Malam itu di kamar 409, bahkan hingga pagi ini. Tuan Adams yang tengah sibuk mengotak atik Atik laptopnya. Pikirannya sama sekali tidak tengah setelah pertemuan singkatnya dengan Samuel yang mengantarkan makanan padanya malam tadi. Meskipun sudah mendapatkan informasi singkat mengenai Samuel, pikirannya tetap tidak tenang. Dikarenakan informasi tentang Samuel yang ia dapatkan masih samar dan tidak ada kejelasan.
"Cari tau informasi tentang pelayan tadi dan berikan padaku secepatnya, sebisa mungkin hari ini juga!" perintahnya pada seorang pelayan pria di sampingnya, sambil menyerahkan sebuah flashdisk yang kemudian di terima dengan baik. Bukan tanpa alasan tuan Adams bereaksi demikian, karena bagaimanapun juga. Ia berada di kota Hozo dengan membawa tugas resmi dari tuan besar Adams. Dan kini, ia sudah mulai menemukan sedikit titik terang meskipun belum ada kejelasan. "Tuan muda, apakah itu benar-benar anda?" gumamnya sambil bersandar pada sandaran kursi. Beberapa jam kemudian di lantai 3 hotel La Daviella, lantai hotel dimana rumah VVIP berada. Kegaduhan antara Gerald dengan Samuel terus berlanjut, karena Gerald yang terus memprovokasi Samuel karena dia berada dalam lindungan Victor Wecker, manager utama hotel La Daviella. "Apa yang bisa di lakukan oleh orang rendahan sepertimu pada kami, orang-orang kaya ini hmm? Kau hanya orang rendahan yang menjilat pada orang-orang kelas atas seperti kami. Jadi apa hakmu menghakimi apa yang kami lakukan?" tanya Victory pada Samuel yang masih berbaring di lantai sambil memegang rahang pemuda tersebut, sedangkan yang di tanya masih mengatur nafasnya yang tersengal-sengal. "Anda terlalu sombong Tuan, anda pikir akan selamanya anda di atas? Bagaimana jika suatu saat anda menjadi orang-orang rendahan seperti kami ini?" tanya Samuel. "Lancang!! Beraninya kau menyumpahiku!" maki Victor menendang keras Samuel hingga darah muncrat dari bibir tipis itu. Kata-kata Samuel menurutnya sangat menghinanya, membuat Victory ingin kembali menghajar Samuel. Namum, sebuah suara membuatnya menghentikan niatnya. "Siapa yang berani-beraninya membuat masalah dalam pestaku ini?" tanya seorang pria dari depan pintu yang kini terbuka lebar, beberapa pengawal langsung berjajar di depan pintu menggusur pengawal Victory yang semula di sana. Seorang pria yang terlihat sudah berusaha paruh baya memasuki ruangan di ikuti seorang pelayan wanita di sampingnya. Kedatangannya juga menarik perhatian setiap tamu undangan pesta, bahkan beberapa berbisik. "Bukankah itu tuan Michael Adams? Dia berkharisma sekali," gumam seorang wanita. "Meskipun dia hanyalah kepala pelayan keluarga Adams, kekayaan tuan Adams bahkan melebihi kekayaan keluarga besar ketiga di negara S, keluarga Smith." jelas seorang pria membuat semuanya membelalak terkejut kemudian beringsut mundur, takut jika tertimpa masalah juga. Michael Adams, ketua pelayan keluarga Adams di kota Hozo. Dia adalah pelayan setia keluarga Adams semenjak tuan besar keluarga Adams baru saja menjabat sebagai ketua keluarga. Sejak kurang lebih 20 tahun yang lalu, Michael adalah pelayan yang setia terhadap keluarga Adams dan rela mati untuk keluarga Adams. Jadi jangan samakan Michael Smith ayah dari Gerald Smith dengan Michael Adams ketua pelayan keluarga Adams itu. Mereka hanya memiliki kesamaan nama saja, tidak lebih. "Ada keributan apa ini? Kalian benar-benar ingin mempermalukan ku di kota Hozo?" tanya Michael Adams terdengar mengintimidasi, membuat Victory yang semula berdiri menundukkan kepalanya itu berjalan mendekati Michael dengan takut-takut. Nyali pria itu seolah menciut, membuat siapapun akan bertanya kemanakah gerangan sikap arogannya tadi. Sikapnya kini akan membuat siapapun yang melihatnya akan mencibir. "Tuan Adams, anda di sini? Maafkan saya atas semua keributan ini, anda tidak perlu khawatir. Ada beberapa semut kecil di sini yang hampir saja menganggu jalannya pesta anda, kami akan segera menyelesaikannya." jelas Victory. "Mmm, baik. Selesaikan ini dengan cepat, saya tidak mau melihat hal-hal seperti ini di pesta saya. Sangat mengotori pandangan saya, atau jangan-jangan kau berniat menghina ku dengan cara seperti ini Victor?!" tanya Michael. "Ti-tidak Tuan, sungguh. Saya tidak berani untuk berpikir demikian, saya akan benar-benar menyelesaikan ini segera. Heh kamu, bawa mereka pergi dari sini. Jika perlu buat mereka tidak bisa memasuki hotel ini lagi!!" perintahnya pada pengawal untuk membawa Samuel dan pelayan wanita tersebut pergi. "Tuan, tuan saya mohon! Saya mohon jangan pecat Samuel Tuan! Dia hanya membela saya, saya yang bersalah di sini!" bela pelayan wanita tersebut, ia tidak mau Samuel kehilangan pekerjaannya karena dirinya. Dia tau benar bagaimana hidup Samuel selama ini. "Akhh! Apa yang kalian lakukan, bawa mereka pergi?!" teriak Victory lagi, kemudian para pengawal itu segera membawa Samuel pergi. Namun, "Tunggu!" perintah Michael membuat pengawal Victory berhenti, ia seperti melihat seseorang di sana. Samuel, yah itu Samuel. Buru-buru Victory mendekati Samuel yang masih dalam pegangan anak buah Victory. "Siapa yang berani melakukan ini padamu, apakah Victory?" tanya Michael terhadap Samuel yang berdiri di hadapannya sambil memegang kedua pundak pemuda tersebut. Ia menatapnya dengan raut muka khawatir. Michael belum yakin dengan apa yang diketahuinya, ia masih butuh informasi lanjut tentang siapa Samuel. Meski demikian, ia perlu menjaganya untuk beberapa saat hingga ia menemukan informasi tentang siapa Samuel. Perlakuan Michael terhadap Samuel sontak membuat semua orang terkejut. Michael Adams, orang sepertinya berlaku selembut itu terhadap seorang pelayan acak seperti Samuel. "Tuan? Tuan tidak salah, dia hanya pelayan di hotel kami. Dia tidak pantas anda perlakuan demikian! Lagi pula kami hanya memberinya pelajaran karena perbuatannya." ujar Victory. "Apa hak mu mengaturku ha? Kau yang melakukan ini padanya?" tanya Michael menatap Victory tajam, di angguki oleh Victory. "Tapi saya hanya memberinya sedikit pelajaran sebagai sanksi dari perbuatannya." jelas Victory. "Benar begitu nak?" tanya Michael pada Samuel. "Saya yakin, sebagai orang besar di keluarga Adams. Anda tentunya lebih bisa melihat dengan baik apa yang sebenarnya terjadi di sini." tanya Samuel pada Michael yang langsung membuat Michael terdiam. Dia sepertinya pernah mendengar kata-kata seperti ini sebelumnya, tapi dimana. Itu membuatnya bertanya-tanya, namun setelahnya ia langsung melihat ke arah Victory. "Apa hak mu menghakimi pegawai di sini Victor. Kau hanya manager utama hotel La Daviella, bahkan Kevin tidak berani membuatku merasa di permalukan seperti ini, tapi apa yang kau lakukan ha?" tanya Michael menuntut penjelasan dari Victory. "Saya, saya tidak berani Tuan!" jawab Victory. "Mulai hari ini ku tegaskan, padamu pada siapapun pengurus di sini. Mulai detik ini juga, kau ku pecat! Dan untuk mereka berdua, jangan ada yang berani menyentuhnya seujung kukupun apalagi berani memberhentikan mereka berdua! Mengerti kalian?" tanya Samuel lagi membuat semua orang terdiam, sementara Victory langsung membelalakkan matanya. Jantungnya terasa akan jatuh ke perut saat itu juga.Perbuatan Samuel yang lebih kasar padanya dari pada dulu benar-benar membuat Olive terkejut bercampur dengan rasa takut. Apalagi ketika pemuda tersebut memegangi janggutnya dengan tatapan tajam. Pegangan Samuel padanya ia rasa mungkin membekas di pipinya."Samuel," panggil Olive berusaha untuk melepaskan cengkraman Samuel, namun yang ada pemuda tersebut bersmirk ketika menatapnya."Aku tidak butuh penjelasan mu, sebenarnya sudah benar aku melupakanmu Olive. Tapi ntah kenapa begitu aku melihatmu aku bisa mengingat semuanya, seorang wanita pecinta uang sepertimu. Aku tidak akan memasuki kesalahan yang sama dengan membawamu kembali ke dalam hidup ku, tentunya aku tidak akan melakukannya." ujar Samuel sambil melepaskan cengkeramannya pada Olive dengan kasar lalu meraih dompet di saku celananya. Mengambil uang cash di dalam sana lalu melemparnya ke arah Olive, bukannya mengambil. Olive justru menatapnya tajam."Kau tidak terima? Ingat, kau pernah melakukan hal yang lebih dari ini Olive.
Sementara itu Samuel, pemuda tersebut berdiri di depan dinding kaca menghadap hamparan gedung-gedung tinggi di hadapannya. Memikirkan perempuan yang tadi memanggilnya di depan kediaman keluarga Bardford."Theo, periksa apakah perempuan itu adalah Alice?" pinta Samuel langsung di setujui oleh Theodore dan melakukan nya saat itu juga."Benar, Tuan muda. Perempuan itu adalah Alice, nona muda keluarga Bardford dari putra sulung keluarga Bardford. Namun, keluarga Bardford nampaknya keluarga Bardford tidak terlalu mengutamakan keluarga anak pertama itu, dan hanya sebagai anggota keluarga saja tapi tidak memiliki kontribusi apapun." jelas Theodore."Cukup menarik." ujar Samuel kembali duduk di kursi kebesarannya."Kedua teman anda itu mengatakan jika_" ujar Theodore."Aku tidak peduli siapa dia, mau dia temanku atau bukan. Sekalipun dia teman dan yang ingin ku selesaikan adalah keluarganya. Aku tidak peduli itu, masalahku dengan keluarganya bukan dengannya selama dia tidak ikut campur. Tapi
Melihat semua anggota keluarga dan keturunannya berdebat, tuan besar Bardford muak sendiri. Berakhir dengan ia menggebrak meja lalu berteriak."DIAMMM!" teriaknya dengan posisi berdiri dan menatap tajam semua orang yang mengelilingi meja, membuat semua orang terdiam."Kalian sudah seperti binatang saja, kalian tidak paham ucapan manusia ya? Sudah ku katakan bukan? Keluarga Crawford jauh lebih baik dari keluarga Adams, keluarga Crawford bahkan sudah berjanji akan membuat keluarga Bardford menjadi keluarga terpandang selama bisa membantu mereka merebut posisi keluarga Adams. Mereka sudah menjanjikan imbalan yang tinggi untuk kita, jadi sekarang. Kita jalankan saja sesuai rencana dan kita akan memetik hasilnya setelah kita bisa menghancurkan keluarga Adams." ujar tuan besar Bardford, membuat semua orang mengangguk mengerti."Kalian tau, keluarga Crawford sudah memberi ku nilai yang tinggi sebagai jaminan, dan kita bisa mengambilnya sebagai milik kita kita keluarga Crawford gagal." tam
Setelah pertemuannya dengan tuan besar Bardford yang justru di terima dengan tidak baik. Samuel akhirnya memutuskan untuk menghentikan semua hubungan antara keluarga Adams dan keluarga Bardford. Ia juga memutuskan tidak akan datang baik-baik untuk kedua kalinya kelak."Kita tetap di kota Hozo, aku ingin tau. Dengan di hentikan nya semua hubungan keluarga Bardford dan Adams, apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Siapa tau ini akan menarik orang penting itu keluar." ujar Samuel."Bagaimana dengan keluarga Bailey Tuan?" tanya Theodore."Keluarga Bailey, aku hampir lupa dengan mereka. Tapi biarkan saja, keluarga Bailey sudah bangkrut. Mereka juga menggunakan asupan dana dari keluarga Bardford. Aku tau satu orang dari keluarga Bailey, mereka hanyalah orang-orang yang memuja uang. Jika keluarga Bardford tidak bisa memberikan mereka uang, mereka juga pasti akan berhenti melakukan apapun untuk keluarga Bardford." jelas Samuel membuat Theodore mengangguk-anggukkan kepalanya."Anda ingin
Setelah mendapatkan izin masuk, Samuel dan Theodore akhirnya masuk ke dalam mansion. Selama menyusuri halaman, Samuel juga merasa sangat tidak asing dengan tempat tersebut."Theo, apa aku pernah kemari sebelumnya?" tanya Samuel."Kalau soal itu, saya kurang tau Tuan muda. Tetapi Evan bilang, nona muda keluarga Bardford adalah teman anda, mungkin itu sebabnya anda merasa familiar dengan tempat ini." jelas Theodore, di jawab anggukan oleh Samuel. Setelahnya mereka sampai dan memasuki pintu masuk mansion keluarga Bardford, bukan sambutan yang mereka dapat. Justru tuan besar Bardford memperlakukan mereka seperti memperlakukan tamu tidak penting. Ia justru duduk di sofa sambil membaca koran dengan kedua kaki menyilang."Ada perlu apa orang keluarga Adams kemari sepagi ini?" tanya Tuan besar Bardford meletakkan koran di tangannya, tanpa mempersilahkan mereka berdua untuk duduk."Apakah anda sudah benar-benar mengabaikan semua hubungan keluarga Bardford dengan keluarga Adams yang sudah
Setelah insiden tumbangnya Samuel, pemuda tersebut terpaksa harus di larikan ke rumah sakit. Semalaman suntuk ia terpaksa harus menginap di rumah sakit, memang pada dasarnya Samuel tidak di izinkan untuk berusaha mengingat terlalu keras. Hal itu membuat Aiden dan Harper menyesalinya. Namun karena hal itu, akhirnya Samuel juga memaksa mereka untuk menceritakan semuanya. Apapun yang terjadi padanya selama di kota Hozo."Tapi Sam, untuk yang terakhir kalinya aku tidak tau. Malam itu kita bertemu di apartemen mu, kami pulang juga di antar oleh sopir pribadimu. Tapi setelah malam itu kau tidak ada kabar salah satu pengawal di apartemen mu yang kembali ke sana mengatakan jika kau kembali ke kota W malam itu juga. Kami tidak tau jika kau mengalami kecelakaan seserius itu," ujar Harper."Maaf karena sudah berprasangka buruk." tambah Aiden."Tidak masalah." ujar Samuel pelan."Tapi aku penasaran, sekiranya siapa yang melakukan hal seperti itu padaku. Caranya sangat tidak jantan." ujar S