Indah hanya tersenyum tak menanggapi pertanyaan mama mertuanya. Dia juga tak begitu akrab dengan wanita ini dan indah sendiri tidak selalu berkomunikasi dengan mama mertuanya ini saat menjadi mama mertua kakanya itu di sebabkan dia kuliah di luar kota. Dari Mita, dia tahu jika mama mertuanya wanita yang baik. Dia sering mendengar kakaknya mengatakan pada ibu, jika dia diberikan hadiah berupa perhiasan.
Mama Reni mengajak Indah duduk di sofa yang ada di kamar itu mengetahui apa yang dilakukan sama anaknya kepada menantu barunya itu. Dia menggenggam tangan menantunya."Rudi itu dingin kepada semua orang dan begini yang di rasakan sama Mita pas awal menikah dulu, tapi jika telah cinta dia akan memperlakukan wanitanya seperti ratu. Jika saat ini Rudi sedikit kasar, itu karena dia belum mengenal kamu. Cobalah membuat dia jatuh cinta, kamu akan tahu bagaimana dia yang begitu perhatian. Dia tak suka wanita membantah, ikuti maunya. Seperti Mita yang selalu mengikuti apa katanya, sehingga dia begitu mencintai mantan istrinya itu," ucap Mama Reni.Indah tersenyum menanggapin kata-kata dari mertuanya itu. Lagi-lagi dia dibandingkan dengan Mita yang emang lemah lembut. Mereka berbeda. Tidak bisa disamakan, sifat mereka emang berbeda karena di perlakukan berbeda dari mamanya. Indah selalu di paksa melakukan semuanya makanya sifatnya agak keras dan tidak suka di atur apa yang dia mau lakukan."Aku bukan Mita yang gampang di atur kalo tidak sesuai apa kata hati saya, saya akan berontak, Ma. Aku tak bisa diam jika itu tak sesuai dengan isi hatiku. Aku tak bisa hanya menurut jika itu bertentangan dengan pikiranku," ucap Indah dengan suara lembut."Apa itu berarti Rudi memang memperlakukan kamu dengan kasar dan apa Rudi memukul kamu, Nak?" tanya Mama Reni dengan suara kuatir.Indah tersenyum, tidak mau mengadu sama mertuanya itu dan menggenggam balik tangan ibu mertuanya yang telah terlihat keriput. Dia tidak menjawab pertanyaan wanita paruh baya itu."Ma, aku bukan wanita lemah aku akan melakukan apapun yang menurut saya benar, Ma. Jika pun Mas Rudi memperlakukanku kasar, aku akan bertahan sebisa aku bertahan. Aku akan bersabar, dan membuktikan jika tidak semua wanita itu lemah dan mau di tindas sama kaya wanita lain," jawab Indah."Maafkan semua sikap Rudi jika menyakiti kamu, Nak. Katakan saja pada mama apa yang telah Rudi lakukan mama yang tegur dia. Kalau itu salah, mama yang akan langsung memberikan dia nasehat dan membujuk dia agar tidak melakukan kesalahan yang sama," ujar Mama Reni lagi."Jika aku tak sanggup lagi bertahan, aku akan katakan pada Mama, sekarang aku hanya bisa bersabar atas apa yang di lakukan sama Mas Rudi." Jawab Indah dengan tatapan yang tegas.Mama Reni memeluk menantunya itu dan memperkuat mental menantunya itu supaya biasa terus bersabar mengahadapi sifatnya Rudi yang dingin bangat sama orang lain selain sama Mita almarhum istrinya dulu. Dia yakin Indah akan bisa membuat putranya kembali ceria seperti dulu lagi. Sejak di tinggal pergi Mita, dia selalu murung dan tidak ada gairah hidup lagi. Beruntung masih ada Nia yang membuat dia terus bertahan.Nia yang baru terbangun, tersenyum melihat nenek dan mimi-nya. Dia bangun dan langsung duduk. Indah mendekati bocah itu dan memberikan kecupan ke seluruh bagian di wajahnya."Beri salam dong sama nenek," ucap Indah dengan lembut."Selamat Sore, Nek! Maaf Nenek Nia baru bagun tidur" sapa Nia."Selamat Sore cucu nenek yang cantik, dan yang paling pintar." balas Mama Reni dengan tersenyum manis dan berjalan mendekati sang cucu. Wanita itu lalu mengecup pipi sang cucu.Setelah Nia mandi dan berpakaian rapi oleh indah, dia turun ke lantai dua dengan sang nenek. Indah meminta izin mandi terlebih dahulu karena badanya yang udah gerah dan matanya yang kelihatan bengak.Saat ini Mama Reni dan Rudi sedang duduk di sofa ruang keluarga, sedangkan Nia bermain di lantai dengan bonekanya di tangan."Rudi, apa kamu memperlakukan indah dengan kasar? Jangan sampai kejadian yang di alami Mita awal-awal kalian nikah terulang lagi sama indah?" tanya Mama Reni.Rudi tak menjawab pertanyaan mamanya. Dia hanya melirik sekilas ke arah wanita yang telah melahirkan dirinya itu."Apa yang dia adukan pada Mama?" tanya Rudi dengan suara sedikit geram."Indah tidak mengatakan apa pun tentang sikapmu. Ibu tadi tak sengaja melihat pergelangan tangannya yang memar. Pasti itu bekas cengkeraman tanganmu!" ucap Mama Reni.Rudi terdiam mendengar ucapan mamanya Dalam hatinya berpikir, apakah begitu kuatnya dia memegang tadi sehingga berbekas."Rudi, ibu senang saat kamu menikah dengan Mita. Dia bisa merubah kamu yang temperamen dan kasar menjadi lembut. Walau awalnya dia hampir menyerah dan sempat meninggalkan kamu. Untung kamu cepat menyadari kesalahanmu. Jangan sampai dengan Indah kamu menyesali setelah dia pergi. Hanya dia yang pantas menjadi ibu bagi anakmu. Mama yakin Indah sebenarnya lebih baik dari Mita," ucap Mama Reni."Tak ada yang lebih baik dari Mita. Mama jangan samakan dia dengan siapa pun. Mita aku sangat sempurna!" ujar Rudi dengan penuh penekanan. Mama Reni diam, tak mau membahas Mita lagi. Bagi Rudi pembahasan mengenai mantan istrinya itu sangat sensitif.Tanpa mereka tahu, Indah berdiri di belakang sofa itu. Dia mendengar semua yang anak dan ibu itu obrolkan. Beruntung Nia tak melihatnya, sehingga dia bisa pergi lagi. Dia tak ingin dikatakan menguping, padahal tadi hanya kebetulan saja.**Indah bangun saat jam masih menunjukan pukul lima pagi. Dia segera mandi dan harus bisa pergi dari rumah untuk menemui sang kekasih hati.Beruntung kemarin Nia di bawa neneknya untuk menginap di rumah kediamannya, sehingga dia tak perlu kuatir dengan bocah itu. Nanti setelah menemui Dicky, dia akan menjemput bocah itu di rumah mertuanya, agar Rudi tak curiga.Setelah berpakaian rapi, gadis itu segera menuju garasi dan mengambil motor miliknya. Dia lebih senang menggunakan motor. Kalau Mita tak akan mau, takut kulitnya menjadi hitam.Rudi yang baru bangun, membuka gorden jendela kamarnya. Dia terkejut melihat Indah yang meninggalkan halaman rumah dengan menggunakan motornya."Mau kemana gadis itu? Ternyata dia tak takut dan jera walau telah aku kurung di gudang. Besar juga nyalinya!" gumam Rudi pada dirinya sendiri.Dia lalu menghubungi seseorang untuk mengikuti dan mengawasi Indah. Dia paling tak suka wanita pembangkang dan membantah ucapannya."Sepertinya aku harus lebih keras mendidiknya agar menjadi wanita penurut dan lemah lembut!" ucap Rudi dalam hatinya.Indah dan Mama Reni keluar dari kamar. Mereka langsung menuju ke meja makan. Dia menyediakan makanan yang tadi di pesan sama Rudi.Ibu Rahma memandangi keduanya dari tempat dia duduk. Setelah semua hidangan tersaji, Indah berjalan ke ruang keluarga untuk memanggil ibunya."Bu, kita makan sekarang. Ibu udah laparkan dari tadi belum makan?" tanya Indah dengan suara lembut.Suara lembut Indah tak membuat ibu jadi terenyuh. Dia tetap marah pada putrinya itu. Tak terima karena tadi Jack memalukan dirinya di hadapan Mama Reni dan Rudi."Jangan pura-pura baik! Aku tahu maksud dan tujuanmu. Kau sengaja berperan seperti wanita berhati peri agar Reni dan Rudi bisa kau jerat. Aku jadi berpikir kau akan membuang Nia setelah nanti memiliki anak. Semua untuk menguasai harta Rudi. Dasar anak pelakor! Pikiranmu hanya uang dan harta saja!" ucap Ibu Rahma dengan penuh penekanan. "Bu, kenapa ibu berpikir begitu. Tak pernah ada niatku untuk menguasai harta Mas Rudi. Aku benar-benar tulus ingin mengarung
Rudi yang mendengar Ibu Rahma membentak Indah tentu saja tidak terima dengan ucapan sang mertua. Dia lalu mendekati istrinya dan memeluk bahunya."Jangan membentak istriku, Bu! Apa yang dia katakan benar. Apa Ibu ingin menjadi pusat perhatian karena suara Ibu yang besar dan tinggi itu?" tanya Rudi dengan suara yang penuh penekanan.Jack tersenyum melihat kedua orang itu bertengkar. Dia memang menginginkan satu keluarga itu menjadi pecah belah.Ibu Rahma terdiam saat mendengar suara Rudi yang memarahinya. Dia tampak sangat kesal."Sebaiknya kita pulang, di sini hanya buat keributan," ujar Rudi lagi."Nenek jahat. Marahi Mimi," ucap Nia.Ibu Rahma yang mendengar itu jadi berubah wajahnya. Dia selalu saja dikatakan jahat oleh Nia jika marah dengan Indah. Padahal siapa pun ayah biologisnya, bocah itu keturunannya. Anak kandung Mita.Dari kecil dia lebih nurut dan manut apa yang Indah katakan. Dengan Ibu Rahma dia sedikit takut. Kalo Nia sampai membencinya. Ibu Rahma tidak mau kalo cucunya
"Apa kabar Ibu Rahma, sudah cukup lama kita tak bertemu. Ibu masih sama seperti saat terakhir kita jumpa. Masih tetap cantik," ucap Jack.Ibu Rahma hanya tersenyum simpul menanggapi ucapan Jack. Wajahnya terlihat tak suka atas sapaan pria itu. Dia juga terlihat gelisah.Hal itu tak luput dari perhatian Rudi. Dia jadi tersenyum miris dengan mertuanya itu. Tadi di rumah seolah dia tak mengenalnya, tapi kenyataannya mereka sudah akrab."Sepertinya kamu sangat mengenal mertuaku?" tanya Rudi. Pertanyaan pria itu membuat Ibu Rahma sedikit kikuk. Dia seperti tak nyaman. Jack tersenyum menanggapi pertanyaan Rudi. Dia makin mendekati Ibu Rahma. Dan mengulurkan tangannya untuk bersalaman.Tapi tangannya tidak disambut wanita itu, sehingga pria itu menarik kembali tangannya."Aku lebih mengenal siapa Ibu Rahma dari kamu. Kami sudah saling kenal lebih kurang delapan tahun yang lalu. Sebelum kamu mengenal Mita, aku sudah mengenal dia dan ibu mertuamu ini, juga Indah yang manis," ucap Jack.Indah
"Apakah ini putriku ...?" tanya pria itu, yang tak lain adalah Jack. Dia tersenyum pada Nia dan Indah.Indah menengadahkan kepalanya dan terkejut melihat siapa yang menyapanya. Dia langsung memeluk Nia dan menggendong bocah itu. Berjalan meninggalkan Jack.Jack lalu memegang dengan memegang tangan Indah. Wanita lalu berusaha melepaskan."Apa maumu ...?" tanya Indah dengan suara gemetar."Aku hanya ingin melihat dan berkenalan dengan putriku!" ucap Jack dengan tersenyum."Dia putriku, bukan putrimu!" balas Indah."Jika dia putrimu juga, berarti kita berjodoh," ujar Jack masih dengan senyuman."Mimi, Om itu siapa?" tanya Nia.Indah terdiam saat mendengar pertanyaan Nia. Dia tampak berpikir mencari jawaban yang tepat. Belum sempat dia menjawab, Rudi telah berucap terlebih dahulu."Bukan siapa-siapa, Nia," jawab Rudi. Dia lalu mengambil putrinya dari gendongan Indah.Jack tersenyum menanggapi ucapan Rudi. Indah lalu memeluk lengan suaminya. Tak mau pria itu terbawa emosi lagi."Mas, janga
Indah masih tertidur. Subuh tadi kembali sang suami meminta jatahnya. Setelah mandi, dia kembali memejamkan matanya. Mungkin kelelahan dan Rudi-pun tak tega mengganggu.Rudi berdiri dekat jendela kamar. Memandangi jalanan dari lantai atas ini. Mata pria itu menerawang entah kemana. Terlihat banyak sekali yang sedang dia pikirkan."Mita, hingga detik ini rasanya aku tak percaya, kau tega mengkhianati aku. Dan pengkhianat yang kau lakukan di luar batas. Jika kau memang tak mencintaiku, seharusnya kau jujur. Walau itu sangat menyakitkan tapi mungkin tak sesakit yang kini aku rasakan," ucap Rudi dalam hatinya.Setengah jam lagi mama dan Nia sampai. Rudi tak tahu harus bersikap bagaimana dengan bocah itu. Memang dia lahir dalam pernikahan mereka, tapi tidak menutup kemungkinan jika anak itu bukan darah dagingnya. Bisa saja anak dari Jack. Rudi menarik rambutnya frustasi. Dia sudah sangat menyayangi putrinya itu. Indah juga memohon padanya, darah dagingnya atau pun bukan, dia mau Nia tetap
Indah langsung meraih ponsel Rudi. Dia menyimpan ke dalam tas. Wanita itu yakin video yang dikirim Jack pasti sesuatu yang tidak baik."Kenapa kamu simpan ponselku?" tanya Rudi."Sebaiknya kita lihat di kamar saja nanti, Mas. Sekarang makan dulu. Perutku lapar. Apa Mas mau asam lambungku kambuh?" tanya Indah.Indah sengaja mengatakan asam lambungnya agar suaminya kuatir dan tak jadi meminta ponselnya. Terbukti Rudi langsung panik."Kamu tak pernah mengatakan jika memiliki riwayat penyakit asam lambung," ucap Rudi.Rudi lalu meminta Indah duduk. Pesanan mereka kebetulan telah siap dihidangkan. Dia lalu mengambil nasi dan langsung menyuapi istrinya.Air mata Indah tanpa sadar jatuh. Dia tak menyangka jika Rudi sekuatir ini mendengar dia memiliki satu penyakit. "Lain kali, kamu jangan pernah telat makan," omel Rudi sambil terus menyuapi istrinya."Kamu juga harus makan, Mas. Aku tak mau kamu sakit lagi. Badanmu juga masih sedikit panas," balas Indah.Rudi tersenyum dan mengacak rambut i
Setelah mandi, Rudi mengajak istrinya Indah untuk makan malam yang romantis di restoran hotel itu. Rudi pamit keluar sebentar, entah apa yang mau dia lakukan.Indah mencari gaun yang dia bawa di dalam tas kopernya. Beruntung ada satu dress merah selutut dengan model ikat di bahu. Entah kenapa dia kemarin teringat membawa satu baju gaun.Setelah memakai bajunya, Indah merias wajahnya dengan sapuan make up yang tipis dan natural. Dia lalu mematut dirinya di cermin. Walau dia tidak se modis Mita, dia sebagai istri juga ingin tampil cantik."Apakah baju ini pantas untuk dipakai pergi makan malam?" tanya Indah dalam hatinya. Dia merasa kurang percaya diri.Ketika dia sedang memutar tubuhnya, mematut penampilannya, Rudi muncul. Wajah pria itu tampak tegang. Rahangnya mengeras. Memandangi Indah tanpa kedip. Tentu saja hal itu membuat istrinya heran dan terkejut. Dia takut melihat wajah sangar sang suami."Siapa yang suruh kamu pakai baju seperti itu?" tanya Rudi."Maaf, Mas. Jelek ya. Aku ta
Rudi langsung menuju kamar dan membaringkan tubuhnya. Pikirannya benar-benar kacau setelah melihat langsung pria selingkuhan istrinya Mita.Dalam hatinya Rudi masih berharap jika semua yang orang suruhannya lapor itu salah. Dia juga sangat berharap jika Nia adalah putri kandungnya. Tapi kenyataannya, Mita memang mengkhianati dirinya hingga sejauh ini. Selama ini dia telah ditipu.Indah naik ke atas tempat tidur. Dia mengerti pasti saat ini Rudi sangat terluka dan hancur. Wanita itu memeluk tubuh suaminya sebagai penguat, dia berharap suaminya itu bisa tenang dengan dia memeluk suaminya itu.Rudi membalikkan tubuhnya menghadap sang istri. Dia lalu membalas pelukan Indah dan menenggelamkan kepalanya di dada wanita itu. Dapat dirasakan jika air mata pria itu jatuh membasahi bajunya."Aku suami yang jahat ya? Kenapa Mita tega mengkhianati aku sejauh itu? Aku berharap jika dia hanya sekedar selingkuh dan tidak sampai berhubungan badan," ucap Rudi."Mas, semua sudah jalannya. Kita tak tahu
"Saya hanya ingin tahu kabar mengenai anak saya. Saya mendengar Mita melahirkan dia dengan selamat, hanya nyawa dia sendiri yang tak tertolong," ucap Jack.Tangan Indah gemetar mendengar ucapan pria yang mengaku bernama Jack itu. Walau dia telah mengetahui dari Rudi jika Mita berselingkuh saat masih bersama Rudi, tapi dia masih berharap semua itu tidak benar. Apa lagi mengenai Nia. Dia tak mau di ambil orang lain."Maksud Anda apa...?" tanya Indah dengan suara gemetar.Jack memasukan kedua tangannya di saku celana. Menatap Indah dengan tersenyum. Matanya tak berkedip memandangi wanita itu. Merasa di perhatian begitu, wanita itu menunduk, dia tidak suka dengan tatapan pria itu."Aku ayah anak dari Mita, apakah kata-kataku ini juga tidak kamu pahami, Indah!" ucap Jack dengan penuh penekanan. "Kaka mita memiliki suami, tentu saja ayah Nia adakah Mas Rudi yang merupakan suaminya saat itu. Bagaimana kamu bisa mengaku ayahnya?" tanya Indah, dia masih tidak ingin mempercayai pria itu."Aku