Share

Bab 18

Mata Andreas menyipit dan dia langsung membalik mobilnya tanpa ragu-ragu. Pada saat yang sama, dia menelepon Owen. "Di mobil Kevin ada seorang wanita, hentikan semua rencana kita. Aku balik sekarang juga, selanjutnya tunggu perintahku!"

Owen terdiam.

Tuan kenapa bisa tahu?

"Tuan ...." Owen hendak menghentikan Andreas, tapi teleponnya sudah ditutup.

"Gawat!"

Dia tiba-tiba menyadari kalau identitas wanita yang di mobil mungkin tidak sesimpel yang dia kira. Owen juga langsung mengemudi mengejar mobil Kevin.

Sementara di sisi Celine saat ini, Kevin sedang mengemudi dan tatapannya makin menggila.

Celine refleks marah-marah dalam hati, 'Pak, tolong kamu cari tahu dulu yang benar. Si Andreas Jayadi itu mana mungkin peduli sama aku yang bukan apa-apa ini? Kamu salah nyulik orang!'

Dia dan Tuan Muda Keluarga Jayadi itu maksimal cuma punya hubungan satu bekas gigitan!

Jadi, satu-satunya orang yang muncul di benaknya saat mau meminta tolong adalah "suami topnya"!

Namun, sekarang satu-satunya harapannya itu juga sudah hancur!

Celine tidak mau mati begitu saja, jadi dia kembali menasihati pengemudi di depan. "Sudah kubilang, aku sudah menikah ...."

Sebelum Celine menyelesaikan kalimatnya, pengemudi di depan tertawa sinis. "Heh, mungkin saja Andreas sukanya wanita yang sudah menikah!"

Celine terdiam.

Dia tidak bisa membantah.

Melihat kegilaan di wajah pengemudi, Celine merasa situasinya saat ini sangat berbahaya.

Dia hanya bisa menutup matanya dan berdoa meminta keajaiban.

Ketika mobil mereka melewati sebuah belokan, tiba-tiba ada sinar menyilaukan di depan mereka lalu sebuah mobil melaju lurus ke mobil mereka.

Karena sinar yang menyilaukan itu, Kevin sama sekali tidak bisa melihat dengan jelas apa yang terjadi, dia secara refleks memutar setirnya lalu terdengar suara tabrakan keras. Mobilnya menabrak sebuah dinding gunung di sampingnya.

"Ah ...."

Kepala Celine menabrak sandaran kursi depan dengan sangat kuat, dia pun merasa sangat pusing.

Dia mendengar suara rem yang menukik. Kemudian, dari jendela mobil, dia melihat seseorang yang tinggi dan besar turun dari mobil yang berhenti tidak jauh dari mereka.

Orang itu diselimuti oleh sinar, jadi Celine hanya bisa melihat siluetnya.

Jantung Celine berdetak kencang dan kepalanya makin sakit.

Dia melihat orang itu membuka pintu mobilnya lalu menggendongnya keluar. Tenaga lengan itu membuatnya teringat dengan Tuan Muda Keluarga Jayadi yang mengajaknya berdansa tadi.

Celine berusaha membuka matanya dan samar-samar melihat wajah tampan yang familier.

"Sayang ...." panggil Celine dengan suara kecil sebelum akhirnya dia kehilangan kesadaran.

Andreas mengernyit mendengar panggilan Celine, tapi dia tidak mengatakan apa-apa.

Di kursi depan mobil, Kevin yang telungkup di setir dengan kepala berlumuran darah sangat terkejut ketika mendengar panggilan "sayang" Celine.

Orang yang dipanggil "sayang" oleh wanita ini adalah Andreas Jayadi!

"Kamu seharusnya tahu apa akibat dari mengkhianati Organisasi Swastamita!" ujar Andreas dengan nada dingin.

Kevin merasa aura dingin menusuk ke dalam tubuhnya. Namun, dia tiba-tiba tertawa terbahak-bahak. "Andreas, Tuan Renald tidak akan membiarkanmu hidup!"

Andreas tersenyum merendahkan. "Kalau begitu, suruh dia lakukan semua yang dia bisa, aku layani!"

Andreas sama sekali tidak melihat Kevin dan langsung menggendong Celine ke mobilnya.

Ketika Andreas sudah mengemudi agak jauh, di belakang terdengar suara ledakan lalu terlihat kobaran api yang sangat besar. Mobil Kevin meledak dan Kevin mati di dalam kobaran api.

Sebelum meninggal, dia mengirimkan sebuah pesan rahasia ke Kota Mastika.

Di sebuah apartemen mewah di Kota Mastika, seseorang melempar ponselnya dengan marah. Setelah dia mengendalikan emosinya, senyuman sinis terukir di wajahnya. Dia menggumam, "Kota Binara .... Celine Maira!"

...

Andreas langsung membawa Celine ke Rumah Sakit Gladius.

Setelah melewati berbagai pemeriksaan, Celine didiagnosis hanya kehilangan kesadaran karena mengalami gegar otak ringan. Andreas pun menghela napas lega.

Di dalam kantor kepala rumah sakit, Andreas duduk dengan ekspresi suram.

Owen yang bertubuh tinggi dan besar langsung berlutut sambil berkata, "Tuan, saya salah."

"Salah? Menyembunyikan dan tidak melaporkan keadaan sebenarnya mendapat hukuman tingkat berapa di Organisasi Swastamita?" Terdengar amarah di dalam suara Andreas yang dingin.

Owen benar-benar sudah tahu dirinya salah.

Teringat adegan Tuan Andreas menggendong wanita itu masuk ke rumah sakit, Owen tidak tahu ternyata wanita yang diculik Kevin itu ternyata orang sepenting itu bagi Tuannya.

Ketika dia mau menerima hukumannya, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Kemudian, Kepala Rumah Sakit memasukkan kepalanya dan berkata, "Tuan Andreas, Nona Celine sudah bangun."

Ekspresi Andreas pun tidak sedingin tadi lagi.

Rumah Sakit Gladius adalah salah satu usaha milik Keluarga Jayadi.

Setelah keluar dari kantor kepala rumah sakit, Andreas berpesan pada Owen dan Kepala Rumah Sakit dengan tegas, "Mulai sekarang, aku bukan Tuan Muda Keluarga Jayadi!"

Kemudian, dia langsung melangkah cepat ke kamar rawat Celine.

Owen pun kebingungan.

Kalau bukan Tuan Muda Keluarga Jayadi, siapa dong?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status