Milla merasa heran dengan sikap Eddy yang tidak jelas itu. Dia jadi merasa gelisah sendiri. Di dalam hati dia bertanya-tanya apakah dia telah jatuh cinta kepada Eddy? Apakah Eddy juga merasakan hal yang sama? Milla menggelengkan kepalanya untuk mengusir semua pertanyaan ambigu di dalam kepalanya. Gadis itu melangkah mendekati para tukang dan mulai memeriksa hasil pekerjaan mereka. Milla merasa sangat puas sekali, karena para tukang tersebut mengerjakan sesuai plan yang dia berikan. Milla tersenyum cerah dan mengucapkan terimakasih kepada para tukang atas kerja sama yang baik di antara mereka. Besok mereka hanya tinggal merapikan dan memperbaiki pancuran yang sudah lama berada di taman dan terbengkalai itu. Merasa telah melakukan tugasnya dengan baik dan jam kerja yang telah usai, para tukang itu pun memutuskan untuk pulang, mereka satu persatu berpamitan kepada Milla dan menyetujui untuk datang kembali esok harinya untuk menyelesaikan sisa pekerjaan mereka. Setelah para tukang perg
'Tidak! Ini tidak benar! Ini benar-benar aneh,' pikir Eddy sambil memegang dadanya. Eddy tidak percaya dia bisa secepat itu jatuh cinta pada seorang wanita. Lucunya wanita itu baru saja dikenalnya. Walaupun mereka sama-sama dilahirkan di vila ini, Eddy merasa dirinya bukanlah pria flamboyan nan romantis, jadi tidak mungkin dia jatuh cinta secepat ini pada lawan jenisnya termasuk Milla. "Aku harus menjaga jarak darinya, ini benar-benar bukan hal yang baik, terlebih buat kesehatan jantungku," gumam Eddy memutuskan. Baru kali ini Eddy merasakan hal yang seperti ini. Bahkan di hadapan tunangannya pun dia tidak pernah seperti ini. Tidak pernah ada debaran keras dan rasa seperti naik turun yang membuat jantungnya seperti tidak sehat ketika dia bertemu Nining. Pemuda itu merasa sejak bertemu Milla banyak sekali perubahan yang terjadi pada dirinya termasuk sikapnya. Kapan dia suka menggoda wanita? Hingga setua ini Eddy tidak ingat kalau dirinya pernah menggoda seorang wanita. Namun, en
Eddy akhirnya sadar dia jelas telah jatuh hati kepada Milla. Bagaimanapun dia menolaknya, tetap saja perasaan itu menghantuinya dan tidak dapat ditolak. Pemuda itu jadi merasa tidak enak makan dan tidak enak tidur ketika memikirkan apakah perasaannya ini adalah suatu hal yang mungkin sedangkan dia dan Milla sama-sama memiliki trauma yang mendalam tentang masa lalu. "Apa sebenarnya keistimewaan gadis itu? Apa keistimewaan Milla? Hingga Aku dibuat pontang panting seperti saat ini?" gumam Eddy merasa tidak habis pikir menghadapi perasaannya saat ini. Dari sekian banyak wanita kenapa hanya Milla yang dapat menggerakkan hatinya? Dia benar-benar dibuat tidak berdaya dan tertarik pada apapun yang berkaitan dengan gadis itu. Eddy merasa mungkin dia jatuh hati pada kecerdasan gadis itu, pada mata besarnya dengan bulu matanya yang lentik atau pada sikapnya yang perhatian walau terkadang ceroboh. Juga tidak ketinggalan Eddy sangat mengagumi wajah Milla yang sangat cantik serta apapun yang a
Akhirnya Eddy memutuskan untuk menghindar dari pertemuan langsung dengan Milla, secara perlahan dan tanpa disadari oleh gadis itu dirinya akan mulai menjauh. Dia benar-benar sadar kalau dirinya telah jatuh cinta pada Milla dan baginya hal itu bukanlah hal yang baik. Semenjak kecelakaan yang dialami oleh keluarganya itu Eddy menjadi takut untuk mencintai siapapun, termasuk juga mencintai seorang gadis. Karena dia takut akan kembali merasakan kehilangan. Dalam pikirannya, bukannya tidak mungkin gadis yang dicintainya akan pergi sebagaimana kedua orang tuanya. Eddy merasa tidak sanggup untuk ditinggalkan lagi, itu sebabnya Eddy telah lama memasang pertahanan diri dan tidak ingin tersentuh oleh perasaan kasih asmara terhadap siapapun. Namun, kini pertahanan yang telah ia bangun sepertinya telah runtuh, sejak pertemuannya dengan Milla. Eddy dapat merasakan keruntuhan dinding pertahanannya itu ketika malam hari tiba, pada saat dia tertidur pulas dan selalu bermimpi yang sama, itu dan
Eddy terus memperhatikan kegiatan gadis yang menarik hatinya itu dari baik jendela dan baru berhenti ketika Milla dan para tukang istirahat. Dia melihat bagaimana Milla meninggalkan taman vila menuju pondok kecilnya untuk beristirahat. Menuruti kata hati ingin rasanya Eddy menyusul ke sana namun, dia tidak merasa percaya diri untuk melakukannya. Eddy benar-benar merasa resah dan dia sama sekali tidak tahu bagaimana menghadapi perasaan kepada Milla saat ini. Eddy mengacak acak rambutnya dengan perasaan galau. "Akh! Ini benar-benar gila!" maki Eddy kesal. "Apa sih yang Aku lakukan ini? Mengapa Aku jadi seperti ini?" Dia meninggalkan lantai dua menuju dapur dan mulai membuat makan siang untuk dirinya sendiri, tiba-tiba dia melihat bayangan Milla sedang duduk di meja kopi sambil tersenyum manis ke arahnya. "Milla?" panggilnya heran. "Awww!" keluhnya kesakitan saat tanpa sadar memegang teko panas yang sedang ada di hadapannya hingga meninggalkan bekas merah di telapak tangannya. Eddy m
Eddy merasa lega ketika melihat Milla kembali fokus pada pekerjaannya bersama tukang taman di taman vila. Dia melempar alat pemukul lalat, lalu terduduk dengan lemas di kursi sofa ruang tamu yang tertutup tirai. Dia benar-benar merasa seperti orang bodoh, bahkan anak remaja pun jika jatuh cinta tidak akan sebodoh ini. Eddy merasa kesal atas kepengecutan dirinya dalam mengungkapkan isi hati. Dia selalu merasa berada di bawah bayang-bayang masa lalunya yang kelam. Perasaan ditinggalkan oleh orang-orang tersayang ketika dia menunggu dengan hati berbunga-bunga itu benar-benar sangat menyakitkan. Eddy masih ingat bagaimana dia menantikan kedatangan keluarganya yang katanya akan menjemputnya. Di depan pintu gerbang asrama yatim piatu. Saat itu dia menunggu dengan hati berdebar dan gelisah, membayangkan akan seperti apa pertemuan mereka setelah belasan tahun berpisah? Namun, hingga malam keluarganya tidak juga kunjung tiba hanya kabar mengejutkan yang sampai kepadanya bahwa mereka telah
Sudah sebulan ini Milla sibuk menyelesaikan bagian luar vila mencangkup perbaikan taman dan penataan halaman. Tidak jarang dia harus kepanasan dan terbakar matahari saat mengawasi para tukang bekerja. Sampai sejauh ini tidak ada bayangan Eddy di mana pun, seolah pria itu menghilang ditelan bumi. Milla sendiri merasa enggan untuk mencarinya di vila, entah mengapa walau dia penasaran ingin tahu dimana Eddy namun, dia merasa sungkan untuk terang-terangan mencarinya ke vila. Milla merasa Eddy seperti menghindarinya, kadang dia menepis perasaan itu dan berpikir mungkin itu hanyalah perasaannya saja. Namun, hingga sebulan waktu berlalu, gadis itu tidak lagi melihat Eddy di manapun, bahkan bayangannya juga tidak dilihatnya. Entah dimana Eddy sekarang. Apakah ada di vila atau sedang keluar, Milla benar-benar tidak tahu. "Jangan-jangan Dia benar-benar menghindari Aku," gumam Milla gelisah. Gadis itu tampak mondar mandir seperti orang linglung di taman, beruntung para tukang sedang sibuk h
Milla menengadahkan kepalanya ke atas langit untuk menahan agar air matanya tidak sampai jatuh. Dia membalikkan badannya membelakangi tukang taman dan berusaha mengembalikan emosinya agar tetap stabil seperti sedia kala. Panas sang Surya menerpa wajahnya, Milla memejamkan matanya untuk membendung air mata sekaligus menghindar dari rasa silau yang melandanya ketika dia menengadahkan wajah. "Apa yang Aku lakukan ini? Seharusnya Aku tidak boleh membiarkan perasaan yang tidak semestinya berkembang dengan subur," gumam Milla galau. Milla merasa anak sopir seperti dirinya sangat tidak layak mengharapkan cinta anak majikannya, walaupun banyak sekali dongeng dan novel yang menceritakan bagaimana seorang anak pembantu dan majikan saling jatuh cinta hingga menikah. Namun, kenyataannya tidaklah seindah itu. Seorang anak majikan tetap akan mencari calon yang sesuai untuk dirinya sendiri dengan melihat dari segi bobot, bibit, bebet nya seorang wanita. Milla benar-benar merasa sangat pesimis j