Share

43. Ancaman Kembali

"Aku juga ingin menjadi baik seperti kamu. Selama ini kamu yang sudah mengajarkan banyak hal, termasuk tentang keikhlasan. Aku jadi makin jatuh cinta padamu, Inara."

Inara hanya mengangguk saja. Kepalanya memang benar-benar terasa penat.

Mereka salat subuh berjamaah. Saat Inara hendak melipat dan menggantung kembali mukena itu, tiba-tiba ia lunglai, tubuhnya merosot, seketika Harshil meraihnya dalam dekapan.

"Astaghfirullah Inara ...!" pekik Harshil panik. 

Ia langsung membopong tubuh sang istri kembali ke tempat tidur. 

"Inara! Inara!" panggilnya. Diperiksanya berulang kali kening sang istri. Panas, sementara tangan dan kakinya begitu dingin. 

"Kamu kenapa, Sayang? Bangunlah, jangan sakit!" Cemas dalam nada bicaranya. Ia menyelimuti tubuh sang istri dengan selimut seadanya. Diciuminya berkali-kali kening dan pipinya. Harshil mengompres kening Inara, memijat kakinya yang terasa dingin. Mengambil minyak kayu putih

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status