Share

Bab 19 Dingin

Author: Nona Enci
last update Last Updated: 2025-09-02 18:01:14

Setelah kejadian di kolam renang tadi, kini Jenna sudah berganti pakaian dengan kaos putih kebesaran milik Ken.

Rasanya canggung sekali, sebab tiba-tiba saja Ken mendiami perempuan itu. Mungkin Jenna tidak salah melarang Ken bertindak jauh karena hubungan mereka terikat kontrak. Hanya saja, mengapa pria itu mendadak dingin padanya?

"Pak ...." Jenna menghampiri pria itu yang tengah fokus menatap televisi. "Saya mau pulang."

Apakah Ken tipe orang yang ngambekan? Bahkan pria itu menoleh saja tidak. Hanya berdeham dengan mata yang tidak teralihkan ke depan.

Jenna memainkan ujung bajunya. Berjalan pelan dengan pikiran penuh di setiap pijakannya.

Ia bingung karena selain pacaran, pria itu adalah atasannya di kantor. Jika terus seperti ini, bisa-bisa ia terkena semprot karena mood yang tidak baik. Besok Senin. Pasti amat melelahkan.

"Pak," lirih Jenna membalikkan badan dan berdiri di hadapan pria itu.

Jenna menatap Ken sungguh-sungguh. "Saya minta maaf soal yang tadi, Pak."

Satu detik.

Hing
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Ternyata Tetangga Itu, Bosku!    Bab 20 Minta Restu

    "Pagi, Pak." Jenna menyapa setelah sampai di ruangan Ken dan berhadapan langsung dengan pria itu.Pria itu memberikan sebuah paper bag kepada Jenna. Lantas, perempuan itu menatap bingung. Seingetnya ia sedang tidak ulang tahun, tapi kenapa pria itu ...."Setelah pulang kerja ikut saya ketemu orang tua saya," ucap Ken tiba-tiba. Jenna menunjuk dirinya sendiri. "Saya?""Menurut kamu saya ngajak siapa?" tanyanya sedikit judes."Tapi, saya belum siap ketemu orang tua, Bapak." Ken berdiri dari tempat duduknya dan langsung menghampiri sang kekasih. Mengikis jarak di sana membuat jantung Jenna berdebar kencang."Saya nggak nerima penolakan," ucapnya dengan mata yang saling betubrukan. Tanpa aba-aba pria itu mengecup bibir Jenna. Mata Jenna langsung membulat. Saat hendak menolak, Ken justru makin memperdalam lumatan itu membuat Jenna ikut mengalungkan kedua tangannya di atas leher sang kekasih. Ceklek!Mendengar pintu terbuka, buru-buru keduanya memisahkan diri. Jenna tentu yang paling pa

  • Ternyata Tetangga Itu, Bosku!    Bab 19 Dingin

    Setelah kejadian di kolam renang tadi, kini Jenna sudah berganti pakaian dengan kaos putih kebesaran milik Ken.Rasanya canggung sekali, sebab tiba-tiba saja Ken mendiami perempuan itu. Mungkin Jenna tidak salah melarang Ken bertindak jauh karena hubungan mereka terikat kontrak. Hanya saja, mengapa pria itu mendadak dingin padanya?"Pak ...." Jenna menghampiri pria itu yang tengah fokus menatap televisi. "Saya mau pulang."Apakah Ken tipe orang yang ngambekan? Bahkan pria itu menoleh saja tidak. Hanya berdeham dengan mata yang tidak teralihkan ke depan.Jenna memainkan ujung bajunya. Berjalan pelan dengan pikiran penuh di setiap pijakannya.Ia bingung karena selain pacaran, pria itu adalah atasannya di kantor. Jika terus seperti ini, bisa-bisa ia terkena semprot karena mood yang tidak baik. Besok Senin. Pasti amat melelahkan. "Pak," lirih Jenna membalikkan badan dan berdiri di hadapan pria itu.Jenna menatap Ken sungguh-sungguh. "Saya minta maaf soal yang tadi, Pak."Satu detik.Hing

  • Ternyata Tetangga Itu, Bosku!    Bab 18 Kolam Renang

    "Kamu cemburu?" tanya Ken tiba-tiba. Jenna ngelag terlebih dahulu, kemudian menggeleng kuat. Cemburu? Mana mungkin."Besok-besok jangan kaya gitu lagi," peringat Ken seraya membenarkan posisi duduknya seperti semula."Kenapa?" tanya Jenna kebingungan. Ken melirik sebentar. "Bohong."Mendapat jawaban seperti itu Jenna menatap Ken penuh, lalu pandangannya ia alihkan ke depan. Kepalanya langsung menunduk. Astaga, ia bahkan tidak bisa bertanya lebih lanjut perihal Karin.Mobil pun kembali melanju. Beberapa menit kemudian panggilan telepon datang dari ponsel milik Ken. Jenna melirik sekilas. Berusaha menyimak kala pria itu menerima panggilan di sana."Saya di jalan," ucap Ken. Mungkin si penelepon bertanya ia sedang di mana.Saat pria itu melirik sekilas kepada Jenna, perempuan tersebut sontak kembali fokus ke depan. Ketahuan sudah ia menguping pembicaraannya. "Kamu pulang aja. Kita bicarakan lagi besok di kantor," putus Ken.Mendengar itu Jenna dapat menebak bahwa si penelepon adalah

  • Ternyata Tetangga Itu, Bosku!    Bab 17 Kepergok

    "Tapi Jen, kamu beneran ada hubungan sama Pak Ken?" tanya Tasya penasaran. "Ceritanya panjang. Rumit. Aku nggak bisa jelasin, Sya," ucap Jenna sambil menyeruput minumnya menggunakan sedotan."Tapi beneran pacaran, 'kan?"Jenna terdiam sejenak. "Ya ... gitulah. Seperti yang kamu liat.""Jadi berita kamu sama Pak Ken kena paparazi waktu bertamu ke rumah Presdir kita—itu beneran bukan bohong, dong?" Perempuan itu mengangguk lirih. Mau bagaimana lagi? Tasya sudah tahu. Ia tidak mungkin berbohong. "Bisa heboh kantor kita kalau berita ini tersebar, Jen. Apalagi kamu sama Pak Ken beneran ada hubungan. Wah, pasti bantahan di media waktu itu juga bohong, dong?" Tasya langsung geleng-geleng kepala sendiri."Nggak sepenuhnya bohong. Waktu itu emang belum ada hubungan. Pokoknya masalah ini nggak se-sederhana yang kamu bayangkan," ujar Jenna memberitahu. "Ya—intinya kamu keren, Jen. Bisa pacaran sama atasan sendiri." Tasya menyipitkan matanya, "nggak kamu pelet, 'kan?""Nggak lah! Yang bener a

  • Ternyata Tetangga Itu, Bosku!    Bab 16 Soal Pacar

    "Kamu beneran udah punya pacar, Jenna?" tanya Rani sekali lagi.Jenna pun kembali membantah, "Nggak, Bu.""Bohong itu, Bu. Masa udah tua belum punya pacar?" ucap Zio terlalu blak-blakan. "Zaki nggak boleh ngomong gitu," ucap Ridwan memberi peringatan pada sang anak.Setelahnya Zio langsung terdiam. Ia berinisiatif ikut menata bakso ke dalam mangkuk membantu sang Ibu. "Kamu itu kalau Ibu bilangin harus nurut. Mau sampai kapan sendiri? Sedangkan sebentar lagi usia kamu 30 tahun," ucap Rani sesekali melirik Jenna."Kalau memang bener belum ada pacar. Ibu bakal cariin jodoh buat kamu," lanjutnya.Jenna menghembuskan napas kasar. "Nggak perlu berlebihan kaya gitu, Bu. Jenna nggak mau dijodohin.""Mau sampai kapan, Jenna?" tanya Rani sedikit sewot. Ridwan kemudian menegur, "Bu ....""Kamu itu perempuan. Kerja nggak perlu sekeras itu. Kamu masih punya Ayah, Jenna. Kamu masih jadi tanggung jawab kami sebagai orang tua," jelas Rani menatap sang anak dengan pandangan penuh. "Jenna capek, Bu

  • Ternyata Tetangga Itu, Bosku!    Bab 15 Kecupan

    "Mau ke mana?" Ken mengejar langkah Jenna.Tanpa menoleh sedikit pun ia berkata, "Pulang!"Tangan itu berhasil dicekal oleh Ken. "Makan dulu. Itu masakannya gimana?" Jenna memandang kesal Ken yang ada di hadapannya. "Kamu duduk di ruang tamu. Biar saya yang masak," putus Ken membawa kekasihnya ke ruang yang terdapat televisi besar di sana.Jenna duduk dengan raut wajah tidak bersahabat. Menonton televisi dengan fokus. Tidak peduli Ken di belakang sana yang sedang begulat dengan masakannya.Setengah jam pun berlalu."Jenna," panggil Ken setelah masakan itu selesai.Yang dipanggil pun menoleh. "Makan," perintah pria itu.Mau tidak mau Jenna menghampiri Ken yang sedang menata makanan di atas meja makan. Bahkan Ken sudah menyiapkan satu porsi untuk Jenna, sehingga perempuan itu tinggal makan.Keduanya makan dengan keadaan hening. Selang beberapa menit kemudian makan pun selesai. Jenna mulai merapikan piring bekas dan mencucinya di wastafel. Ken melihat punggung Jenna yang sedang mencu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status