Share

Bab 7

Author: Amelina_ws
last update Last Updated: 2023-09-05 16:40:26

Lysia tercengang, apa-apaan ini? Seorang pria tua memasuki kamar Lysia? Pria itu terlihat gendut dengan perut buncit yang memenuhi bagian kemejanya. Sial, melihat dari wajahnya … pria tua Bangka ini rupanya pelanggan yang ingin membeli Lysia malam ini.

Mami Breta terlihat sedikit kaku, dia melirik ke arah Lysia dan memberikan isyarat agar Lysia tersenyum.

'Sialnya Lysia masih belum siap, tapi pak Kusumo sudah datang. Semoga saja tidak ada masalah untuk ini,' dalam batin mami Breta.

"Pak Kusumo, ini adalah Lysia," ujar Mami Breta.

Pak Kusumo menatap dengan seringai aneh dan melecehkan Lysia. Memandangnya dari atas sampai bawah sambil mengusap-usap dagunya sendiri. Mungkin pria tua ini sedang berimajinasi hal lain.

Lysia mengatur nafasnya, rasanya ingin kabur memikirkan dirinya yang harus melayani pria hidung belang ini. Rasanya jijik dan muak melihat pria tua yang seharusnya menghabiskan waktu bersama dengan keluarga malah berada di tempat seperti ini dan memandangnya dengan tatapan merendahkan.

Pak Kusumo menaikan tangannya dan dia menyuruh mami Breta untuk meninggalkan dirinya dan Lysia berdua.

Mami Breta pun yang tidak menyangka dengan kedatangan pak Kusumo secara mendadak langsung saja pergi dari sana. Namun, sebelum mami Breta pergi, dia langsung berbisik pelan di samping telinga Lysia.

"Lysia, dia pelanggan yang begitu Royal, jangan kecewakan dia. Apalagi kau anak baru dan belum berpengalaman. Jadi, tugasmu hanya tinggal menuruti keinginannya. Kau harus paham apa yang harus kau lakukan." bisik mami Breta.

Lysia mengangguk pelan. Lalu, mami Breta pun pergi dari sana meninggalkan Lysia dan Pak Kusumo.

Saat ini Lysia dan Pak Kusumo saling tatap, lalu Lysia membuang muka karena tidak betah menatap lama-lama wajah pria tua itu. Lysia menatap penuh dengan kebencian tadi, sedangkan Pak Kusumo masih terus saja menatap Lysia dengan fantasi liarnya.

"Silahkan duduk dulu, Pak." suruh Lysia langsung menghindari Pak Kusumo dan meraih sisir di depan meja rias dengan kaku.

Pak Kusumo langsung saja hendak meraih tubuh Lysia, tapi Lysia langsung berbalik.

"Pak, maaf aku belum bisa menyiapkan diri. Eum mak-maksudku aku belum sempat berdandan cantik." Lysia memaksakan diri untuk tersenyum," Ku kira bapak tidak akan datang secepat ini."

"Rupanya kamu begitu cantik, Lysia. Melebihi foto yang si Breta berikan. Lebih baik aku persunting saja dirimu menjadi istri ke empatku," ungkap Pak Kusumo dan berhasil membuat Lysia ingin muntah.

"Istri keempat?"

Pak Kusumo tersenyum merendah, "ya istri ke empatku. Dengan begitu dirimu akan bebas dari tempat ini. Kau begitu berharga, jadi jangan sampai banyak orang yang akan mencicipi tubuhmu."

"Kenapa kau ingin mempersuntingku?" tanya Lysia merasa heran.

"Karena aku tertarik terhadapmu dalam satu kali tatapan saja. Ditambah, kau begitu menawan dan masih perawan. Belum ada orang yang menyentuhmu, jadi aku berminat untuk menikahimu."

Lysia tersenyum miris, "kau lebih layak untuk menjadi ayahku."

Pak Kusumo menjadi muram, dia kesal dengan jawaban Lysia. Walaupun memang dia sadar kalau dia sudah tua. Tapi ucapan Lysia membuatnya tersinggung.

"Jangan banyak bicara kalau begitu, layani saja aku sekarang," balas Pak Kusumo kesal.

Pak Kusumo mulai murka dan langsung terburu nafsu melihat paha mulus dan ramping milik Lysia. Dia pun melangkah dengan cepat untuk meraih tubuh itu.

Seketika Lysia merasa panik, sungguh dia tidak ingin kalau sampai di rampas barang berharganya oleh pria tua Bangka ini.

Pak Kusumo berhasil meraih tubuh Lysia dan hendak mendekatkan bibirnya di wajah Lysia. Namun, Lysia langsung meletakan ujung jari telunjuknya di bibir pria itu dan mengeluarkan suara yang mendayu.

"Pak, bisakah kita tidak terburu-buru? Aku memang belum mempunyai pengalaman, tapi setidaknya aku ingin memikirkan tawaran mu," bisik Lysia dengan manja.

Pak Kusumo melunak, dia tersenyum dan mengecup pipi Lysia.

"Rupanya kamu tertarik juga ya? Bagus, kalau begitu aku akan mengatakan kepada si Breta berapa biaya untuk membelimu selamanya," sahut Pak Kusumo.

Lysia dengan lembut mencoba melepaskan tangan Pak Kusumo yang melingkar di pinggangnya. Rasanya ingin menghabisi pria tua ini sekarang juga saat pria itu mengecup pipinya. Namun, ini adalah kesempatan yang tepat agar Lysia bisa melarikan diri.

"Pak … aku memang akan memikirkan tawaran mu … tapi, jangan bilang-bilang dulu kepada mami Breta. Buktikan dulu apa yang bisa Anda lakukan untukku."

"Maksudnya?" tanya Pak Kusumo.

Lysia tersenyum lembut, "Contohnya bawa aku keluar tempat ini dan membeli perhiasan untuk mahar kita?" ucap Lysia berkata lembut dan mendayu.

Pak Kusumo menatap Lysia. Dia adalah orang yang mempunyai harta berlimpah, jadi permintaan Lysia adalah permintaan yang kecil baginya.

"Oke … baiklah kalau memang kamu menginginkan itu. Mungkin kamu ragu kalau aku tidak akan memberikan mahar yang terbaik untukmu ya, kamu tidak perlu cemas. Aku akan membawamu berbelanja sekarang juga."

Lysia bisa menarik nafas lega saat Pak Kusumo langsung berbalik dan melepaskan tangan yang melingkar di pinggangnya.

'Oh Lysia tahan dirimu jangan sampai gagal dalam akting ini. Tetaplah bersikap anggun agar kau bisa keluar dari rumah ini.' dalam batin Lysia.

"Ayo kita pergi," ajak Pak Kusumo, sambil menyodorkan lengannya kepada Lysia untuk diraih.

Lysia menarik sebuah jaket yang tergantung di atas dinding. Lalu, meraih tangan Pak Kusumo. Mereka pun berjalan bergandengan tangan bersama.

"Hai Mami, Pak Kusumo mengajakku untuk berjalan-jalan keluar menemaninya," ucap Lysia kepada Breta yang ada di tempat Bar. Suasananya begitu ramai, bahkan Lysia pun harus berucap keras agar Mami Breta bisa mendengarnya.

"Kau tidak bisa keluar dari sini, kau anak baru dan masih dalam tahap pengawasan," jawab Breta.

Lysia memajukan bibirnya, dan menatap Pak Kusumo dengan manja. Dia ingin Pak Kusumo berbuat sesuatu. Pokoknya, Lysia harus bisa keluar bersama Pak Kusumo sekarang juga.

Pak Kusumo pun paham dan langsung berkata kepada Breta. "Akan aku tambah bayarannya kalau kau mengizinkan Lysia pergi denganku sebentar. Langsung sekarangku transfer kepadamu."

Breta yang memang gila uang pun langsung memperbolehkan Lysia dan Kusumo pergi dari sana. Dia sampai lupa kalau memang Ivander menyuruhnya agar menjaga Lysia dengan ketat dan jangan sampai bisa keluar rumah Bordil ini.

Breta pun melihat layar ponselnya saat menerima kiriman uang yang langsung hinggap di rekeningnya.

"Masa bodo lah, Bos Ivander tidak akan tahu kalau Lysia keluar dari sini sebentar. Wong dia juga akan balik lagi nanti. Yang terpenting adalah uang ini sudah mendarat dengan selamat di dalam m-banking milikku," monolog Breta saat Lysia dan Pak Kusumo sudah pergi.

Di luar rumah Bordil, Lysia merasa gerah dan langsung melepaskan cengkraman tangannya yang memegang lengan Pak Kusumo.

"Ayo, Sayang …" ajak Pak Kusumo.

Lysia yang celingukan melihat sekeliling untuk lari, tiba-tiba dikejutkan dengan kedatangan dua pengawal yang menjaga rumah Bordil ini.

"Mau kemana Nona Lysia?" tanya pengawal itu.

Lysia menelan salivanya sendiri. Tidak menyangka bahwa semua orang bawahan Ivander akan mengetahui namanya.

"Saya akan menemani Pelanggan," jawab Lysia kembali menarik lengan Pak Kusumo.

"Anda tidak bisa pergi!"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjerat Pernikahan Paksa Mafia    Bab 115

    Ivander langsung kembali berlutut, dia bersimpuh dan menangis dengan air mata yang deras mengalir. “Lysia, aku mohon maafkanlah aku walaupun itu sangat sulit bagimu, andai aku bisa menerima maaf darimu. Mungkin aku akan sedikit bisa bernafas dengan lega, walaupun sungguh Lysia. Aku menyesal karena telah menghabisi nyawa orang tuamu. Hanya karena Bisnisku di dunia gelap, rupanya hal itu bisa menghancurkan hidupmu,” ungkap Ivander begitu tulus dan dalam. Lysia sebenarnya merasa sangat kasihan melihat Ivander yang memang selalu berusaha untuk mendapatkan maaf darinya saat mereka berdua bertemu, Ivander pasti akan meminta maaf dengan sangat tulus, walaupun dia sendiri terlihat tidak yakin kalau akan mendapatkan maaf dari Lysia. Lysia menelan Salivanya, dia mencoba membantu Ivander untuk berdiri. “Ivander, bangunlah,” pinta Lysia dan membantu Ivander berdiri. Ivander sangat bahagia karena Lysia membantunya bangun. Mungkinkah ini sebuah pertanda baik? “Ivander, aku sudah lelah berdeba

  • Terjerat Pernikahan Paksa Mafia    Bab 114

    “Papa?” ucap Fathan begitu berbinar melihat kedatangan Ivander secara mendadak. Sudah tiga hari mereka tidak bertemu dan saat ini Fathan sudah sangat merindukan ayahnya itu. Lysia memasang wajah cemberut, dia tidak senang dengan kemunculan Ivander secara tiba-tiba. Fathan langsung memeluk Ivander dengan erat, bahkan dia pun menangis. “Papa, kemana saja Papa? Apakah Papa tidak merindukan Fathan? Papa sudah tiga hari tidak menemui Fathan,” keluh Fathan. Ivander mengelus kepala Fathan dan sangat teriris mendengar keluhan dari putranya itu. Selama ini dia menghabiskan waktu mengurung diri di dalam kamar, dan rupanya selama itu pula Fathan sangat menantikan kehadirannya. “Papa sangat rindu kepada Fathan, maaf ya Papa baru datang,” jelas Ivander. Kylie datang untuk menemui Lysia dan Fathan, “Lysia bagaimana kabarmu?” tanya Kylie muncul mendadak. Lysia sangat terkejut, dia kira hanya Ivander yang datang menemuinya. Namun, rupanya Kylie juga datang. “Mama,” gumam Lysia, lalu melangkah

  • Terjerat Pernikahan Paksa Mafia    Bab 113

    Fathan sebenarnya kecewa dengan apa yang telah dia dengar barusan. Namun, dia hanya bisa memohon agar Lysia tidak mewujudkan ucapannya. “Fathan, Mama harap kamu bisa mengerti, Sayang. Biarkan Mama dan Papa berpisah, Mama yakin Mama dan kamu akan tetapi berbahagia nanti,” jelas Lysia. Ivander sangat kecewa karena Lysia malah membujuk Fathan agar menerima kenyataan ini. Alangkah lebih baik jika Lysia mau memaafkan dia demi Fathan bukan? “Lysia, pertimbangkanlah ucapan Fathan. Dia memang ingin yang terbaik untuk keluarganya termasuk aku. Akupun ingin yang terbaik untuk kalian berdua, karena aku sangat mencintai kalian,” jelas Ivander. “Tidak bisa Ivander. Sekali tidak ya tidak, kita tidak bisa bersama lagi dan sekarang kamu pergilah!” bentak Lysia sambil menunjuk ke arah jalan, dia ingin Ivander pergi dari sana. Ivander pun mulai perasa pusing, keadaan ini sungguh menyakiti hatinya. Di tambah memang dia sedang sakit, jadi keringat pun sampai membanjiri sekujur tubuhnya. Lysia melih

  • Terjerat Pernikahan Paksa Mafia    Bab 112

    Saat ini Ivander begitu gelisah dia tidak tahu di mana keberadaan Lysia dan Fathan. “Mah, aku akan mencarinya sekarang biarkan aku pergi,” Setelah itu Ivander langsung beranjak dari tempat tidurnya untuk mencari Fathan, tidak peduli dengan kondisinya sendiri yang sedang sakit. Kylie dan Axel pun tidak bisa menahan keinginan putranya untuk segera mencari Fathan mereka mendukung keputusan Ivander akan hal itu. Ivander berniat menggunakan Fathan untuk menyambung kembali hubungan dia bersama dengan Lysia, dia yakin kalau Fathan akan bisa untuk membantunya. Ivander akan berjuang, berusaha mengambil hati istrinya yang sedang murka, walaupun dia tidak tahu bagaimana cara mengambil hati istrinya yang sedang murka itu dan cara mengatasinya. Yang penting dia harus berusaha terlebih dahulu. Ivander pun segera bersiap menggunakan jas dan kemeja yang biasa menjadi stylenya. “Ma, doakan aku ya!” ucap Ivander sambil keluar dari kamarnya. Sambil berjalan dia menghubungi seseorang yang bisa dip

  • Terjerat Pernikahan Paksa Mafia    Bab 111

    Sementara itu … Ivander berada di dalam bathtub dan merendam dirinya dari tadi. Dia tidak bisa melukiskan rasa sesal dan kepedihannya sendiri. Juga tidak punya teman untuk meluapkan kepedihannya. “Aku sangat mencintaimu, Lysia. Aku tidak sanggup kehilanganmu … inilah yang aku takutkan saat hendak berbicara jujur, aku sungguh takut kalau sampai kamu pergi meninggalkan aku seperti ini,” gumam Ivander sambil menangis. Tubuhnya yang tinggi dan gagah tertutupi oleh air busa. Walaupun sekarang tubuh Ivander sudah mulai menggigil, tapi tidak bisa membuat dia menghentikan perendaman ini. Dia begitu menyesal dan tidak tahu cara untuk menebus kesalahannya. “Tuan Ivander!!! Apakah Anda baik-baik saja di dalam?” Terdengar suara sayup-sayup di luar yang terus memanggil namanya. Membuat Ivander merasa terganggu. “Tuan, kami akan menghubungi Nyonya Kylie,” teriak Olivia dan Bi Surti. Mereka berdua sangat khawatir dan berniat menghubungi Kylie untuk membuat keadaan Ivander menjadi lebih baik. W

  • Terjerat Pernikahan Paksa Mafia    110. terjerat Pernikahan Paksa Mafia

    Kenyataan yang begitu pedih, mengiris hati dan benar-benar membuka luka lama yang sudah terbuang. “Ceritakan cepat, kenapa kau tega melakukan itu? Aku sudah memaafkanmu tentang semuanya, tapi aku tidak menyangka bahwa kamu memang benar-benar penjahat yang sebenarnya. Bahkan kau tidak pantas untuk disebut sebagai seorang manusia!” bentak Lysia kecewa berat. Ivander tidak mampu lagi untuk menjelaskan semuanya, bahkan baru sepertiga jelasan ini saja sudah membuat Lysia murka. Jadi, Ivander tidak mampu untuk melanjutkan ceritanya lagi. Ivander pun juga sungguh sangat menyesal karena perbuatannya. Andai dia bisa mengulang waktu, maka dia tidak akan membunuh kedua orang tua Lysia. Lysia langsung berdiri tegak dan menghapus air matanya, “Dasar pembunuh! Kau tega mencoba untuk menjerat orang tuaku dengan hutang, dan mencoba menjerat kesepakatan untuk menjualku kepadamu, dan ketika mereka ingin membayar hutang, disitulah kau membunuh orang tuaku!” gerutu Lysia geram. “Sudah cukup, Ivander

  • Terjerat Pernikahan Paksa Mafia    Bab 109

    Cecilia mencoba untuk mengungkapkan rahasia yang dia tahu tentang Ivander. Dia tidak peduli dengan apa yang akan terjadi terhadap dirinya. Yang sekarang dia inginkan hanyalah kehancuran Ivander dan Lysia. Dari dulu Cecilia begitu ingin menjadi istri dari Ivander, tapi tidak pernah terwujud. Cecilia berusaha untuk tetap sabar dan menerima pernikahan Ivander dan Lysia yang awalnya hanyalah sebuah kompromi, tapi rupanya pernikahan itu malah terwujud dengan penuh cinta. Saatnya sekarang Cecilia berani untuk menghancurkan hubungan Ivander dan Lysia. David yang masih menunduk di tempatnya, merasa terkejut dengan ucapan yang begitu tegas dari Cecilia. Wanita itu rupanya bukan wanita biasa yang bisa dianggap enteng, dia memiliki keberanian untuk terus bicara secara lantang, tanpa memikirkan nasib dia untuk kedepannya karena berani menghadapi seorang Ivander. Ivander hendak melangkah untuk menampar Cecilia, tapi dia langsung ditahan oleh Lysia. “fakta apa yang akan dia ungkapkan? Kenapa fak

  • Terjerat Pernikahan Paksa Mafia    Bab 108

    Bibi Cecilia terlihat gugup, tapi dia harus melanjutkan perkataannya karena ini adalah hal yang serius. Dia tidak mau melihat Revan menjadi boneka Cecilia demi mendapatkan harta dan kekuasaan. “Semenjak Cecilia mengandung, Saya selalu mendesak dia agar mengatakan siapa ayah dari anak yang dikandungnya itu. Namun, Cecilia terus berkata bahwa Revan adalah putramu. Saya tidak bisa percaya begitu saja karena sering melihat Cecilia yang berjalan dengan beberapa pria dalam satu Minggu. Jadi, saat Cecilia hendak menyusul kediaman Tuan dan menuntut hak, maka saya langsung menahannya,” ungkap Bibi Cecilia. Cecilia geram dan langsung mengepalkan tangannya. Bahkan dia pun mencoba untuk menghentikan bibinya itu, tapi ajudan Ivander menghentikannya dengan langsung mencekal kedua tangan Cecilia. “Ada apa, Cecilia? Kau diamlah biar semuanya jelas,” pinta Ivander. Bibi Lysia pun melanjutkan, “saya menahan Cecilia, karena dia tidak punya bukti bahwa dia mengandung putra Tuan. Saya memintanya untuk

  • Terjerat Pernikahan Paksa Mafia    Bab 107

    Pagi ini semua sudah berkumpul di ruang tengah.Cecilia dan Revan duduk di sofa dengan perasaan yang tidak sabar untuk melihat kemurkaan Lysia. Mereka ingin agar Lysia murka serta pergi. Sementara itu, David berwajah masam, dia telah bertekad untuk mengungkapkan bahwa Revan bukan anak dari Ivander dan dialah yang membuat ulah. Walaupun tindakannya yang bodoh ini pasti akan menghancurkannya, tapi dia harus memberitahukan kebenaran. David sudah pasrah dengan perbuatannya, dan untuk kedepannya, dia mempunyai pelajaran yaitu jangan mengikuti hati yang sedang emosi. Ivander turun dengan wajah yang tajam dan dingin. Dia menuruni tangga dengan tampangnya yang sudah rapih. Sedangkan Fathan, dia sedang bersama dengan Bi Surti di ruangan itu. Fathan ingin mengetahui kenapa ada anak kecil dan Tante yang dia temui kemarin malam. Namun, Bi Surti dengan cepat langsung membawanya keluar rumah. Cecilia semakin tidak sabar dan ingin agar segera tinggal di rumah ini sebagai nyonya rumah. “Revan, s

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status