Share

Suami dan Istri

Author: Chocoday
last update Last Updated: 2024-11-22 21:00:40

"Abis belanja Mas. kan kamu juga suruh beli sabun makanya harus pergi ke sana kemari selain ke pasar," jawab Anna langsung melengos ke dapur dengan kantong belanjaannya.

Setelahnya, Jevano meminta Anna memasak sarapan untuknya. Laki-laki itu akan bersiap sembari menunggu masakan sang istri selesai.

Beberapa waktu berlalu, nasi goreng dengan ceplok telur mata sapi di atasnya sudah tersaji sesuai dengan permintaan Jevano tadi.

"Mas udah selesai nih!" ucap Anna dengan senyuman senangnya.

Jevano duduk pada kursi meja makan. Laki-laki itu mulai mencicipi masakannya bahkan mulai menikmati nasi goreng buatan istrinya.

Anna mengulas senyumannya, bersyukur sang suami sepertinya menyukai nasi goreng yang ia buatkan. Sekalipun tidak ada kata terima kasih sedikitpun keluar dari mulut laki-laki dingin itu.

Bahkan setelah makanannya itu habis, Jevano langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan pada Anna.

Anna menghela napasnya berat, "gw harus sabar," gumamnya lalu memilih untuk kembali tertidur sembari menunggu jam makan siang tiba.

Singkat cerita, Anna sudah kembali terbangun. Wanita itu langsung pergi ke dapur dan menyiapkan makan siang untuk suaminya, bahkan dia sendiri yang akan mengantarnya nanti.

Setibanya di Perusahaan milik sang suami, Anna langsung masuk ke lobi dan bertanya keberadaan kantor suaminya.

"Mohon maaf Mbak! Ada keperluan apa ya sama Pak Jevano?" tanya Seorang staff yang berjaga.

"Saya mau antar makan siang Mbak," jawab Anna membuat alis wanita itu bertautan.

"Memangnya Pak Jevano meminta? Dan Mbak ini siapanya?" tanyanya.

"Saya-"

Jevano langsung menarik tangan Anna untuk keluar dari Perusahaan. Ia lempar tubuh Anna hingga sedikit terdorong olehnya.

"Mau apa kamu ke sini?" tanya Jevano dengan wajah dinginnya.

"Ini Anna mau kasih makan siang buat Mas," ucap Anna sembari menjulurkan kotak bekal yang dibawanya.

"Saya gak butuh Anna," ungkapnya sembari melemparkan bungkusannya hingga nasi dan masakan Anna kini berserakan di hadapan Anna sendiri.

"Saya gak pernah minta sama kamu untuk bawakan saya makanan ke sini," ucap Jevano.

"Mas," panggil seseorang membuat Jevano menoleh pada wanita seksi yang berdiri di belakangnya.

"Eh Sayang!" ucap Jevano dengan senyumannya.

"Sayang? Siapa dia Mas?" tanya Anna dengan air mata yang mulai menumpuk di matanya.

"Saya yang harusnya tanya, kamu siapa? Datang-datang bawain bekal calon suami saya dengan masakan kampungan kayak gitu," timpal wanita seksi itu.

"Saya-"

"Udah lah Sayang! Biarin aja dia. Dia cuman anaknya Bi Ani yang suka sama Mas sampe bela-belain bawa bekal makan siang ke sini," ucap Jevano langsung merangkul pinggang wanita itu dengan mesra masuk ke Perusahaannya.

Anna mulai menangis, wanita itu tidak menyangka akan sesakit ini pernikahannya. Dengan wajah sendunya, ia kembali memasukkan makanannya pada kotak bekal sekalipun sudah kotor. Sesekali juga menyeka air matanya yang kini turun tidak terbendung lagi.

Seseorang berjongkok di depannya, "saya bantu ya Mbak!" ucapnya.

"Kenapa masakan sewangi ini bisa jatuh sih Mbak? Sayang banget jadi gak kemakan," tanyanya.

Anna mendongak, rasanya pernah mendengar suara itu, "loh Mas kan yang bantu saya kemarin kan?"

Laki-laki itu mengangguk, "kebetulan lagi ya Mbak. Tapi kali ini saya gak mau sampe kelupaan lagi."

Anna menautkan alisnya bingung.

"Arkan," ucapnya memperkenalkan diri sembari menjulurkan tangannya.

Anna mengulas senyumannya, ia jabat tangan laki-laki yang tampan, tidak kalah dengan suaminya, "saya Anna."

"cantik!" gumamnya.

"HAH?"

"Maksud saya namanya cantik, Mbaknya juga cantik kok." Anna tersenyum malu mendengarnya.

"Makasih ya Mas udah bantuin saya barusan," ucap Anna, "kalau gitu saya permisi dulu!"

Arkan menahan tangan Anna dengan cepat. Laki-laki itu mengajak Anna untuk makan siang sebentar.

Anna memang sempat menolaknya, hanya saja wanita itu juga sudah cukup lapar karena memang tadinya ingin menikmati makan siang bersama sang suami.

Namun kehadirannya sama sekali tidak disambut oleh suaminya. Wanita itu memilih untuk menyetujui ajakan Arkan.

Di sisi yang lain Jevano mengajak wanita seksinya itu untuk makan siang bersama di salah satu restoran terbaru yang sedang banyak diburu orang.

Tanpa sengaja, ia melihat Anna sedang tersenyum mengobrol dengan asik bersama Arkan. Laki-laki itu mengepalkan tangannya dengan tatapan dingin nan kesal.

"Mas ayo!" ajak Wanita seksi itu sembari menarik lengan Jevano masuk.

Jevano duduk pada kursi yang tidak jauh dari Anna. Arkan bahkan melihatnya, namun laki-laki itu memilih untuk diam dan mengobrol kembali bersama Anna.

Setelah makan siang selesai, Anna menghentikan langkahnya ketika Jevano sedang merangkul mesra pinggang wanita seksi itu.

Anna hany sempat melihatnya lalu memalingkan wajahnya begitu saja dan keluar bersama Arkan.

"Na, maaf sebelumnya kalau saya ikut campur. Tapi yang barusan gandeng wanita seksi di restoran suami kamu ya? Pak Jevano?" tanyanya.

"Kok Mas bisa tau?"

"Tadi saya liat pertengkaran kalian dari awal sebenernya," jawab Arkan.

"Kenapa? Lagi marahan?" tanyanya.

Anna malah terkekeh mendengarnya.

"Kok malah ketawa? Atau Saya terlalu kepo sama urusan kamu?"

Anna langsung menggelengkan kepalanya, "enggak Mas. Cuman rasanya mau bilang dia bukan suami saya tapi dia udah ijab kabul sama Ayah saya. Mau bilang iya tapi kelakuannya begitu. Jadi terserah Mas mau anggap dia apa aja."

Arkan hanya terdiam, sesekali ia melirikku yang menatap kosong jalanan depan. Laki-laki itu mengantarku hingga sampai ke rumah mewah dengan nuansa hitam itu.

"Makasih ya Mas!" ungkap Anna lalu masuk ke dalam.

Tidak lama setelah dirinya masuk, Jevano juga masuk dengan wajah kesalnya. Ia tarik tangan kecil Anna, lalu mencengkram rahang wanita itu pada sofa ruang tengah.

"Mas apa-apaan sih kamu?" tanya Anna berusaha untuk santai menghadapi suaminya.

"Kenapa kamu jalan sama dia? Siapa dia?" tanyanya.

Anna tersenyum remeh mendengarnya, "emang Mas perlu tau ya siapa dia?"

"Tentu! Saya suami kamu,"

"Suami? Suami macam apa kamu Mas hm?" lawan Anna.

"Anna jawab saya, darimana kamu kenal laki-laki itu?" tanyanya lagi.

Anna melepaskan tangan suaminya, ia mengelus pipinya yang terasa sakit sekarang.

"gak perlu tau. Toh Mas udah bilang kalau pernikahan kita ini hanya perjodohan bukan, Mas juga mau kita hidup masing-masing kan? Ya udah," ucap Anna.

"Satu lagi, Anna juga bakal cari kerja. Jadi Mas gak perlu repot-repot menafkahi Anna, Anna juga gak sudi dinafkahi suami seperti Mas," sambung Anna lalu pergi ke kamarnya.

Jevano memutar melihat istrinya yang kini berubah hanya dalam sehari saja.

"Dia berani sama gw? atau cuman ngetes aja?" tanyanya dalam hati.

Di sisi lain, Anna masuk dan langsung mengunci pintu kamarnya, "wah gw berani banget sama tuh raksasa. Gimana kalau tadi dipukulin."

Anna mengulas senyumannya, "ternyata bener kata Arkan, kalau gw harus ngelawan biar Jevano juga gak berani semena-mena lagi sama gw."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Kelahiran Anak Kedua

    Jevano mendecak dengan senyuman remeh, "saya cuman memaafkan kamu dan istri kamu. Bukan berarti kontrak kerjasamanya akan saya lanjutkan," ucapnya lalu melenggang pergi. Anna hanya terdiam, ia juga tidak bisa lagi untuk meminta suaminya untuk kerjasama ulang dengan perusahaan itu. Wanita itu memilih diam, apalagi memang raut wajah suaminya sudah berubah, juga ia tidak mengerti dengan berbagai pekerjaan suaminya. Anna berbaring di kamarnya, sembari Jevano yang terus menemaninya seharian. Wanita itu mengulas senyumannya, "mas gak mau kemana-mana?" tanyanya. Jevano menggelengkan kepalanya, "mas mau jagain kamu di sini." "Mas gak usah khawatir, Anna udah baik-baik aja kok sekarang," ucap Anna. "Tapi Say-""Mas.... Anna baik kok," timpal Anna menyelanya. (Sekitar 4 bulan kemudian) Kandungan anna sudah mencapai akhir dan menuju persalinan, cukup membuatnya sedikit gugup sekarang. Tapi wanita itu tetap

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Memberikan Pelajaran

    Gio memberikan sebuah berkas kerjasama pada bapak pemilik rumah, "saya dimintai oleh Pak Jevano untuk menyampaikan hal ini pada bapak tentang kontrak kerjasama." "Maksudnya?" tanya bapaknya kebingungan. "Pak Jevano ingin membatalkan kontrak kerjasama dengan bapak," "Loh memangnya kenapa? Bukannya Pak jevano sendiri sudah menyetujuinya?" Gio mengangguk, "tapi sekarang Pak jevano ingin membatalkannya." "Dengan alasan apa?" tanya bapaknya. "Bapak bisa tanya sendiri sama istri dan anak bapak, apa yang sudah dia perbuat pada istri dan anak pak jevano. Kami permisi!" ucap Gio lalu kembali dengan pengacara perusahaannya itu. Di ruang tengah yang cukup besar itu, Bapak itu masuk dengan kesalnya lalu membanting berkas pada meja yang ada tepat di hadapan sang istri dan anaknya. "Ada apa ini Yah?" tanya ibunya. "Ada apa kamu bilang? Apa yang kamu lakukan sama istri dan anaknya Pak Jevano sampai dia ingin

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Pendarahan Kecil

    Guru itu memberikan bukti rekaman cctv hingga sang ibu terdiam, begitupun dengan Anna yang melihatnya. "Saya meminta ibu dan anak ibu untuk meminta maaf ada Rezkiano dan ibunya hanya untuk sekedar menyadari kesalahan bukan untuk menurunkan harga diri," ucap Gurunya. Ibu itu berdiri, "saya tidak sudi meminta maaf sama wanita miskin ini." "Tapi Bu-" "Saya tau Anna itu istrinya Jevano, tapi ibu guru tau tidak? kalau ayah wanita ini adalah pemabuk berat, bahkan sampai masuk penjara karena membunuh besannya sendiri," gelagar Ibu itu lalu pergi begitu saja dengan anaknya. Anna mengepalkan tangannya, menahan emosi. Sedangkan gurunya itu hanya terdiam menatap Anna yang sudah kesal dengan ibu dari teman anaknya itu. "Bu anna tidak apa-apa?" tanya gurunya. Alih-alih menjawabnya, Anna malah meringis sembari memegangi perutnya yang buncit. Sontak Rezkiano mulai menangis melihatnya. Guru itu langsung memanggil ambula

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Bertengkar di Sekolah

    Keesokan paginya, ketukan cukup keras pada pintu kamar Jevano membuat keduanya terbangun. Jevano membuka pintunya setelah memakai kaosnya kembali, "kenapa sih Rezki?" Sang anak dengan tangisannya itu langsung memeluk kaki ayahnya, "ayah, Rezki takut!" "Takut kenapa?" tanya Jevano sembari berjongkok menghadap anaknya, "kamu pasti mimpi buruk ya?" Rezki mengangguk, ia menjelaskan bahwa ia bermimpi jika ayah dan ibunya pergi meninggalkannya seorang diri. Ia hidup dalam rumah megah itu tanpa sosok siapapun yang menemaninya hingga ada seseorang yang mencarinya, mengejarnya untuk membunuhnya seperti laki-laki itu membunuh ayah dan ibunya. Jevano membawanya pada pelukan, ia elus punggung sang anak agar tenang, "udah ya! itu kan cuman mimpi. Jadi gak ada hubungannya sama dunia nyata, ibu sama ayah juga gak bakal kemana-mana. Rezki tenang aja ya!" Dengan sesenggukan, anak itu mengangguk mengiyakan. Hari sudah mulai siang, Rezkiano j

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Mendidik Anak Dengan Tegas

    Jevano membantu istrinya untuk berdiri lalu menggandeng nya untuk masuk ke rumah. Rezkiano yang melihatnya itu menangis lalu menyusul kedua orang tuanya masuk dengan buku gambar dan alat gambar lainnya. Laki-laki itu berbisik pada istrinya, "tuh kan apa yang Mas bilang. Dia bakal ikut masuk kalau kamu masuk," ucapnya. Anna hanya mengangguk sembari mengangkat ibu jarinya pada sang suami. "Ibu....." rengek Rezkiano sembari menangis menghampiri ibunya yang baru saja duduk pada sofa ruang tengah. Sedangkan Jevano pergi masuk ke kamar untuk berganti pakaian. Anna mengusak rambut anaknya, tidak lupa mengusap sisa air mata anaknya itu, "kan tadi kata Ibu apa. Rezki gak nurut sih." "Maaf Ibu!" ungkapnya lalu memeluk Anna dengan eratnya. Anna mengulas senyuman, "udah.... Sekarang mending kamu mandi, nanti Ibu siapin baju tidurnya terus kita makan malam sama ayah." Rezkiano menggelengkan kepalanya, "Rezki gak mau makan sama ayah. Nan

  • Terpaksa Menikah Dengan CEO Dingin   Manja Suami dan Tegas Ayah

    Gio mengangguk, "ini hasilnya, Pak. Bisa bapak lihat," jawabnya sembari menunjukkan data pada tab-nya. Jevano mengerutkan keningnya fokus, ia melihat beberapa kejanggalan pada laporannya. "Ini kenapa bisa begini?" tanya Jevano menoleh kembali pada sekretarisnya, "waktu saya kemarin gak ke perusahaan ada yang terjadi atau ada yang mencurigakan gak? Kok kamu baru bilang sekarang?" Gio begitu gugup mendengarnya, apalagi sang atasan sudah nampak kesal dengan wajah kesalnya. "Sudah selidiki siapa yang buat data jadi berantakan kayak begini?" tanya Jevano. "Saya belum tau, Pak. Saya baru aja dapat laporan ini dari butik kemarin karena saya minta, terus laporan data dari pihak pemasaran juga baru 2 hari lalu," jawab Gio. Jevano mengangguk sembari memahami datanya, berhubung memang masih merasa janggal, laki-laki itu meminta sekretarisnya untuk mengadakan rapat dengan beberapa karyawannya. Hari sudah mulai siang, Jevano m

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status