Share

UNDERCOVER

UNDERCOVER

Matheo Aderald Prince adalah pria sejuta pesona. Pria sensual yang selalu jadi incaran mata banyak wanita. Wajahnya menghiasi banyak cover majalah dan billboard di jalan-jalan. Pria dingin ini adalah seorang supermodel kenamaan yang kaya raya, banyak Brand produk yang menggunakan Matty sebagai Brand Ambassadornya. Dia juga seorang pengusaha muda, dengan ketampanan luar biasa. Yang banyak orang tidak tau yaitu bahwa dia adalah putra bungsu pemilik rumah sakit Prince University, karena Matty tidak pernah mau menggunakan nama belakang ayahnya.

Sejak kecil Matty selalu dianggap si pembuat onar, pemberontak ulung, bahkan berulang kali Matty diusir sang ayah dari rumah karena kelakuan nakalnya. Berbeda dengan Lio kakaknya yang selalu berhasil mengambil perhatian sang ayah dengan semua prestasinya. Sesungguhnya Matty bukanlah anak nakal, dia hanya kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Bagaimana tidak, ayahnya Jacob Prince seorang dokter spesialis penyakit dalam yang terkenal sekaligus pemilik rumah sakit Prince University selalu sibuk di rumah sakit sedangkan ibunya Vina Wijaya sibuk dengan lingkungan sosialitanya. Masa kelam itu selalu ditutupnya rapat-rapat. 

Matty dan Lio tumbuh hanya dirawat oleh bi Sumi pengasuh mereka. Bagi Matty bi Sumi adalah ibu untuknya. Dia tak mendapat cukup perhatian dan kasih sayang dari kedua orang tuanya, bahkan tak pernah tau rasanya memiliki seorang ibu. Namun karena bi Sumi dia jadi tau artinya punya Ibu. Sejak beberapa tahun lalu Matty memilih keluar dari rumah orang tuanya sambil membawa serta bi Sumi. Dulu Matty hidup dengan perasaan kesepian. Itu yang membuatnya selalu terlihat arogan, dingin, bahkan kadang terkesan kejam. Tapi jangan salah untuk urusan pekerjaan Matty adalah orang yang sangat profesional, bahkan dia melakukannya dengan sangat sempurna.

Hanya ada beberapa orang yang benar-benar mengenal Matty luar dalam dan tahan dengan kelakuan Matty ini yaitu bi Sumi dan Ahmad Suwendy atau biasa dipanggil Wendy yang merupakan asisten pribadinya dan pak Prapto supir pribadinya. Matty sendiri tak punya banyak teman atau sahabat, baginya mereka semua adalah sampah yang mendekatinya hanya untuk pansos. Sejauh ini Matty hanya punya dua orang sahabat yaitu Sabian Indraguna yang biasa dipanggil Bian dan Kezia Liliana, istri Bian yang biasa dipanggil Zia. Bagi Matty mereka berdua bukan hanya sekedar sahabat tetapi sudah seperti saudara. Matty membangun setiap usahanya bersama dengan Bian dan Zia. Hingga mereka bertiga jadi pengusaha muda yang sukses karena berhasil mengembangkan setiap usahanya.

"Hallo Matt.. Lo nggak ngantor hari ini?" Suara Zia dari seberang sambungan telepon.

"gue ada pemotretan hari ini. Paling gue sorean ke kantornya."

"Yah, kalo sore udah pada balik dong."

"Emang ada yang harus ketemu sama gue?"

"Ya bukan itu Matt, ya udah. Sesempetnya lo aja deh. Kerjaan lo numpuk tu di meja."

"Iya bawel. gue pasti beresin. Lo minta kapan beres?"

"Hari ini bisa?"

"Lusa."

"Ye... Kalo lo dah mutusin ngapain nanya gue maunya kapan?"

"Suka-suka gue lah."

"Hasem lo. Eh, laki gue nggak bisa golf bareng lo besok. Besok pagi jadwalnya dia berangkat ke malay."

"Hem.. gue sendiri aja."

"Ati-ati lo dikintilin nenek lampir."

"Iye.. NGeri gue lama-lama sama tu orang. Urat malunya putus kali tu orang ya, nggak ada harga dirinya sama sekali."

"Jangankan lo yang emang jelas dikejar-kejar dia, gue yang lihat aja jijik. Kok bisa-bisanya lo mau sama dia. Nggak ada perempuan yang lebih berkualitas apa?"

"Ya cuma buat temen buang nafsu doang Zia."

"Idih, buang nafsu juga mikir-mikir kali Matt. gue akuin Irene memang cantik, body yahud, tapi nggak ada akhlak."

"Ya kalo nggak begitu nggak akan jadi model."

"Ya udah, ntar kalau mau ke kantor ngabarin."

"Kenapa gue harus lapor lo?"

"Heh, gue lagi baik nih mau kirimin tiramisu doyanan lo."

"Eh... baiknya.. Iya deh.. nanti gue kabarin lo ya.."

"Hem..." sahut Kezia langsung menutup panggilan telepon.

Selama berkecimpung di dunia modeling Matty hanya pernah punya hubungan dengan seorang model. sesungguhnya hubungan mereka adalah hubungan tanpa status apapun. Model beruntung yang berhasil menjalani HTS dengan Matty adalah Irene Samantha. Hubungan yang dijalani hanya untuk bersenang-senang, dalam istilah Matty adalah buang nafsu. Bagi Matty, Irene layaknya pelacur yang di sewa hanya sebagai teman tidur.

Namun Irene bukan orang yang dengan mudah digantung. Dia sudah menjadikan Matty sebagai obsesi pribadinya, sanking obsesinya dapat membuatnya Irene berani bertindak di luar batas. Awalnya Matty mau meladeni Irene yang tergolong posesif. Matty merasa mulai diikat oleh Irene, dimana hubungan tanpa status itu pada akhirnya berubah jadi hubungan toxic bagi Matty. Pada akhirnya dia memutuskan untuk menjauhi Irene. Namun tak mudah menjauhkan diri dari Irene, karena kemana pun Matty pergi Irene selalu saja dapat menemukannya. Hingga julukan Mak Lampir sudah melekat kuat pada diri Irene, dia akan menghantui bahkan menghancurkan siapa pun yang berani mendekati Matty bagaimana pun caranya. Matty sendiri dibuat pusing dengan tingkah gila Irene yang mengejar -ngejarnya.

"Wen, lo pastikan mak lampir nggak nongol di depan gue sampai pemotretan gue selesai."

"Beres boss. Mak lampir emang harusnya di lawan sama nyi blorong macam gue." Ucap Wendi dengan gaya kemayunya.

Wendi memang selalu bisa diandalkan jika urusannya dengan Irene. Galaknya Wendi udah ngalahin ributnya mak-mak komplek yang bisa ngamuk cuma gara-gara sinetron. Wendi sendiri jadi asisten pribadi Matty sejak pertama kali mereka bertemu di lokasi pemotretan. Saat itu Matty melihat Wendi yang di bully oleh para seniornya di lokasi pemotretan karena gayanya yang kemayu. Ahmad Suwendi dulunya hanya crew lighting di lokasi pemotretan saat pertama kali bertemu Matty. Karena Matty merasa iba pada Wendi, dia menawarkan Wendi untuk jadi asisten pribadinya. Wendi bersedia dan sejak saat itu dia selalu mengikuti Matty kemana pun Matty pergi.

"Hei Lampir, ngapain lo kesini?" Teriak Wendi kencang -kencang begitu melihat batang hidung Irene yang mancungnya macam pinokio.

"Suka-suka gue lah. Apa urusan lo nanya-nanya sama gue."

"Selama gue disini, ini wilayah gue. Dan lo jangan harap bisa menginjakkan kaki disini. " Ucap Wendi sambil menunjuk muka dengan jari telunjuknya.

"Heh pembantu. Lo ya baru jadi asisten aja udah ngelunjak ya lo."

"Eh lampir, setan, sundel bolong. Lo jadi perempuan nggak ada harga dirinya ya. Udahlah boss Matty itu udah jijik sama lo. Pergi sana!! Sumpah nggak tau malu banget lo jadi perempuan."

"Eh banci.."

"Anjing lo.."

Terjadilah perkelahian sengit antara Wendi dan Irene hingga membuat beberapa crew pemotretan datang untuk melerai mereka. Tiap kali Wendi dan Irene bertemu pasti seperti Tom and Jerry di film kartun, nggak pernah akur dan lebih mirip musuh bebuyutan. Untung saja Matty telah menyelesaikan sesi pemotretannya. Hampir semua crew di lokasi pemotretan sudah tau adab Irene beserta julukannya.

Berkat kehebatan mulut seorang Wendi yang berhasil menyebarkan citra Irene sebagai Mak Lampir, citra Matty jadi lebih baik. Memang Matty juga bersalah karena memilih Irene sebagai pasangannya, tetapi obsesi gila Irene ini yang menjadi masalah buat mereka. Hasil dari pertikaian itu membuat rambut Irene yang awalnya bergelombang indah sudah berubah jadi kusut macam sarang burung.

Matty sudah meninggalkan lokasi pemotretan dan menunggu Wendi di mobil. Beberapa crew yang memang sudah mengenal baik Wendi hanya memberi kode agar Wendi meninggalkan tempat tersebut karena Matty sudah menunggu. Wendi yang mengerti kode tersebut segera melesat bak angin topan meninggalkan Irene yang masih linglung sehabis berkelahi sengit dengan Wendi.

"Boss." Ucap Wendi begitu masuk ke mobil alphard yang akan membawa mereka menuju ke salah lokasi meeting penting Matty.

"Lo aman?" tanya Matty sambil memberikan tisu basah pada Wendi yang duduk di kursi depan

"Aman boss.. Jangan khawatir, untuk sementara ini dia nggak bakal nongol lagi didepan kita."

"Semoga ya. Pokoknya kalo lo mau berantem sama dia, jangan sampai lo duluan yang mulai kekerasan yah. Supaya dia nggak bisa cari alasan buat nuntut lo. gue bakal backupin lo."

"Tenang boss. Wendi bisa jaga diri kok. Mak Lampir macem Irene ma makanan Wendi boss."

"Sabar Wen. Nih, minum dulu." Ucap pak Prapto supir pribadi Matty.

"Thank you pak. Ni sekarang kita langsung meluncur ke menara citra ya pak. Tadi asisten bu Karen udah chat Wendi soalnya, ingetin supaya kita nggak telat datangnya.

"Eh Wen, abis meeting ini jadwal gue kosong kan? gue mau ke kantor bentar ambil berkas terus ke rumah sakit."

"Lha, boss ngapain mau kerumah sakit? Jahitannya lepas?" Tanya Wendi bingung

"Bukan? gue mau lihat cewek cantik." terbit seulas senyuman di wajah tampan Matty. Dia ingin memastikan sesuatu tentang perempuan yang mengobatinya kemarin.

"Hah?" Seru Wendi dan pak Prapto bersamaan dengan mata melotot.

Matty bukan pria yang mudah terpikat pada wanita. Selama ini yang Wendi tau Metty sedang menunggu seseorang. Seseorang yang pernah mengubah hidupnya saat dia masih remaja. Tapi Wendi tidak pernah tau siapa dan bagaimana ceritanya. Itu sudah menjadi rahasia pribadi Matty yang tak ingin Wendi sentuh, hingga mungkin suatu saat nanti Matty mau menceritakannya pada Wendi.

Memang Matty selalu tampak berbeda saat berada dalam lingkarannya, kadang juga bisa sangat kekanak-kanakan. Dibalik garangnya Matty ada hati yang lembut dengan kepedulian sosial yang tinggi. Bersama Bian dan Zia, Matty sering mengadakan aksi sosial. Dan yang spesial lagi Matty bukan hanya seorang model dan pengusaha muda yang kaya raya, tapi dia juga seorang dokter spesialis penyakit dalam. Dia sendiri yang memutuskan tidak mau bekerja di rumah sakit ayahnya dan malah memilih dunia modeling dan bisnis dibanding dunia rumah sakit. Sebenarnya ini adalah bentuk protes Matty pada ayahnya, namun ini malah jadi jalan baik untuknya. Matty masih sering memberi pelayanan medis gratis pada orang yang tidak mampu. Semua yang dilakukannya bersifat rahasia, bahkan seluruh penerima bantuan dari Matty diminta untuk tak membicarakan apapun yang Matty telah berikan.

Pria dingin yang menyimpan banyak luka itu ternyata juga memiliki hati yang hangat. Banyak orang hanya dapat melihat Matty yang arogan, dingin, dan terkesan kejam diluar namun begitu melihatnya lebih dalam akan ditemukan pribadi yang hangat dan rindu belaian kasih sayang. Saksi semua hal itu adalah bi Sumi, Wendi, pak Prapto, Bian, Zia, serta gadis kecil yang mengubah hidupnya 21 tahun lalu. Mereka adalah deretan orang-orang yang pernah ditolong Matty secara pribadi. Bagi mereka Matty adalah malaikat penolong, namun bagi Matty mereka adalah keluarga. Karena dari mereka lah dia merasakan artinya punya keluarga.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status