Share

Bab 086

Author: Queen Moon
last update Huling Na-update: 2025-12-07 00:05:17

Hati dan hidup Laras hanya tertuju pada putranya. Jika Aidan ditinggalkan dan terluka, hati wanita itu akan sakit.

Syukurlah Aidan tidak terluka meski perkelahian besar terjadi di dalam rumahnya.

Bayi malang itu tampak menyedihkan menangis di dalam stroller-nya. Wajah dan matanya memerah dan basah oleh air mata.

Meski kadang-kadang tidak suka dan cemburu, Ardhan tak bisa menahan hatinya sakit melihat bayi itu menangis menyedihkan

Dia menggendongnya dalam pelukannya.

“Sstt, tidak apa-apa. Kita akan membawa ibumu ke rumah sakit.”

.

.

.

Di ruang UGD, Ardhan menggendong Aidan dengan ekspresi serius menunggu dokter memeriksa dan mengobati luka-luka di tubuh Laras.

Setelah beberapa menit kemudian dokter itu selesai memeriksa.

Ardhan segera menghampirinya.

“Dokter, bagaimana keadaan Laras?”

“Apa hubungan Anda dengan pasien?”

“Aku … aku suaminya,” ujar Ardhan berbohong tanpa berkedip.

Dokter itu mengangguk mengerti.

“Begini, istri Anda mengalami gegar otak ringan di kepalanya dan patah tulang
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat Skandal Berbahaya Sang Presdir   Bab 092

    Laras tak menemukan kata-kata untuk membantah. Menyuruh Ardhan tidur di sofa juga tidak benar karena seluruh kamar rawat ini dibayar oleh pria itu. "Kalau begitu aku yang akan tidur di sofa." Laras menjulurkan kakinya turun dari tempat tidur. Namun Ardhan menahan tangannya. "Berbaringlah di sebelahku." Dia mengulurkan tangannya dan menepuk bisep berototnya. "Kamu bisa tidur lenganku." "Tapi aku ..." "Ayolah, aku belum tidur sejak kemarin karena begadang. Biarkan aku tidur disampingmu sambil memelukmu. Aku merasa tidak bisa tidur akhir-akhir ini, aroma tubuhmu membuatku bisa tidur nyenyak. Aku janji tidak akan melakukan apapun." Laras mengusap belakang lehernya dan meraih rambutnya untuk dicium. Apa dia benar harum? Laras belum lagi sejak pagi ini. "Laras, kemarilah ... Aku tidak akan menggigit." Ardhan sekali lagi menepuk sisi tempat tidur, membujuk Laras agar berbaring di sampingnya. Akhirnya dengan ragu-ragu Laras menurutinya karena tidak ingin berdebat setelah mendengar Ard

  • Terjerat Skandal Berbahaya Sang Presdir   Bab 091

    Lina balik menatapnya dan tersenyum. "Maksud kamu ... Tuan Ardhan?"Jantung Laras menegang. Dia buru-buru menjelaskan dengan panik."Tuan Ardhan di sini karena dia kebetulan menginap di rumah adiknya Nyonya Sofia dan kami bertetangga. Saat kejadian yang terjadi padaku, kebetulan di ada lokasi dan mengantarku ke rumah sakit ...."Suaranya terbata-bata saat dia menjelaskan dengan panik pada Lina.Lina menatapnya cukup lama dengan ekspresi tenang, hingga Laras tidak bisa menebak yang dipikirkan oleh perempuan itu.Kecemasan mencengkram dadanya.Setelah beberapa saat Lina membalas dengan nada ringan tanpa tuduhan."Ya, Tuan Ardhan sudah menjelaskan padaku. Kami bertemu tadi di pintu. Tuan Ardhan bilang dia juga memindahkan kamu di kamar rawat VIP agar kamu bisa pulih dengan cepat dan bisa kembali bekerja sebagai pengasuh Nona Chloe atas permintaan Nyonya Winda."Laras terdiam sesaat."A-apa? Ardhan ... Tuan Ardhan yang mengatakan itu?" Ujarnya dengan nada lemah."Ya," balas Lina lalu dudu

  • Terjerat Skandal Berbahaya Sang Presdir   Bab 090

    Laras menggeliat gelisah dan berseru. "Aku bisa pergi sendiri.""Berdiri saja kamu belum bisa. Tidak apa-apa, aku akan mengantarmu." Tanpa memedulikan wajah merah dan cemas Laras, Ardhan menggendong wanita itu dan mengantarnya ke kamar mandi.Dia menurunkan Laras di lantai kamar mandi setelah memastikan lantai itu tidak licin.Laras menapaki kakinya di lantai dan berdiri tegak. Dia tidak lagi merasa pusing.Dia melirik Ardhan. "Terima kasih. Bisakah kamu keluar dari kamar mandi?" Katanya karena melihat Ardhan tidak beranjak keluar dari kamar mandi setelah mengantarnya dan berdiri di depannya seperti seorang penjaga."Kenapa aku harus pergi?" Ardhan menggodanya dengan alis terangkat.Wajah Laras memerah. "Aku butuh kamar mandi sendiri. Apa kamu akan terus di sini?""Ya." Ardhan tak mengedipkan mata saat mengatakan itu seolah itu adalah hal wajar. "Kenapa? Kamu malu? Jangan malu, aku sudah melihat semuanya." Dia mengucapkan kata-kata itu dengan nada provokatif sambil menatap ke arah da

  • Terjerat Skandal Berbahaya Sang Presdir   Bab 089

    Saat menyebutkan Aidan, ekspresi Laras berubah ketakutan. Dia tidak apa-apa jika Dian kembali menyakitinya, tapi dia tidak ingin bayi kecilnya terluka.Laras menarik napas dalam-dalam dan menatap Ardhan.Pria itu balas menatapnya tenang, tanpa mengucapkan apapun seolah menunggunya mengatakan sesuatu.Laras menggigit bibir bawahnya, dan berujar dengan suara yang sangat lembut sambil meraih telapak tangan Ardhan dan menggenggam tangannya.“Bisakah … bisakah kamu tinggal lebih lama di sini.”Ardhan menyungging senyum dan mengangguk sambil mengacak-acak rambut Laras.“Selama aku merawatmu, kamu harus patuh dan tidak banyak membantah.”Laras tertegun sesaat dan mengangguk lemah dengan kepala tertunduk, menyembunyikan semburat merah di pipinya. Dokter datang ke kamar rawat Laras dan melakukan beberapa kali putaran pemeriksaan hampir satu jam dan memberi obat, lalu meninggalkan mereka.Aidan terbangun karena lapar, tapi Ardhan tidak mengizinkan Laras menyusui Aidan langsung di dadanya. Dia

  • Terjerat Skandal Berbahaya Sang Presdir   Bab 088

    Bagaimana mungkin dia, Laras, mantan pengasuh anaknya menyuruh seorang Presdir yang sibuk melakukan pekerjaan merawatnya yang seharusnya dilakukan oleh orang terdekatnya atau suaminya. Tapi suaminya juga sudah meninggal sih. Bahkan jika Rizal masih hidup, dia tidak akan sabaran merawat Laras dan tidak akan mengatakan kata-kata yang seperti diucapkan Ardhan.Laras berdeham dan melirik Ardhan. Pria itu masih mengenakan kemeja kerjanya yang sekarang sudah kusut. Laras melirik ke keluar jendela kamar rumah sakit dan melihat di langit di luar berubah warna senja.Sudah berapa lama dia pingsan?Apa Ardhan berada di sini seharian menjaganya?"Su-sudah berapa lama aku tidak sadarkan diri di sini?""Sejak kamu dibawa ke rumah sakit." Ardhan menatapnya dengan tatapan dalam dan lembut. "Apa ada bagian tubuhmu yang sakit? Katakan saja, aku akan memanggil dokter untuk memeriksamu.""Aku baik-baik saja ...." Laras menahan tangan Ardhan yang hendak pergi untuk memanggil dokter.Ardhan menatapnya se

  • Terjerat Skandal Berbahaya Sang Presdir   Bab 087

    "Ugh ...." Wanita itu mengerang. Matanya mengerjap sebelum akhirnya membuka matanya dengan perlahan.Cahaya terang sangat menyilaukan matanya, membuatnya menutup kembali matanya. Dia merasakan sakit yang berdenyut di kepalanya dan dadanya setiap kali menarik napas."Laras, kamu sudah bangun? Apa kamu mendengarku?"Suara familiar dan lembut, terdengar khawatir dari sampingnya.Laras mengerjap dan membuka matanya setelah menyesuaikan retina dengan cahaya terang ruangan, lalu menoleh ke samping.Wajah tampan Ardhan masuk dalam penglihatannya. Sorot matanya terlihat khawatir, ada lingkaran gelap di bawah kelopak matanya seolah dia tidak tidur dari kemarin. Wajah lelahnya terlihat jelas di wajah tampannya."Di mana aku?" Gumam Laras linglung dan kembali memejamkan matanya, mencoba mengingat apa yang terjadi padanya hingga dia berakhir di ruangan berbau seperti rumah sakit.Bersamaan dengan ucapan Ardhan, ingatannya memutar kembali kejadian hari ini di rumahnya."Kamu menderita luka kekeras

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status