Share

92. Hari Itu Telah Tiba

“Kalau tidak ada hal lain, aku tutup teleponnya,” kata Kenzo, ringan.

“Wah, sudah kaya beda, ya? Kamu berani bicara padaku seperti ini! Hebat!” seru Claudia.

“Kamu tinggal di perumahanku juga, kan? Cepat ke rumahku, kita selesaikan perceraian kita.” Setelah berbicara, Claudia menutup telepon.

Kenzo mengerutkan kening. “Bukannya sudah cukup dengan tanda tanganku?”

Kenzo memutar bola matanya. Walau malas, tapi dia memutuskan untuk pergi ke sana dulu. Kalau tak penting, maka Kenzo akan langsung pulang.

Toh, datang ke keluarga Latusia setelah jadi pemegang saham utama Lithon Group, bukan hal yang buruk, kan?

“Aku pergi dulu,” kata Kenzo, lantas berpaling dari Melvin dan Jessica.

“Kalau begitu, keputusan sudah final,” kata Melvin.

“Keputusan apa?” Kenzo berkata dengan cepat, “Pernikahan yang asal-asalan bukanlah hal baik. Meski hanya pernikahan palsu, kalau Wendy sungguh melibatkan perasaan padaku, itu akan menjadi rumit!” ujar Kenzo.

“Bagaimana jika Wendy benar-benar jatuh hati padaku, la
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status