Home / Romansa / Terjerat Hasrat Dunia Gelap / Bab 40. Menolak, tapi Merintih

Share

Bab 40. Menolak, tapi Merintih

Author: Shenna
last update Last Updated: 2025-07-24 12:00:14

Mulut Ella terbuka, tak bisa berkata-kata lagi dengan pria di hadapannya. "Kau benar-benar pria mesum! Tidak tahu malu! Bajingan! Pengecut! Semua sifat buruk kau borong," geramnya. "Sekarang keluar!"

"Tidak mau. Kalau kamu ingin aku keluar ... usir saja aku dengan tanganmu.”

"Tubuhmu terlalu besar untuk diseret, bodoh."

"Kalau begitu, aku akan tetap di sini. Tidak bergerak sedikit pun."

Ella mendecak kesal. "Sungguh merepotkan." Tapi ia berjalan mendekati Alexander. Menarik lengan Alexander dengan sekuat tenaga, namun pria itu sama sekali tidak bergeser dari tempatnya, bagaikan batu besar. Usahanya jelas akan sia-sia.

"Argh sialan," umpatnya melepaskan lengan Alexander, lelah. Ella menyerah, tubuh pria itu jauh lebih besar daripada dirinya.

Alexander tertawa remeh. "Hanya itu?"

"Hanya itu? Wah ... ternyata kau belum sadar, tubuhmu sebesar lemari es."

Dengan napas
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
elma
Di tungguin kok gak up thor....?ayuk semangat
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 90. Takdir atau Direncakan?

    "Tentu, aku ingat. Kita sudah beberapa kali bertemu tanpa sengaja," ucap Ella, bibirnya terangkat membentuk senyum tipis."Benar. Rasanya terlalu kebetulan, sampai-sampai sulit dipercaya.""Apa kamu sendirian?" "Iya. Hanya ingin melihat langit.""Aku juga. Kalau begitu, duduklah. Kursi ini masih kosong.""Terima kasih." Francesco menarik kursi di hadapan Ella, lalu duduk. "Kamu sering ke sini?""Iya. Tempat ini selalu terasa pas untuk menenangkan diri. Bagaimana denganmu?""Ini baru kali kedua. Tapi aku mengerti kenapa kamu menyukainya."Ella melirik secangkir kopi hitam di tangannya. Cairan pekat itu terlihat begitu pahit, tanpa setetes pun gula. "Pertemuan pertama kita juga di kafe. Apa kamu memang penggemar kopi? Atau seorang peneliti yang menjadikannya bahan riset?"Francesco tertawa ringan. "Tidak. Aku hanya penikmat kopi. Seorang pecandu aroma dan rasa pahitnya."Mereka menyeruput kopi masing-masing. Hening sebentar, hanya suara lalu lintas kota Milan yang terdengar jauh di baw

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 89. Rooftop

    "Itu sudah keputusan akhir," kata Gianna tegas.Ella diam beberapa detik, sebelum bibirnya dipaksakan terangkat. "Iya, tidak apa-apa. Aku turut senang siapa pun yang menggantikanku. Semoga pementasannya berjalan lancar." "Terima kasih. Ah, sebenarnya ini sangat disayangkan. Aku menyukai kemampuanmu, tapi ... tidak ada yang bisa kulakukan.""Iya, sungguh tidak apa-apa," balas Ella lagi, tetap tersenyum seolah semua baik-baik saja."Kalau begitu silakan latihan. Permisi," pamit Gianna meninggalkan Ella. Begitu pelatihnya menjauh, senyum itu seketika runtuh dari wajahnya. Ella menunduk, jari-jarinya saling menggenggam guna menahan perasaan yang bergejolak. Ia tak berdaya selain menerima, meski jawaban itu menghantam perih dadanya.***Pukul 05:00 AM.Satu per satu ballerina yang tidak masuk ke dalam casting pementasan berkemas dan pulang. Suasana ruang latihan mulai sepi. Ella melangkah pelan ke luar, hatinya kosong,

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 88. Monster Nafsu

    "Ini tempat yang buruk! Kau tidak boleh berada di sini," ujar Alexander menekan."Tidak," balas Ella. "Ini tempat yang tepat untukku karena pekerjaannya mudah. Aku hanya perlu menjual wajah dan tubuhku agar mendapatkan tip besar."Alexander menyeringai. "Jadi kau suka pekerjaan semacam itu?""Iya. Bahkan sebenarnya, kalau saja kau tidak membuat keributan, mungkin pelanggan itu sudah memberiku banyak uang. Sayang sekali, tidak jadi."Ucapannya menusuk. Ombak cemburu dan amarah mendadak menghantam Alexander, melahap sisa kendalinya."Aku bisa memberimu lebih banyak uang," desisnya. "Kenapa kau tidak tidur lagi saja denganku?"Tanpa memberi waktu bernapas, bibir Ella direbut dengan ciuman brutal. Kasar, tanpa belas kasih. Api di dalam diri Alexander tak lagi bisa dipadamkan. Tangannya mendarat di dada Ella, meremas seakan ingin meninggalkan tanda kepemilikan.Ella menangis. Air mata mengalir, tangannya gemetar mendorong tubuh pria itu, namun sia-sia. Alexander tidak peduli. Dalam pikiran

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 87. Ruang VIP

    "Apa kau pegawai baru di sini?" tanya seorang pria, matanya mengikuti setiap gerak Ella."Iya," jawab Ella, meletakkan bir di atas meja yang dihuni empat pria. "Selamat menikmati." Ia berniat pergi setelah tugasnya selesai."Hei, tunggu dulu," cegat salah satu dari mereka. Tangannya menggenggam tangan Ella. Jari-jari itu menyentuh lembut namun menyebalkan bagi yang menerima sentuhan. "Duduklah di sini, kita akan memberimu tip banyak.""Tidak perlu, Tuan," jawab Ella dengan suara bergetar, mencoba melepaskan cengkraman itu. Ketakutan mulai merayap, tatapan mereka membuat tubuhnya membeku. "Aku harus kembali bekerja.""Melayani kami juga tugasmu, bukan? Jadi tinggallah di sini.""Tidak! Tolong lepaskan!"Tiba-tiba, pria lain menarik pinggangnya, membuat tubuh Ella mendarat di paha orang asing itu. Tawa kasar mereka mulai bergema, mengejek. "Kau seksi sekali, Nona. Bermainlah sebentar dengan kami.""Tidak!" Ella memberontak, akan tetapi, tangan pria tak sopan itu mengunci tubuhnya. Pani

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 86. Casino

    Casino Royale adalah simbol kemewahan, keserakahan, dan rahasia gelap yang dimiliki keluarga Hoffa. Malam ini, putra kedua Reagan hadir, setelan jas tuxedo melengkapi penampilannya dengan sempurna.Setiap langkah Alexander penuh percaya diri, tak ada ketakutan, tak ada keraguan. Mata panjangnya menelisik setiap sudut, menangkap para pengunjung yang larut dalam kesenangan mereka, serta klien-klien yang berlebihan dalam memamerkan kekayaan. Ia tidak tergoda, meski tindakan beberapa pria menjijikkan itu memaksa alisnya sedikit terangkat.Lift membawanya ke lantai paling atas, ke dunia manusia-manusia yang haus kekuasaan, tempat yang bahkan tidak layak disebut manusia. Di sana, wanita-wanita berpakaian minim menghibur enam pria tua dan gemuk yang tertawa lepas di meja poker."Tuan kecil, akhirnya sampai juga," ledek Bartolomei, seorang pria tua berambut putih, suaranya dipenuhi ejekan, disertai tawa kasar teman-temannya."Tuan kecil? Dia bahkan berani mempermalukan Ayahnya karena melangga

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 85. Tahap Selanjutnya

    "Argh, apa-apaan kau ini," desis Chloe, menyingkirkan tangan Francesco dari wajahnya.Sejenak, rahang Francesco menegang. Tangannya yang ditolak mengepal, namun ia cepat menguasai diri. Senyuman samar segera muncul di bibirnya. "Aku hanya ingin membantumu.""Mengajakku minum memang membantu. Tapi barusan itu tidak. Kau bukan berniat menolong, kau ... menyukaiku.""Iya," jawabnya tenang. "Apa itu salah?"Chloe terdiam, lalu terkekeh kecil. "Tentu saja salah. Aku ini masih tunangan adikmu. Apa kau benar-benar ingin mengkhianatinya? Kau ingin menyalakan api drama keluarga? Ugh, terlalu merepotkan.""Pertunangan kalian sudah di ujung tanduk. Jadi apa lagi yang perlu dipertahankan?""Ujung tanduk bukan berarti mati!" Chloe menekankan kata-katanya. "Dengar, aku memang cantik. Tapi itu bukan alasanmu untuk menaruh perasaan padaku. Jangan memperumit keadaan. Kita ... hanya main-main."Francesco menyipitkan mata. "Aku punya rencana. Kita bisa mengembalikan keadaan, dan-""Mengembalikan? Lalu a

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status