Beranda / Romansa / Terlambat Mencintai Lisa / Episode 2. Malam Pengantin

Share

Episode 2. Malam Pengantin

Penulis: Sun Shine
last update Terakhir Diperbarui: 2022-01-24 13:09:33

"Aku...aku sedang menyusun pakaianku ke dalam lemari," jawabnya menunduk.

"Kau memang perempuan yang tidak tahu diri," geram Revin sambil berjalan sempoyongan. Dia banyak minum di pesta pernikahan mereka, dan sekarang baru pulang.

"Minggir!" bentaknya sambil mendorong tubuh Lisa karena menghalangi jalannya. Lisa terpekik ketika tubuhnya terhempas ke tembok, cepat-cepat dia memeluk perutnya. Kehamilannya masih sangat muda, Lisa tidak mau keguguran untuk kedua kalinya. Sementara itu, Revin berjalan menuju lemari dan membukanya. Dia tatap pakaian Lisa yang sudah disusun dan digantung dengan rapi di sana. Wajahnya menggelap, emosinya memuncak.

"Siapa yang menyuruhmu menaruh barang kotor ini di sini!"

Brak! Brak! Brak! Revin mencampakkan seluruh pakaian Lisa ke lantai hingga terserak ke mana-mana. Lisa benar-benar terkesiap melihat emosi Revin dan ia langsung melangkah cepat ke sudut ruangan karena takut.

"Jangan kau taruh barangmu di kamarku! Aku jijik melihatnya!" teriak Revin sambil menatap tajam pada Lisa. "Keluar kau!"

Lisa terkejut mendengarnya. Dia masih membeku menatap Revin.

"Aku bilang keluar kau sekarang dari kamarku!" bentak Revin penuh kebencian. Lisa cepat tersadar dan langsung buru-buru keluar dari kamar. Revin saat ini sedang mabuk, lebih baik dia tidak membuat masalah. Melihat Lisa sudah pergi, Revin menjatuhkan tubuhnya ke atas ranjang.

"Perempuan sialan," gumamnya.

Beberapa waktu kemudian, Lisa masuk kembali ke dalam kamar. Di ambang pintu, ditatapnya Revin yang tidur masih mengenakan jas pernikahan mereka, juga sepatu yang melekat di kakinya. Lisa mendesah, Revin pasti tidak nyaman tidur seperti itu. Dia perlahan mendekat dan membuka kedua sepatu Revin. Lalu dia melangkah ke sisi atas, ragu-ragu tapi kemudian ia memutuskan melonggarkan kancing kemeja suaminya itu.

Baru satu kancing, Revin langsung mencengkeram pergelangan tangan Lisa dan menariknya. Lisa kembali terpekik. Dengan cepat Revin berbalik dan berada di atas Lisa. Ditatapnya wajah Lisa dengan rasa geram.

"Padahal kau tahu aku sangat membencimu, tapi bisa-bisanya kau masih berharap soal seks. Memang yang ada di otakmu cuma seks saja. Dasar perempuan jalang! Rasakan ini!" geramnya, kemudian dengan cepat dia menggigit bahu Lisa kuat-kuat. Lisa menjerit kesakitan, tak menyangka digigit seperti itu. Dengan refleks Lisa langsung mendorong kepala Revin, karena bahunya sudah sakit sekali.

"Berani sekali kau, perempuan jalang!"

Plak!

Revin menampar Lisa membuat Lisa terpekik kesakitan. Air mata Lisa mengalir. Kasar sekali perlakuan Revin padanya. Tanpa memberikan jeda, Revin langsung memagut bibir Lisa dengan rakus, hingga Lisa sulit bernapas. Revin memperlakukan Lisa dengan kasar sehingga hanya rasa sakit saja yang dirasakan oleh Lisa.

*

*

"Kak Revin.. Sakit kak.. Tolong hentikan..aku sedang hamil," rintih Lisa dengan air mata mengalir.

"Diam! Bukankah ini yang kau sukai dariku?" Revin terus melakukan gerakan dengan kasar untuk memuaskan hasratnya.

Lisa menangis karena diperlakukan dengan kasar, sementara Revin tidak memedulikannya. Setelah puas, ia memejamkan matanya karena mulai mengantuk.

Selang beberapa waktu, Lisa masih berdiam di posisinya. "Kak Revin sedang mabuk. Itu sebabnya dia memukulku. Kak Revin pasti sedang tidak sadar. Kak Revin bukan orang yang seperti itu," lirih Lisa berulang-ulang di dalam hati

Pelan-pelan Lisa bergelung ke pelukan Revin. Berharap Revin akan memeluknya, karena begitulah kebiasaan mereka. Setelah bercinta Revin pasti akan memeluknya dengan hangat sampai pagi. Dan kebiasaan itulah yang disukai Lisa dari Revin.

Saat Lisa sudah berada di dadanya, Revin terbangun dan langsung mendorong Lisa dengan kasar? Lisa terpekik pelan karena terkejut. Dia langsung bangkit duduk.

"Apa-apaan kau? Dasar perempuan gila! Keluar dari kamarku sekarang!" bentak Revin.

"Kak Revin, kumohon jangan membenciku seperti ini," lirih Lisa memohon. "Semua sudah terlanjur terjadi. Aku janji akan menjadi istri yang baik untukmu. Aku yakin kita pasti bisa bahagia," isaknya dengan nada memelas.

"Bahagia katamu? Hmmpth! Benar-benar konyol! Kau sudah menjebakku! Kau pikir aku orang bodoh menerima keadaan begitu saja? Yang kuinginkan adalah istri yang suci, istri baik-baik, bukan perempuan murahan sepertimu!" teriaknya lagi dengan suara keras.

Air mata Lisa bercucuran. "Kak..."

"Diam kau! Diam! Keluar atau kutendang kau sekarang juga!" ancam Revin penuh emosi. Ditepisnya tangan Lisa yang hendak menyentuhnya.

Revin benar-benar merasa menjadi pria yang paling bodoh di dunia ini, terjebak pernikahan dengan perempuan murahan. Lisa telah membodohinya.

"Kau akan mendapat ganjaran yang setimpal karena sudah berani membodohiku!"

Mendengar itu, Lisa pun segera turun dari ranjang walaupun badannya sudah sakit semua akibat ulah Revin tadi. Lisa takut Revin akan benar-benar menendangnya, itu sebabnya ia langsung keluar dari kamar Revin dengan langkah terseok-seok.

Perlahan Lisa menuruni tangga dan masuk ke satu kamar yang ada di bawah. Begitu kamar itu dibuka, keningnya langsung mengerut.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Rese loe. Loe ndiri jg sama aj murahan ngata2in org. Dsr co brengsek
goodnovel comment avatar
Dede Suganda
bikin penasaran
goodnovel comment avatar
Cahaya Bulan
oke! oke! oke!
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 218. TAMAT

    Lisa tetap diam. Hatinya menjadi semakin resah. Sebaliknya daripada menjawab Revin, Lisa mengalihkan pandangannya pada Damian. Dia seolah menunggu kode, tetapi Damian hanya diam tidak berkata apa-apa.Akhirnya dia beralih menatap Revin. Dengan gugup dan malu dia berkata, "Kau bilang, kau... mengetahui fakta tentangku. A-apa kau juga tahu bahwa dulu sewaktu masa sekolah, aku...aku...pernah mengalami..." Lisa diam tidak mampu melanjutkan kata-katanya. Baginya ini sangat menyedihkan dan memalukan. Tapi tiba-tiba Revin memeluknya membuat Lisa terkejut dan melebarkan mata."Tidak usah kau jelaskan, Sayang! Aku tahu semua hal buruk yang menimpamu. Pria itu sudah mendapatkan ganjarannya di penjara. Begitu pula dengan Nafa, mantan ibu tirimu. Sampai sekarang dia masih berada di sana."Mendengar itu, air mata Lisa tiba-tiba jatuh tanpa bisa ia kendalikan. Tubuhnya bergetar dan dia mulai menangis. Dia sudah tahu tentang nasib pria itu dan nasib Nafa dari Damian, tapi saat pria ini yang mengataka

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 217. Tidak Melepasnya

    Revin terdiam mendengar ucapan Damian yang dari sejak lima tahun lalu sebenarnya selalu ia pikirkan. Apakah Lisa memang membencinya? Apakah itu adalah fakta? Sampai sekarang Revin tidak tahu jawabannya. Dan itu benar-benar berhasil membuatnya merasa gelisah dan dihantui. Tapi dia selalu mengingat saat terakhir ia berbicara pada Lisa waktu itu di mana Lisa masih memberikan perhatian pada luka di sudut bibirnya. Jika Lisa memang membencinya, mana mungkin ia masih memperhatikan hal kecil seperti itu sementara dirinya sendiri sudah di ambang maut. Entahlah! Revin tidak bisa menerkanya."Aku akan membuatnya mencintaiku," jawab Revin singkat pada Damian.Damian kembali mendengkus. "Rasa percaya dirimu terlalu tinggi."Revin mengerutkan kening. "Batu pun akan berlubang jika terus terkena tetesan air. Asalkan aku bertekun berbuat sebaik mungkin untuknya, aku akan mendapatkan hasilnya. Tapi itu bisa terjadi kalau kalian semua setuju untuk tidak ikut campur dalam hubungan kami."Damian menghela

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 216. Fakta Lima Tahun

    "Mereka tidak terlibat," jawab Damian jujur.Revin sedikit lega mendengarnya ternyata orang tuanya masih memiliki hati nurani. Dia lalu bersedekap. "Kau menyembunyikan istriku selama lima tahun, aku bisa saja menjebloskanmu ke dalam penjara, Damian."Damian menatap Revin. "Laporkan saja, tapi Lisa akan semakin membencimu jika kau melakukan itu.""Dia kehilangan ingatan. Dia lupa padaku, jadi dia tidak memiliki rasa benci," tanggap Revin.Damian mendengkus. "Aku bisa membuatnya membencimu.""Apa pun itu akibatnya. Aku tetap bisa melaporkanmu kalau aku berkehendak," tegas Revin dengan kening mengerut tidak suka akan ancaman Damian.Damian geram mendengarnya. "Lima tahun lalu, Lisa mengalami mati suri. Harusnya kau berterima kasih padaku. Kalau bukan karena aku, Lisa pasti sudah dikubur hidup-hidup. Akulah satu-satunya yang menyadari bahwa Lisa masih hidup karena aku terus memperhatikannya dengan seksama dan langsung membawanya ke rumah sakit untuk memastikan penglihatanku!"Mereka semua

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 215. Egois Untuk Bersyukur?

    Di ruang rawat, mata Revin terus tertuju pada Lisa. Dan tangannya tak pernah lepas menggenggam tangan Lisa. Sesekali ia mengusap kepala Lisa pelan dengan rasa sayang."Lisa, aku mencintaimu," ucapnya dengan wajah sendu. Hingga detik ini ia masih tidak menyangka bahwa Tuhan telah sangat berbaik hati memberinya kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya pada Lisa."Aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang Kau berikan padaku ini, Tuhan," ucap Revin di dalam hati dengan penuh rasa syukur.Pikirannya terus berputar merancang masa depan apa yang akan ia jalani bersama Lisa dan putri mereka satu-satunya."Itu sangat bagus jika Lisa benar-benar lupa," gumam Revin. "Aku berharap dia bisa lupa untuk selamanya. Bukankah sangat bagus jika Lisa lupa akan hal yang menyakitkan dalam hidupnya? Aku hanya tinggal membuat kenangan yang baru untuk kami. Kenangan-kenangan baru yang indah yang pantas untuk dikenang."Walaupun hilangnya sebagian ingatan Lisa sama dengan melupakan hubungan mereka, bagi R

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 214. Suami dan Anak?

    Revin sungguh terpesona saat melihat Lisa keluar dari area toilet. Melihat Lisa secara langsung seperti ini, membuat keyakinan Revin mencapai seratus persen bahwa wanita yang berfoto dengan Lalisa memang adalah Lisa, istrinya. Lisa benar-benar masih hidup! Rasanya seperti mimpi bagi Revin. Tapi dia sadar betul bahwa ini adalah kenyataan! Kenyataan yang sungguh menakjubkan! Lisa terlihat sangat cantik, sama saat pertama kali ia mengenalnya di masa kuliah dulu. Jika dibandingkan dengan masa itu, Lisa sama sekali tidak ada perubahan.Namun, Revin tentu masih sangat mengingat tubuh kurus Lisa dengan perut membuncit dan penyakitan. Saat itu Lisa terlihat sangat menyedihkan. Tapi kini sosok Lisa yang seperti itu sudah tidak ada. Memikirkan hal ini, jelas sekali menunjukkan bahwa Lisa menjalani hidupnya dengan sangat baik selama lima tahun ini."Ternyata Lisa telah mengambil keputusan yang tepat untuk bersembunyi dariku dan Lalisa," ucap Revin dalam hati dengan patah semangat. Sejujurnya dia

  • Terlambat Mencintai Lisa   Episode 213. Tidak Mengenalinya

    "Ini adalah hari bahagia Damian, aku harus semangat, setidaknya untuk hari ini," ucap Lisa di dalam hati.Ia menatap penampilannya di depan cermin toilet. Cermin itu ukurannya memanjang sehingga beberapa wanita bisa bercermin di cermin yang sama secara bersamaan. Saat ia sibuk memperbaiki penampilannya Lisa pun segera menyadari sesuatu. Di dalam cermin, dia melihat pantulan seorang gadis kecil yang sedang menatapnya dengan intens di belakang. Lisa otomatis berbalik dan menatap si gadis kecil. Dia pun langsung terpesona melihat boneka cantik itu."Hai, kenapa sendirian?" sapa Lisa dengan senyuman lembut."Aku tidak sendiri. Papaku ada di luar menunggu." Lalisa langsung melangkah menghampiri Lisa, mendongak menatapnya dengan mata berbinar."Oh begitu.... Siapa namamu?" tanya Lisa sambil merundukkan punggungnya."Namaku Lalisa. Nama Kakak siapa?""Wah! Nama kita hampir sama. Nama Kakak, Lisa.""Mamaku namanya Lisa juga!" ucap Lalisa."Oh ya?""Iya, tapi sudah meninggal," sambung Lalisa ce

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status