Home / Romansa / Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga / Hilangnya kesabaran Renjana

Share

Hilangnya kesabaran Renjana

Author: iva dinata
last update Last Updated: 2025-04-17 23:49:25
"Dimana Ammar?" tanya Salwa pada Renjana.

Emosi Salwa mulai terpancing saat melihat Renjana berdiri seorang diri saat membukakan pintu rumah.

Istri Akmal Fahrezi memandang ke arah mobil yang terparkir di halaman rumahnya.

"Apa dia belum turun dari mobil?" tanyanya lagi berusaha menahan diri.

"Mas Ammar tidak bisa datang, Ma." Renjana menjawab.

"Apa?" Mata Salwa langsung melotot.

Sudah sejak pagi Salwa mempersiapkan makan malam khusus untuk memperkenalkan Ammar dengan Angga, menantu sulungnya.

Angga adalah pengusaha muda yang baru mulai merintis bisnisnya. Untuk mengembangkan perusahaannya Angga butuh kerja sama dengan perusahaan besar seperti perusahaan Zafier.

Karena itu dia meminta bantuan sang mertua untuk. mengatur pertemuan dengan Ammar.

"Jangan bercanda! Aku dan putriku sudah capek-capek menyiapkan makan malam khusus untuk Ammar. Jadi suruh dia turun dari mobilnya sekarang!!" perintah Salwa.

"Aku tidak bercanda Ma. Mas Ammar sibuk Ma. Dia ti----"

Plak
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Demi Ayu.

    Akmal menghentikan langkahnya begitu sampai di depan kamar rawat Laela. Membuat yang lain ikut menghentikan langkahnya. Pria itu pun berbalik dan memandang Ammar. "Ammar, kamu tunggu di luar saja," ucap Akmalnya. Ammar memandang Akmal bingung, namun detik berikutnya menjawab satu kata. "Iya," Meski dalam hati merasa kecewa namun pria itu berusaha terlihat biasa saja. Dengan lembut menurunkan Dahayu dari gendongannya. "Ayu sama Mama ya," katanya sembari mengelus rambut panjang putrinya itu. "Ayu, sini sama Mama." Renjana menarik pelan tangan Dahayu. "Aku harap kamu tidak tersinggung. Kamu pasti sudah tahu, Bunda tidak menyukaimu. Kalau tiba-tiba melihatmu, takutnya akan mempengaruhi kondisinya." Tak ingin Ammar salah faham, Gio pun menjelaskan. "Tentu saja tidak. Aku bisa mengerti. Kalian masuk saja aku akan menunggu di sini," ucap Ammar sangat faham dengan situasinya. Keadaan Laela saat ini tidak lain karena ulahnya. Jika dirinya memaksa untuk ikut masuk, bukan tidak mung

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Bimbang.

    "Mana Ayu?" tanya Gio pada Renjana yang duduk duduk di kursi teras samping. Pria itu mengerutkan dahinya. Sudah hampir pukul 9 malam bukannya menemani putrinya tidur tapi adiknya itu malah melamun seorang diri. Renjana menoleh, mengurai senyum tipis sebelum akhirnya menjawab. "Ayu sama Papa. Lagi nonton film kartun favoritnya di kamar Papa," jawabnya. "Oh...." Gio mengangguk, melangkah mendekat lalu mengambil duduk di sebelah Renjana. "Sedang apa kamu sendirian di sini?" "Me time dengan menikmati coklat hangat," jawab Renjana sambil mengangkat gelas berisi coklat hangat. Gio mengangkat tangannya mengelus puncak kepala adiknya yang tertutup hijab. "Oh iya, kamua ingat Galih? Temanku yang dulu sering kesini?"Renjana berusaha mengingat, "Cowok yang selalu pakai topi?" "Iya." Gio mengangguk. "Papanya Galih memiliki sebuah sekolah swasta. Setelah papanya meninggal sekarang sekolah itu Galih yang mengelola. Dia bilang, ingin mengajakmu bergabung. Tapi gajinya tidak besar kare

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Permintaan Raline

    "Rahimku rusak, aku tidak bisa lagi punya anak." Renjana terkesiap. Matanya membulat dan lidahnya kaku, tak bisa berkata-kata. Fakta yang baru saja ia dengar sangat mengejutkan. "Aku tidak bisa menjadi wanita sempurna, Ana. Tidak akan ada laki-laki yang mau menikah wanita mandul sepertiku. Lalu bagaimana hidupku nanti?" Raline menangis tersedu-sedu. "Ini semua karena kamu dan Mas Ammar," katanya sambil mengusap air mata. Renjana masih bergeming. Otaknya masih berusaha memahami semua pengakuan Raline. "Kamu harus bertanggung jawab Ana. Harus!" Raline memajukan tidak tubuhnya sambil menggebrak meja. Renjana mendesah berat. Melihat tangis Raline, muncul rasa iba di hatinya. Sebagai wanita ia bisa memahami perasaan wanita itu. Namun, lebih dari rasa iba, yang saat ini memenuhi pikirkan Renjana adalah ucapan Raline tentang keinginan Ammar untuk mengambil Dahayu darinya. 'Tidak. Raline pasti berbohong. Dalam surat perjanjian itu jelas ditulis Mas Ammar akan kehilangan se

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Berkerja sama.

    Sesuai perjanjian, Ammar diizinnkan menemui Dahayu kapanpun. Tak ada lagi drama perebutan hak asuh, apalagi penculik seperti sebelumnya. Renjana legowo memberikan kesempatan untuk Ammar dekat dengan putrinya. Tiga sampai empat kali dalam seminggu sudah menjadi jadwal wajib bagi Ammar untuk datang ke kediaman kelaurga Fahrezi. Tak hanya Ammar, kedua orang tuanya juga sering datang mengunjungi Dahayu. Hubungan dua keluarga pun mulai membaik. Seperti sore ini setelah menyelesaikan pekerjaan Ammar segera menuju kediaman keluarga Fahrezi untuk menemui buah hatinya. Setelah dua hari dia tidak datang. "Boleh ketemu Ayu?" tanya Ammar begitu pintu dibuka oleh Renjana. "Boleh. Ayu ada di ruang tengah. Sedang main barbie," beritahu Renjana. Wanita itu mempersilahkan Ammar masuk dan mengantarnya ke ruang tengah. "Hai sayangku," ucapnya pada gadis kecil yang sedang duduk di atas karpet. "Halo, Papa," sapa Dahayu kegirangan. "Papa sudah nggak sibuk?" tanyanya setelah sang papa d

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Menikmati waktu bersama.

    "Tidak boleh." Ucap Renjana tegas. Dahayu langsung menatap Mamanya, gadis kecil itu nampak kaget. Sebulumnya sang Mama tidak pernah berbicara dengan nada keras. "Eh.... maksud Mama, Papap tidak bisa tinggal sama Ayu, Papa kan kerja nanti saipa yang ngurusin Ayu?" jelas Renjana dengan nada yang lebih lembut. "Ya Mama lah, maksudnya Ayu. Papa tingga sama kita Di sini," kekeh Ayu menggemaskan sampai membuat Ammar tak bisa berkata-kata dan hanya senyum-senyum sambil menggelengkan kepala. "Gak bisa," tegas Renjana yang langsung disambut dengan wajah ketus Dahayu. "Papa itu sibuk kerja di luar kota, jauh banget. Gak bisa tiap hari di sini." "Mama pasti bohong," Ayu memicingkan matanya, curiga. Renjana menghela nafas panjang, mengais kesabaran yang mulai menipis. "Mama gak bohong, sayang...." katanya dengan senyum yang dipaksakan. "Coba kami tanya aja Papamu," sambungnya mendelik ke arah Ammar. "Eee... iya." Ammar hanya mengangguk saja. Ini kali pertama dirinya melihat Ren

  • Terpaksa Aku Menjadi Orang Ketiga   Papanya Ayu,

    Pagi-pagi Ammar mendatangi kediaman keluarga Fahrezi. Kabar dari Renjana yang diterimanya pagi ini membuat pria itu sangat bahagia. "Suruh orang untuk membeli beberapa mainan yang paling bagus dan mahal untuk putriku," perintahnya pada Arya sebelum keluar dari mobil. Dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya pria itu melangkah menuju pintu rumah mantan mertuanya itu. Baru menapaki teras pintu sudah terbuka. Nampak Gio dengan setelan rapi khas orang berangkat kerja menatapnya dengan tatapan kaget juga aneh. "Sedang apa kamu di sini?" tanyanya setelah melihat penunjuk waktu di tangannya yang baru menunjukkan pukul 7 kurang lima menit. "Aku ingin bertemu Ayu. Tadi Ana sudah menelponku, memberitahukan kalau kalian sudah setuju." Ammar menjawab dengan ramah. Tak ada sedikitpun rasa dendam pada pria yang telah membuatnya terbaring di meja operasi beberapa pekan yang lalu. "Apa ini tidak terlalu pagi?" Gio melihat Ammar dari atas sampai bawah. "Dilihat dari pakaianmu yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status