Share

Bab 19

Tak lama kemudian, Andreas tiba di kamar Celine. Begitu melihatnya, Celine langsung turun dari kasur dan berlari ke arahnya.

Kemudian dia menggantung diri di tubuh Andreas sambil mengadu dengan penuh semangat, "Aku pikir aku bakal mati tadi. Aku benar-benar sial, hampir saja mati gara-gara Tuan Muda Keluarga Jayadi sialan itu."

Tuan Muda ... sialan?

Andreas mengernyit.

Namun, Celine sama sekali tidak sadar, dia melanjutkan dengan menggebu-gebu, "Kalau tadi aku mati, aku bakal jadi setan dan muncul di kasurnya tiap malam! Biar dia nggak bisa tidur nyenyak!"

Ketika melihat posisi mereka berdua, Owen yang baru saja sampai di pintu pun tercengang.

Ini pertama kalinya dia melihat ada orang yang berani bersikap selancang di depan Tuan!

Terus Nona Celine ini apa tidak tahu kalau "Tuan Muda Keluarga Jayadi sialan" yang dia maksud itu ada di depannya?

Tuan juga mengernyit, jelas terlihat dia agak kesal.

Owen pikir tuannya akan mendorong dan memarahi wanita itu, tapi tuannya malah merangkul pinggang wanita itu seakan-akan takut dia akan jatuh.

Sudut bibirnya juga sepertinya terangkat sedikit.

Seketika, Owen bingung.

Sementara dua orang yang ada di dalam kamar sama sekali tidak menyadari keberadaannya.

Sebenarnya, Andreas seharusnya menghukum Celine atas kelancangannya, tapi tadi Celine bilang dia ingin muncul di kasurnya ....

Heh, Andreas lumayan menantikan hal itu ....

Celine yang berada di pelukan Andreas menatap wajah suami topnya yang tampan, teringat dengan sosoknya semalam saat menghampiri dia dengan diselimuti cahaya, jantungnya pun berdetak kencang. Namun, dia tiba-tiba teringat sesuatu dan bertanya, "Oh ya, semalam kenapa kamu bisa menyelamatkanku?"

Ponselnya sudah direbut sebelum dia sempat memberi tahu suaminya ini lokasi dia berada. Kenapa suaminya ini bisa menemukannya?

Andreas mengernyit dan berkata, "Mungkin kebetulan, pas banget aku lewat!"

Celine terdiam.

Masa? Jangan-jangan suaminya ini punya langganan di kompleks vila di tengah gunung itu?

Tebakan ini membuat Celine tiba-tiba muram.

Namun, tak lama kemudian dia menyingkirkan ketidaksenangannya dan turun dari pelukan suaminya lalu menanyakan keadaannya pada dokter. Setelah tahu kalau dia tidak baik-baik saja, dia pun memutuskan untuk keluar rumah sakit dan pergi ke kantor pusat Perusahaan Perhiasan Aurora.

Begitu keluar dari rumah sakit setelah berpisah dari "suami topnya", Celine menerima panggilan dari Reza.

Begitu telepon terhubung, langsung terdengar suara Reza marah-marah, "Celine, dasar wanita jalang, beraninya kamu mempermainkanku, kamu ...."

Kelihatannya Reza sudah menerima informasi tentang status pernikahannya.

Heh, sikapnya yang sudah tidak peduli dengan identitasnya sebagai tuan muda keluarga terhormat ini benar-benar menjijikkan!

Celine tidak menunggunya selesai marah-marah, melainkan hanya tertawa sinis lalu menutup telepon. Suasana hatinya sangat bagus.

Di ujung telepon, Reza membanting ponselnya. "Sialan! Dia berani-beraninya menikah! Sial, sial ...."

Masalahnya, di sistem KUA tidak ada informasi tentang pasangan Celine!

Di sistem hanya menunjukkan status Celine sudah menikah, sementara di kolom nama pasangan tertulis "Tidak diketahui"!

"Apa-apaan tidak diketahui!" Reza membanting gelas.

Lily yang berada di sisinya terisak pelan karena terkejut. "Kak Reza, Kakak ... seharusnya bukan mau balas dendam. Dia mungkin nggak terima kamu punya hubungan denganku. Kak Reza, kamu coba pergi memohon padanya. Kamu bilang saja, aku bersedia mundur. Nggak, aku saja yang pergi. Aku bakal pergi berlutut dan memohon padanya ...."

Sambil berbicara, Lily berbalik hendak keluar.

Baru saja dia melangkah satu langkah, Reza sudah menghentikannya.

Sikapnya membuat Reza kasihan padanya. Reza langsung memeluknya dan berkata, "Aku tahu memang kamu yang paling mencintaiku."

Lily bersandar di pelukannya sambil tersenyum sinis.

Semalam dia tidak meninggalkan kediaman Keluarga Linoa, melainkan mengambil kesempatan saat Reza gelisah untuk menghibur pria itu dengan tubuhnya. Mereka berdua pun melakukannya semalaman.

Namun, kalau memang Reza punya masalah keuangan dan tidak bisa diselesaikan, situasinya tidak sama lagi.

Kalau sampai Reza dibuang oleh Keluarga Linoa, Reza sudah bukan siapa-siapa lagi, untuk apa dia tetap berada di sisi Reza?

Di benak Lily muncul sosok Tuan Muda Keluarga Jayadi semalam, matanya pun penuh dengan kekaguman.

Namun, begitu dia teringat tuan muda itu berdansa dengan Celine, hatinya langsung dipenuhi dengan iri.

Tepat pada saat ini, dia menerima pesan dari Irina. Melihat isi pesan itu, Lily mengernyit, tapi di matanya langsung muncul kesinisan.

Kesinisan itu menghilang secepat kilat. Kemudian, dia berpura-pura polos dan bertanya bingung, "Kakak pergi ke kantor pusat Perusahaan Perhiasan Aurora. Aneh, dulu dia nggak pernah ke sana. Jangan-jangan dia ke sana untuk mengklaim hak warisnya?"

Sesuai dugaannya, amarah Reza makin berkobar.

Hatinya penuh dengan ketidakrelaan. Reza mendorong Lily lalu pergi menuju Perusahaan Perhiasan Aurora dengan emosi menggebu-gebu.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status