Kejadian pahit membuat Felysia Kirania harus kehilangan kedua orang tuanya. Kejadian itu pula yang membuat sesuatu terungkap. Kedua orang tuanya terjerat hutang kepada seorang Mafia dan membuat Lysia yang harus membayar semuanya. Menikah dan menjadi istri seorang mafia membuat Lysia menderita. Bahkan pria itu mendesak Lysia untuk memberikannya seorang anak. Bagaimana kisah ini berlanjut? Apakah bisa Lysia menjalani pernikahan itu dan apakah Lysia bisa menjalani pernikahan itu untuk melunasi hutang orang tuanya?
View MorePonsel di dalam genggaman Lysia terjatuh menimpa aspal. Rambutnya yang terurai dengan rapi itu mendadak terkibas oleh hembusan angin menerpa secara tiba-tiba. Menyapa wajah Lysia yang tercengang luar biasa dengan kabar yang barusan dia dengar.
(Tidak ada yang selamat … orang tuamu sudah tiada)Felysia Kirania dibuat syok setengah mati setelah mendapatkan kabar terburuk di dalam hidupnya. Orang tuanya dinyatakan tewas di dalam kecelakaan maut itu, sehingga membuat hatinya hancur berkeping-keping, setelah mendengar kabar dari pihak kepolisian."Mama!Papa!" jerit Lysia menggelegar.Deraian air mata perlahan mulai membasahi pipi Lysia. Gadis itu merenungi nasib pilu yang kini menimpa, mengiris hati sampai benar-benar terluka. Tubuhnya lemas tidak berdaya. Lysia terus meraung meratapi kepergian kedua orang tuanya sembari memeluk dirinya sendiri."Ini tidak mungkin terjadi. Tidak, tidak mungkin sampai begini," jerit Lysia pilu dan langsung menangkup kedua telinganya. Berharap apa yang sudah didengarkan itu hanya sebuah angin lalu.Seseorang yang menjadi sahabatnya langsung merangkul tubuh Lysia yang sedang bersimpuh di pinggir jalan raya sambil menangis."Yang sabar Lysia, ayo kita pergi ke tempat kejadian," ajak Arini sang sahabat. Memboyong tubuh Lysia untuk membawanya melihat jenazah kedua orang tua Lysia yang ada di tempat kejadian.Dengan langkah yang gontai, akhirnya Lysia pun dibantu pergi ke tempat kejadian kecelakaan kedua orang tuanya.Setelah sampai di tempat kejadian … tubuh Lysia bergetar hebat dengan tangan yang menutupi mulutnya. Dia tidak sanggup untuk melihat jenazah kedua orang tuanya itu."Aku tidak sanggup, Arini," ucap Lysia kepada sahabatnya."Kuatkan dirimu, Lysia," balas Arini, dia selalu ada untuk Lysia dan sekarang sedang mengelus punggung Lysia. Arini mencoba untuk memberikan semangat kepada Lysia agar bisa tegar menghadapi semua ini.Akhirnya setelah beberapa saat Lysia pun turun dari mobil dan mencoba untuk melihat kedua orang tuanya yang hendak dibawa ke atas brankar untuk segera dibawa ke rumah sakit."Tunggu sebentar." tahan Lysia berteriak kepada para petugas yang hendak membawa kedua jenazah itu untuk dimasukkan ke dalam mobil ambulans.Setelah dekat, Lysia pun mencoba untuk membuka kain yang menutupi tubuh kedua orang tuanya dengan tangan yang kaku serta bergetar hebat.Melihat reaksi dari tubuh Lysia membuat kedua petugas itu langsung menahan tangan Lysia."Jangan dibuka, Mbak. Kondisinya begitu mengenaskan. Mbak, tidak akan kuat, bahkan wajahnya tidak bisa dikenali karena tertutup oleh luka," terangnya.Seketika Lysia pun kembali merasa terlumpuhkan … tubuhnya ambruk ke tanah dan langsung menjerit melihat kedua jenazah kedua orang tuanya itu dimasukan ke dalam ambulans. Bahkan dirinya tidak sanggup membuka kain penutup itu."Arrrrggghhhhhh Mama! Papa! Kenapa kalian meninggalkan Lysia sendiri disini?" teriak Lysia dengan hati yang teriris pilu melihat kepergian kedua orang tuanya."Kuatkan dirimu, Lysia … kuatkan dirimu," ucap Arini kepada Lysia.Arini kembali merangkul tubuh Lysia yang sedang meratapi kepergian kedua orang tuanya. Sungguh keadaan jenazah kedua orang tua Lysia sangat mengenaskan.Setelah pemakaman tadi sore, saat ini Lysia termenung dalam sepi terdiam dalam heningnya malam. Saat ini dia sedang berdiam diri sendiri diatas gelapnya langit malam. Tidak ada satu orang pun yang menemani Lysia membuatnya harus bisa melewati kelamnya malam ini sendiri."Kenapa Mama dan Papa meninggalkan aku secepat ini?" gumam Lysia.Masih terus terbayang dan terngiang akan pesan kedua orang tuanya sebelum kejadian kecelakaan tadi siang. Yaitu kedua orang tuanya hendak mengurus surat -surat penting yang dikatakan bahwa hal itu untuk masa depan mereka semua. Yang jelas Lysia pun tidak tahu apa yang hendak mereka urus. Sayang seribu sayang, sejam kemudian kedua orang tuanya langsung saja tiada dengan tragis setelah mengatakan itu kepada Lysia.Lysia menatap sebuah foto yang menunjukan sebuah kebahagiaan. Terlihat ada gambar mama dan papanya yang tersenyum di balik kertas itu.Lysia pun mengelus album tersebut dengan jari tangannya."Aku menyayangimu Mama, Papa," gumam Lysia.Lysia berada di balkon sendirian dan meneteskan butiran air mata. Lalu, dia pun memejamkan mata sambil memeluk foto kedua orang tuanya.***Lysia mulai merasakan kehangatan, matanya mulai tersinari cahaya matahari yang menyilaukan. Lysia pun membuka matanya yang terlihat bengkak dan langsung mencoba untuk beranjak duduk."Oh, ya ampun. Aku ketiduran disini," gumam Lysia. Rupanya hari sudah pagi dan Lysia telah ketiduran di balkon dari kemarin malam.Lalu, dia pun meraih foto yang sempat disimpan di sampingnya."Aku memang sangat terluka dengan kepergian kalian. Akan tetapi, aku harus tetap menjalani hari ini," ucap Lysia.Dia pun berdiri dan berjalan menuju ke arah kamar, karena berniat untuk membersihkan diri.Lysia mengitari rumah mewah ini sendiri, rupanya dia teramat merasa kesepian. Lalu, Lysia pun menuruni tangga dan menatap sebuah ruang tamu, yang rupanya disana terbayang akan kenangan bersama kedua orang tuanya."Kenangan kalian berdua akan terus berada di tempat ini, juga akan selalu ada di hatiku."Saat ini Lysia mengenakan sebuah one set skirt berwarna Navy. Dia bingung hendak melakukan apa setelah orang tuanya tiada."Bagaimana sekarang? Apa yang harus aku lakukan?" lirih Lysia menatap sebuah foto besar yang menggantung di dinding.Lysia melamun dengan penuh bayangan ilusi yang ada di dalam benaknya. Tiba-tiba saja kesadarannya terkumpul saat suara bel berbunyi.Ting … Neng …"Siapa yang datang kemari?" gumam Lysia beranjak dari tempatnya dan mencoba untuk berjalan mendekati pintu.Ceklek ….Lysia terkejut, melihat sebuah kumpulan pria bertubuh kekar serta memakai pakaian serba hitam ada di hadapannya sekarang dan menjadi tamu pagi di kediamannya."Ada apa? Siapa kalian?" ucap Lysia.Lysia kebingungan melihat kelompok orang itu yang ada di hadapannya. Mereka terlihat seperti kelompok orang-orang yang jahat karena tampangnya yang bringas."Kami datang kemari untuk membawa Anda," jawabnya membuat Lysia menelan saliva."Membawa saya? Membawa kemana?" tanya Lysia perlahan mulai mundur. Namun, para pria berbadan kekar itu malah melangkah maju dan hendak memasuki rumah."Heh, mau kemana kalian? Tolong jangan berbuat macam-macam." ancam Lysia dia mulai ketakutan dengan kelompok pria bengis yang berbaris lima orang itu."Tolong ikut kami dengan tenang, atau kami paksa untuk membawa Anda," ucap salah satu pria yang berada di tengah barisan.'ya ampun, mama … papa … siapakah orang-orang ini?' dalam batin Lysia dia mulai berpikir mungkinkah orang yang ada di hadapannya ini adalah orang-orang jahat?Lysia langsung berteriak, "Kalau tidak ada keperluan penting. Tolong pergi dari sini! Saya sedang tidak ingin menerima seorang tamu."Mendengar ucapan dari Lysia, para pria berbadan kekar itu malah menyunggingkan senyuman dan malah menerobos masuk ke dalam rumah."Hey, jangan berani masuk!" tahan Lysia.Kelompok pria itu tidak mendengarkan ucapan Lysia dan malah mencoba untuk menangkap tubuhnya."Heh apa yang akan kalian lakukan?" tanya Lysia yang mulai ketakutan.Kelima pria itu malah langsung mengejar Lysia yang mulai menghindari mereka.Lysia ketakutan dan terus berlari sampai-sampai menabrak semua benda yang ada. Lysia melihat ada sebuah pisau menancap di buah apel di atas meja makan. Dia pun langsung meraih pisau itu dan mengacungkannya kepada para pria yang mengejar."Diam disana atau aku habisi kalian–Arghhhh!"Ivander langsung kembali berlutut, dia bersimpuh dan menangis dengan air mata yang deras mengalir. “Lysia, aku mohon maafkanlah aku walaupun itu sangat sulit bagimu, andai aku bisa menerima maaf darimu. Mungkin aku akan sedikit bisa bernafas dengan lega, walaupun sungguh Lysia. Aku menyesal karena telah menghabisi nyawa orang tuamu. Hanya karena Bisnisku di dunia gelap, rupanya hal itu bisa menghancurkan hidupmu,” ungkap Ivander begitu tulus dan dalam. Lysia sebenarnya merasa sangat kasihan melihat Ivander yang memang selalu berusaha untuk mendapatkan maaf darinya saat mereka berdua bertemu, Ivander pasti akan meminta maaf dengan sangat tulus, walaupun dia sendiri terlihat tidak yakin kalau akan mendapatkan maaf dari Lysia. Lysia menelan Salivanya, dia mencoba membantu Ivander untuk berdiri. “Ivander, bangunlah,” pinta Lysia dan membantu Ivander berdiri. Ivander sangat bahagia karena Lysia membantunya bangun. Mungkinkah ini sebuah pertanda baik? “Ivander, aku sudah lelah berdeba
“Papa?” ucap Fathan begitu berbinar melihat kedatangan Ivander secara mendadak. Sudah tiga hari mereka tidak bertemu dan saat ini Fathan sudah sangat merindukan ayahnya itu. Lysia memasang wajah cemberut, dia tidak senang dengan kemunculan Ivander secara tiba-tiba. Fathan langsung memeluk Ivander dengan erat, bahkan dia pun menangis. “Papa, kemana saja Papa? Apakah Papa tidak merindukan Fathan? Papa sudah tiga hari tidak menemui Fathan,” keluh Fathan. Ivander mengelus kepala Fathan dan sangat teriris mendengar keluhan dari putranya itu. Selama ini dia menghabiskan waktu mengurung diri di dalam kamar, dan rupanya selama itu pula Fathan sangat menantikan kehadirannya. “Papa sangat rindu kepada Fathan, maaf ya Papa baru datang,” jelas Ivander. Kylie datang untuk menemui Lysia dan Fathan, “Lysia bagaimana kabarmu?” tanya Kylie muncul mendadak. Lysia sangat terkejut, dia kira hanya Ivander yang datang menemuinya. Namun, rupanya Kylie juga datang. “Mama,” gumam Lysia, lalu melangkah
Fathan sebenarnya kecewa dengan apa yang telah dia dengar barusan. Namun, dia hanya bisa memohon agar Lysia tidak mewujudkan ucapannya. “Fathan, Mama harap kamu bisa mengerti, Sayang. Biarkan Mama dan Papa berpisah, Mama yakin Mama dan kamu akan tetapi berbahagia nanti,” jelas Lysia. Ivander sangat kecewa karena Lysia malah membujuk Fathan agar menerima kenyataan ini. Alangkah lebih baik jika Lysia mau memaafkan dia demi Fathan bukan? “Lysia, pertimbangkanlah ucapan Fathan. Dia memang ingin yang terbaik untuk keluarganya termasuk aku. Akupun ingin yang terbaik untuk kalian berdua, karena aku sangat mencintai kalian,” jelas Ivander. “Tidak bisa Ivander. Sekali tidak ya tidak, kita tidak bisa bersama lagi dan sekarang kamu pergilah!” bentak Lysia sambil menunjuk ke arah jalan, dia ingin Ivander pergi dari sana. Ivander pun mulai perasa pusing, keadaan ini sungguh menyakiti hatinya. Di tambah memang dia sedang sakit, jadi keringat pun sampai membanjiri sekujur tubuhnya. Lysia melih
Saat ini Ivander begitu gelisah dia tidak tahu di mana keberadaan Lysia dan Fathan. “Mah, aku akan mencarinya sekarang biarkan aku pergi,” Setelah itu Ivander langsung beranjak dari tempat tidurnya untuk mencari Fathan, tidak peduli dengan kondisinya sendiri yang sedang sakit. Kylie dan Axel pun tidak bisa menahan keinginan putranya untuk segera mencari Fathan mereka mendukung keputusan Ivander akan hal itu. Ivander berniat menggunakan Fathan untuk menyambung kembali hubungan dia bersama dengan Lysia, dia yakin kalau Fathan akan bisa untuk membantunya. Ivander akan berjuang, berusaha mengambil hati istrinya yang sedang murka, walaupun dia tidak tahu bagaimana cara mengambil hati istrinya yang sedang murka itu dan cara mengatasinya. Yang penting dia harus berusaha terlebih dahulu. Ivander pun segera bersiap menggunakan jas dan kemeja yang biasa menjadi stylenya. “Ma, doakan aku ya!” ucap Ivander sambil keluar dari kamarnya. Sambil berjalan dia menghubungi seseorang yang bisa dip
Sementara itu … Ivander berada di dalam bathtub dan merendam dirinya dari tadi. Dia tidak bisa melukiskan rasa sesal dan kepedihannya sendiri. Juga tidak punya teman untuk meluapkan kepedihannya. “Aku sangat mencintaimu, Lysia. Aku tidak sanggup kehilanganmu … inilah yang aku takutkan saat hendak berbicara jujur, aku sungguh takut kalau sampai kamu pergi meninggalkan aku seperti ini,” gumam Ivander sambil menangis. Tubuhnya yang tinggi dan gagah tertutupi oleh air busa. Walaupun sekarang tubuh Ivander sudah mulai menggigil, tapi tidak bisa membuat dia menghentikan perendaman ini. Dia begitu menyesal dan tidak tahu cara untuk menebus kesalahannya. “Tuan Ivander!!! Apakah Anda baik-baik saja di dalam?” Terdengar suara sayup-sayup di luar yang terus memanggil namanya. Membuat Ivander merasa terganggu. “Tuan, kami akan menghubungi Nyonya Kylie,” teriak Olivia dan Bi Surti. Mereka berdua sangat khawatir dan berniat menghubungi Kylie untuk membuat keadaan Ivander menjadi lebih baik. W
Kenyataan yang begitu pedih, mengiris hati dan benar-benar membuka luka lama yang sudah terbuang. “Ceritakan cepat, kenapa kau tega melakukan itu? Aku sudah memaafkanmu tentang semuanya, tapi aku tidak menyangka bahwa kamu memang benar-benar penjahat yang sebenarnya. Bahkan kau tidak pantas untuk disebut sebagai seorang manusia!” bentak Lysia kecewa berat. Ivander tidak mampu lagi untuk menjelaskan semuanya, bahkan baru sepertiga jelasan ini saja sudah membuat Lysia murka. Jadi, Ivander tidak mampu untuk melanjutkan ceritanya lagi. Ivander pun juga sungguh sangat menyesal karena perbuatannya. Andai dia bisa mengulang waktu, maka dia tidak akan membunuh kedua orang tua Lysia. Lysia langsung berdiri tegak dan menghapus air matanya, “Dasar pembunuh! Kau tega mencoba untuk menjerat orang tuaku dengan hutang, dan mencoba menjerat kesepakatan untuk menjualku kepadamu, dan ketika mereka ingin membayar hutang, disitulah kau membunuh orang tuaku!” gerutu Lysia geram. “Sudah cukup, Ivander
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments