan menahan paspornya.
Lihat lebih banyak“Berhenti!”
Harger baru saja bersiap pergi usai menyelesaikan satu pekerjaan pasti.Ketika memalingkan separuh wajah. Tiba – tiba dorongan dari sikap defensif membuatnya harus terdesak di tengah kerumunan gedung maskapai, menghadapi sekelompok orang dengan setelan jaket kulit mengincar langkahnya yang menggebu setelah kesengajaan dari aksi menubrukkan diri kepada seorang pria beruban.Dia tak pernah mengira jika pria sudah berumur masih memiliki kepekaan yang utuh, sehingga semudah itu menyadari sesuatu telah hilang dari saku jas saat Harger mencurinya dengan cepat. Sebuah benda kecil, berbentuk seperti sebuah disk yang kini berada di tangan Harger.“Berhenti, Nona!”“Dalam hitungan kesepuluh kau akan dikepung.”Harger mencoba mengabaikan satu perintah ganjil, terasa seperti sauh yang mencegahnya melangkah pergi. Derap – derap kaki saling mengetuk tak pernah terjeda. Dia menjadi cemas. Memutuskan untuk mencari cara apa pun sampai melihat seorang pria matang—berdiri seorang diri sebagai umpan yang tepat.“Oh ... maaf.”Tubuh tersebut sangat padat, imbasnya Harger terdorong beberapa kali sebelum berhenti. Dia sempat melakukan kontak mata bersama pria pemilik sorot kelam, yang diam tidak mengatakan apa pun, bahkan setelah pria itu tertabrak.“Apa yang kalian mau dariku?”Harger berbalik badan ketika lengannya disentuh oleh jemari kasar pengawal yang dia ketahui sudah berjarak sangat dekat.“Kembalikan barang yang kau ambil.”“Barang yang kuambil?” tanyanya, bersikap seolah dia adalah gadis muda yang hijau terhadap tudingan berdasar itu.“Geledah!”Secara naluri Harger mengangkat kedua tangan saat tubuhnya dieksplorasi oleh dua orang bergiliran. Napasnya berembus lega saat tidak ada apa pun yang ditemukan dan mereka mulai berbincang.“Aku bisa membuat laporan atas tuduhan palsu yang kalian lakukan.”Harger menantang dengan berani. Mereka mungkin akan meminta maaf sehingga dia menuntut kesendirian yang nyaman lebih dulu. Menyaksikan bahu – bahu besar itu menjauh dengan debaran bertalu – talu hebat di dadanya.Syukurlah, ada sebuah keuntungan saat dia segera memindahkan hasil curian itu ke saku jas miliki pria ....“Di mana dia?” Harger bergumam di tengah kehampaan harapan. Benda hasil curian sangat penting untuk segera diserahkan kepada ‘broker’, orang yang bertugas menjadi perantara antara klien dan pemberi jasa.Dengan kehilangan pria yang mengantongi disk tersebut. Harger akan kehilangan uang dan kepercayaan. Dia harus segera menemukan pria asing itu.“Kau mencari ini?”Harger berusaha mengingat sosok tinggi dengan rambut hitam yang gelap, tetapi secara mengejutkan dia didatangi oleh pria yang sekarang memamerkan sesuatu di hadapannya.Dia menelan ludah kasar. “Kembalikan.” Segera bergerak cepat ingin merenggut benda yang gagal digapai.“Untuk alasan apa aku harus mengambalikan ini padamu?”“Karena benda itu milikku.”“Milikmu?” Tatapan itu datar saat sedang bertanya. “Tapi menurut analisisku, ini milik seseorang yang akan melakukan penerbangan hari ini. Kau mencurinya dan berniat untuk membuatku ikut terjebak.“Nada arogansi begitu kentara dari aksen pria tersebut. Secara tidak langsung mengundang Harger untuk berpikir lebih dalam.“Kembalikan saja. Aku akan membayarmu sangat besar.”“Aku tidak menerima suapan.”Harger jelas melakukan kesalahan ketika dia tahu ... bahkan bisa menilai dengan baik seperti apa pria yang sedang dia hadapi. Meskipun, menurutnya menawarkan uang tetap menjadi jalan pintas.“Katakan saja berapa uang yang kau mau!”“Kau mencuri untuk uang, bukan? Lalu bagaimana mungkin aku percaya jumlah uang yang akan kau bayar.”“Itu bisa dibicarakan nanti. Sekarang serahkan benda itu padaku.”“Tidak.”Sebuah penegasan yang mantap. Harger benar – benar dituntut untuk berpikir keras. Bagaimana dan dimulai dari langkah seperti apa untuk merenggut kembali benda curian itu. Sorot matanya melirik lekat – lekat saku sebelah mana yang kini mengantongi harapan Harger.Dia sedang memasang siasat. Menunggu pria di hadapannya lengah, lalu bertindak persis keahlian merampas yang baik.“Tidak semudah itu, Signorina.”Gerakan lengan berotot dan padat lebih luwes dari bayangan Harger. Disk itu kembali digenggam pria yang dia hadapi. Sangat erat. Dan Harger menyadari ini bukan-lah prospek yang baik. Dia gagal. Sekarang berada dalam cengkeraman berbahaya—terjepit cukup erat di bagian dada untuk kemudian bersikeras menggeliat di tengah dekapan yang sama.“Lepaskan aku!”“Siapa namamu?” Suara berat itu berbisik di samping wajah Harger. Wangi memabukkan dari sisi maskulinitas berada di luar kendalinya. Makin berusaha lepas, Harger menerima kurungan yang gila – gilaan mengikat.“Untuk apa kau tahu namaku?”Paling tidak, merahasiakan identitas adalah hal terpenting saat ini.“Kau bukan orang Italia, benar? Di mana kau tinggal, Signorina?”Selama beberapa hari mengenali situasi di Italia. Harger mengerti bahwa orang – orang di sini akan melakukan sapaan antara satu sama lain dengan khusus. Dia juga memahami beberapa perbedaan dengan mudah.“Di mana aku tinggal bukan urusanmu, Signore.”“Luar biasa. Untuk sesaat aku merasa takjub atas sikap keras kepalamu.”“Bahkan rasa takjubmu tidak membuatmu melepaskanku.”Harger tidak berusaha melakukan negosiasi, tetapi dia sedang memanfaatkan kesempatan untuk memenangkan perhatian pria asing penuh perhitungan tersebut.Menemukan sesuatu untuk memerdekakan diri sendiri adalah keberuntungan yang secara ajaib membuat Harger terdorong. Pria itu terlihat meraba saku celana kain—melotot tajam pada dompet dalam genggaman Harger.“Kembalikan.”“Kita akan bertukar jika kau mau. Kukembalikan dompetmu, dan kau ... bisa serahkan benda itu padaku.”Sorot mata di hadapan Harger menajam. “Signorina, kau harus tahu di mana kau berada.”“Ya. Aku tahu. Tunggu sebentar ....”Harger mengambil posisi mundur pelan – pelan. Membuka isi dompet itu untuk menemukan kartu identitas pria asing di hadapannya.“Don Amadeu Halker.”Mula – mula Harger mengeja nama tersebut menggunakan cara bicara yang santai. Lalu menurun pada tanggal lahir, memastikan sekali lagi bahwa wajah dan tahun kelahiran pria asing ini memang pas. Matang di usia 33.Namun setelah mengetahui kedua informasi demikian, untuk kali terakhir, Harger telah menemukan hal mengejutkan mengenai profesi.Pria itu seorang ....Hakim.Tidak. Harger tidak ingin mengambil risiko tersebut dengan mengabaikan kebutuhan sekarang. Langsung menerobos masuk hingga sebuah pemandangan tak terduga, sungguh, seolah ingin menyeretnya melangkah mundur. Dia menyaksikan sendiri sebentuk tubuh sang hakim sedang menduduki tubuh seseorang. Tangan pria itu membentuk kepala mantap, yang berulang kali dilayangkan ke wajah pria malang—terkapar—dengan keseluruhan dilimuri darah. “Deu.” Harger tidak mungkin membiarkan suaminya terlarut lama ke dalam angkara murka yang mengerikan. Berlari secepatnya hanya untuk menghentikan pria itu lewat tindakan membabi buka. Deu tidak bisa mengambil tindakan tersebut di saat – saat seperti ini, meskipun bukan hal mudah memisahkan pria yang sungguh telah meledakkan seluruh hal terpendam dalam emosi yang selama ini tertunda. “Sudah, Deu, hentikan.” Napas Harger tak kalah menggebu saat dia harus benar – benar menarik tubuh sang hakim. Untunglah setelah melewati pelbagai kesulitan, dia perlahan men
Harger mungkin menikmati masakan dari suaminya yang telah bersedia meluangkan waktu berkutat lama di dapur, tetapi dia tetap merasa ganjil ketika pria itu menolak ajakan makan bersama. Alih – alih setuju, justru Harger mendapati sang hakim berpamitan pergi—ntah akan ke mana. Dia mencoba menemukan petunjuk. Tanpa sepengetahuan sang hakim, Harger telah melakukan sesuatu tepat saat di mana pria itu beranjak ke kamar. Dia tidak bisa membiarkan rasa ingin tahu yang membludak, terus membara seperti benar – benar ingin membakarnya. Tidak akan sanggup bertahan lebih lama. Itu benar. Secara naluriah tangan Harger meletakkan garpu untuk bersinggungan di atas piring. Bisa menikmati lasagna belakangan waktu. Sekarang dia harus melakukan satu hal pas. Merogoh ponsel di saku celana. Howard. Ya, saat – saat seperti ini Harger akan sangat membutuhkan kemampuan Howard. [Ada apa menghubungiku, Lil’H?] Suara pria itu mencu
“Apa yang kau lihat, Deu?” Mereka sedang berbelanja, tetapi baru saja sang hakim membuatnya seperti bicara kepada patung. Harger tidak mengerti apa terjadi dan mengapa dia harus mendapati Deu terlihat berbeda dari mula – mula mereka memasuki pusat pembelanjaan. Ditambah kenyataan harus menatap cengkeraman tangan yang mengetat di troli bayi, itu makin meninggalkan perasaan ganjil tak tertahan. Nyaris lima bulan setelah masa – masa indah menjadi orang tua, Harger tidak pernah menyaksikan sang hakim menunjukkan sikap tak terbantahkan. Mata gelap itu mendelik tajam. Seperti sembunyi – sembunyi menyimpan sesuatu. Namun, dia sama sekali tak sanggup menggapai satu pun terhadap apa yang sedang suaminya pikirkan. Hanya sekelebat menatap ke mana arah pandang pria itu. Pun ... Harger tidak menemukan sesuatu secara spesifik, selain bahu seseorang yang telah meninggalkan tempat di mana beberapa orang berjalan keluar masuk. Tak tahan. Dia memutuskan untuk menyentuh lengan sang hakim. Pria itu
Harger meletakkan bayi kecil yang baru saja dimandikan ke keranjang. Di rumah sedang kedatangan banyak tamu. Pak Sekretaris bersama seluruh keluarga. Ada Daisy dan Mr. Thamlin. Benar – benar ramai mengagumkan. Harger tidak tahu harus berkata seperti apa bahwa dia sungguh diterima dengan sangat baik. Ada ibu mertua, saudari ipar, dan hal – hal yang sering sekali mereka perhatikan. Rasanya dia nyaris tidak diperbolehkan melakukan apa pun, bahkan meski hanya mengerjakan sesuatu di dapur, yang lagipula sang hakim akan mengajukan diri—menyelesaikan semua, kemudian mereka akan berbincang – bincang, hampir seperti berbisik agar bayi tidak terbangun. Satu hal yang tidak Harger lupakan. Charlene dan Deminti juga sudah mendatanginya, mereka tiba di Italia tanpa sepengetahuan Harger, kecuali sang hakim. Ajaibnya pria itu setuju untuk merahasiakan kenyataan tersebut sesuai permintaan Charlene, bahkan menyiapkan kejutan untuknya. Harger bahagia bahwa semua orang yang dia kenal sangat dekat,
Hari ini .... Tiba pada momen yang menegangkan. Harger tidak tahu bagaimana dia akan menghadapi proses melahirkan yang sudah berada di depan mata. Dimintai untuk berjalan – jalan lebih sering dan melakukan apa pun supaya menghadapi persalinan dengan mudah. Tetapi Harger merasa beruntung memiliki suami seperti sang hakim. Pria itu dengan sabar menemani dia berjalan ke mana pun di taman rumah sakit. Mengerjakan apa saja yang Harger sudah tak bisa lakukan setelah menghadapi perutnya yang membesar. Seperti sekarang terjadi. Harger menahan napas ketika tanpa sengaja menjatuhkan sapu tangan, kemudian sang hakim segera membungkuk, meraih benda tersebut dan menyerahkannya kembali. “Terima kasih, Yang Mulia. Aku mencintaimu.” Saat – saat seperti ini memang dibutuhkan keromantisan. Harger berpengangan erat di lengan suaminya. Mereka berjalan sangat pelan menyusuri jalan yang dibeton, tetapi Harger sedang bertelanjang kaki. Pada beberapa momen tertentu sang hakim
Senyum Harger lagi – lagi melebar saat mengamati sesuatu yang terasa indah.Garis dua ....Tadi pagi hampir tanpa sadar dia melompat girang. Melakukan tes, lalu mendapati bahwa dirinya positif hamil, itu merupakan momen tak terlupakan setelah harus menghadapi pelbagai desakan tidak nyaman belakangan ini. Keinginan untuk muntah, golakan mual, dan semua yang menghantam Harger sebagai satu kesatuan paling mengerikan—sebuah alasan serius mengapa kebutuhan – kebutuhan tersebut akhirnya meninggalkan perasaan curiga. Dia telah mengambil keputusan yang tepat dengan mengetahui kebenaran terlalu dini.Langkah Harger tentatif mendekat ke lemari pakaian. Ada sesuatu yang perlu dia lakukan sebelum memberitahu informasi ini kepada suaminya. Ya, meletakkan benda pipih di tanganya ke dalam kotak persegi panjang, lalu pelan – pelan membongkar lipatan kain di dalam rak demi mengambil sesuatu di sana. Pakaian rajut bayi buatan tangan Daisy, yang masih tersimpan utuh di sana, untuk kemudian
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen