Share

3. Kesempurnaan VS Kejelekan

Author: ReyNotes
last update Last Updated: 2024-12-08 23:17:34

“Ini kamarmu.”

Brandon membuka satu pintu di apartemennya.

Kelly bersorak dalam hati. Ia senang, sebab ternyata mereka tidak tidur satu kamar.

“Dan pelajari ini.” Brandon memberikan satu dokumen ke tangan Kelly.

Kelly membuka dan membaca sekilas. Isinya tentang skenario pertemuan Kelly dan Brandon. Dari awal kencan, hingga Brandon melamar Kelly. Semua kebohongan yang terencana rapi.

'Benar-benar tipikal orang kaya yang memiliki rencana rapi!' dengus gadis itu dalam hati.

“Pernikahan kita adalah pernikahan terbuka. Jadi, kita tidak ikut campur dengan urusan masing-masing. Aku masih bisa memiliki kekasih dan kamu ... aku tidak perduli kamu mau apa.” Brandon berkata tegas.

Dengan tatapan malas, Kelly mengangguk. “Syukurlah. Aku mau tetap bekerja."

“Tak masalah. Kamu akan bekerja di perusahaanku." Mata Brandon yang tajam lalu mengarah padanya, "Tetapi, tetap rahasiakan statusmu!”

Kepala Kelly kembali mengangguk. Tanpa kata lagi, Brandon keluar dari kamar dan membanting pintu di belakangnya membuat Kelly tersentak kaget.

“Cih! Dia pikir, siapa juga yang mau gembar-gembor punya suami kayak dia?!" cerocos gadis itu sembari memutar tubuh, meneliti kamar barunya.

Pagi harinya, Kelly terbangun. Pemandangan pertamanya adalah skenario pernikahannya dengan Brandon. Ia ingat, semalam ia tertidur usai mencoba mengingat jalan cerita cinta mereka yang direka.

Ia mengembuskan napas berat. "Ternyata bukan mimpi. Aku benar-benar telah terjebak dalam pernikahan kontrak bersama pewaris menyebalkan itu!"

Tidak lama meratapi kenyataan, Kelly memutuskan segera mandi dan bersiap.

Selesai berpakaian, Kelly keluar dari kamar menuju dapur.

Mansion itu sangat sepi. Tidak ada pelayan sama sekali.

Kelly membuka kulkas dan mulai mengeluarkan bahan-bahan untuk dimasak. Wanita itu mulai asyik memasak sarapan untuk dirinya.

“Ngapain?”

Kelly menoleh ke belakang. Brandon berdiri dengan pakaian olahraga. Tampak keringat menghiasi wajahnya, yang justru membuat otot-otot menonjolnya mengilat dan tampak seksi.

“Ehm.” Kelly berusaha membuyarkan lamunan. “Aku tidak lihat ada pelayan, jadi aku masak sarapan sendiri.”

Mata Kelly melihat tangan Brandon menekan tombol di meja makan. Tak lama, keluar dua orang pelayan meletakkan berbagai hidangan tanpa bersuara. Setelah selesai, mereka menunduk dan kembali menghilang.

“Pelayan tidak akan muncul jika tidak kupanggil. Aku tidak suka keramaian.” Brandon berkata lalu duduk dan mulai makan tanpa menawari Kelly.

Mereka duduk berhadapan. Kelly melirik Brandon yang makan dengan mata fokus pada layar ponsel.

Selain bertindik, salah satu lengan Brandon yang pagi ini mengenakan kaos tanpa lengan, ternyata penuh dengan tato. Salah satunya, tato bunga berwarna jingga yang tampak menyolok.

“Ehm ... kapan aku bisa mulai kerja?” Kelly mencoba membuka pembicaraan, mengalihkan konsentrasinya dari memperhatikan tubuh Brandon yang menggoda.

“Besok.” Brandon menjawab tanpa menatap Kelly.

“Di mana?”

“Perusahaanku. RichScent.”

“Apa kamu bisa memberiku sedikit petunjuk tentang perusahaan dan pekerjaanku?”

“Cari sendiri di internet!”

Setelah berkata demikian, Brandon bangkit dari kursinya. Lelaki itu pergi, entah ke mana. Kelly sampai bingung melihat sikap lelaki tersebut.

Sebenarnya, pertama kali Kelly melihat Brandon, hatinya sedikit berdesir. Wajar, karena wajah dan tubuh Brandon sempurna. Namun, karena sikap lelaki itu yang menyebalkan, telinga bertindik, lengan bertato dan... Merokok, sudah sepatutnya Kelly tidak jatuh cinta pada lelaki dingin itu.

Selesai makan dan mencuci piring, Kelly merogoh saku. Ia mengambil ponselnya dan mencari tahu info tentang perusahaan yang disebutkan Brandon.

Langkah Kelly terhenti di depan pintu kaca menuju taman.

Di sana, Brandon sedang menelepon sambil mengisap rokok elektriknya.

Kelly langsung menggeleng, kemudian cepat-cepat berbalik arah saat tiba-tiba Brandon memergokinya.

Lelaki itu menyusul Kelly dan menyamai langkahnya. “Kita harus siap-siap menerima tamu,” katanya.

Kening wanita itu mengerut. “Siapa?”

“Pengacara. Kamu sudah hapal skenario pernikahan kita, bukan? Pengacara itu pasti akan banyak bertanya.”

Kelly meringis seketika. “Belum semua,” akunya jujur.

“Bodoh!” Brandon mengumpat kesal. “Cepat baca dan hapalkan sebelum pengacara itu datang!”

Kelly sudah siap meledakkan amukannya. Namun, lelaki itu sudah lebih dulu menghilang entah ke mana.

Akhirnya, Kelly memutuskan untuk kembali ke kamar. Ia membaca skenario pernikahannya dengan serius.

Setelahnya, karena merasa bajunya bau masakan, Kelly berniat mengganti pakaian. Namun, ketika tersisa pakaian dalam di tubuhnya, ia mendengar ponselnya berdering.

Dirasa penting, Kelly buru-buru keluar dari kamar mandi.

“Hallo, Brandon?” Kelly menatap ponselnya. Nama sang suami tertera, akan tetapi tidak ada suara yang menyahut. “Kenapa Brandon tidak menjawab?”

Ia mematikan sambungan telepon itu, dan memutar badan.

Saat itulah, ia membelalakkan mata melihat ada sosok lelaki yang sedang memandang tubuhnya tanpa jeda.

“Arrgghhh! Brandon!” Secepat kilat, Kelly menutupi tubuhnya dengan selimut tipis yang ada di ranjang. “Kenapa kamu di sini?!”

“Tentu saja karena ini mansionku.” Brandon membalas santai.

“Keluar!” Kelly berteriak.

“Cepat pakai bajumu.”

“Keluar dulu. Dasar mesum!”

Namun, bukannya keluar, Brandon malah semakin mendekat.

Kelly mundur hingga punggungnya menyentuh dinding dan ia tidak bisa bergerak lagi.

 “Ka–kamu mau apa?” cicit Kelly ketika Brandon mengukungnya.

Saking dekatnya posisi mereka, ia bisa merasakan embusan napas lelaki tersebut.

Tangan Kelly mencengkram erat ujung selimut yang menutupi tubuhnya yang sekarang gemetar.

Tanpa menjawab, Brandon membuka mulutnya dan mulai melumat bibir bagian atas Kelly.

Tentu saja Kelly memberontak. Akan tetapi, penolakan Kelly justru membuat Brandon semakin merapatkan tubuh mereka.

Lelaki itu, dengan kedua lengan kekarnya, mengunci tangan Kelly yang memukul-mukul dada Brandon.

Setelah beberapa lama menyecap bibir Kelly, Brandon melepas pagutannya. “Amatir!” komentar lelaki itu singkat. “Anggap itu latihan untuk bersandiwara di depan pengacara nanti.”

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Rna 1122
eeeeeeehhhhh ngakuuu aja kalo lu pengen gengsi amat jd laki
goodnovel comment avatar
Nova Silvia
bilang aja kamu terpesona ma kell mungil tapi sexoy
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Terjerat Kontrak Palsu dengan Pewaris Dingin   224. Janji Bersama

    Arsen, Reno dan Mimi saat ini telah berusia tiga tahun. Orang-orang yang belum mengenal mereka selalu berpikir bahwa hanya Arsen dan Reno yang merupakan anak kembar, sementara Mimi adalah adik bungsu mereka. Perbedaan ketiganya memang semakin terlihat.“Aku mau punya anak perempuan lagi.” Kelly berkata sambil menatap Mimi yang sedang duduk di pangkuan Brandon sambil menggambar.“Aku tidak mau. Mimi saja sudah cukup.” Dengan keras kepala, Brandon menggeleng.Masalah ini belum selesai sampai bertahun-tahun. Kelly masih menginginkan memiliki anak lagi sementara Brandon yang merasa tak tega istrinya hamil dan melahirkan menolak mentah-mentah kemauan Kelly.“Aku akan bilang Mommy Florence untuk mencuri benihmu dan memasukkan ke rahimku.” Kelly berkata ketus.“Aku akan minta Mommy Keyna diam-diam memberimu suntikan KB.” Brandon menyahut tak kalah sengit.Mereka terdiam saat Mimi tiba-tiba menatap orang tuanya bergantian.“Mimi mau bilang grandpa, mommy dan daddy berantem lagi.” Mulut mungil

  • Terjerat Kontrak Palsu dengan Pewaris Dingin   223. Keluarga Nomer Satu

    Kelly dan Brandon menoleh cepat. Frederix, Sacha, Louis serta pasangan mereka berkumpul tak jauh dari tempat Kelly dan Brandon berdiri.Spontan, Kelly langsung terisak. Wanita itu berlari masuk ke dalam dekapan kakak sulungnya, Frederix. Selama beberapa saat Frederix, Sacha dan Louis juga memeluk adik bungsu mereka.Brandon membuang pandangan. Keluarga Dalton selalu saja membuatnya terharu dengan kebersamaan dan kasih sayang mereka.“Maafkan aku, ya, Kak. Mommy dan Daddy jadi pergi.” Kelly sesunggukan di dada Frederix.“Hehe. Kami pernah meninggalkan daddy sendirian. Sekarang, kami jadi tau bagimana rasanya ditinggalkan.”“Tapi, kami rela. Mommy dan daddy sudah cukup menemani kami hingga memiliki anak-anak yang mulai besar.”“Sekarang, waktunya mommy dan daddy menemani keluargamu berkembang dan bertumbuh.”Mendengar pernyataan Frederix, Sacha dan Louis, Kelly menghentikan tangisnya. Meskipun Brandon bilang, keluarga Dalton dapat kapan saja berkunjung, tetap saja Kelly tau, jadwal kaka

  • Terjerat Kontrak Palsu dengan Pewaris Dingin   222. Rencana Masa Tua

    Kelly menatap suaminya yang terdiam memandang foto tersebut. Ia jadi ikut mengamatinya. Foto kebersamaan Kelly dan Marc remaja.Di foto, Kelly terlihat kalem, sementara Marc bergaya tengil dan menggoda Kelly.“Apa kamu seperti melihat masa depan Mimi dan Reno?” tebak Kelly.Cepat, Brandon menggeleng. “Jangan! Kamu tau aku tidak suka melihatmu ribut dengan Marc.”Senyum terukir di wajah Kelly. Ia akan memastikan putra-putrinya saling menyayangi. Meski ia tau Marc juga menyayanginya dengan versi lelaki itu sendiri.Selama berada di mansion William, Kelly mengenalkan anak-anaknya dengan lingkungan sekitar. Setiap hari mereka bermain di taman, berenang atau ke aviary. Reno terlihat yang paling menikmati kegiatan outdoor.“Mimi kepanasan, Babe. Bawa masuk saja.” Brandon tak tega melihat wajah Mimi yang putih jadi kemerahan.Hingga Arsen dan Mimi masuk bersama suster mereka, Reno masih asyik bermain bubble di taman. Brandon menemani putranya sementara Kelly menyusui Arsen dan Mimi.“Sudah m

  • Terjerat Kontrak Palsu dengan Pewaris Dingin   221. Foto Masa Kecil

    Tentu saja Kelly tidak menolak tawaran Brandon. Apalagi, ia tidak enak jika mengandalkan Mommy Florence dan Daddy Donald mengingat Kak Dheena sebentar lagi akan melahirkan.“Beneran Uncle Rich juga mau hadir di wisudaku?” Marc memandang Brandon tak percaya.“Nggak boleh?” Brandon balas bertanya.Marc mengangguk tegas. “Boleh! Boleh banget!”Universitas tempat Marc belajar akan geger jika mereka tau seorang triyulner akan hadir untuk mendukungnya. Lelaki muda itu berteriak kesenangan dan memberitahu seluruh keluarga.“Lho, apa benar yang diucapkan Marc? Kalian mau ke negara Kelly?” Mommy Florence tergopoh datang menghampiri.Kelly jadi merasa tak enak hati karena merencanakan ini secara mendadak. Ia langsung berdiri dan merangkul mommy mertuanya.“Nggak papa kan, Mom? Nanti sebelum Kak Dheena melahirkan aku pulang.” Kelly berjanji.“Waahh... kami akan sangat kangen pada Arsen, Reno dan Mimi.” Daddy Donald jadi ikut melow.“Cuma satu minggu, Mom, Dad.” Brandon menimpali. “Semoga Kak Dhe

  • Terjerat Kontrak Palsu dengan Pewaris Dingin   220. Cuma Pura-Pura

    Brandon terduduk dan merebut benda pipih itu dari tangan Kelly. Matanya menatap tanpa berkedip pada permukaan benda. Lalu, menatap sang istri yang juga sedang memandangnya.“Garis satu? Kamu tidak hamil?”“Nggak.” Kelly menggeleng.“Huuffftt.” Brandon kembali merebahkan diri ke ranjang sambil mengembuskan napas panjang penuh kelegaan.Kelly terkekeh dan memangku wajah dengan tangannya. “Seneng banget kelihatannya aku nggak hamil lagi.”Tubuh Brandon menyamping menghadap sang istri. Tangannya mengusap sayang wajah Kelly.“Bukan begitu. Aku akan senang kamu hamil lagi. Masalahnya, si kembar tiga masih bayi. Kondisi kamu pasca melahirkan juga belum stabil.”“Aku sudah baik-baik saja, kok. Cuma pura-pura nggak stabil.” Kelly tergelak.“Jahat!”“Hahahaha!” Kelly kembali tergelak dan sibuk menghindari tangan Brandon yang mengelitiki pinggangnya. “Sudah, Brad! Ampun!”Brandon memang berhenti. Ia menindih tubuh Kelly dan menatap wajah cantik di bawahnya. Tiba-tiba, dahi Brandon berkerut.“Kena

  • Terjerat Kontrak Palsu dengan Pewaris Dingin   219. Ruang Rahasia

    “Ini ruangan untukmu.” Kelly tersenyum pada sang suami. Tangannya menghapus cepat air mata yang jatuh ke pipi.Kelly merapatkan tubuh pada Brandon yang berdiri kaku di tengah ruangan. Sadar, suaminya masih tercengang mendapati kejutan darinya, Kelly menangkup wajah tampan Brandon.“Terima kasih untuk kesabaranmu selama ini. Aku tau kamu masih berjuang untuk berada di antara keramaian keluargaku. Di mansion ini, bahkan kamar kita bukan lagi tempat privatemu.”Setelah melahirkan dan kembali ke mansion, Kelly menyadari bahwa mansion Brandon tidak pernah sepi. Keluarganya selalu datang berbondong-bondong, bahkan menginap.“Aku tidak keberatan, Babe.” Brandon berkata pelan.“Aku tau.” Kelly menatap mata Brandon dalam-dalam. “Tapi, aku mau menjadi istri pengertian yang paham kalau sesekali, suaminya butuh kesunyian.”Brandon mengangkat kedua alisnya sedikit. Ia kembali mengamati sekitar. Berusaha mencerna bagaimana ruangan ini bisa ada.“Aku belajar dari ahlinya.” Kelly berkata seolah menja

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status