Laura akhirnya terbangun dari tidur lelapnya dan mendapati James telah bangun terlebih dahulu, sisi tempat tidurnya kosong. Laura merenggangkan kedua tangannya ke atas lalu beranjak keluar dari kamar tidur. James sedang melakukan push up nya di lantai dekat jendela kaca besar hanya memakai celana boxer dengan tubuh bersimbah keringat.
Laura berjalan ke arah dapur dan mengambil air minum. Melon yang sudah Laura potong potong semalam dan dia simpan di dalam freezer tampaknya sudah membeku. Rencananya pagi ini Laura ingin membuat Honey Melon Sorbet, Mamanya sering membuatkannya saat Laura masih kanak kanak, entah kenapa saat melihat melon di supermarket mendadak Laura ingin makan dessert itu.
Laura memasukkan potongan melon beku itu ke dalam blender lalu menambahkan perasan air lemon, gula pasir, madu dan susu kental manis. Dia menutup blender lalu memencet tombol on memindah mindah kecepatan pisau blender hingga melon itu tampak hancur lembut. Dia pun mematikan b
Leeray dan Michael menerima foto pacar James di HP mereka masing masing, gadis itu sedang berfoto selfie bersama James yang memeluknya dari belakang. Dua bersaudara itu sontak terdiam karena masih shock mengetahui James berpacaran dengan dosennya yang punya gelar profesor. Mana beda 11 tahun pula. Berondong dan tante tante dong pikir mereka. Leeray kakak sulung James berusia 35 tahun ini. Wajahnya tampan dengan hidung mancung, mata monolid dan bibir merah muda dengan tulang pipi yang tidak terlalu tinggi dan pipi yang agak chubby yang ditumbuhi oleh bulu bulu yang mulai tumbuh subur. Perawakannya sama kekar dengan James dengan tinggi 182cm. Sementara Michael kakak kedua James berusia 27 tahun, hanya berbeda 6 tahun saja di atas usia James. Wajahnya pun karismatik dan memiliki persamaan gen dengan kedua saudaranya, tapi dia rajin bercukur kumis dan cambang di wajahnya sehingga tampak sepantaran dengan James. Perawakannya juga kekar seperti kedua saudaranya denga
Laura sudah selesai mandi dan berdandan ala kadarnya karena dia tidak berencana untuk pergi keluar siang ini. Hari Sabtu ini harus dimanfaatkan untuk beristirahat pikirnya sebab besok lusa pasti dia tidak akan bisa bersantai. Laura memakai floral dress selutut warna hijau muda dengan atasan model sabrina yang James belikan untuknya, dia memang tak membawa baju ganti ke apartment James. Sambil bertelanjang kaki Laura melangkahkan kaki ke pantry dimana James masih sibuk dengan HP nya. "Lagi apa Sayang?" tanya Laura sembari duduk di kursi sebelah James. James meletakkan HP nya di meja pantry dan mengusap puncak kepala Laura seraya menatap wajah Laura dengan tersenyum. "Ngobrol sama abang abangku yang rese." "Lho kok rese?" tanya Laura penasaran. "Iya mereka pengin aku ngajakin kamu ke Jakarta buat dikenalin." jawab James menskip bagian Bang Leeray mendoakan Laura gak pulang pulang dari Thailand yang sontak membuatnya kesal. "Hmmm. Ya nanti
Sudah dua malam Laura menginap di apartment James karena pria itu tidak mengizinkannya pulang ke apartmentnya sendiri. Besok sudah hari Senin dan dia harus berangkat bekerja seperti biasa. Laura ingin pulang sore ini untuk membereskan apartment dan juga packing barang barang yang akan dia bawa ke Thailand."James aku mau pulang ke apartment sore ini. Bisa mengantarku atau aku pulang sendiri?"tanya Laura pada James yang sedang membaca sesuatu di layar ponselnya.James meletakkan HP nya dan berkata."Baiklah, aku akan mengantarmu Sayang. Mau berangkat jam berapa?""Bagaimana kalo sekarang saja? Ini sudah pukul 16.30." jawab Laura melirik jam tangan.Mereka pun turun ke basement sambil bergandengan tangan kemudian naik Fortuner putih milik James. Sebenarnya jarak apartment mereka hanya 5 menit. Laura meminta James menurunkannya di lobi depan gedung saja."Sampai jumpa Sayang." pamit Laura melambaikan tangan pada James yang masih duduk di balik kemudi m
James terbangun sekitar jam 5 pagi seperti biasa alarm tubuhnya membangunkannya. Laura masih tidur terlelap dengan posisi menghadap ke arahnya. Pikiran James sontak blank menatap pemandangan indah di hadapannya. Gunung kembar itu menyembul dan tampak begitu menggoda. James menggeleng gelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikirannya yang mulai berkabut gairah. Dia pun bangkit dan berjalan keluar kamar tidur. James mulai melakukan rutinitas olahraga paginya mulai dari sit up 100 kali. Laura pun terbangun tak lama kemudian dan melihat pria yang semalam tidur memeluknya sudah menghilang. Apa dia pulang ke apartmentnya? pikir Laura. Dia pun merenggangkan tangannya ke atas dan berjalan menuju kamar mandi untuk buang air kecil. Kemudian dia keluar dari kamar tidurnya untuk membuat sarapan. Dan disanalah baby boy nya sedang olahraga pagi, rajin sekali. "Pagi Sayang" sapa Laura sambil tersenyum manis. James menghentikan exercise nya dan berjalan ke arah Laura
James menyetir sendiri pulang ke apartment nya, jalan raya cukup padat petang itu karena masih sekitar pukul 7 malam. Ada rasa kosong di hatinya, tapi dia harus bertahan toh Laura hanya pergi beberapa hari saja. Jangan kekanak kanakan tegurnya pada dirinya sendiri.Akhirnya James sampai di basement Intercontinental Regency. Setelah memarkir Fortuner putihnya, dia pun langsung naik lift ke unitnya di lantai 12. Ketika dia baru saja duduk di sofa ruang tengah ponselnya berbunyi. Cukup terkejut melihat id caller nya, Papinya yang menghubungi via video call.James : "Hallo Pi. Tumben nelpon James?"Leonard : " Hallo Son. Emang Papi gak boleh nelpon?"James : "Boleh lah. Ada apa Pi?" tanya James langsung karena dia sedang bad mood saat ini.Leonard : "Lagi gak sama pacar kamu?"James : "Laura sore ini berangkat ke Bangkok soalnya besok ada acara simposium patologist."Leonard : "Papi mau nanya tentang Laura, dia itu siapa? Ayo cerita donk,
James masih menunggu kabar dari Laura, sudah jam 23.15 WIB. Dia masih terjaga sambil menonton acara di HBO. Kemungkinan pesawat yang ditumpangi Laura akan mendarat sekitar pukul 01.00 semoga ada yang menjemput Laura di airport. James melihat dari kaca jendela apartment nya hujan turun cukup deras. Betapa cepat cuaca berubah, padahal tadi sore langit tampak cerah. Bagaimana dengan cuaca di Bangkok pikirnya, tadi Laura hanya memakai cardigan tipis. Kenapa tadi dia tidak meminta Laura memakai jaket yang tebal, sesalnya. Galau sekali rasanya. ***** Laura masih berada dalam pesawat menuju ke Bangkok. Ini sudah sekitar 5 jam dia berada di udara, rasanya benar benar bosan setelah tertidur dan bangun dan tertidur lagi karena lampu pesawat temaram dan jendela pun hanya tampak kegelapan malam sepertinya cuaca tidak begitu bagus karena dia merasakan pesawat sering tergoncang. Dia pun mengecek ponselnya, ada satu pesan WA dari James. Aduh pasti James kuatir karena
Laura memasuki ballroom Sheraton Grande Sukhumvit tempat acara simposium patologist internasional itu diadakan. Banyak sekali peserta yang datang mungkin sekitar 300 orang atau lebih, Laura mengenali beberapa wajah. Bahkan, ada profesor yang menjadi dosennya saat S2 dulu Professor Daniel John Landon. Dia pun berjalan ke tempat duduk Prof Daniel untuk menyapanya. "Hello Prof Danny. How are you? Long time no see."ujar Laura seraya mengulurkan tangannya menjabat tangan Prof Daniel. Prof Daniel agak terkejut dan juga senang bertemu mantan mahasiswi kesayangannya yang juga kebanggaannya. "Hello Laura Darling! I am great, thank you. What a surprise meet you here Sweety! Please come a sit here." Laura pun duduk di sebelah Prof Daniel dan berbicara panjang lebar dengan penuh semangat seperti ketika dulu dia di bawah bimbingan lelaki tua tersebut. Laura sangat dekat dengan keluarga Prof Daniel, bahkan sudah dianggap seperti anak perempuannya sendiri. Anak Prof D
Ini adalah hari ketiga dari acara simposium, antusiasme peserta tak kunjung surut. Kursi tamu di ballroom hotel Sheraton Grande Sukhumvit terisi penuh dengan profesor dari berbagai belahan dunia. Obrolan cerdas pun mengudara di antara mereka. Laura sungguh beruntung kedekatannya dengan Prof Daniel membuatnya mendapat banyak kenalan baru yang berharga, beberapa dari mereka pun tertarik dengan hasil penelitiannya beberapa tahun lalu dan ingin mempublish nya di jurnal penelitian ilmiah yang akan terbit bulan depan. Prof Daniel selalu bangga dengan pencapaian Laura. Dia juga baru mengetahui bahwa Laura telah memperoleh gelar profesornya di University of Cambridge baru baru ini. Prof Daniel sungguh menyesalkan kandasnya hubungan putera sulung nya Philip dengan Laura beberapa tahun yang lalu. Di matanya Laura adalah calon menantu idaman. "Laura would you like to come again to my place in Aussie? I have some potential projects over this year." kata Prof Daniel