Share

3. Kita Beli Perusahaannya!

“Aku tidak peduli dengan urusan memimpin Daidalos. Yang terpenting sekarang, siapkan uang dan beli keseluruhan saham The Lyceum sebelum matahari terbenam!” Kenzo sudah benar-benar naik pitam.

“Bahkan sebelum Anda beranjak keluar dari Highway Street, status The Lyceum sudah menjadi milik Anda.” Melvin menyunggingkan senyum di ujung telepon.

“Oke, Kenzo, nanti sore kirimkan pasukanmu untuk menjemputku di depan Waverley Mall. Jam empat sore seperti biasa. Bawa mobil sedan biasa, jangan keluarkan Lamborghini ataupun Ferrari, aku tidak mau identitasku terungkap!”

“Paham, Tuan. Tunggu saja, setelah ini The Lyceum akan berpindah tangan dan Claudia akan aman bersamamu. Aku yang menjamin.”

Telepon ditutup.

Dari kejauhan, ternyata Claudia sedari tadi memperhatikan Kenzo yang asyik berbicara dengan seseorang di depan telepon umum dekat Vas La Vagas. Tentu, dia tidak dapat mendengar perbincangan itu karena kaca mobil yang tertutup. Tapi, dari mimik yang dipancarkan Kenzo, sepertinya ia merencanakan sesuatu dibalik kejadian siang ini.

Kenzo Daidalos, calon Tuan Muda penguasa pangsa pasar bisnis dunia.

Daidalos, perusahaan elit Internasional yang kelak akan diwariskan kepada Kenzo merupakan pemegang pasar terbesar dunia saat ini. Tahun lalu, mereka tidak bisa menyalip A****n yang menguasai pasar dunia.

Tapi tidak untuk tahun ini. Mereka memanjat lebih tinggi lagi dan meninggalkan A****n sebagai perusahaan kedua yang paling berpengaruh di dunia.

“Huft, The Lyceum, hanya recehan yang bertebaran di tengah jalan. Tidak ada nilainya jika dipimpin orang yang arogan. Tunggulah, Colin, akan kubeli perusahaanmu itu!”

Ya, laki-laki yang disebutnya gembel itu adalah seorang putera mahkota sekaligus penerus dari Daidalos, perusahaan global dengan anak cabang hampir di seluruh belahan bumi, dari Timur ke Barat.

...

Latusia Developement milik keluarga Claudia merupakan salah satu anak cabang Daidalos, bahkan bisa dimasukkan jajaran anak perusahaan terkecil.

Kenzo sengaja kabur dari kehidupannya sebagai miliarder karena ingin merasakan bagaimana hidup sederhana. Dia sudah menjalani kehidupan ini selama kurang lebih delapan tahun. Sampai suatu ketika, dia bertemu kembali dengan Josh, kakek kandung Claudia yang juga merupakan sahabat dekat ayah kandungnya.

Josh mengajari Kenzo banyak hal, terutama tentang bisnis dan makna kehidupan.

Sampai benar-benar dewasa dan berusia 24 tahun, Josh akhirnya menikahkan cucunya dengan Kenzo karena merasa, Kenzo adalah sosok terbaik untuk mendampingi Claudia.

Kenzo mau menikah dengan Claudia asal dengan dua syarat. Pertama, Josh tidak boleh mengatakan kalau Kenzo adalah pewaris utama kekayaan Daidalos, penguasa pangsa pasar bisnis Skotlandia dan Eropa Barat. Syarat kedua yaitu Josh harus menceritakan kalau Kenzo adalah yatim piatu yang dia didik jadi pebisnis. Josh akhirnya mengiyakan.

Sayang, tiga hari setelah pernikahan berlangsung, Josh meninggal dan Kenzo kini dihinakan.

Itu semua terjadi karena Josh tidak pernah memberitahu keluarganya tentang asal-usul Kenzo sesuai syarat awal yang diberikan pria itu.

Claudia, Madame Anneth, dan Gerald beranggapan kalau Kenzo hanyalah seorang mata duitan yang memanfaatkan kemurahan hati Josh untuk mengeruk semua hartanya. Karena itu, mereka berubah sikap terhadap Kenzo, dari yang awalnya lembut, jadi arrogan dan tidak manusiawi.

Kenzo selalu dianggap sebagai sampah keluarga, bahkan tak jarang, dia disuruh-suruh seolah dia adalah pembantu di keluarga itu.

Namun, Kenzo tetaplah Kenzo, dia tidak putus asa dan terus bertahan agar janjinya pada Melvin terpenuhi.

Dia dulu berjanji mau kembali ke Daidalos setelah menjalani tiga tahun utuh pernikahan dengan Claudia Latusia, apapun kondisinya. Karena itu, Kenzo harus bersabar karena sebentar lagi, janji itu benar-benar terlaksana.

Sekarang, sisa tiga hari sebelum Kenzo benar-benar kembali jadi orang kaya.

Kenzo tidak bisa menahan amarahnya terhadap Colin. Dia lantas pergi menemui Melvin yang sudah menunggunya di sekitaran Waverley Mall, meninggalkan Claudia dan orang tuanya yang pulang lebih dulu pulang meninggalkan Kenzo.

“Sial, aku ditinggal!” Kenzo menggerutu. “Tapi, tidak masalah, aku bisa bebas berbincang dengan Melvin tanpa harus waspada mereka tahu identitasku.”

...

Waverley Mall sore ini sungguh dipadati beberapa turis yang sedang duduk manja di kursi panjang dekat kereta tengah jalan yang menghubungkan seluruh jalanan Princes Street. Ada mereka yang sebatas duduk dan bercanda, ada pula yang membawa beberapa tas belanjaan bermerk terkenal saat keluar dari mall termegah seantero Edinburgh ini.

“Melvin, kau di mana?” Kenzo berdiri di seberang jalan, seorang diri. “Aku sudah di depan Waverley Mall. Dua menit dari sekarang kau harus sampai, aku tidak mau menunggu terlalu lama.”

Milankovic Melvin, adalah asisten pribadi Kenzo ketika dia menjadi Tuan Muda, sebelum ingatannya menghilang tiga tahun lalu. Mereka bagai sahabat. Tak jarang, keduanya saling panggil dengan sebutan nama karena kedekatan emosional yang telah terjalin dari belasan tahun lalu.

Kenzo selalu mengandalkan Mila atau Melvin yang sangat cerdas dan cekatan. Pun hari ini, ketika Kenzo ingin mengakusisi The Lyceum yang letaknya tidak jauh dari Waverley Mall, dia mengamanatkan tugas itu pada Melvin.

Dari kejauhan, seorang lelaki dengan setelan jas coklat elegan, berjalan menyusuri Princes Street dengan gagahnya berdiri di dekat tangga turun menuju Waverley Mall.

Kacamata hitam, topi fedora coklat, jeans hitam kasual, lengkap dengan body yang nampak sedikit kekar dengan jas yang agak ketat; sangat menarik perhatian. Wajah tampan, hidung mancung, bibir tipis dan alis yang sedikit tebal membuatnya menjadi pusat perhatian.

Kenzo masih mengawasi keadaan sekitar, tidak satu pun mengenali sosok Tuan Muda.

Tidak sampai semenit berlalu, sebuah mobil sedan lumayan mewah datang dari sisi Selatan dan berhenti tepat di depan Kenzo.

“Lima puluh enam detik, Tuan, lebih cepat semenit dari yang Anda perintah.” Melvin membuka kaca mobil, senyum tersungging di bibirnya.

“Semua sesuai rencana?”

“Anda sekarang telah resmi menjadi CEO The Lyceum, terhitung mulai Anda memasuki mobil ini.” Kenzo sedikit membungkukkan badan, meletakkan tangan kirinya di dada, lalu mempersilakan Kenzo memasuki pintu yang terbuka. “Semua berjalan lancar sesuai perintah.”

“Sekarang, kita datangi The Lyceum. Kita tunjukkan siapa yang sebenarnya berkuasa di dunia ini! Tapi, jangan sampai ada orang yang tahu kalau aku adalah CEO merangkap pemegang mayoritas sahamnya. Atau, tunjuk seseorang yang bisa dipercaya. Tidak masalah. Kau yang lebih paham tentang hal ini.”

Kenzo harus kembali ke rumah mertuanya karena ada urusan keluarga, tapi sebelum dia beranjak dari ruangan direktur The Lyceum, ponselnya tiba-tiba berdering. Begitu diangkat, Kenzo seketika memasang wajah serius. Suara bentakan perempuan terdengar di ujung telepon.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status