Share

Bab 091

Author: Queen Moon
last update Last Updated: 2025-12-08 23:55:05

Lina balik menatapnya dan tersenyum. "Maksud kamu ... Tuan Ardhan?"

Jantung Laras menegang. Dia buru-buru menjelaskan dengan panik.

"Tuan Ardhan di sini karena dia kebetulan menginap di rumah adiknya Nyonya Sofia dan kami bertetangga. Saat kejadian yang terjadi padaku, kebetulan di ada lokasi dan mengantarku ke rumah sakit ...."

Suaranya terbata-bata saat dia menjelaskan dengan panik pada Lina.

Lina menatapnya cukup lama dengan ekspresi tenang, hingga Laras tidak bisa menebak yang dipikirkan oleh perempuan itu.

Kecemasan mencengkram dadanya.

Setelah beberapa saat Lina membalas dengan nada ringan tanpa tuduhan.

"Ya, Tuan Ardhan sudah menjelaskan padaku. Kami bertemu tadi di pintu. Tuan Ardhan bilang dia juga memindahkan kamu di kamar rawat VIP agar kamu bisa pulih dengan cepat dan bisa kembali bekerja sebagai pengasuh Nona Chloe atas permintaan Nyonya Winda."

Laras terdiam sesaat.

"A-apa? Ardhan ... Tuan Ardhan yang mengatakan itu?" Ujarnya dengan nada lemah.

"Ya," balas Lina lalu dudu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Skandal Berbahaya Sang Presdir   Bab 094

    Dia menunjuk wajah Laras geram."Perempuan gila! Kamu mau mati ya! Kalau mau mati, mati saja di tempat lain. Jangan membuat kami menanggung tanggung jawab kalau kamu mati di sini!"Laras memeluk kepala Aidan dengan protektif menyembunyikan wajah putranya di dadanya agar tidak ketakutan melihat orang-orang menunjuk dengan marah pada mereka."Ini rumahku, aku tidak akan pergi." Laras bergumam mengulang ucapannya tidak akan pergi dari rumahnya."Sialan, siapa sih lepasin perempuan gila ini! Aku tidak peduli lagi! Siapapun seret perempuan gila ini dari sini." Pria itu memanggil anak buahnya dengan marah untuk mengeluarkan Laras dari tempat tadi.Dua orang yang tadi menarik Laras, bergegas datang dan meraih tangannya.Laras meronta."Berhenti! Lepaskan dia!" Thomas membentak orang-orang itu dengan wajah muram dan kesal. Doa menghadap pemimpin itu."Siapa kamu?" Tanya pemimpin itu mengernyitkan dahi menatap Thomas.Dia mendekatinya. "Kalian dari perusahaan real estate?""Benar," balas pria

  • Terjerat Skandal Berbahaya Sang Presdir   Bqb 093

    Laras bergegas keluar dari mobil dan menghentikan orang-orang yang ingin menghancurkan rumahnya.“Tunggu! Siapa kalian? Apa yang kalian lakukan di depan rumahku?”Kerumunan orang menatapnya.“Maaf kamu siapa?” Salah pria dengan helm putih bertanya.“Aku pemilik rumah ini. Apa yang kalian lakukan membawa alat-alat berat ke rumahku?!” Laras cemas melihat alat-alat berat yang dibawa ke depan rumahnya, tampak bersiap akan menghancurkan rumahnya.“Maaf, rumah ini sudah dibeli tiga hari yang lalu dan dipersiapkan untuk pembangunan rumah mewah.”Mata Laras membelalak mendengar itu.“Aku tidak pernah menjual rumahku. Kalian pasti salah. Tolong pergi dari sini.”“Rumah dijual pada kami 3 miliar. Kami memiliki sertifikat rumah ini yang dijual. Tanah dan rumah menjadi milik kami.” Pria yang sepertinya pemimpin kelompok orang itu, menunjukkan sertifikat rumah Laras yang sangat familiar dan surat pengalihan hak milik serta dokumen pendukung lain.“Itu … itu sertifikat rumahku … bagaimana bisa ada

  • Terjerat Skandal Berbahaya Sang Presdir   Bab 092

    Laras tak menemukan kata-kata untuk membantah. Menyuruh Ardhan tidur di sofa juga tidak benar karena seluruh kamar rawat ini dibayar oleh pria itu. "Kalau begitu aku yang akan tidur di sofa." Laras menjulurkan kakinya turun dari tempat tidur. Namun Ardhan menahan tangannya. "Berbaringlah di sebelahku." Dia mengulurkan tangannya dan menepuk bisep berototnya. "Kamu bisa tidur lenganku." "Tapi aku ..." "Ayolah, aku belum tidur sejak kemarin karena begadang. Biarkan aku tidur disampingmu sambil memelukmu. Aku merasa tidak bisa tidur akhir-akhir ini, aroma tubuhmu membuatku bisa tidur nyenyak. Aku janji tidak akan melakukan apapun." Laras mengusap belakang lehernya dan meraih rambutnya untuk dicium. Apa dia benar harum? Laras belum lagi sejak pagi ini. "Laras, kemarilah ... Aku tidak akan menggigit." Ardhan sekali lagi menepuk sisi tempat tidur, membujuk Laras agar berbaring di sampingnya. Akhirnya dengan ragu-ragu Laras menurutinya karena tidak ingin berdebat setelah mendengar Ard

  • Terjerat Skandal Berbahaya Sang Presdir   Bab 091

    Lina balik menatapnya dan tersenyum. "Maksud kamu ... Tuan Ardhan?"Jantung Laras menegang. Dia buru-buru menjelaskan dengan panik."Tuan Ardhan di sini karena dia kebetulan menginap di rumah adiknya Nyonya Sofia dan kami bertetangga. Saat kejadian yang terjadi padaku, kebetulan di ada lokasi dan mengantarku ke rumah sakit ...."Suaranya terbata-bata saat dia menjelaskan dengan panik pada Lina.Lina menatapnya cukup lama dengan ekspresi tenang, hingga Laras tidak bisa menebak yang dipikirkan oleh perempuan itu.Kecemasan mencengkram dadanya.Setelah beberapa saat Lina membalas dengan nada ringan tanpa tuduhan."Ya, Tuan Ardhan sudah menjelaskan padaku. Kami bertemu tadi di pintu. Tuan Ardhan bilang dia juga memindahkan kamu di kamar rawat VIP agar kamu bisa pulih dengan cepat dan bisa kembali bekerja sebagai pengasuh Nona Chloe atas permintaan Nyonya Winda."Laras terdiam sesaat."A-apa? Ardhan ... Tuan Ardhan yang mengatakan itu?" Ujarnya dengan nada lemah."Ya," balas Lina lalu dudu

  • Terjerat Skandal Berbahaya Sang Presdir   Bab 090

    Laras menggeliat gelisah dan berseru. "Aku bisa pergi sendiri.""Berdiri saja kamu belum bisa. Tidak apa-apa, aku akan mengantarmu." Tanpa memedulikan wajah merah dan cemas Laras, Ardhan menggendong wanita itu dan mengantarnya ke kamar mandi.Dia menurunkan Laras di lantai kamar mandi setelah memastikan lantai itu tidak licin.Laras menapaki kakinya di lantai dan berdiri tegak. Dia tidak lagi merasa pusing.Dia melirik Ardhan. "Terima kasih. Bisakah kamu keluar dari kamar mandi?" Katanya karena melihat Ardhan tidak beranjak keluar dari kamar mandi setelah mengantarnya dan berdiri di depannya seperti seorang penjaga."Kenapa aku harus pergi?" Ardhan menggodanya dengan alis terangkat.Wajah Laras memerah. "Aku butuh kamar mandi sendiri. Apa kamu akan terus di sini?""Ya." Ardhan tak mengedipkan mata saat mengatakan itu seolah itu adalah hal wajar. "Kenapa? Kamu malu? Jangan malu, aku sudah melihat semuanya." Dia mengucapkan kata-kata itu dengan nada provokatif sambil menatap ke arah da

  • Terjerat Skandal Berbahaya Sang Presdir   Bab 089

    Saat menyebutkan Aidan, ekspresi Laras berubah ketakutan. Dia tidak apa-apa jika Dian kembali menyakitinya, tapi dia tidak ingin bayi kecilnya terluka.Laras menarik napas dalam-dalam dan menatap Ardhan.Pria itu balas menatapnya tenang, tanpa mengucapkan apapun seolah menunggunya mengatakan sesuatu.Laras menggigit bibir bawahnya, dan berujar dengan suara yang sangat lembut sambil meraih telapak tangan Ardhan dan menggenggam tangannya.“Bisakah … bisakah kamu tinggal lebih lama di sini.”Ardhan menyungging senyum dan mengangguk sambil mengacak-acak rambut Laras.“Selama aku merawatmu, kamu harus patuh dan tidak banyak membantah.”Laras tertegun sesaat dan mengangguk lemah dengan kepala tertunduk, menyembunyikan semburat merah di pipinya. Dokter datang ke kamar rawat Laras dan melakukan beberapa kali putaran pemeriksaan hampir satu jam dan memberi obat, lalu meninggalkan mereka.Aidan terbangun karena lapar, tapi Ardhan tidak mengizinkan Laras menyusui Aidan langsung di dadanya. Dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status