Entah sudah berapa lama Aneska berdiam diri di dalam toilet, memikirkan apa yang harus ia lakukan. Ibu Billy ingin bertamu ke rumah mereka.Rumah Himawan tepatnya.Aneska tak mungkin membawanya. Dia jadi terjebak oleh rencana Jane sahabatnya."Bil, coba kamu panggil," ucap Dewi yang merasa ini tidak wajar."Biarin aja, Bu. Mungkin lagi ngeden," jawab Billy santai. Dia memang tidak peduli pada wanita itu.Ck"Lama!" Dewi berdecak. Ia mulai merasakan kecurigaan dari sikap Aneska. Aneska memasang senyum palsu begitu keluar dari toilet. Dia pun mengajak keduanya turun untuk makan di bawah, "Tante dan Billy menginap saja di sini, aku sudah pesankan kamar.""Loh, kamu tidak ada rencana membawa kami ke rumah orang tuamu?" Dewi mengeryit heran. Aneska memalingkan wajah, menggigit bibir bawahnya. Membawanya ke rumah Susi bukanlah pilihan yang tepat. Bisa-bisa ibunya itu akan bikin ulah dan malu. "Ayah sedang liburan, Tan. Mungkin lusa baru pulang." Aneska beralasan meskipun benar adanya
Kepulangan Himawan dipercepat guna memberikan keleluasaan pada Aldi dan Serena di Bali. Ia sengaja membawa Ranu cucunya agar tidak mengganggu.Himawan ingim cucu yang banyak sebelum ajal memanggilnya. Hari ini dia ingin mengecheck keadaan salah satu hotel yang kebetulan dipimpin oleh menantunya, tapi melihat Billy dan mendengar pengakuan ibunya membuat Himawan terkejut."Ayah, maaf tidak mengabari sebelumnya." Aneska muncul dari balik pohon. Sungguh ia sangat takut jika Himawan akan membongkar siapa dirinya saat ini."Ini kebetulan sekali," seru Dewi senang, "kata Aneska Pak Himawan sedang liburan ternyata sudah pulang." Dewi tersenyum sangat ramah tapi berbeda dengan Billy yang tampak datar lalu Aneska yang wajahnya tampak tidak nyaman. "Ya, saya juga ingin mendengar cerita tentang mereka berdua." Himawan menyambut ucapan Dewi. Ia pun mengajak mereka ke rumahnya, termasuk Aneska juga. Sampai di sana Dewi takjub melihat rumah Himawan yang besar. Impiannya punya besan kaya sudah t
Bab 1Serena kembali ke Indonesia setelah tujuh tahun menetap di Singapura. Ia datang dengan satu tujuan penting yang menyangkut dengan masa lalunya. Di sinilah ia berdiri, di hadapan hotel tempatnya bekerja tujuh tahun yang lalu, menjadi salah satu staf di Himawan Hotel."Selamat datang!"Seorang petugas hotel menyambut kedatangannya, Serena membalas dengan senyuman. Ia di arahkan ke bagian resepsionis guna untuk memesan kamar.Serena diberikan card, lalu seseorang yang tadi mengantarnya ke atas. Setiap pijakan seolah melambat, memori tujuh tahun kembali berputar di kepalanya.Sehari setelah ia sah menjadi istri dari Aldi Himawan, pewaris hotel tempatnya bekerja, Serena di permalukan oleh Lydia yang mengaku sebagai istri dari suaminya, Aldi.Wajah Serena seolah kembali tertampar saat kalimat kotor keluar dari mulut Lydia waktu itu dan kembali menggema di telinganya."Kau menyerahkan tubuhmu pada pria beristri, benar-benar murahan! Hei! Kalian, lihatlah jalang ini yang merangkak
Bab 2Setelah lelah berselancar di sosial media miliknya, Serena berniat hendak tidur, besok pagi dia harus segar saat bertemu dengan Aldi.HufftSerena menghembuskan nafas di depan cermin, berharap Aldi tidak lagi menunda untuk men-talaknya besok pagi.Tiba-tiba Serena ingat dengan Ranu, mungkin putranya itu sudah tidur saat ini. Serena pun mengambil gaun tidur yang sengaja ia bawa dari Singapura. Membongkar koper lalu meninggalkannya begitu saja. Besok pagi sekalian di bereskan sebelum check out. Pikirnya.Serena merebahkan dirinya hingga tak terasa matanya sudah terpejam rapat dan membawanya ke alam mimpi."Serena, aku menyukaimu!" Gadis itu tersipu mendengarnya, tak di pungkiri meski usia Aldi jauh di atasnya, Serena mengagumi sosok atasannya itu, namun se-kagum apapun Serena pada Aldi, dia cukup sadar dan tahu diri kalau Aldi itu sudah bukan single lagi.Tanpa Serena ketahui bahwa Aldi pun diam-diam mengagumi sosoknya setelah pertemuan pagi itu lalu berubah menyukai bahkan sam
Bab 3Aldi tidak bisa tidur memikirkan pertanyaan Serena tadi. Ia pun memilih pergi ke rumah Benu.Mengganggu istirahat asistennya, lebih baik dari pada dirinya terus dihantui oleh rasa penasaran."Benu apa yang terjadi tujuh tahun yang lalu dengan Serena?" Aldi bahkan langsung bertanya begitu pintu di buka.Pemiliknya saja masih terlihat mengantuk, karena ini sudah hampir dini hari."Aku rasa tidak ada, bos, yang aku dengar Serena baik-baik saja sebelum akhirnya menghilang." Benu ingat saat itu. Serena memang berhenti bekerja pasca menikah dengan bosnya dan Benu mengira itu wajar.Lagi pula pasca ayahnya Himawan jatuh di kamar mandi, Aldi langsung di suruh pergi ke luar negeri bersama Benu."Kenapa tidak tanya sama dia, bos?" Benu datang membawa satu gelas teh untuk Aldi yang masih berpikir keras mencari jawaban. "Kalau dia mau menjawabnya, untuk apa aku datang ke sini?" Aldi balik bertanya. Dia terus mencari-cari ingat. "Sebelum aku pergi subuh itu, aku tinggalkan surat untukny
Bab 4Ketiganya terkejut saat mendapati Aldi dan Benu sudah berdiri di pintu yang memang tidak di tutup.Jantung Serena memompa lebih cepat, khawatir kalau Aldi mendengar pembahasan tentang Ranu."Aldi, ayo masuk!" ajak Arman. Dia dan Aldi hampir sebaya, namun Arman belum di karuniai anak hingga dua puluh tahun pernikahannya. Aldi dan Benu melepas sepatunya lalu masuk dan duduk di sofa sederhana milik Arman."Yun, buat minum sana!" perintah Arman. Istrinya itu langsung berdiri lalu beranjak ke dapur."Langsung saja ke permasalahan saat ini, saya datang mau mengunjungi Serena," kata Aldi, "mungkin Serena sudah cerita tentang keinginannya."Aldi yang masih tampak pucat itu tampak menghela nafasnya sebelum melanjutkan, "Saya nggak bersedia menceraikannya," ucap Aldi dengan yakin."Nggak bisa gitu dong, kamu kan udah janji sama aku," protes Serena seraya berdiri. Arman memegang tangan keponakannya agar tidak terbawa emosi, "apa alasan kamu menolak cerai, sedangkan kalian cuma sehari
Bab 5"Serena, kembalilah padaku, lupakan tentang perceraian." Aldi menatap, menghiba membuat Serena menunduk, tidak berani menatap mata Aldi yang kini teduh.Serena menatap ke luar, "Aldi, aku sudah di lamar," aku Serena jujur. Sejujurnya dia pun mulai bingung. Aldi tidak bersalah sepenuhnya, namun ia pun telah pergi terlalu jauh dan dalam waktu yang lama, tapi kepergiannya juga punya alasan, "aku nggak mungkin menyakitinya."Serena berada dikebimbangan yang nyata, kebaikan Billy tidak bisa di nilai sebelah mata karena menginginkan dirinya. Billy tulus dan menganggap Ranu seperti putranya sendiri. Saat anak itu sakit Billy selalu siap memdampingi Serena, bukan hanya waktu melainkan biaya yang tidak sedikit, rela Billy gelontorkan untuknya. Tring tringTring tringPonsel di saku Aldi berbunyi, pria itu segera merogoh sakunya lalu mengangkat panggilan."Bos, Keluarga Sutomo meminta hotel Karisma pada Tuan Adolf," ucap Benu di telpon."Tidak bisa, kita sudah sepakat. Lagi pula aku su
Tidak sulit membawa tubuh Serena yang ramping menaiki tangga menuju kamar utama. Sambil memandang wajah yang tidak terusik itu, senyum Aldi terus terpatri di bibirnya yang sedikit tebal.Aldi tetap tampan meski usianya sudah lebih dari empat puluh tahun, tubuhnya masih terlihat bugar dan mempesona.Meski begitu, Aldi adalah sosok pria yang sukar jatuh cinta. Dia hanya pernah mencintai Lydia sebelum Serena. pengkhianatan Lydia lah alasan mereka bercerai. Awalnya Lydia menolak karena dia sangat mencintai Aldi dan mengaku khilaf.Sayangnya Aldi mendapat bukti lebih dari satu saat Lydia dan selingkuhannya bermalam di hotel Sutomo.Lydia yang berpikir Aldi sangat mencintainya dan percaya padanya bisa dia bohongi. Lydia memohon agar Aldi tidak menceraikannya, karena orang tuanya akan malu, tapi Aldi sudah bulat tekadnya sampai akhirnya Aldi menunjukkan rekaman video panasnya, saat itulah Lydia bersedia bercerai asal Aldi tidak menunjukkan video itu pada keluarga besar mereka. Hampir satu