Share

2. Bangkit dari Kematian

Auteur: Mawar Mariani
last update Dernière mise à jour: 2023-03-08 05:36:25

Dewa langit begitu senang karena ada kematian seorang jenderal perang. Ia membaca riwayat kehidupan Baron. Tangannya mencengkram kuat selimutnya. "Orang-orang licik ini menyebalkan. Beraninya mereka melanjutkan estafet kejahatan dunia."

Obsesi mengenai jendral perang membuat ia mempertimbangkan setiap kematian pahlawan sesungguhnya. Namun, selalu saja usahanya gagal mencetak jendral perang seperti keinginannya.

Perkumpulan para dewa selalu dijadikan dewa langit untuk meminta izin terlebih kepada dewi kehidupan. Kali ini argumen akan berhasil. Ia menunggu waktu tepat menyampaikan niatannya.

Melihat gerak-gerik yang mencurigakan dewi kehidupan mendekatinya. Padahal dewa langit berusaha menahan diri. Saat dewi hendak duduk disebelahnya, ia mengembangkan senyum ke arahnya.

"Aku bisa mengetahui niatanmu. Apa yang sebenarnya kau inginkan?" tanyanya memulai pembicaraan.

"Aku ingin kau menghidupkan kembali manusia yang bernama Baron Arsenio. Kejahatan di dunia harus dihapuskan—"

"Apa maksud dari pernyataanmu itu Dewa langit?" sergah dewa kebangkitan. Ekspresinya menampilkan kekesalan.

Para dewa terdiam mendengar perdebatan itu. Mereka mengisi kursi masing-masing. Dewa langit yang sudah siap dengan persiapan dari awal, cukup tenang kalau dewa kebangkitan akan menolak. Ia membalikkan badan sembari menyodorkan senyuman ke arah dewa kebangkitan.

Kekesalannya menyebabkan situasi dalam ruangan pelik. Mereka memposisikan diri untuk berdiskusi atas keinginan dewa langit.

"Kau pikir kau siapa? Meminta kejahatan di dunia dihapuskan?" Lirikan bak mata elang terfokus pada dewa langit. "Kehidupan selalu berdampingan, antara kebaikan dan kejahatan. Semuanya harus seimbang. Kau tidak bisa meminta kepada Dewi kehidupan untuk mewujudkan hal itu. Dan, Dewi kehidupan, kau harus menyortir keinginan aneh ini bukan?"

"Tenanglah Dewa kebangkitan, dia belum mengungkapkan tujuannya secara keseluruhan. Dengarkan dulu," pungkas dewi kehidupan dengan suara lembut.

Dewa kebangkitan menuruti ucapan dewi kehidupan. Dirasa kondisi agak tenang, giliran dewa langit menjabarkan inti perbincangan kali ini. Tentu saja tidak mudah keinginannya dikabulkan.

Seketika dewa langit menjadi sorotan. Ia beranjak dari kursi dan berjalan menuju mimbar. "Aku meminta izin kepada kalian semua untuk menyetujui permintaanku ini. Aku ingin pria bernama Baron Arsenio untuk dibangkitkan. Aku punya alasan membelanya. Selama hidup ia tidak mendapatkan keadilan. Orang-orang licik itu memanfaatkannya. Apa setiap kejahatan tidak ada hukumannya? Dewa kebangkitan, aku harap kau mengerti pendapatku. Aku ingin kau memberi keadilan dalam hidupnya. Tidak, ini berlaku kepada semua dewa. Izinkan dia reinkarnasi di masa depan untuk menciptakan era baru di kehidupan keduanya. Aku minta tolong kepada kalian," jelasnya.

Dewi kehidupan menyetujui keinginan kecil itu. Didukung dewa keberuntungan yang memberikan hadiah fitur perang untuk kebaikan. Bibirnya tersenyum kembali, disusul dewa yang lain memberikan izin. Hal itu masih belum menggerakkan hati dewa kebangkitan.

Perlahan kakinya mendekat. Dewa langit meletakkan meraih punggung tangan dewa kebangkitan. "Aku mohon padamu."

Ia tahu kalau kesedihan dewa langit bisa menghancurkan bumi. Selama harapan dewa langit tidak bertujuan buruk, ia pun menyetujui meski dalam hati berat. "Baiklah, ini yang terakhir. Jadi, berhenti memohon," sahutnya.

Tentu saja dewa langit girang mendapatkan semua izin dari para dewa. Akhirnya ia akan melihat pertunjukan yang hebat. Sudah lama ia menantikan momen tersebut.

"Zero, bangkitkan manusia yang dimintanya," titahnya kepada malaikat maut. Kau ingin kapan dia bangkit?"

"Sekarang," jawabnya.

"Kabulkan segera setelah acara sudah usai, Zero," kata dewa kebangkitan lalu melanjutkan kesibukkannya.

Dewa langit begitu gembira. Sepanjang acara ia menampakkan wajah girangnya. Dewa kebangkitan cukup terganggu dengan itu. Namun, ia tidak terlalu memperdulikan tujuan dewa langit.

Setelah dinanti-nanti, akhirnya dewa langit kembali ke asalnya sembari diikuti Zero. Setibanya di alam langit, Zero mengabulkan permintaan yang diinginkan. Untung saja para dewa memberikan izin.

Ingatan Baron masih kontras. Kelopak matanya terbuka. Sosok asing yang belum pernah ia temui. Baron mencubit telinganya. Rasa sakit dapat dirasakannya. "Apa yang sudah terjadi?"

"Selamat datang di alam langit, Baron Arsenio," sambutnya. Lantas ia berniat membocorkan rahasia akhir riwayat hidup Baron. "Apa kau setuju jika kau bangkit dari kematian?"

Deg. Kata kematian menyadarkan akan momen dimana pertarungan di pesawat. Para kartel narkoba membodohi dirinya, terlebih ia masih tidak percaya kalau ia akan mati dengan cara tidak mengesankan.

Kepala Baron menggeleng pelan. Ia tak mempercayai siapapun. Akan tetapi, ia penasaran siapakah pelaku yang harus bertanggungjawab atas kematiannya. Seakan menutupi diri dari problemnya, Baron enggan menceritakan lebih detail.

Bukan karena ia pesimis atau menyerah, Baron sudah pasrah dengan takdirnya. Terlebih ia ingin menemui sosok yang dicintainya. Tentu saja respon Baron menjadi kemarahan dewa langit. Tapi, ia tak menunjukkan kekesalannya hanya senyum diwajahnya yang ia tampilkan.

'Beraninya dia menolak tawaranku ini. Padahal aku sudah susah payah mendapatkan izin dari para dewa lain.' Dewa langit yang mengetahui isi hati Baron segera memberikan sebuah jawaban dari pertanyaan yang dipendam Baron. "Kau mungkin tidak akan percaya, bahwasanya kematianmu di sebabkan orang terdekat. Mereka juga sudah lama merencanakannya. Pemerintah membunuhmu. Mereka melakukan itu agar negara yang kau sayangi menjadi menderita," paparnya.

Kepalanya mendongak sedikit. "Apa itu benar?"

Dewa langit mengangguk. Lalu malaikat maut memperlihatkan kejadian sebelum Baron meninggal bahkan ia menampilkan kejahatan yang dilakukan pemerintah. Sulit dipercaya bila kenyataan terlihat jelas. Hatinya semakin sakit sampai-sampai perasaan itu menjadi sebuah dendam.

Baron bisa mempercayainya, terlebih sosok yang memberitahunya ialah seorang dewa. Tangannya mengepal. 'Perubahan sikap mereka itu karena mereka sudah tidak mengharapkan diriku lagi, yah. Bagaimana bisa mereka mengkhianatiku?'

Suara hatinya kembali terdengar. Dewa langit memberikan sebuah jawaban yang semakin membuatnya kesal. "Tidak ada orang yang benar-benar tulus, bahkan orang terdekatmu bisa berkamuflase menjadi seorang musuh. Jadi, kenapa kau menolak tawaranku?"

Baron sungguh ingin membalaskan dendamnya tetapi ia memiliki firasat kalau ia akan mendapatkan sebuah misi. Setiap ada kenyamanan pasti ada sebuah imbalan. Mau tidak mau ia harus menerimanya.

"Apa yang anda inginkan?"

"Hahaha.... Sejak dari tadi aku menunggu kalimat itu." Wajahnya kembali serius. "Aku akan memberimu kesempatan kedua hidup untukmu. Aku tahu selama ini kau tidak mendapatkan keadilan. Tapi, ada sebuah syarat," selanya.

"Syarat apakah itu?" tanya Baron lagi.

"Kehidupan barumu, kau bukan lagi Baron Arsenio. Melainkan seorang bangsawan yang dihormati, usiamu masih muda tak seperti sekarang ini," paparnya seraya bangkit dari kursi agungnya. "Anggap saja ini misi terakhir dari kehidupanmu."

Baron mendengarkan baik setiap kalimat dewa langit yang terucap. Ia penasaran dengan apa misi terakhirnya itu. Ia sadar menjadikan dirinya sendiri sebagai alat. Sayangnya ia tak peduli akan hal itu. Kemungkinan besarnya ia akan mencari kebenaran atas kematiannya itu. Kepalanya mengangguk setuju.

"Misimu adalah membunuh para pahlawan. Jika kau gagal, maka umat manusia dalam bahaya."

***

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application

Latest chapter

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   66. Ingatan yang Hilang

    Aron tertegun sejenak, mencoba mencerna semua ingatan yang tiba-tiba membanjiri pikirannya. Gambaran-gambaran masa lalu yang sebelumnya kabur, kini menjadi jelas seperti film yang diputar ulang. Ia melihat dirinya sebagai sosok yang jauh lebih besar, lebih kuat, dan lebih tua dari yang pernah ia bayangkan. Dewa Perang. Itulah identitas sejatinya. Namun, mengapa ia terlahir kembali sebagai manusia? Mengapa ia harus melalui semua penderitaan ini? Dewa, yang masih berdiri di sampingnya, seolah membaca pikiran Aron. "Kau pasti bertanya-tanya mengapa semua ini terjadi, bukan?" ujarnya dengan suara tenang namun penuh makna. "Ini adalah bagian dari rencana yang lebih besar, Aron. Kau tidak hanya sekadar dewa yang terlahir kembali, tapi kau adalah kunci untuk menyeimbangkan dunia ini," jelasnya. Aron mengerutkan kening, mencoba memahami kata-kata Dewa. Rasa penasarannya memuncak. "Kunci? Apa maksudmu? Apa yang sebenarnya terjadi di balik semua ini?" Ia memperhatikan wajah Dewa tanpa menge

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   65. Kebeneran Identitas

    Aron menghela napas lega, seolah beban berat yang selama ini menekan bahunya akhirnya terangkat. Namun, meski sudah merasa lega, ada sesuatu yang masih mengganjal di dalam hati. Dendam yang membara, yang seharusnya sudah mereda, malah semakin menyala. Ia menatap telapak tangan yang penuh dengan bekas luka, setiap goresan menceritakan kisah perjuangannya, setiap lekukan mengingatkan akan penderitaan yang pernah dialaminya.Ada sesuatu yang masih belum selesai, sebuah bab dalam hidupnya yang tidak bisa ia tutup begitu saja. Meski musuhnya sudah tiada, rasa kekesalan yang menyelubungi jantungnya tak kunjung hilang. Perasaan itu seolah-olah telah mengakar dalam jiwa, menjadi bagian dari dirinya yang sulit untuk dilepaskan.Firasatnya, yang selalu tajam, berbisik kepadanya bahwa perang besar yang baru saja usai tersebut belum sepenuhnya berakhir. Mungkin ini adalah tanda bahwa pertempuran masih belum selesai, dan dia tidak bisa begitu saja melupakan semua yang telah terjadi. Namun, seiring

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   64. Bersatu

    Ledakan besar menghancurkan dataran negara Neon, tak satupun anggota bagian Orlando yang selamat dari ledakan bom itu. Tubuh Sora juga ikut terkubur reruntuhan bangunan. Usahanya untuk menyelamatkan diri tak bisa dilakukannya. Kelopak mata setengah terbuka. Pemandangan yang begitu berantakan. Di sela-sela momen itu Sora mencoba mengangkat tumpukan bangunan yang menimbun bagian tubuhnya. Sesekali ia mencari-cari oksigen. "Bila bukan si tua bangka itu, aku tidak akan susah seperti ini," decaknya mencoba keluar.Nahas, kepalanya yang baru saja nampak di permukaan menjadi sasaran tembakan Betabot. Kali ini ia benar-benar kehilangan kesadaran. Arwah Sora menolak untuk mati, sementara tubuhnya tak bisa bertahan lama. "Sialan harusnya aku hidup lebih lama," ucapnya dalam hati. Kepalanya terus mengalirkan darah segar. Hanya dalam tiga detik Sora menghembuskan napas terakhirnya.Mendengar kabar peperangan besar sengit antara Orlando dan musuhnya, menimbulkan perseteruan dari devisi yang ber

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   63. Antara Hidup dan Mati

    Awalnya Orlando mengira ia akan mendapatkan kemenangan besar. Melihat musuhnya tanpa senjata dan juga sendirian membuat kepercayaan dirinya semakin tinggi. Sayangnya tembakan tadi meleset tak mengenai musuhnya. "Apa?!" Kepalanya memanas menyaksikan Aron yang masih berdiri tegak. Orlando pun segera mengganti isian peluru yang ada di dalam pistolnya. "Arahkan senjata kalian padanya!" teriaknya memerintahkan seluruh pengikutnya.Serangan itu memang diterima oleh Aron. Ia mengubah elemen senjata yang diarahkannya menjadi tameng pelindung untuk mengatasi serangan bertubi-tubi. Menghilangkan rasa belas kasihan, Aron mengandalkan kebenciannya terhadap Orlando. Dendamnya begitu membara. Langkahnya maju mendekati musuhnya, belum menyerang balik mereka berjalan perlahan mundur. Dari balik gedung asap tembakan mulai menyebar. Aron memasang tatapan sinis. Emosinya dilihatkan secara terbuka. Menit-menit inilah yang sudah ia tunggu bertahun-tahun."Sekarang giliranku, Betabot mode musuh!" Dalam be

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   62. Pesan Singkat

    Max dan Jaz melaksanakan tugasnya sebagai mana yang diperintahkan Aron. Gadis itu hanya membatu menyaksikan pemandangan di depannya. Suara letusan senjata mulai mendengung. "Apa semua ini sudah kalian persiapkan sejak lama?" Pandangan matanya terlihat kosong. Namun dari pertanyaannya itu tidak mendapatkan respon dari keduanya. Lalu, Monica bertanya sekali lagi. "Kenapa kalian merahasiakan ini semua dariku?"Kepala mereka hanya menunduk sebagai jawaban. Tangisnya membasahi pipinya. Tatapannya ke arah jendela. Monica bisa merasakan akan terjadi peperangan besar bila mengaitkan teknologi senjata. Sangking khawatirnya, Monica tak sadarkan diri. Tubuhnya ambruk beberapa detik selanjutnya setelah berdiri tak lama menatap keluar jendela. Kedua bodyguard itu terpaksa menenangkan Monica dengan akses yang diberikan Aron. Untung saja mereka bisa mengatasi hal itu, tetapi nasib Aron masih menjadi tanda tanya. Mereka pun berdiri di samping kapsul tidur Monica. Bola mata mereka saling memandang.

  • Terlahir Kembali Menjadi Dewa Perang   61. Sesuai Rencana

    "Kau sudah kelewatan batas, tuan Orlando," decak kawannya.Wajah datar Orlando tak peduli akan perkataan pria itu. Ia memilih tak peduli dan melanjutkan pesta pernikahan seperti tak ada terjadi sesuatu. Sementara dari kejauhan wajah Sora menundukkan dengan tangan mengepal. Pernikahan mereka memang digelar mewah, sayangnya kekacauan di depan mata membuat mood Sora buruk belum lagi kondisinya yang tengah hamil muda."Apa kau baik-baik saja, Sayang?" tanya Orlando sembari memeluk istrinya. Namun, setelah beberapa detik ia tidak mendapatkan balasan dari mulut Sora.Suasana canggung pun terjadi. Memang Orlando pernah berada di posisi teratas sebelum bisnisnya perlahan menurun. Siapa sangka hari itu juga semua orang yang ada di dalam pesta pernikahannya bersikap acuh tak acuh."Sudah cukup! Hentikan!" bentak Sora yang tak tahan kericuhan terjadi. Tangannya mendorong jauh suaminya itu. Lalu berlari menuju kembali ke kamar.Rasa kesal Orlando meledak seketika. Disaat kehilangan akal untuk men

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status