Home / Romansa / Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat / Bab 4 - Sikap Dingin Reagan

Share

Bab 4 - Sikap Dingin Reagan

Author: D'Ecklart
last update Last Updated: 2024-05-20 18:17:59

Di sore harinya, setelah insiden tidak menyenangkan yang terjadi pagi tadi Olivia memilih berjalan-jalan di sekitar area taman belakang. Rumah keluarga Raharja memang terbilang sangat luas, jarak dari gerbang depan hingga ke pintu masuk utama harus ditempuh dengan kendaraan.

Tak heran, sebagai rumah keluarga konglomerat, mansion keluarga Raharja juga memiliki taman belakang yang sangat luas dengan banyak jenis bunga yang ditanam di dalamnya. Olivia tersenyum senang, setidaknya untuk hal ini ia tidak dilarang oleh keluarga Raharja.

Bi Ira, kepala pelayan keluarga Raharja mengatakan pada Olivia bahwa mulai hari ini kamarnya akan diletakkan terpisah dengan kamar Reagan. Olivia yang mengetahui hal itu merasa tidak masalah, gadis itu tahu bahwa sejak awal Reagan memang tidak menyukainya.

Menatap ke sekelilingnya, pandangan Olivia tidak sengaja menemukan Reagan yang duduk di kursi rodanya di tengah hamparan bunga mawar merah yang mekar.

'Reagan? Apa yang sedang ia lakukan di sana?' batin Olivia yang masih menatap Reagan dari kejauhan.

Olivia menggigit bibir bawahnya dengan ekspresi ragu, dia ingin menghampiri Reagan, tapi mengingat sikap dingin yang selalu pria itu tunjukkan padanya membuat Olivia merasa tidak yakin.

Tanpa sadar Olivia menatap sosok Reagan yang masih terdiam dengan lekat, tak bisa Olivia pungkiri bahwa Reagan adalah pria paling menawan yang pernah ia temui.

Dengan rambut hitam legam, kulit putih, hidung mancung, bibir tipis, alis seperti pedang, dan mata hitam yang tajam, Reagan terlihat seperti seorang pangeran dari negeri dongeng.

Olivia menghela napas, baru saja ia akan beranjak pergi dari sana, tiba-tiba sesuatu terjadi pada Reagan membuat Olivia merasa panik. Dilihatnya pria itu yang terlihat kesulitan karena kursi roda yang ia gunakan tersangkut sesuatu.

Olivia mendesis pelan, merasa khawatir sekaligus ragu apakah ia harus menghampiri pria yang telah menjadi suaminya itu atau lebih baik membiarkannya dan pergi dari sana.

Namun, melihat posisi Reagan yang hampir oleng, Olivia dengan cepat berlari menghampiri Reagan. Gadis itu benar-benar tidak bisa menyingkirkan rasa khawatirnya saat melihat Reagan yang mungkin bisa saja jatuh karena kursi rodanya yang tidak bisa digerakkan.

"Reagan! Kamu tidak apa-apa?!" tanya Olivia panik, ia dengan segera meraih kursi roda Reagan sebelum benda itu oleng dan menjatuhkan Reagan yang ada di atasnya.

Reagan yang mendengar itu terkejut, ia tidak tahu bahwa ada Olivia di tempat itu. "Lepas! Apa yang kau lakukan?!"

Ucapan Reagan membuat Olivia mengulum bibirnya gemas. Pria itu hampir saja jatuh, tapi masih saja sempat untuk untuk marah padanya. "Kau hampir saja jatuh, Reagan! Dan aku hanya ingin menolongmu!"

Reagan memalingkan mukanya dengan ekspresi tidak suka, tidak ada seorangpun yang boleh mengasihani dirinya hanya karena dia lumpuh dan buta! "Tidak perlu! Aku bisa sendiri! Lebih baik pergilah dari hadapanku sekarang!"

Olivia mendengus pelan, ternyata Reagan adalah seorang pria yang keras kepala! Olivia tahu Reagan mungkin akan semakin tidak menyukainya setelah ini, tapi ia juga tidak bisa meninggalkan Reagan sendirian dalam kondisi seperti ini.

"Aku tidak mau! Kau terlihat kesulitan, jadi ku akan mengantarmu, Reagan." jelas Olivia yang masih bersikeras tidak ingin meninggalkan Reagan.

Reagan mengeraskan rahangnya kesal, belum pernah ia menemukan seorang gadis semenyebalkan Olivia sebelumnya. Perlakuan Olivia membuatnya semakin terlihat lemah dan Reagan sangat tidak menyukainya. Harga dirinya menolak keras untuk dikasihani oleh siapa pun!

"Sudah kubilang tidak ya tidak! Pergilah dan jangan pernah menggangguku lagi sialan!" sentak Reagan dingin sebelum mendorong kursi rodanya menjauh dari Olivia.

Balasan dingin Reagan membuat Olivia terperanjat, gadis itu terdiam sejenak, tidak menyangka bahwa Tuan Muda keluarga Raharja itu begitu membenci kehadirannya. Olivia menarik napas berat, melihat sikap Reagan yang semakin dingin padanya, ia tidak yakin bahwa pernikahan ini dapat berjalan untuk waktu yang lama.

Namun, tanpa Olivia sadari, dari arah balkon, ada sepasang mata menatap tajam interaksi antara ia dan Reagan.

"Haaa ... semangat Olivia! Kamu pasti bisa melewati semua ini!" ucap Olivia sembari mengepalkan kedua tangannya ke atas berusaha menyemangati dirinya sendiri.

Gadis itu kembali berjalan, berniat kembali ke dalam kamar barunya. Olivia baru ingat jika masih ada beberapa barang yang harus ia bereskan untuk saat ini. Memasuki bagian dalam mansion keluarga Raharja, Olivia berjalan dengan hati-hati.

Sama seperti Reagan, kamar Olivia juga terletak di lantai satu mansion. Hanya saja kamarnya berada sangat jauh dari kamar Reagan berada dan justru lebih dekat dari taman belakang. Namun, belum sempat Olivia masuk ke dalam kamarnya, dari jarak yang tidak begitu jauh Olivia melihat Bi Ira yang berjalan sendirian menuju dapur.

Setelah berpikir sejenak, Olivia berniat untuk mengikuti sang kepala pelayan yang setiap harinya selalu sibuk itu. Terlihat Bi Ira yang dengan cekatan menyiapkan bahan-bahan untuk memasak, rupanya wanita paruh baya itu sedang bersiap untuk membuat makan malam.

"Boleh aku membantu, bi?" pertanyaan tiba-tiba dari Olivia membuat Bi Ira yang sedang memotong wortel tersentak kecil.

Kepala pelayan sekaligus orang kepercayaan Sophie Raharja itu menatap datar istri Tuan Mudanya. "Apa yang anda lakukan di sini, Nona Olivia?"

Olivia tersenyum lebar, ditatapnya wanita yang membawa pisau di tangannya itu. "Apa boleh aku membantumu memasak makan malam, bi?"

Bi Ira menatap Olivia dengan lekat, ia tidak mengerti mengapa nona muda ini bersikeras ingin membantunya. Bahkan saat Nona Amelia, mantan tunangan Reagan datang, gadis itu tidak akan mau repot-repot untuk pergi ke dapur seperti ini.

"Jika anda tidak keberatan, Nona." balas Bi Ira setelahnya.

Keduanya mulai memasak dengan tenang, sesekali Olivia akan bertanya tentang menu apa saja yang akan mereka masak dan bagian-bagian mana saja yang bisa ia kerjakan. Olivia bersenandung pelan, saat ini ia merasa lega karena setidaknya Bi Ira memperlakukan dirinya dengan baik meskipun penampilan wanita itu terlihat dingin.

Diam-diam Bi Ira melirik ke arah Olivia yang sedang mencuci sayuran, dapat wanita itu akui, Olivia memiliki auranya tersendiri. Sinar matahari senja membuat penampilan Olivia terlihat semakin lembut. Perilaku dan cara bicaranya juga sopan dan baik, hanya saja Bi Ira tidak tahu apakah karakter asli Olivia benar-benar selembut itu atau semua yang ia tunjukkan hanyalah kepura-puraan semata.

"Saya berharap tujuan anda melakukan semua ini bukanlah sekedar karena ingin menjadi menjadi bagian dari keluarga ini, Nona." ujar Bi Ira dengan nada yang datar sembari menoleh singkat ke arah Olivia.

Gerakan tangan Olivia yang sedang mencuci sayuran terhenti, kepalanya menoleh, menatap ke arah Bi Ira yang kini fokus memotong daging yang ada di depannya. Sejak awal yang ia tidak pernah berniat mengambil hati keluarga Raharja dengan melakukan hal-hal seperti ini, Olivia tulus hanya ingin membantu sang kepala pelayan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat   Bab 19 - Luka Yang Membawa Keberuntungan

    Kejadian hampir jatuhnya Reagan ke kolam renang dengan cepat didengar oleh Sophie Raharja, sang Nyonya Besar Raharja itu dengan cepat terbang kembali ke Jakarta, beruntungnya Reagan tidak mengalami luka apa pun. Hanya saja, orang yang menyelamatkannya harus mengalami cedera di kakinya. Karena itu, Sophie ingin berterima kasih dengan benar pada orang yang telah menyelamatkan Reagan, yaitu Olivia.Kepulangan Sophie disambut oleh Bi Ira dan para pelayan lainnya. Bahkan Nindi juga ikut menyambut sang ibu mertua yang sudah cukup lama berada di Jerman untuk menemani sang suami, Hardian."Bagaimana kondisi Reagan setelah insiden itu, Nindi? Apa cucuku baik-baik saja?" tanya Sophie pada Nindi yang kini berada di depannya."Reagan baik-baik saja, ibu. Beruntungnya kursi rodanya tidak menggelincir sampai masuk ke kolam renang." jawab Nindi singkat, wanita paruh baya itu tidak menjelaskan secara detail kejadian tersebut karena ia tidak ingin menceritakan tentang Olivia pada ibu mertuanya.Lagi

  • Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat   Bab 18 - Sedikit Lebih Baik

    Karena insiden tidak terduga itu, kini perlakuan Reagan terhadap Olivia menjadi sedikit lebih baik. Walaupun tidak sering menemuinya, Reagan menunjukkan sedikit respon baik saat pria itu menjenguknya meski hanya sebentar.Meski cedera pada kakinya membuat Olivia tidak bisa bergerak dengan bebas saat ini, entah kenapa rasa sakit yang ia rasakan pada kakinya itu menghilang ketika ia melihat Reagan datang menjenguknya.Perasaan bahagia justru lebih mendominasi Olivia saat ini, ditatapnya Reagan yang kini duduk di atas kursi rodanya yang berada di samping tempat tidur Olivia. Meski Olivia tahu bahwa Reagan tidak bisa melihatnya, Olivia tetap merasa senang.Kedatangan Reagan seolah-olah menjadi obat tersendiri untuknya yang saat ini hanya bisa berbaring di kasurnya tanpa bisa melakukan apa-apa. Tanpa sadar seulas senyum terbit di wajah cantik Olivia."Terima kasih karena sudah mau menjengukku, Reagan." ucap Olivia yang akhirnya memecah keheningan di antara mereka.Suasana canggung terlihat

  • Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat   Bab 17 - Merasa Sedikit Bersalah

    Reagan menarik napas dalam-dalam, setelah satu minggu lebih ia hanya mendekam di dalam kamarnya dan perpustakaan pribadinya, dia akhirnya bisa keluar dan menghirup udara segar.Selama satu minggu ini juga ia akhirnya bisa bebas dari gangguan makhluk bernama Olivia itu, perasaan tenang menyelimuti hatinya. Saat ini ia berada di dekat area kolam renang, menikmati keheningan tanpa suara yang membuatnya merasa nyaman.Reagan tidak mengerti, apa yang membuat gadis itu bersikeras mendekatinya dengan berpura-pura baik padanya? Apa karena ia ingin diakui dan diterima sebagai anggota keluarga Raharja? Atau ia ingin mendapatkan sebagian harta miliknya?Tapi, apa pun itu, Reagan tidak peduli. Pria itu tidak akan membiarkan Olivia berhasil mendapatkan tujuannya. Reagan menggelengkan kepalanya pelan, tidak ingin lagi memikirkan gadis menyebalkan itu saat ini.Mata Reagan yang buta menatap lurus ke depan, sebenarnya ia tengah menunggu kedatangan Elvino yang memang akan memberi laporan padanya. Kare

  • Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat   Bab 16 - Istri Yang Tidak Diinginkan

    Melihat hubungan Reagan dan Olivia yang semakin memburuk, di dalam kamarnya Nindi sedang tertawa bahagia. Dia merasa tidak perlu harus bersusah payah karena rupanya gadis itu sendirilah yang menghancurkan hubungannya dengan Reagan.Hal ini menjadi kabar baik baginya dan Armand, sudah berhari-hari Nindi melihat Olivia yang kebingungan karena Reagan menghindarinya. Hal itu cukup membuat Nindi merasa puas. Sayangnya, masih jauh sampai ia bisa mengeluarkan Olivia dan memisahkan keduanya sepenuhnya."Kenapa kau tertawa seperti itu, Nindi?" tanya Armand yang baru masuk ke dalam kamarnya menatap kebingungan ke arah istrinya yang tiba-tiba tertawa keras."Kau tahu, Armand? Sepertinya sekarang hubungan Reagan dan Olivia semakin jauh! Reagan terlihat semakin membenci gadis rendahan itu!" jelas Nindi dengan raut yang bahagia.Armand berjalan mendekat ke arah Nindi sembari menaikkan sebelah alisnya, "Benarkah?""Tentu saja! Apa sekarang kau tidak percaya padaku?" ucap Nindi sembari memandang taja

  • Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat   Bab 15 - Terasa Semakin Jauh

    Sudah hampir satu minggu sejak pembicaraan terakhir Olivia bersama Reagan, kini Olivia merasa bahwa Reagan sengaja menjauhinya. Pria itu hampir tidak terlihat di sudut mansion mana pun, sepertinya ia berada di dalam kamarnya selama seharian penuh.Olivia bahkan tidak menemukan Reagan di halaman belakang setiap pagi hari seperti biasanya, pria itu bahkan meninggalkan rutinitas paginya hanya untuk menghindar dari Olivia. Reagan bahkan tidak membiarkan siapa pun masuk ke dalam kamarnya kecuali Bi Ira yang memang harus mengantarkan makanan dan obatnya.Olivia menghela napas pelan, saat ini ia duduk di bangku taman yang memang berada di halaman belakang mansion. Kedua tangannya memegang sebuah buku sketsa dan pensil yang memang ia gunakan untuk menggambar.Setelah meminta pada Bi Ira akhirnya Olivia mendapatkan sebuah buku sketsa dan juga alat untuk menggambar seperti pena pan pensil. Gadis berusia 25 tahun itu memang memiliki hobi melukis sejak kecil sama seperti ibunya.Pandangannya terp

  • Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat   Bab 14 - Berhenti Berpura-pura!

    Sehari setelahnya, Olivia yang sedang berjalan di area lantai satu mansion tiba-tiba berpapasan dengan Reagan yang sedang melintas di depannya dengan Bi Ira yang mendorong kursi rodanya dari belakang.Sepertinya pria itu berniat untuk menuju ke kamarnya, Olivia yang melihat itu menghentikan langkahnya. Gadis muda itu menelan ludahnya gugup, merasa bingung apakah ia harus menghentikan Reagan untuk menjelaskan semuanya atau membiarkan pria itu pergi begitu saja.Setelah memikirkannya secara singkat, Olivia dengan cepat berbalik dan mengejar Reagan yang sudah melintas cukup jauh di belakangnya bersama dengan Bi Ira. "Reagan, boleh aku bicara sebentar denganmu?""Tuan Muda?" Bi Ira yang melihat Olivia tengah berusaha mengajak Reagan berbicara hanya terdiam sebelum akhirnya ikut bersuara, merasa kasihan dengan usaha Olivia yang sepertinya tidak dihiraukan ole Reagan.Reagan hanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong, raut wajahnya terlihat dingin tanpa ekspresi. "Biarkan saja, Bi.

  • Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat   Bab 13 - Reagan Yang Pemarah

    Sore harinya, Elvino—asisten pribadi sekaligus sekretaris dari Reagan datang ke mansion keluarga Raharja. Rupanya pria itu berniat menemui sang tuan, dengan penampilan khas dari kantor, Elvino pergi menemui Reagan yang tengah berada di perpustakaan pribadinya."Tuan Muda?" panggil Elvino pada Reagan yang tengah duduk di kursi rodanya dengan posisi yang membelakanginya."Katakan saja, aku akan mendengarkanmu." jawab Reagan tanpa menolehkan kepalanya sedikitpun."Siang tadi, saat jam makan siang berlangsung, saya tanpa sengaja mendengar percakapan dari beberapa direktur tentang anda." Reagan tersenyum miring, "berani sekali ... apa yang mereka katakan tentangku?"Elvino menatap siluet tuannya dengan gugup, "Saya memiliki rekaman suara percakapan mereka, akan saya putarkan untuk anda."Melihat Reagan yang diam menunggu, Elvino dengan cepat mengeluarkan ponselnya. Diputarnya rekaman suara berdurasi beberapa menit itu dengan volume yang cukup keras di dekat Reagan."Kalian tahu, satu-satu

  • Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat   Bab 12 - Diam-Diam Mengamati

    Bi Ira adalah kepala pelayan, pengasuh Reagan saat masih kecil, sekaligus orang kepercayaan dari sang Nyonya Besar Raharja, Sophie Raharja. Puluhan tahun ia telah bekerja dan mengabdikan diri pada keluarga Raharja yang terhormat.Sebagai kepala pelayan, tentu Bi Ira mengetahui banyak tentang hal-hal yang sudah terjadi di dalam mansion ini. Selain mengendalikan para pelayan dan tukang kebun yang jumlahnya sangat banyak, Bi Ira memiliki tugas yang sangat penting di dalam mansion tersebut.Dia adalah seorang pengawas yang ditugaskan secara langsung oleh Sophie Raharja, sudah sejak lama Bi Ira menjadi mata dan tangan kanan Sophie. Di balik sikapnya yang pendiam dan terlihat dingin, Bi Ira selalu mengawasi semua hal yang terjadi di dalam mansion keluarga Raharja.Seperti saat ini, sejak kedatangan Olivia Hermawan ke dalam mansion ini sebagai istri dari Reagan, Sophie dengan cepat meminta Bi Ira untuk mengawasi gerak-gerik gadis muda itu. Sesuai keinginan sang Nyonya Besar, Bi Ira diam-dia

  • Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat   Bab 11 - Kegigihan Olivia

    Malam harinya, Olivia sudah memutuskan. Dia akan tetap mendekati Reagan meskipun Nindi tidak mengizinkannya. Olivia ingin membuat Reagan percaya padanya bahwa ia benar-benar ingin memperbaiki hubungan mereka.Olivia tidak mempermasalahkan kondisi Reagan yang berbeda dari kebanyakan orang, ia sudah memilih untuk tetap berada di samping Reagan dan membantunya untuk kembali menjadi Reagan yang bahagia.Ekspresi muram Reagan selalu membuat Olivia merasa tidak nyaman, dia ingin membuat Reagan menjadi bisa lebih bahagia dan tersenyum dengan lebar. Dengan begitu wajah Reagan pasti akan semakin tampan dan menawan.Tunggu! Apa?!Olivia berdeham pelan, gadis cantik itu dengan cepat menepuk dahinya sedikit keras. Bagaimana bisa ia berpikir seperti itu?! Astaga! Sepertinya ada yang salah pada diri Olivia saat ini!Menghembuskan napas panjang, Olivia menggerutu pelan. Tidak boleh! Dia sama sekali tidak boleh berpikiran seperti itu pada Reagan! Olivia hanya harus fokus untuk membuat pria itu menjad

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status