Share

Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat
Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat
Penulis: Syavinkauthor

1. Ketahuan

Penulis: Syavinkauthor
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-10 11:24:55

"Hugo!"

Brak … brak … brak …

"Hugo, cepat buka pintunya!"

Charlotte menggedor pintu kamar hotel sambil berteriak memanggil nama suaminya. Orang-orang yang berjalan di sekitaran kamar tersebut terkejut mendengar suara pintu digedor dengan keras dan melihat Charlotte dengan tatapan aneh.

Sambil berjalan mereka tampak berbisik membicarakan apa yang dilakukan Charlotte. Sedangkan Charlotte meski melihat dan mendengar apa yang mereka lakukan tampak tidak peduli dengan tatapan dan ucapan mereka.

Brak … Brak … Brak ..

Charlotte masih terus menggedor pintu hotel yang bertuliskan angka 403 itu karena masih belum dibuka juga.

"Hugo! Hugo!" teriak Charlotte lagi.

Setelah menunggu beberapa saat akhirnya pintu tersebut terbuka. Charlotte dengan jelas melihat seorang pria yang ia kenal membuka pintu, dan ia juga melihat seorang perempuan di atas ranjang.

Tanpa berpikir panjang, Charlotte yang sudah naik pitam segera menghampiri wanita yang ada di atas ranjang itu. Tidak disangka, Charlotte menjambak rambut wanita itu kuat-kuat hingga wanita itu berteriak, "Aaaaw … Sakit … Lepaskan!"

Bukan melepaskan Charlotte justru semakin menjambak dengan keras. Wanita itu terus berteriak kesakitan.

"Siapa wanita ini?" bentak Charlotte pada pria yang membukakan pintu tanpa melepaskan tangannya dari rambut wanita yang sejak tadi masih di atas ranjang.

Hugo yang membukakan pintu tersebut tidak berani mendekat dan menghentikan apa yang dilakukan Charlotte. Ia merasa dirinya ada pada posisi yang salah.

"Kenapa kamu disini?" Namun, bukannya menjawab pertanyaan Charlotte Hugo justru bertanya kepada Charlotte kembali.

Mendengar jawaban Hugo, Charlotte semakin emosi, ia masih tidak mau melepaskan tangannya dari menjambak wanita dihadapannya.

"Harusnya aku yang bertanya begitu, apa yang kamu lakukan dengan wanita tidak tahu malu ini disini?" Charlotte bertanya dengan nada marah dan berteriak.

"Tutup mulutmu!" Bentak Hugo.

"Siapa dia sayang?" ucap wanita yang sejak tadi dijambak Charlotte.

"Apa? Sayang?" Betapa terkejutnya Charlotte mendengar panggilan sayang yang diucapkan wanita tersebut kepada suami sahnya.

"Sudah berapa lama?" Charlotte berusaha meminta penjelasan kepada kedua orang yang ada di dalam kamar hotel tersebut.

"Apa maksudmu?" Hugo bertanya seolah-olah tidak paham dengan pertanyaan Charlotte.

"Jangan pura-pura bodoh!" bentak Charlotte dengan raut wajah yang memerah padam karena amarahnya yang memuncak.

Charlotte melepaskan tangannya dari rambut wanita itu lalu beralih mengambil benda yang ada di atas nakas. Sebuah asbak berbahan dasar kayu ia lemparkan tepat ke muka Hugo suaminya.

"Aaaah," teriak Hugo yang merasa kesakitan.

Wanita di atas ranjang itu berlari mendekati Hugo dan memegang wajah Hugo. Wanita itu mengelus muka Hugo dengan lembut mencoba mengurangi rasa sakit yang dirasakan Hugo.

"Kamu tidak apa-apa sayang?" tanya wanita itu dengan mesranya.

Charlotte melotot melihat kelakuan wanita tersebut dan semakin marah. Dan yang membuat Charlotte semakin tidak terima adalah suaminya tidak menolak perlakuan mesra wanita yang jelas-jelas bukan istrinya itu.

"Sejak kapan kamu berhubungan dengan wanita jal*ng ini?" tanya Charlotte lagi dengan berteriak untuk meminta penjelasan.

"Hei, apa maksudmu menyebutku begitu!" Wanita itu tampak marah dengan ucapan Charlotte dan menatap Charlotte dengan tatapan tajam.

"Kenapa? Apa aku salah? Wanita apa namanya yang bermalam di hotel bersama pria beristri jika bukan jal*ng!"

Hugo mendekat ke arah Charlotte, dan.

Plak.

Tidak disangka ia menampar Charlotte hingga memberi bekas warna merah di pipi Charlotte. Charlotte pun terjatuh lalu menatap tajam kearah pria yang menamparnya itu.

Charlotte tampak terkejut mendapat perlakuan tersebut hingga ia tak mampu berkata apa-apa lagi. Charlotte segera bangkit dan keluar dari kamar tersebut.

Hugo tampak bingung dan menyesal telah melakukan itu pada Charlotte. Namun, Charlotte segera lari meninggalkan Hugo dan wanita yang disebut jal*ang tadi.

Charlotte berlari menuju lift dan segera memencet tombol lift menuju lantai dasar hotel. Sesampainya di lantai dasar dan pintu lift terbuka, Charlotte segera berlari keluar dari hotel itu sambil menangis.

Charlotte tidak peduli dengan tatapan heran orang-orang yang melihatnya. Ia seolah sedang lupa diri saat ini sedang berada dimana.

Langkah kaki Charlotte membawanya sampai keluar gerbang hotel. Ia terus berlari tanpa melihat di sekitarnya.

Charlotte berlari ke arah jalanan kota yang masih ramai dengan kendaraan. Sakit dalam hatinya sangat dalam sehingga ia tidak peduli dengan keadaan ramai di sekitarnya.

Di dalam pikiran Charlotte masih tidak percaya bahwa suaminya tega menampar dirinya dihadapan wanita lain. Charlotte berlari dengan tatapan kosong tanpa tujuan seolah-olah akal sehatnya sudah hilang.

Hingga akhirnya sebuah suara keras membuatnya terkejut hingga berteriak.

"Aaaaa …"

Ciiit …

Tiiiiiin …

Namun, suara teriakannya kalah dengan bunyi klakson mobil yang lewat tepat di sebelahnya. Tubuhnya lumbung dan lututnya terasa lemas sehingga ia jatuh dengan posisi duduk tepat di depan mobil sport berwarna merah menyala itu.

"Wanita itu benar-benar gila!" umpat seorang pria dari dalam mobilnya bersamaan dengan tangannya yang menekan klakson.

Untungnya mobil berhenti tepat pada waktunya dan belum sempat menyentuh tubuh Charlotte. Charlotte hanya bisa duduk lemas di depan mobil yang hampir saja menghilangkan nyawanya itu.

"Bisa-bisanya wanita itu malah duduk di situ," gerutu pria di dalam mobil itu.

"Hei, cepat minggir!" teriak pria itu lagi.

Charlotte masih duduk lemas dan menundukkan kepalanya. Ia masih terkejut dengan apa yang baru saja menimpanya. Bahkan, ia sampai tidak sadar bahwa dirinya akan tertabrak mobil.

Sesuatu yang baru saja menimpanya, jauh lebih mengerikan daripada tertabrak mobil sekalipun. Jika ia tertabrak mobil, maka fisiknya yang akan sakit. Atau bahkan tidak merasakan sakit sekali pun karena langsung meninggal seketika.

Namun, yang menimpanya kali ini adalah sesuatu hal yang menyakiti hatinya. Ia bahkan tidak percaya dengan apa yang baru saja ia lihat. Dunianya serasa hancur saat tahu bahwa suaminya lebih membela wanita lain di depan mata kepalanya sendiri.

Tatapan mata Charlotte tampak kosong dan ia juga tidak mampu mendengar serta menjawab teriakan-teriakan yang ditujukan padanya. Keramaian di sekitarnya seolah tidak berarti apa-apa buat Charlotte, nyawanya seperti sedang berada di tempat lain.

Sementara itu, ada seorang pria yang menunggu Charlotte segera bangkit dari posisinya saat ini.

"Hei, apa kamu tidak mendengarkan!" teriak pria itu lagi dari dalam mobilnya.

Tin … tin … tin …

Kejadian itu menyebabkan kemacetan karena mobil lain di belakang mobil yang hampir menabrak Charlotte tidak bisa berjalan. Suara klakson saling bersahutan membuat suasana semakin ramai.

Mau tidak mau, pria di dalam mobil merah yang hampir menabrak Charlotte harus turun. Ia menghampiri Charlotte dan berniat untuk menyuruhnya minggir.

Namun, saat pria tersebut sudah dekat dengan posisi Charlotte, tiba-tiba Charlotte pingsan dan membuat pria tersebut panik.

"Hei, bangun!"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    Rencana Tersembunyi

    Setelah Charlotte dan Malvin menyusuri jalan menuju pantai yang menawan itu, mereka tampak begitu menikmati momen yang sederhana, namun penuh arti. Angin laut yang sejuk menerpa wajah mereka, dan suara ombak yang menghantam pantai memberikan ketenangan yang jarang mereka rasakan. Charlotte berjalan sedikit lebih cepat, menikmati setiap detik kebersamaannya dengan Malvin. Tiba-tiba, dia berhenti dan berbalik ke arah Malvin yang sedikit tertinggal di belakang.“Kamu tahu, aku jarang sekali merasa seperti ini,” ujar Charlotte sambil tersenyum, “tenang, seperti semuanya berjalan dengan baik.”Malvin tersenyum mendengarnya. Wajahnya yang biasanya serius kini tampak lebih lembut. “Aku juga merasa seperti itu. Ada sesuatu yang berbeda di sini, Charlotte. Mungkin karena kita jauh dari semua masalah.”Charlotte menatap mata Malvin dengan penuh arti. Namun, kata-kata yang datang selanjutnya malah membuat hatinya sedikit ragu. “Tapi aku tahu, ini tidak akan bertahan lama. Kamu akan pergi bekerja

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    31. Kabar Mengejutkan

    "Kamu mau pulang?" tanya Charlotte pada Malvin yang telah memutus sambungan telepon. "Iya, aku harus segera pulang. Ada masalah di pekerjaan," jawab Malvin."Apa tidak bisa diselesaikan asistenmu?" tanya Charlotte lagi. "Tidak, ini sudah masalah yang sangat fatal. Pihak klien meminta aku sendiri yang datang.""Lalu aku bagaimana?" tanya Charlotte dengan nada sedih. "Maaf, kamu boleh disini dulu atau mau jalan-jalan sebelum aku pulang?" tanya Malvin berusaha menghibur Charlotte. "Kalau kamu pulang mendingan aku ikut pulang juga. Aku bosan kalau tidak ada temannya disini," jawab Charlotte. "Baiklah, aku minta asistenku memesan dua tiket untuk pulang.Malvin mengambil handuk yang ada di ujung ranjang dan melingkarkan ke tempat tubuhnya bagian bawah, lalu ia berjalan menuju kamar mandi. Sementara itu, saat Malvin sudah masuk ke kamar mandi Charlotte mengambil handuk kimono yang ada di ujung ranjang.Ch

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    30. Malam Tak Terduga

    "Aaah …" teriak Charlotte.Bersamaan dengan itu Malvin berusaha menarik badan Charlotte ke dalam pelukannya. Namun, keseimbangan Malvin juga tidak kuat akhirnya mereka tercebur sama-sama ke dalam kolam renang yang penuh dengan kelopak mawar merah dan pink. Charlotte melingkarkan tangannya di leher Malvin untuk berpegangan. Sementara Malvin memegang pinggang Charlotte. Mereka saling berhadapan dan berpandangan satu sama lain. Malvin menatap wajah Charlotte lekat-lekat dalam jarak yang sangat dekat. Wajah Charlotte yang basah oleh air tampak begitu menarik bagi Malvin. Malvin memandang Charlotte sambil diam, Charlotte juga diam karena masih terkejut dengan kejadian yang baru saja menimpa mereka ia juga merasa salah tingkah karena dipandangi Malvin dalam jarak yang sangat dekat. Entah mengapa suasana berubah menjadi tegang. Detak jantung Malvin maupun Charlotte menjadi sangat cepat sampai-sampai mereka merasa detak jantung itu terdengar

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    29. Dipaksa Ibu

    "Sarapan sudah siap, sekarang kalian sarapan dulu lalu nanti segera siap-siap," ujar Nyonya Diana sambil tersenyum. "Tapi Bu, kita tidak butuh bulan madu," ujar Malvin. "Gak ada tapi-tapi, ini wajib. Ibu sudah membelikan tiketnya jadi kalian tinggal berangkat. Ok!" seru Nyonya Diana lagi sambil tersenyum bahagia. Malvin berjalan di belakang ibunya menuju ke ruang makan. Dia masih terus membujuk ibunya agar tidak jadi bulan madu. Namun, Nyonya Diana sudah bertekad bulat untuk meminta mereka bulan madu. Nyonya Diana telah membeli dua tiket menuju ke negara Italia sebagai tujuan bulan madu Malvin dan Chintya. Italia dipilih sebagai destinasi bulan madu karena menurut Nyonya Diana di sana banyak destinasi wisata romantis. Nyonya Diana berharap bisa segera menimang cucu dari Malvin dan Chintya. Tiga sandwich telah terhidang di meja makan sebagai menu sarapan pagi ini. Nyonya Diana sengaja menyiapkan sendiri dan mengunci anak d

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    28. Permintaan Ibu

    “Aku tidur dulu ya,” ujar Nyonya Diana sambil melangkahkan kakinya menuju ke kamar yang biasa ditempati Malvin.“Iya Bu, selamat tidur. Semoga Ibu mimpi indah,” ucap Malvin sambil mendorong tubuh ibunya menuju kamar itu dengan perlahan.“Kamu juga lekas tidur, jangan gila kerja!” teriak Nyonya Diana, beliau menghentikan langkahnya.“Iya Bu, Malvin juga mau tidur ini,” ujar Malvin sambil menatap ibunya.“Sebentar, aku harus memastikan kamu masuk ke dalam kamar dulu.”“Bu!” teriak Malvin merajuk.“Sekarang juga kamu harus masuk ke kamar. Kamu juga Chyntia, kalian harus lekas tidur,” pinta Nyonya Diana.“Baik Bu,” jawab Malvin sambil melangkahkan kakinya menuju ke kamar.Sementara itu, Malvin mulai merebahkan dirinya di sofa ruang tengah. “Kamu mau tidur di sini? Kenapa tidak di dalam saja?” ujar Nyonya Diana dengan bersedekap dada.“Malvin ingin tidur di sini Bu, di dalam panas,” jawab Malvin, i

  • Terjerat Pesona Sang CEO Penyelamat    27. Permintaan Nyonya Diana

    "Dari mana saja kamu? Istri baru ditinggalkan sendirian sampai larut malam!" ujar Nyonya Diana saat Malvin baru saja masuk ke dalam apartemennya. "Ibu! Kenapa disini?" tanya Malvin yang terkejut dengan keberadaan ibunya di rumah. "Jawab dulu, kamu darimana?""Maaf, tadi ada keperluan mendesak Bu, Malvin tadi lembur.""Lembur apanya, Ibu melihat di cctv kantor kamu tidak ada di sana!" "Hah, Ibu sampai mengecek?" tanya Malvin semakin terkejut dengan yang dilakukan ibunya. "Ya, karena aku mencarimu!" teriak Nyonya Diana."Tadi aku ke rumah sakit Bu, aku tidak sengaja menyerempet karyawanku," jawab Malvin jujur. "Siapa?""Bianca."Mendengar nama Bianca, Charlotte terkejut dan bergumam, "Jadi dia pulang larut malam karena mengantar Bianca.""Kenapa kamu tidak mengabari istrimu?"Mendengar pertanyaan itu Malvin menjadi semakin terkejut. Malvin menoleh ke arah Charlotte dan Char

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status