Author: Aveng*** Assemble!!!! Artin: Author..... Tolong......
Artin berlari untuk menghindar saat api raksasa itu bergerak sangat cepat, menyapu tanah ke tempat dia berdiri. Beberapa orang yang tidak berhasil melarikan diri, tenggelam dan mati seketika dalam kobaran api besar yang menyapu tanah itu. ROARWWWWWWWWWWWWWWW Naga itu terbang dengan sayap yang terbentang lebar di langit, mengepak dan meniupkan gelombang angin ke tanah, membuat nyala api semakin berkobar liar. Naga itu terbang kembali ke langit, mengepak dan bergerak di atas ratusan orang yang berlarian dengan panik. Ribuan kadal raksasa bermunculan di tanah, berlari dan menyerang siapa pun di dekat mereka.
“Laila! Laila!” Artin memanggil nama Laila berulang kali. [Aku baik-baik saja. Kak!] Laila menjawab dengan suara terbata-bata. Artin merasa naga itu akan membahayakan lebih banyak orang jika pergi dari tempat yang dipenuhi oleh banyak Pemain. Artin menyusul kemana naga itu pergi. Artin berlari dan melewati beberapa orang yang tengah bertarung. Beberapa dari mereka mulai menyerah dan kehilangan nyawanya ketika kadal-kadal raksasa mencabik-cabik tubuh mereka. Artin menggelengkan kepalanya dan terus berlari. Artin harus membantu melawan naga itu sebelum dia terbang ke daerah berpenduduk. Artin sudah berlari dengan kecepatan maksimal yang sanggup dia lakukan,
Artin berlari, mengikuti kemana radar di depannya menunjukkan posisi Laila. Artin terpaksa melewatkan beberapa kadal raksasa yang berkeliaran di sekitarnya dan menyerang beberapa orang ataupun Pemain. Artin masih memantau status HP Laila. Kondisi Laila tidak terlihat baik, meski apa yang dikatakannya tampak sebaliknya. Artin melompat, setelahnya berdiri tidak jauh dari selusin ekor kadal raksasa, mengepung seseorang, dan menyerangnya secara bergantian. “Laila?” Laila berdiri di antara kadal-kadal raksasa itu, sendirian. Dan Fang melompat berulang kali di sekelilingnya, memberikan serangan dan sesekali melompat menjauh. Artin hendak membantu ketika Laila menatap
Pukulan Artin membuat kadal raksasa itu jatuh ke tanah dan berguling liar. Artin berdiri di posisinya, menggenggam erat senjata di tangannya. Kemudian melompat mengejar kadal yang berlari menjauh. Artin nyaris memberikan pukulan, ketika kadal lain berlari mendekat dan menembakkan api besar ke arahnya. Artin berpijak sangat cepat ke tanah, dan melompat ke arah lain. Semburan api terus mengejar kemana Artin berlari. Artin melompat beberapa kali, berusaha menghindari api yang langsung melelehkan apapun yang dia kenai. "Api ini lebih kuat dari milik Rohan." Artin telah merasakan semburan api Rohan, yang kali itu telah berpindah kepada orang lain. Api yang sedang me
[[ Dominasi (Lvl 20)]] [[ Buat Kontrak: Buat kontrak permanen dengan seseorang. Mereka tidak bisa mengkhianati Anda. Anda dan orang yang dikontrak akan mendapatkan peningkatan Status 10% saat berada di Kelompok yang sama. Slot saat ini: 1/2 ]] [[ Momen Kepercayaan: Anda dapat meminjam semua Status orang yang Anda kontrak selama 10 detik ]] [[ Kekuatan Persahabatan: Anda dapat meregenerasi Energi lebih cepat, semakin banyak kontrak yang Anda buat ]] Artin mendapatkan Keahlian baru ketika Dominasi mencapai Level 20. Keahlian barunya memungkinkan Artin memulihkan energinya lebih cepat, meskipun tidak jelas berapa banyak pemulihan yang dia dapatkan. Serta, slot tambahan untuk kontrak yang dapat dia lakukan.
Laila mencengkeram lengan Artin dengan erat, menariknya lebih tinggi menembus langit malam. Tubuh mereka diterangi oleh cahaya bulan dan api. Bara api raksasa yang menari, dan menelan habis bangunan perkotaan di permukaan tanah. “Kakak sudah bulat dengan keputusan ini?” "Kita harus memusnahkan naga itu segera sebelum memakan lebih banyak korban." Laila, kali ini merasakan energi yang berbeda dari Artin. Energi positif yang belum pernah dia temui sebelumnya. Laila merasa beberapa ujian yang menderanya beberapa hari terakhir ini cukup membuat karakter Artin terlihat lebih kokoh dan tangguh. “Huum.” Laila mengangguk. Tubuh Laila goyah, tekanan angin sedikit mengurangi kecepatan terbangnya. Laila menarik Artin ke
[[ ‘Sepatu Tanpa Beban Dari Pemburu Senyap (Tingkat Ungu)’ telah hancur ]] [[ ‘Celana Tanpa Beban Dari Pemburu Senyap (Tingkat Ungu)’ telah hancur ]] [[ ‘Helm Tanpa Beban Dari Pemburu Senyap (Tingkat Nila)’ telah hancur ]] [[ Data Tahan ‘Baju Zirah Ketahanan (Tingkat Biru)’ menurun secara drastis ]] Pakaian perang Artin hancur satu demi satu, begitu pula pakaian yang diberikan Laila sebelumnya. Kobaran api naga itu menyelimuti dan menyapu tubuhnya dengan kekuatan besar. Namun, Artin masih bergerak mendekat dengan Palu Keadilan yang dia pegang erat dengan kedua tangannya. “ARGHHHHHH!!!!” Artin berteriak, perasaannya bercampur antara rasa sakit yang membungkus tu
Iris melepaskan pelukannya, lalu mengangkat tangannya, yang sekarang dengan sebuah botol ramuan di genggaman tangannya. Dia membuka tutupnya dan membelai beberapa bagian wajah Artin dengan jarinya yang basah oleh cairan dari botol ramuan itu. Jari-jari kecil Iris membelai wajah Artin, lalu lehernya, lengannya, memberikan perasaan segar. Luka di tubuh Artin perlahan meninggalkannya. Laila masih berdiri dengan tangan bersilang di samping Artin. "Berapa lama adegan ini akan berlangsung, hum?" Iris menghentikan gerakan jarinya, lalu menyerahkan botol ramuan itu kepada Artin, menoleh ke arah Laila, dan menundukkan kepalanya. "Aku akan mengganti ramuan ini.”