“Ma-maafkan aku. Gara-gara aku, kamu jadi kena masalah dan kena hukuman yang lebih berat. Maaf, Nzo, aku memang selalu merepotkanmu. Aku tidak tahu harus membalas apa. Kamu terlalu baik. Sumpah. Aku tidak mau kehilangan kamu.”Di balik air mata Mira, ada seberkas aura misterius. Mungkin air mata itu air mata buaya, kebohongan semata. Tapi, tidak sepenuhnya aura misterius itu menunjukkan gerak-gerik mencurigakan.Bagai seorang mata-mata yang menyamar untuk mencari informasi, tingkah Mira mulai mendapat kecurigaan Kenzo.Terlebih, setelah melihat respon Mr. Clayne, Pak Nanang Robby, dan Claire saat menyikapi kasus tadi.Tidak sedikitpun Mira dihina, diolok, atau bahkan ditampar seperti perempuan pembangkang pada umumnya. Semua menyudutkan Kenzo, tak peduli, walau itu salah Mira atau Pak Yanto.Seolah, ada persekongkolan antara Mira dan para petinggi Majesty Karaoke.“Ini sudah malam, Nzo, kamu mau pulang ke rumah keluargamu? Keluarga Latusia yang terkenal sombong dan tidak beradab itu?”
“Oh, si sampah udah berani bicara rupanya,” kata Stella, sambil menyenggol teman-temannya, satu per satu.“Cukup bahagia aja ngeliat kamu terlantar, hidup lontang-lantung tanpa rumah, setelah dicerai Claudia.”“Eh iya, Stel,” kata Angelina, salah satu yang paling aktif di sirkel pertemanan Stella Latusia.“Aku dengar, adik sepupumu itu langsung dapat pacar baru. Katanya juga, mereka mau nikah terus pesta pernikahannya dibuat sangat megah. Pacar adik sepupumu dari keluarga terpandang.”“Namanya Steve, dari Keluarga Rockshaw,” sela Stella.“Wow. Keluarga Rockshaw. Mendengar namanya saja sudah merinding. Hebat. Aku nggak habis pikir gimana cara adik sepupumu bisa dapat orang macam Steve Rockshaw. Dibanding Kenzo, Steve jauh di atas langit. Ibaratnya Kenzo adalah manusia kerdil yang bergantung dengan anugerah langit dari Steve.”“Aduh, Angelina, kamu itu salah bandingin orang. Bumi sama langit, selamanya ga bakal bisa nyatu.”“Dan, ini, apa kalian tahu? Uang saku dan uang belanja yang dib
Keluarga Orchid, satu dari segelintir orang terkaya di negeri ini. Mereka memiliki Kartu Platina tingkat bawah, sama seperti kartu Platina milik Kenzo dan Daidalos.Setelah memastikan Mira tidur, Kenzo beranjak pergi menuju jalan depan kontrakan karena Boris sudah menunggu.“Selamat malam, Tuan Legume Magician, ada yang bisa saya bantu?” Boris coba menghibur Kenzo yang tampak lesu.“Ayo pergi, kita sudah terlambat. Tuan Besar Lionel bisa marah kala tahu aku lama menghabiskan waktu di kontrakan seorang gadis. Kau tahu sendiri, kan, dia orang seperti apa?”“Sampai kepala enam masih belum menikah. Sepertinya, dia alergi perempuan. Aku juga tidak tahu. Militer membuatnya lupa kalau di dunia ini tidak hanya ada laki-laki.”“Hahaha, jangan sampai dia tahu percakapan ini,” serogoh Kenzo, lantas dia masuk mobil.Kenzo sebenarnya enggan pergi ke acara Keluarga Orchid, namun karena Lionel terus mendesaknya, Kenzo pun pergi ke sana.Boris sudah siap sejak 30 menit lalu, tapi Kenzo masih bermalas
Hah?!Kenzo mengernyitkan dahi. Kartu invitation katanya? Jelas dia tidak punya. Dia hanya datang bermodal ucapan Boris. Boris sendiri tidak memberikan kartu apa-apa, tidak juga memberi rekaman suara.“Aku tidak punya kartu itu. Di mana aku bisa mendapatkannya?” tanya Kenzo.Dua satpam saling pandang heran, di sana juga ada beberapa petinggi Klan Emas yang melihat Kenzo dengan tatapan sinis. Mereka mengira Kenzo hanya cari pamor dengan cara memaksa masuk ke acara tahunan Keluarga Orchid.“Hahaha, selalu saja ada laki-laki bodoh yang ingin diliput berita. Mentang-mentang acara ini diliput seluruh media Nasional terus dia maksa masuk biar jadi headline berita esok pagi? Jangan bercanda woi!”“Benar tuh, cari pamor aja sampai sebodoh itu. Kalau nggak punya kartu mending pulang, deh, malu-maluin keluarga aja!”“Untung kamu ganteng, coba nggak, petugas keamanan pasti mukul kamu!”Cacian demi cacian terlontar dari mulut tamu-tamu undangan.Mereka mengira Kenzo hanya cari sensasi dengan cara
“Hahaha, sudah aku peringatkan berapa kali, aturan tetap aturan. Simpelnya, jika kamu tidak punya kartu, kamu tidak boleh masuk. Beres!” Petugas keamanan itu mengelus rambut Kenzo seolah menganggapnya seperti anak kecil minta dibelikan permen.Kenzo menelepon Boris, tapi tidak diangkat.Dia berulang kali menelepon tapi hasilnya tetap nihil. Boris tidak menjawab telepon dari Kenzo karena dia sedang asyik berpesta dengan yang lain.“Aku adalah utusan Daidalos, jangan macam-macam!” Kenzo terpaksa membuka kartunya, agar dia bisa memastikan langsung keamanan salah satu pesta tahunan paling sakral di negeri ini.Dua penjaga itu tertawa terbahak-bahak. “Mana mungkin utusan Daidalos menggunakan pakaian biasa dan tidak dikawal militer negara? Setahuku, dari yang aku liat di koran-koran, mereka selalu dikawal setidaknya satu helikopter atau seperempat batallion militer.”“Kamu tidak percaya aku utusan Daidalos?” tanya Kenzo. “Tuan Besar Lionel yang menyuruhku datang ke sini. Aku bisa tunjukkan
Semua terkejut mendengarnya, termasuk Kenzo sendiri. Bella juga menggandeng Kenzo masuk ke dalam Annual Rich Bressia. Begitu menginjakkan kaki di lantai satu Annual Rich Bressia, semua mata memelototi Kenzo, melihatnya dengan tatapan dengki.Kenzo memilih menjauh dari perempuan itu karena wajahnya begitu familiar. Seperti tidak asing, Kenzo pernah melihatnya, tapi lupa di mana.Dia seolah baru melihat perempuan itu beberapa hari lalu.Pemuda tampan itu terkejut kala sadar Bella sudah berdiri tepat di sampingnya, menggandeng tangannya melewati penjagaan dua petugas keamanan Annual Rich Bressia.“Mari masuk bersamaku,” kata Bella sembari menyunggingkan senyum tipis, membuat semua orang terbelalak, tak bisa berkata-kata.Kenzo terheran-heran, apa ini bukan mimpi, tidak mungkin sosok wanita terhormat seperti Bella menggandeng tangannya memasuki Annual Rich Bressia.Dia menoleh sembari mengernyitkan dahi. Banyak sekali pertanyaan mengitari kepalanya saat ini, dia masih berpikir, apa Bella
Kenzo melintasi dua pengawal yang terus memelototinya dengan tatapan tidak suka.Event ini sangat meriah dan dihadiri orang-orang penting, termasuk walikota dan gubernur. Awalnya Kenzo pikir ini seperti acara penjamuan dengan bir dan lampu disko, tapi ternyata lebih dari itu.Sempat mencuri perhatian publik, Kenzo memilih cuek karena dia tahu, tamu yang hadir di lantai satu merupakan tamu biasa, bukan anggota miliarder Klan Emas.Baru beberapa langkah memasuki Annual Rich Bressia, Kenzo sangat ingin mencari Boris dan memukul kepalanya sampai lelaki itu menjerit kesakitan.Bisa-bisanya Boris tidak membawa jam tangan mahal itu saat Kenzo sedang membutuhkannya!Jam tangan yang diambil Kenzo di sebuah kotak kecil saat berada di rumah kebanggan Keluarga Latusia, merupakan jam super canggih nan mahal yang bisa digunakan untuk menyadap, telepon, berkirim pesan, hingga menyimpan seluruh berkas misi.Jam itu tidak bisa disadap siapapun karena menggunakan sinyal khusus yang hanya bisa dilacak o
Bella pergi memesan makanan dan kembali dengan sebotol Wine Pepsky asli Finlandia. Kenzo ditawari minum, tapi dia menolak.Kemudian Bella berkata. “Ngomong-ngomong, apa tujuanmu datang ke sini?”“Kakek menyuruhku datang, tapi aku ditinggal sahabatku. Aku tidak diberitahu kalau masuk ke event ini harus memiliki kartu identitas khusus.” Kenzo terpaksa berbohong demi menutupi identitas aslinya.“Oh ya? Siapa kakekmu? Sepertinya dia orang sibuk sampai menyuruhmu datang. Kami sesama pemilik Super VVIP card saling mengenal satu sama lain. Kami juga memiliki daftar hadir tamu VIP dan reguler. Mungkin aku kenal siapa kakekmu.”“Itu dia orangnya,” kata Kenzo dengan muka bahagia.“Kakekmu?”“Bukan, sahabatku.”Dari balik kerumunan tamu-tamu Super VVIP, Boris muncul dengan sendirinya.Boris menghampiri Kenzo yang sedang duduk bersama Bella, anak dari keluarga terkaya di Indoensia. Boris bersama dua kawan lamanya yang sekarang sukses menjadi miliarder di Tokyo.“Mr. Boris, nice to meet you,” samb