Share

2. Bos Kejam

Alin terlihat mulai sibuk dengan aktifitas jualan snacknya yang dia repacking dan di jual seharga dua ribuan karena target pasarnya adalah anak-anak. Meskipun untungnya tidak seberapa, jika di tekuni dengan baik, pasti mendapatkan hasil yang memuaskan. Begitulah yang Alin pikirkan.

Aisyah, Sahabat Alin juga menitipkan produk jualannya di toko Alin sehingga membuat toko Alin menjadi penuh produk yang bisa di jual. Tentu saja semakin bagus agar pembeli tertarik untuk membeli bahkan memborong di toko Alin.

"Bismillah ...pokoknya semua hutang ku lunas! Alhamdulillah ..." Doa Alin setiap pagi sebelum membuka tokonya.

Akan tetapi pagi itu tidaklah mulus. Baru saja Alin menyemangati dirinya sendiri, telpon dari debt collector aplikasi pinjaman online kembali datang mengganggu dengan suara operatornya.

Belum lagi bayaran kontrak rumah yang besok jatuh tempo menyusul kontrak toko. Token listrik di rumah juga sudah berteriak minta di isi ulang.

Bahkan tadi pagi, Alin belum sempat memasak nasi karena beras juga habis.

Koko Lai yang baik hati, belum mengingatkan lagi akan hutang Alin. Koko Lai memang orang yang sangat baik. Alin merasa beruntung setidaknya Koko Lai sangat pengertian meski hutang Alin pada Koko Lai mencapai puluhan juta.

Alin hanya bisa berdoa agar Tuhan selalu melancarkan segala urusan Koko Lai meskipun Alin belum bisa membayar hutangnya. Dalam hati Alin juga terucap ribuan maaf untuk Koko Lai.

"Tuhan ...please tolong aku. Aku benar-benar lelah, Tuhan," Doa Alin dan tanpa terasa matanya berlinang, sudut matanya sudah basah.

Beberapa waktu lalu saat Alin baru saja di setujui pinjaman onlinenya, temannya datang sambil menangis meminjam uang pada Alin. Dasar Alin memang mudah kasihan, dia pun meminjamkan separoh dana dari pinjaman online tersebut. Sekarang temannya tidak bisa di hubungi, setidaknya Alin berharap temannya bisa mengembalikan uang pinjamannya agar bisa membayar cicilan pinjaman online.

Sekali lagi sangatlah sia-sia jika berharap pada manusia karena seringnya kecewa yang didapat.

"Apa yang harus aku lakukan, Tuhan? Ku mohon ...tuntun aku, bukakan jalan untukku agar bisa melunasi semua hutang-hutangku dan membesarkan anakku dengan baik,"

Alin membuka dompetnya, kartu donor darah yang ada di dompetnya tiba-tiba jatuh ke lantai.

"Minggu lalu belum bisa donor darah karena HB rendah. Besok sepertinya sudah bisa," gumam Alin pada dirinya sendiri.

Sudah sejak beberapa tahun terakhir Alin rutin berdonor darah sekali tiga bulan. Meskipun beberapa kali HB-nya rendah saat di periksa sebelum berdonor, Alin tetap tidak menyerah. Banyak istirahat dan tidak bergadang di malam hari sangat bagus untuk menaikkan HB yang rendah.

*

Daffa sedang fokus bekerja di rumah Sky Yuan, sedangkan yang punya rumah pergi ke kantor di kawasan Suntec, berjarak 20 menit  berkendara dari rumahnya yang terletak di kawasan Holland Village.

Holland Village terletak dekat kebun raya Singapura dan termasuk hunian ekspatriat kaya. Harga untuk apartemen mewah di kawasan ini bisa mencapai lima ratus milyar. Sky tidak tinggal di apartemen akan tetapi di rumah yang desainnya seperti gaya Belanda kuno bahkan lebih megah dari istana,  dengan puluhan orang yang bekerja di rumahnya termasuk pelayan, tukang kebun dan koki.

Daffa sudah biasa  ditinggal bekerja di ruangan kerja Sky sedangkan pemuda itu sedang bekerja memuaskan urusan bawah perutnya entah di mana, entah di kantor, apartemen atau hotelnya. Daffa tidak peduli akan urusan pribadi Sky tersebut dan itulah yang membuat Sky mempertahankan Daffa tetap bekerja padanya.

"Merlin, telp Angelo untuk siapkan barang untukku!" ucap Sky sambil berjalan ke kamar mandi yang masih di dalam ruangan kerjanya. Baru saja dia selesai menggeluti Merlin yang entah kenapa hatinya merasa belum puas, kepalanya masih sangat pusing.

Merlin yang mendengar permintaan Sky langsung paham dengan barang yang di maksud bosnya itu.

Merlin merasa sangat sakit hati. Betapa tidak, dia sudah mengerahkan seluruh tenaganya agar bisa memuaskan Sky, akan tetapi sekarang pria itu baru saja menyuruhnya untuk menghubungi orang yang akan membawakan gadis lain untuk melayaninya. Kondisi Merlin sendiri sangat lelah ingin beristirahat tapi dia harus tetap profesional melanjutkan kerja sebagai sekretaris.

Merlin dipekerjakan Sky dua tahun lalu sebagai sekretaris pribadinya. Sebenarnya Sky tidak terlalu membutuhkan sekretaris pribadi, karena semua urusannya sudah di tangani oleh Daffa, asisten pribadinya. Sekretaris pribadi baginya hanyalah kedok untuk membuat Merlin melayani urusan bawah perutnya, setelah dia bertemu Merlin di salah satu cafe di kawasan Rafles. Waktu itu Merlin sanggup bertahan melayaninya tanpa pingsan selama semalaman dan Sky cukup puas akan hal itu. Sky menawarkan kehidupan yang mewah untuk Merlin tentu saja dengan syarat wanita itu hanya diijinkan untuk melayani dirinya saja.

"Kamu sudah menghubungi Angelo?"

Sky keluar dari kamar mandi, hanya melilitkan rendah handuk di pinggang seksinya. Rambutnya masih basah menetes di wajah tampan dan tubuh atletisnya. Pemandangan yang sangat menggiurkan itu kini membuat Merlin menelan ludah pahit.

"Sudahlah, aku akan langsung ke sana saja,"

Merlin merapikan pakaiannya, kemudian memakaikan pakaian yang baru di ambilnya dari lemari pribadi ke tubuh Sky tanpa bicara apa-apa, seperti seorang istri yang sangat patuh dan pasrah terhadap suaminya.

"Pergilah berlibur, Aku akan menanggung semua biayanya. Tenagamu sudah mulai melemah melayaniku. Sudah ku katakan jangan pernah pakai perasaan, karena aku tidak suka menjalin cinta!"

Merlin mendongak, memasangkan dasi untuk Sky namun di tolaknya.

"Merlin, kamu cemburu! Aku tidak menyukainya dan permainan mu tadi sama sekali tidak memuaskan ku!" tutur Sky tajam memegang pergelangan tangan Merlin yang ingin memakaikan dasi ke lehernya.

"Sky ..." panggil Merlin lirih menatap wajah Sky yang masih sangat dia kagumi.

Sky benar, Merlin sangat mencintai Sky yang meskipun memporak-porandakan tubuhnya, sialnya dia semakin jatuh cinta untuk setiap sentuhan pria itu pada tubuhnya.

"Siapa yang memberimu hak untuk menyebut namaku? Kamu sudah melakukan kesalahan, Merlin. Pergi!!" geram Sky dingin seakan bisa membekukan jantung Merlin.

Setiap wanita yang berhubungan dengan Sky hanya diperbolehkan memanggilnya dengan sebutan Mister Yuan. Tidak ada satupun yang diijinkan menyebut namanya.

Setelah Merlin berlari ke luar dari ruangannya, Sky menghubungi Velisha agar datang ke kantornya. Dia berubah pikiran tidak jadi ke cafe Angelo tapi memanggil sahabatnya sekaligus wanita pemuas nafsunya yang lain untuk datang.

Tok tok tok ...

Langkah kaki Velisha sangat gemulai meskipun dia terlihat terburu-buru namun keanggunannya masih sangat kental padanya.

Merlin melihat Velisha datang yang langsung memasuki ruangan Sky tanpa menyapanya, membuat hatinya seperti di iris sembilu. Sky tidak hanya mencelanya yang sudah melemah tapi dia juga sangat menghinanya karena sudah membawa wanita yang sangat dia benci datang ke kantor.

Sky tahu kalau Merlin sangat membenci Velisha yang menurut Merlin, Velisha itu sangat munafik, berkedok sahabat padahal wanita itu sangat licik. Dia sudah menikah tapi tidak pernah malu-malu bertindak mesra pada Sky.

Merlin tidak bisa menerima penghinaan ini. Baru saja tubuhnya seperti mau rontok tulang belulangnya melayani Sky, sekarang bos kejamnya itu sudah mengundang orang yang sangat dia benci. Untuk apa lagi kalau bukan untuk menghangatkan kasur di kamar pribadi dalam ruangan Sky yang beberapa menit lalu di tinggalkan Merlin. bahkan sepreinya masih berantakan, belum di ganti!

Telepon di meja Merlin berbunyi dari Sky yang meminta untuk di antarkan kopi ke dalam ruangannya.

Sepuluh menit kemudian, Merlin mengetuk pintu membawa dua cangkir kopi yang sangat ingin dia beri tetesan racun untuk Velisha namun dia tidak tahu cangkir mana yang akan di minum Sky nantinya.

Merlin berjalan meletakkan kopi di atas meja, sudut matanya melirik ke arah sofa di mana Sky sedang duduk di sana dengan Velisha yang meringkuk di atas pangkuan Sky.

Darah Merlin mendidih melihatnya. Kkemeja yang tadi dibantu Merlin pakaikan di tubuh Sky, kini kancingnya sudah terlepas dan Velisha sudah dengan pakaian dalam saja yang melekat pada tubuh seksinya.

"Merlin, Rapikan tempat tidur dan ganti sepreinya!" perintah Sky yang sangat keterlaluan pada Merlin.

Mau tidak mau Merlin menghubungi bagian binatu yang khusus menangani kamar pribadi bosnya tersebut. Namun Sky sepertinya sudah tidak sabar, meminta Merlin segera mencopot seprei di kasurnya juga meminta Merlin bergegas memasangkan seprei baru setelah orang dari binatu datang.

"Kenapa tempat tidurmu berantakan? Siapa yang baru saja keluar dari sini?" tanya Velisha lembut membelai rahang Sky.

"Tidak perlu tahu. Yang kamu perlu tahu sekarang adalah aku sudah siap memasukimu!"

"Och kau vulgar sekali!!!"

Velisha sengaja berteriak kesenangan agar didengar Merlin karena insting wanitanya berkata wanita yang membuat tempat tidur Sky berantakan tentu saja Merlin. Sky tidak pernah membawa gadis-gadisnya yang akan dia tiduri ke kantornya.

Telinga Merlin memanas mendengar desahan-desahan yang di sengaja Velisha lolos dari mulut manisnya. Sky juga tidak peduli, dia memang sangat pintar membuat wanita melayang dengan sentuhannya, sekaligus sangat kejam dalam tindakannya.

Sky langsung membopong tubuh Velisha dan menidurkannya di kasur setelah Merlin selesai memasangkan seprei baru.

Sky benar-benar mengabaikan Merlin yang masih berada di dalam ruangannya saat dia naik mengungkung Velisha di atas tempat tidur. Namun Velisha tentu saja tahu jika Merlin masih memperhatikan mereka dengan kedua tangan di tautkan, wajahnya sangat suram dan tatapannya sinis menatap Velisha yang membuat Velisha semakin terpacu untuk bertindak lebih manja pada Sky, sesekali dia menjerit nikmat.

Lucy

Vote dan komennya yaa, Love you all!

| 1
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Ulyana
Hahahaha ... ...
goodnovel comment avatar
Mah_ai
kasian Merlin, tapi lebih kasian Alina. Al kalau butuh uang minta sama otor nya .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status