Share

Bab 41. Cemburu

Author: Shenna
last update Last Updated: 2025-08-01 09:00:45

Ella terdiam sejenak. Lalu membuka tutup lipstiknya. "Silakan," jawabnya datar. Mulai mengoleskan pewarna merah tersebut ke bibir. "Tapi kau harus memakai rambut palsu, kumis jenggot palsu, kacamata, pokoknya jangan sampai wajahmu kelihatan Teresa. Lagi pula kau sendiri yang tidak menuruti perkataanku."

"Sayang sekali, wajah setampan ini tidak akan kelihatan. Padahal aku ingin membuat Chloe merasa bangga mempunyai tunangan sepertiku."

Ella menaruh lipstiknya dengan keras di meja hingga menimbulkan suara. "Kalau kau sangat ingin datang bersama Chloe ... pergilah. Aku tidak berhak untuk melarang. Hanya memperingatimu agar selalu hati-hati, Alexander."

Lantas mengambil tasnya dan pergi, tanpa menoleh lagi. Alexander pun tak menawarkan tumpangan, dan Ella tahu, ia tidak akan.

***

Club yang menjadi tempat ulang tahun malam itu sudah dipenuhi keramaian. Lampu-lampu neon berkedip, musi
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 50. Rokok dan Rahasia

    "Tubuhmu berkeringat, Alexander," imbuh Francesco sambil menyipitkan mata. "Kau habis olahraga atau ... habis melakukan sex?" Alexander menghela napas, lalu segera menutup pintu kamar Ella rapat, memastikan tidak ada sehelai rambutmu terlihat dari dalam. "Itu bukan urusanmu," jawabnya datar. "Tapi kau sungguh kurang ajar berada di rumahku tanpa izin!" "Tenanglah sedikit, adik. Aku datang bukan untuk memulai pertengkaran. Justru aku ingin membicarakan sesuatu yang ... barangkali penting." "Tidak ada hal penting pada dirimu." "Kau terlalu serius," kata Francesco tersenyum tipis. "Baiklah aku tidak akan bertanya mengenai kamar ini atau apa pun, tapi temui aku di bawah. Ada yang perlu kubicarakan." Alexander menatap sang kakak yang pergi masuk ke dalam lift. Ia kembali membuka sedikit pintu kamar Ella, wanita itu terlihat sudah tertidur pulas. Sepertinya dia kelelahan sampai tidak bi

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 49. Lantai

    Alexander melepaskan celananya, kemudian merebahkan tubuhnya di atas Ella yang terbaring lemah di lantai. Tangannya menjadi tumpuan, menjaga agar berat tubuhnya tidak sepenuhnya menimpa wanita mungil itu. "Posisinya ... agak aneh," bisik Ella pelan dan malu-malu. "Aneh apanya? Kamu hanya belum pernah melakukannya di lantai, jadi sekaranglah waktunya." Alexander mengecup telapak tangan Ella. Memasukkannya dalam sekali hentak, seperti biasa. "Kamu masih sangat sempit, Ella." Ella menggeliat. "Kalau mlikku masih sempit, kenapa memasukkan sangat keras?" "Jika tidak dipaksa akan lama. Aku tidak suka menunggu." "Tapi rasanya sakit setiap kali kamu melakukannya." "Ini bukan pertama kalinya, kenapa masih merasa sakit?" gumamnya. Alexander mengeluarkan miliknya kembali, kemudian memasukkan batangnya lagi ke kemaluan Ella secara perlahan. "Sekarang bagaimana?" "Ya ... sangat penuh."

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 48. Lukisan

    "Kenapa kamu lama sekali membelinya?" tanya Alexander, menghampiri Ella yang baru masuk ke dalam rumah. Semua barang yang wanita itu beli, dimasukkan ke ruang kosong untuk mereka melukis oleh para pelayan. "Ada sedikit masalah dengan perutku di jalan." "Apa masalahnya sudah selesai sekarang?" "Sudah." Alexander melingkarkan tangannya di pinggang ramping Ella. "Aku tidak sabar menjadi model lukisanmu." "Hah? Model?" "Ya. Aku tidak tertarik dengan melukis maka, menjadi model adalah pilihan terbaik." "Dengar ya, aku tidak bisa menggambar manusia." "Padahal tadi dirimu bilang jenius dalam melukis." "Aku tidak pernah mengatakan itu. Aku bilang hanya sedikit bisa melukis. Apa kau tuli?" "Lalu apa yang kamu bisa, Nona?" "Ya misalnya benda-benda, makanan, binatan

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 47. Kafe

    Tak terasa, sudah satu semester Ella tinggal di Milan, dengan penuh kebahagiaan sekligus kekacauan. "Hari ini hari pertama libur semester. Apa rencanamu hari ini?" tanya Alexander sambil menatap wanita di depannya yang sedang menyantap sarapan. "Mungkin ... melukis," jawab Ella. "Kamu suka melukis?" "Lumayan." "Satu fakta yang baru kutahu. Aku tidak menyangka." "Ya memang apa yang kau tahu tentangku? Tidak ada, jawabannya." "Lubang bawahmu." Ella spontan melotot. "Diam kau!!" desisnya dengan suara kecil dan penuh penekanan. "Tidak perlu ada yang disembunyikan. Orang-orang di mansion ini sudah tahu apa yang telah kita lakukan." "Oh, jadi mereka juga tahu bahwa kau menyiksaku selama di sini?" "Menyiksa a

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 46. Mainan Sementara

    "Kenapa ... kau ada di sini?" tanya Chloe. Kesadarannya tiba-tiba kembali seiring kemunculan Francesco. Francesco tidak langsung menjawab. Ia melangkah tenang menuju pelayan wanita yang masih berdiri penuh amarah. "Maaf, sebenarnya apa kesalahan yang dilakukan oleh temanku?" "Dia menghabiskan banyak minuman tapi tidak bisa membayarnya. Bahkan jalang itu malah menghina pekerjaanku." "Jangan percaya, aku sudah berbicara baik-baik, tapi dia malah membuatku kesal," protes Chloe. Francesco menoleh ke arah Chloe, mata tajamnya memintanya diam. Kemudian menatap sang pelayan lagi. "Maaf Nona atas kekacauan yang dilakukan wanita ini. Mengenai pembayarannya, akan kubayar sekarang." Francesco mengeluarkan beberapa lembar uang tanpa menghitung berapa jumlahnya, yang pasti lebih dari nominal alkohol Chloe. "Ini, semoga cukup untuk mengganti rasa tidak nyaman Anda malam ini." Wanita itu melirik uang di tangannya, lalu men

  • Terjerat Hasrat Dunia Gelap    Bab 45. Malam tanpa Janji

    "Ets, jangan salah paham! Ini bukan karena diriku cemburu," kata Ella cepat-cepat. "Hanya saja, di sana akan ada Teresa, kau tidak bisa muncul di hadapannya." "Jadi kamu sudah tahu rencana teman-temanmu ini?" "Iya, mereka juga mengajakku." "Lalu apa jawabanmu?" "Tentu menolak, apa lagi yang bisa kulakukan? Aku tidak memiliki kekasih." Alexander tersenyum tipis. Ada geli yang menghangat di dadanya, sekaligus rasa puas yang sulit dijelaskan. Meskipun ia belum sepenuhnya yakin pada perasaan Ella terhadapnya, tapi ada sesuatu yang terasa sah dari kata-katanya tadi, seakan Ella telah mengklaim dirinya secara tidak langsung. "Baiklah aku tidak akan pergi ... untuk dirimu." *** Hari itu akhirnya tiba. Malam yang seharusnya menjadi panggung gemilang, di mana Chloe dan Alexander berdiri berdampingan, menyambut pu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status