Share

Wilayahku, Aturanku

Author: THANISA
last update Last Updated: 2025-04-11 16:13:41

Pagi di mansion Santiago tak pernah benar-benar sunyi, tetapi pagi ini terasa berbeda. Ada ketenangan yang menggantung di udara, seolah dunia memberi waktu pada satu pasangan muda untuk menikmati sedikit kedamaian sebelum badai berikutnya datang.

Leon berdiri di depan jendela kamarnya, mengenakan kemeja putih yang belum sepenuhnya dikancingkan. Matanya memandangi halaman depan, di mana para pengawal tampak lebih banyak dari biasanya.

“Dobelkan penjagaan. Siapkan satu tim untuk investigasi sumber ancaman terakhir. Dan pastikan rumah sakit tempat Elera bekerja sudah disterilkan dari mata-mata mana pun,” katanya dingin melalui ponsel, suaranya seperti perintah militer yang tak bisa dibantah.

"Siap, Tuan Santiago," jawab suara dari ujung telepon sebelum sambungan diputus.

Saat Leon berbalik, pandangannya langsung tertuju pada sosok di ranjang.

Elera masih tertidur, wajahnya tenang dan tubuhnya membentuk gumpalan di bawah selimut. Ada rona lembut di pipinya, dan meski Leon sudah berkali-ka
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Rice Bowl, Balon, dan Rafael yang Tak Terlihat

    Pasar malam itu hidup—gemerlap lampu warna-warni, aroma makanan yang menggoda, suara tawa, denting permainan, dan kerumunan yang bergerak seperti gelombang manusia. Bagi kebanyakan orang, ini hanyalah pasar malam biasa. Tapi malam ini, ada yang istimewa.Sebuah mobil hitam elegan berhenti tak jauh dari area utama. Pintu terbuka dan keluar satu per satu: Leon Santiago yang mencolok dengan aura tajir-dingin-dan-tak-bisa-didekati, Elera yang cantik natural dengan aura "jangan berani macam-macam", Alva kecil yang semangat setengah melompat, serta Maya, Kai, dan Dante yang sama-sama tampak… tidak cocok dengan latar belakang gerobak dan asap sosis bakar.Namun, yang tak terlihat oleh mata awam adalah bayangan-bayangan yang sudah terlebih dulu menyusuri area pasar.Rafael, dengan telinga ditempel earpiece, mengangguk kecil sambil menatap ke arah gerobak rice bowl. “Clear. Penjual rice bowl sudah di-screening. Nasi aman, sambal aman. Tim dua di sisi barat. Penembak jitu tak diperlukan.”“Kamu

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Ngidam Unik Elera jilid 2

    Suasana hangat pagi itu di penthouse Santiago terasa sangat akrab. Elera, yang tengah duduk santai di ruang tamu bersama Maya dan Kai, tiba-tiba mengalihkan pembicaraan dengan nada serius tapi penuh canda.“Kalian tahu nggak, aku tiba-tiba ngidam sesuatu yang agak... aneh,” kata Elera sambil tersenyum nakal.Kai, yang sudah seperti kakak kelas dan sahabat dekat Elera dan Maya sejak masa kuliah, mengangkat alis sambil menyeka keringat setelah selesai berolahraga pagi tadi.“Apa tuh, El? Ngidam makan durian lagi?” Maya mendesah, “Kamu itu selalu aja ngidam aneh-aneh.”Elera menggeleng sambil tersenyum misterius, “Bukan makanan, tapi aku pengen... Kai punya pacar.”Maya langsung tertawa terbahak, “Pacar? Kai, dokter pribadi Leon sekaligus senior kita yang galak itu? Siapa berani coba?”Kai sendiri yang sedang bersandar di sofa, tersenyum sinis, “Apa aku ini terkenal galak, ya?”Elera menatap Kai penuh harap, “Iya, galak. Tapi kamu itu keren! Aku cuma mau kamu punya seseorang yang bisa bi

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Perlindungan Tanpa Suara

    Sore itu, rumah keluarga Santiago terasa hangat dan nyaman. Alva bermain di karpet ruang keluarga, membangun benteng dari bantal sambil berkata bahwa dia akan melindungi “adik kacang” dari segala monster. Sementara itu, Elera bersandar di bahu Leon di sofa, menikmati aroma teh mint yang mengepul di meja.“Kayaknya anak kita bakal jadi pengawal pribadi buat adiknya,” gumam Elera, setengah tertawa, setengah terharu.Leon tersenyum, mengusap rambut Elera dengan lembut. “Dia meniru seseorang yang aku kenal… wanita yang keras kepala tapi selalu melindungi semua orang.”Elera menoleh, menatap wajah Leon yang kini tampak lebih tenang, lebih terbuka. Tidak ada lagi jarak di antara mereka. Semua sudah dijelaskan, semua sudah dibagi.Tapi bahkan dalam keheningan itu… ada perasaan aneh yang mengendap.**Di luar rumah, di balik pagar tinggi dan kamera pengawas tersembunyi, Rafael berdiri di balik mobil dengan tangan menyilang. Beberapa anggota keamanan berdiri tak jauh darinya, menyamar sebagai

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Dua Garis dan Luka Lama

    Pagi yang seharusnya biasa itu terasa lebih tenang dari biasanya. Leon sedang sibuk di ruang kerja rumah, sementara Alva bermain di ruang tengah dengan tumpukan mainan strategi pemberian Maya. Sementara itu, Elera berdiri di depan lemari kecil di dalam kamar mandi pribadinya, menatap satu kotak kecil di tangannya.Testpack.Benda yang dulu pernah memberinya harapan, lalu menghancurkannya.Jantungnya berdetak sedikit lebih cepat saat dia membuka satu strip pertama dan menunggu. Satu menit. Dua menit.Dua garis.Tangannya sedikit bergetar. Dia meletakkannya di sisi wastafel, lalu mengambil satu lagi.Tes kedua. Dua garis lagi.Ketiga.Keempat.Sama.Elera terduduk di lantai dingin kamar mandi, menatap keempat testpack itu berbaris seperti pengingat takdir yang datang untuk kedua kalinya. Hatinya terasa penuh, tapi juga rapuh. Ada desir kebahagiaan yang sangat nyata—ia sedang hamil. Tapi di balik itu semua, ada rasa takut yang tak bisa ditepis.Kehilangan dulu… darah yang tiba-tiba muncu

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Tidak Ada Lagi Rahasia

    Setelah tawa dan canda bersama Kai, Dante, dan Maya mereda, pagi itu berganti menjadi siang yang lebih tenang. Leon dan Elera akhirnya punya waktu sendiri—tanpa interupsi dari sahabat-sahabat jahil mereka, atau Alva yang sedang sibuk disuapi Maya sambil menyusun puzzle besar di ruang tengah. Leon menggenggam tangan Elera, menuntunnya duduk di sofa panjang di balkon belakang rumah mereka. Angin sejuk mengayun pelan, menebar harum bunga kamboja dari taman. “Elera,” suara Leon terdengar rendah namun tenang. Matanya menatap ke depan, tapi jemarinya terus menggenggam jemari Elera. “Aku ingin menepati janjiku padamu. Untuk tidak menyembunyikan apa pun. Jadi hari ini… aku akan memberitahumu semuanya.” Elera hanya mengangguk pelan, diam namun penuh kesiapan. Hatinya sudah mempersiapkan diri sejak lama. Dia tahu, jika ingin terus bersama Leon Santiago, dia harus cukup kuat untuk menerima kenyataan, seburuk apa pun masa lalu yang mungkin muncul. Leon menarik napas panjang sebelum mulai berc

  • Terjerat Pesona Mafia, Aku Tawanan Cintanya   Di Balik Bayangan Sang Raja

    Rumah keluarga Santiago kembali tenang… di permukaan.Alva sudah mulai kembali ceria, meski bekas lukanya belum sepenuhnya hilang. Maya dan Kai bergantian datang, memastikan bocah kecil itu selalu punya teman. Bahkan Kai sempat bermain catur strategi dengan Alva dan—tentu saja—kalah telak. Lagi.“Anak ini… jenius,” gumam Kai sambil meratap, membuat Maya tergelak dan Alva tertawa penuh kemenangan.Sementara itu, Elera mencoba mengalihkan pikirannya dengan bekerja. Ia kembali ke rumah sakit dengan jadwal padat, menghabiskan waktunya di ruang operasi dan menghindari terlalu banyak interaksi sosial. Luka akibat pengkhianatan Celeste memang perlahan sembuh, tapi belum hilang seluruhnya.Dan Leon… mulai bergerak dalam diam.Leon, di ruang rahasia yang hanya diketahui oleh Rafael, Dante, dan beberapa orang terpilih.Di depannya terpampang papan besar berisi benang-benang koneksi—foto, rekaman, laporan keuangan, bahkan potongan berita lama. Tapi satu wajah yang berada di tengah membuat semua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status