Share

7. Kembali ke Sisi Gelap

"Apa kamu bilang? Charlotte pergi dan kamu tidak tahu kemana Dia?" Ayah Hugo terkejut mendengar bahwa Charlotte pergi dari rumah.

Sementara itu, Hugo hanya bisa diam melihat tanggapan ayahnya yang tampak marah.

"Apa sebenarnya yang kamu lakukan sehingga Charlotte pergi meninggalkanmu?" Ayah Hugo bertanya sambil berteriak karena marah.

Rose, Jessie dan Marrie keluar dari kamar karena mendengar suara ayah mereka yang keras. Sedangkan Hugo masih tetap terdiam karena tidak tahu harus menjawab apa.

"Cepat jawab!" bentak ayah Hugo yang semakin marah.

"Tenanglah Ayah, biarkan Hugo menjelaskan terlebih dahulu." Ibu Hugo menghampiri suaminya untuk menenangkan.

"Ah! Ini karena putramu itu sering kamu bela! Jadinya begini!" Tuan James Lloris semakin marah mendengar Nyonya Rose membela putranya.

"Ayah tidak mau tahu, kamu harus mencari Charlotte. Jangan sampai membuat keluarga ini malu dengan hancurnya rumah tanggamu!" tambah Tuan Lloris.

Usai mengatakan itu Tuan James segera berlalu meninggalkan Hugo di ruang tamu. Beliau berjalan menuju ke kamarnya diikuti Nyonya Rose. Jessie dan Marrie juga ikut masuk ke dalam kamar mereka sendiri.

Sementara itu Hugo masih terdiam seperti patung di tempat berdirinya tadi. Saat ini pikiran Hugo menjadi semakin kacau karena ayahnya ikut marah dengan kepergian Charlotte.

"Sial!" umpat Hugo sambil menyisir kasar rambutnya ke belakang menggunakan jari-jari kedua tangannya.

Hugo keluar rumah dan mengambil rokok dari dalam saku celananya. Ia duduk di kursi yang ada di teras sambil menghisap rokok untuk mencari ketenangan.

Usai menghisap beberapa batang rokok hingga putungnya terkumpul cukup banyak di asbak yang tersedia pada meja, Hugo masih merasa tidak tenang. Dia segera pergi ke garasi untuk mengambil motor besarnya.

Malam itu, Hugo pergi dari rumah mengendarai motor besar miliknya. Sudah lama ia tidak mengeluarkan motor besar itu. Namun, masalah yang sedang ia hadapi membuatnya ingin kembali ke dunia gelapnya dulu.

Sebenarnya, semenjak menikah dengan Charlotte, Hugo telah merubah gaya hidupnya. Dulu ia adalah pecinta motor besar dan ikut komunitas motor besar. Bahkan setiap tengah malam ia selalu ikut balapan motor besar liar.

Sepertinya sekarang Hugo ingin kembali menjalani kehidupan malam dengan bergabung komunitas motor besar lagi. Ia memacu kuda besinya itu dengan kecepatan tinggi menuju perkumpulan komunitas motor besar.

Sesampainya di tempat tujuan Hugo segera diteriaki oleh kawan-kawan lamanya.

"Hei Bro! Lama tidak berjumpa. Mimpi apa kamu tiba-tiba kembali datang kesini lagi?" tanya seorang pria berbadan kekar yang sedang duduk di atas motor besarnya.

"Apa aku sudah tidak boleh datang kesini lagi?" Hugo balik melempar pertanyaan kepada kawan-kawan lamanya.

"Tentu saja kamu sangat kami tunggu Bro, sudah lama sekali tidak balapan denganmu. Rasanya aku tidak sabar melihat kemampuanmu mengendarai motormu ini lagi," sahut pria yang duduk di trotoar jalan sambil menghisap rokoknya.

Dahulu Hugo terkenal sebagai seorang yang ahli balapan. Dia sering menang balapan dan disukai kawan-kawannya. Hugo sering mewakili komunitasnya yang bernama "Golden Road Bikers" dalam berbagai perlombaan balapan.

"Sepertinya sekarang Dia sudah siap balapan lagi Bro. Ayo kita ikutkan balapan, kebetulan Minggu depan ada balapan melawan Road Fire, Black Force dan Arm Road. Golden Road Bikers bisa mengandalkan Hugo lagi."

“Benar, sekarang ayo kita latihan dulu! Kita lihat bagaimana kemampuan Hugo lagi.” seru seorang pria berbadan tinggi dengan memakai jaket berwarna hitam.

Hugo pun bersiap untuk memacu motor besarnya bersandingan dengan dua pria lainnya yang sudah siap juga dengan motornya. Hugo tampak sudah tidak siap untuk melajukan motornya dengan kecepatan tinggi.

Mata Hugo tampak fokus menatap jalanan, tetapi hati dan pikirannya sedang berada di lain tempat. Hugo hanya ingin melampiaskan emosinya dengan balapan. Ia berpikir balapan bisa membuatnya lupa dengan masalah yang sedang ia hadapi.

….

"Halo," ucap Charlotte yang telah meletakkan benda pipih canggih di telinga sebelah kanan.

"Lalu aku harus bagaimana? Bukankah kamu yang memancing emosiku!" bentak Charlotte.

Hugo menanggapi ucapan Charlotte dari balik sambungan telepon. Tanggapan Hugo membuat Charlotte semakin marah.

"Apanya yang mau dijelaskan? Semuanya sudah jelas!" ucap Charlotte dengan penuh emosi.

Hugo masih bersikeras membujuk Charlotte untuk bertemu hingga akhirnya Charlotte mengatakan, "Baiklah, kita bertemu di cafe. Aku akan mengirim alamatnya."

Usai mengatakan itu Charlotte memutuskan sambungan telepon secara sepihak. Charlotte mendengar Hugo akan mengatakan sesuatu, tetapi ia memilih tidak mendengarnya dan memutus sambungan telepon tersebut.

Charlotte mengambil jaketnya digantungan baju. Ia memakai jaket tersebut dan bergegas keluar kamar. Charlotte tidak bisa berjalan dengan cepat karena sebenarnya kondisi tubuhnya belum sembuh betul.

Setelah berhasil keluar dari tempat tinggal Malvin, Charlotte segera berjalan menuju lift. Di dalam lift Charlotte memencet tombol dan tidak lama kemudian ia sudah sampai di lantai dasar.

Ting

Pintu lift terbuka dan Charlotte keluar dari lift. Charlotte berjalan menuju pintu keluar. Saat sudah di luar, Charlotte menengok ke kanan dan ke kiri. Ia tampak sedang mencari sesuatu.

Hingga akhirnya, mata Charlotte menangkap sebuah cafe di seberang gedung yang ia tinggalkan.

"Itu dia," ucap Charlotte sambil mengeluarkan ponselnya.

Charlotte mengirim pesan berisi share lokasi kepada Hugo. Setelah itu ia masuk ke dalam cafe dan memesan minuman.

Sekitar 15 menit Charlotte menunggu, Hugo pun datang. Hugo dapat menemukan lokasi yang dikirim Charlotte dengan tepat dan cepat.

Hugo masuk ke dalam cafe dan mencari keberadaan Charlotte. Ternyata orang yang dicarinya duduk di kursi samping jendela kaca. Charlotte fokus menikmati minumannya sehingga tidak menyadari kedatangan Hugo.

"Kenapa meminta bertemu disini?"

Pertanyaan Hugo membuat Charlotte terkejut dan menatap ke sumber suara.

"Kamu sudah datang?" Bukan menjawab Charlotte justru balik bertanya.

Hugo duduk di kursi yang ada di depan Charlotte. Di meja mereka sudah tersaji dua minuman, satu untuk Charlotte satu untuk Hugo.

"Kamu sudah memesankan aku kopi favoritku. Terima kasih," ucap Hugo sambil meminum kopinya.

"Kenapa kamu mengkhianatiku?" ucap Charlotte datar sambil menatap ke arah luar jendela.

"Apa maksudmu?" Hugo terkejut dengan ucapan Charlotte.

Charlotte mengambil ponselnya dan menunjukkan foto yang ia ambil semalam saat membuntuti Hugo.

"Itu, kamu mau mengelak lagi?"

Hugo semakin terkejut melihat apa yang ditunjukkan Charlotte. Hugo akan mengambil ponsel Charlotte yang diletakkan di meja, tetapi Charlotte mengambilnya lagi.

"Tidak perlu diambil, kamu cukup melihatnya saja," ucap Charlotte.

"Kamu membuntutiku? Kamu tidak percaya padaku hingga membuntuti kemanapun aku pergi?" Hugo justru balik memarahi Charlotte.

"Apa ini? Kamu kembali menyalahkan aku?" Charlotte geleng-geleng kepala mendengar ucapan Hugo.

"Aku sudah selesai bicara. Sepertinya memang kita lebih baik berpisah," ucap Charlotte lagi sambil berdiri dari tempat duduknya.

Charlotte berjalan meninggalkan Hugo, tetapi tangan Charlotte ditarik oleh Hugo.

"Kamu mau kemana? Ayo pulang!"

Charlotte berusaha melepaskan tangannya dari cengkeraman tangan kekar Hugo, tapi itu cukup sulit baginya.

Tanpa mereka sadari ternyata sedari tadi ada orang lain yang memperhatikan mereka berdua. Orang tersebut membentak, "Lepaskan, Dia tidak mau pulang denganmu!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status