Beranda / Romansa / Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat / Bab 3 - Penolakan Keluarga Raharja

Share

Bab 3 - Penolakan Keluarga Raharja

Penulis: D'Ecklart
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-20 04:18:54

Mansion Keluarga Raharja,

Jakarta, Indonesia

Pagi telah tiba, matahari pun mulai memunculkan sinarnya yang terang. Pintu kamar Reagan tiba-tiba terbuka, ibu dari Reagan, Nindi Raharja masuk ke dalam kamar putranya bersama dengan dua pelayan di belakangnya. Dilihatnya gadis yang baru menikah dengan putranya itu tengah tertidur sendirian di atas ranjang milik Reagan.

Nindi mendengus kesal, sejak awal ia tidak menyetujui ide Armand yang membawa gadis sialan ini masuk ke dalam rumah ini sebagai pengantin pengganti untuk Reagan. Namun, apa yang bisa ia lakukan? Kepergian Amelia membuatnya harus menerima gadis rendahan ini menikah dengan Reagan tepat di depan matanya.

Dengan wajah angkuhnya, Nindi memberi isyarat pada salah satu pelayan dan diangguki oleh pelayan tersebut. Dengan tidak berperasaannya, pelayan tersebut menyiram Olivia yang sedang tidur dengan seember air tepat di wajahnya membuat gadis itu terbangun dengan gelagapan karena terkejut.

"Enak sekali jam segini masih tidur? Bangun, dasar perempuan pemalas!" sembur Nindi dengan nada tajamnya membuat Olivia terduduk sembari menatap takut ke arah ibu mertuanya.

"Ma-maafkan saya ibu, saya tidak akan mengulanginya lagi." ucap Olivia sedikit terbata, kepala dan tubuhnya terlihat basah karena air yang disiram oleh pelayan suruhan Nindi.

"Siapa yang kau panggil ibu?! Dengar ya gadis rendahan! Meski kau sudah menikah dengan putraku, bukan berarti aku menerimamu sebagai menantuku! Kau mengerti?!"

Perkataan Nindi membuat hati Olivia terasa sakit, sejak awal kedatangannya ke rumah ini, Olivia tahu bahwa ia tidak pernah diterima oleh seluruh anggota keluarga ini termasuk Reagan. Pria itu bersedia menikahinya hanya karena tidak ingin reputasi keluarga Raharja hancur karena batalnya acara pernikahan secara tiba-tiba.

Olivia menundukkan kepalanya, pandangannya menatap sedih ke arah selimut yang kini basah oleh air. "Saya mengerti, Nyonya."

"Baru satu hari, tapi kau sudah menyusahkanku dan membuatku harus pergi ke sini untuk membangunkanmu!" dengus Nindi dengan raut kesalnya.

Kedua pelayan yang sejak tadi mengikuti Nindi hanya menunjukkan senyum mengejek, gadis yang menjadi istri dari Tuan Muda keluarga Raharja hanyalah seorang gadis yang bahkan jauh lebih rendah dari mereka yang sama sekali tidak diterima di rumah ini.

"Ayo pergi! Biarkan pengantin baru itu mengurus dirinya sekarang!" ujar Nindi angkuh lalu berbalik dan berjalan keluar dari kamar Reagan diikuti kedua pelayan itu di belakangnya.

Olivia menghela napas panjang, berusaha untuk tetap sabar meskipun perasaannya tidak baik-baik saja. Setelah memastikan bahwa ia merasa lebih baik, Olivia bangkit dari kasurnya dan bersiap-siap. Beberapa saat kemudian Olivia berjalan keluar dari kamar Reagan menuju ke ruang makan setelah sebelumnya bertanya pada salah satu pelayan yang lewat.

Terlihat semua anggota keluarga Raharja telah berkumpul si ruang makan, melihat Olivia yang datang, semua orang kecuali Reagan Menatapnya dengan tatapan datar. Dengan gugup Olivia berjalan dan mendudukkan tubuhnya di samping Reagan, Olivia bahkan tidak berani menyapa semua orang yang ada di sana karena pandangan tidak bersahabat yang mereka tunjukkan padanya.

Suasana yang hening membuat Olivia hanya bisa terdiam dengan canggung, diam-diam Olivia melirik ke arah Reagan, wajah dingin suaminya itu membuatnya semakin merasa tidak nyaman. Tanpa Olivia sadari, nenek Reagan, Sophie Raharja menatap Olivia dengan lekat. Wanita yang memasuki usia lanjut itu kerap kali memandang Olivia sembari memakan makanannya dengan anggun.

"Makanlah, Olivia." ucapan singkat dari Sophie membuat Olivia tersentak kecil, tak menyangka bahwa nenek dari Reagan itu berbicara dengannya meski hanya dua kata.

"I-iya, Nyonya Besar." entah mengapa Olivia justru semakin merasa gugup, tangannya yang berniat meraih makanan di depannya tiba-tiba justru bergerak tanpa sengaja menyenggol makanan lain yang ada di samping makanan tersebut hingga tumpah.

Prang!

Suara jatuhnya mangkuk terdengar nyaring bersamaan dengan tumpahnya isi yang ada di dalamnya hingga mengotori pakaian yang Olivia kenakan. Beberapa pelayan yang memang berada dibelakang mereka memekik keras karena terkejut, para anggota keluarga yang lain juga terlihat terkejut dengan apa yang terjadi saat ini.

Mata Olivia terbelalak kaget, tidak menyangka jika ia akan seceroboh ini bahkan membuat kesalahan di hari pertama tinggal bersama keluarga Raharja. 'Astaga, bagaimana bisa jadi seperti ini?'

"Apa yang kau lakukan?!" pekik Nindi, raut wajahnya terlihat sangat marah.

"Maafkan aku!" Olivia dengan cepat berdiri, diikuti Nindi yang juga ikut berdiri dengan tatapan tajamnya. "Kau merusak sarapan kami yang berharga!"

Hardian, Tuan Besar keluarga Raharja itu hanya menghela napas lelah, pria paling berkuasa di Raharja Group itu menatap tajam Olivia sebelum berdiri dan berjalan menghampiri sang istri. "Ayo Sophie, kita pergi!"

Pria berusia lanjut itu menghentikan langkahnya sejenak dan menolehkan kepalanya pada istri dari Armand tersebut, "Nindi, urus menantumu itu!"

"Aku tidak sudi menganggapnya sebagai menantuku!" Nindi bergumam dengan kesal, ditatapnya Armand yang duduk di sampingnya. "Lihat Armand! Perempuan seperti apa yang kau pilihkan untuk putraku!"

Armand berdecak kesal, dalam hati ia sudah malas jika harus berdebat dengan istrinya, karena itu Armand lebih memilih untuk pergi dari sana meninggalkan Nindi dan Reagan yang masih berada si tempat itu. "Dasar kau gadis sialan! Haaa ... sudahlah, Nindi! Aku akan berangkat sekarang, tidak perlu mengantarku!"

"Kau memang tidak pantas menjadi istriku!" timpal Reagan dingin pada Olivia sebelum menggeser kursi rodanya pergi dari ruang makan yang sudah kacau itu.

Bi Ira, kepala pelayan keluarga Raharja dan orang kepercayaan Sophie dengan cepat berjalan menghampiri Nindi. "Nyonya, saya dan pelayan lain akan membersihkannya."

"Tidak perlu! Dia yang akan membersihkannya!" tunjuk Nindi pada Olivia, pandangan kembali beralih pada Bi Ira. "Bawakan saja makanan untuk Reagan ke kamarnya!"

"Baik, Nyonya." Bi Ira mengangguk dengan patuh.

"Dan kau! Dengar ini baik-baik! Jangan pernah kau berpikir dapat diterima di keluarga ini! Karena kau itu tidak ada apa-apanya dibanding Amelia. Kau hanyalah seorang gadis rendahan yang beruntung masuk ke dalam keluarga ini!" ucap Nindi dengan pedas sebelum meninggalkan Olivia yang hanya bisa terpaku dengan kepala yang menunduk.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat   Bab 19 - Luka Yang Membawa Keberuntungan

    Kejadian hampir jatuhnya Reagan ke kolam renang dengan cepat didengar oleh Sophie Raharja, sang Nyonya Besar Raharja itu dengan cepat terbang kembali ke Jakarta, beruntungnya Reagan tidak mengalami luka apa pun. Hanya saja, orang yang menyelamatkannya harus mengalami cedera di kakinya. Karena itu, Sophie ingin berterima kasih dengan benar pada orang yang telah menyelamatkan Reagan, yaitu Olivia.Kepulangan Sophie disambut oleh Bi Ira dan para pelayan lainnya. Bahkan Nindi juga ikut menyambut sang ibu mertua yang sudah cukup lama berada di Jerman untuk menemani sang suami, Hardian."Bagaimana kondisi Reagan setelah insiden itu, Nindi? Apa cucuku baik-baik saja?" tanya Sophie pada Nindi yang kini berada di depannya."Reagan baik-baik saja, ibu. Beruntungnya kursi rodanya tidak menggelincir sampai masuk ke kolam renang." jawab Nindi singkat, wanita paruh baya itu tidak menjelaskan secara detail kejadian tersebut karena ia tidak ingin menceritakan tentang Olivia pada ibu mertuanya.Lagi

  • Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat   Bab 18 - Sedikit Lebih Baik

    Karena insiden tidak terduga itu, kini perlakuan Reagan terhadap Olivia menjadi sedikit lebih baik. Walaupun tidak sering menemuinya, Reagan menunjukkan sedikit respon baik saat pria itu menjenguknya meski hanya sebentar.Meski cedera pada kakinya membuat Olivia tidak bisa bergerak dengan bebas saat ini, entah kenapa rasa sakit yang ia rasakan pada kakinya itu menghilang ketika ia melihat Reagan datang menjenguknya.Perasaan bahagia justru lebih mendominasi Olivia saat ini, ditatapnya Reagan yang kini duduk di atas kursi rodanya yang berada di samping tempat tidur Olivia. Meski Olivia tahu bahwa Reagan tidak bisa melihatnya, Olivia tetap merasa senang.Kedatangan Reagan seolah-olah menjadi obat tersendiri untuknya yang saat ini hanya bisa berbaring di kasurnya tanpa bisa melakukan apa-apa. Tanpa sadar seulas senyum terbit di wajah cantik Olivia."Terima kasih karena sudah mau menjengukku, Reagan." ucap Olivia yang akhirnya memecah keheningan di antara mereka.Suasana canggung terlihat

  • Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat   Bab 17 - Merasa Sedikit Bersalah

    Reagan menarik napas dalam-dalam, setelah satu minggu lebih ia hanya mendekam di dalam kamarnya dan perpustakaan pribadinya, dia akhirnya bisa keluar dan menghirup udara segar.Selama satu minggu ini juga ia akhirnya bisa bebas dari gangguan makhluk bernama Olivia itu, perasaan tenang menyelimuti hatinya. Saat ini ia berada di dekat area kolam renang, menikmati keheningan tanpa suara yang membuatnya merasa nyaman.Reagan tidak mengerti, apa yang membuat gadis itu bersikeras mendekatinya dengan berpura-pura baik padanya? Apa karena ia ingin diakui dan diterima sebagai anggota keluarga Raharja? Atau ia ingin mendapatkan sebagian harta miliknya?Tapi, apa pun itu, Reagan tidak peduli. Pria itu tidak akan membiarkan Olivia berhasil mendapatkan tujuannya. Reagan menggelengkan kepalanya pelan, tidak ingin lagi memikirkan gadis menyebalkan itu saat ini.Mata Reagan yang buta menatap lurus ke depan, sebenarnya ia tengah menunggu kedatangan Elvino yang memang akan memberi laporan padanya. Kare

  • Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat   Bab 16 - Istri Yang Tidak Diinginkan

    Melihat hubungan Reagan dan Olivia yang semakin memburuk, di dalam kamarnya Nindi sedang tertawa bahagia. Dia merasa tidak perlu harus bersusah payah karena rupanya gadis itu sendirilah yang menghancurkan hubungannya dengan Reagan.Hal ini menjadi kabar baik baginya dan Armand, sudah berhari-hari Nindi melihat Olivia yang kebingungan karena Reagan menghindarinya. Hal itu cukup membuat Nindi merasa puas. Sayangnya, masih jauh sampai ia bisa mengeluarkan Olivia dan memisahkan keduanya sepenuhnya."Kenapa kau tertawa seperti itu, Nindi?" tanya Armand yang baru masuk ke dalam kamarnya menatap kebingungan ke arah istrinya yang tiba-tiba tertawa keras."Kau tahu, Armand? Sepertinya sekarang hubungan Reagan dan Olivia semakin jauh! Reagan terlihat semakin membenci gadis rendahan itu!" jelas Nindi dengan raut yang bahagia.Armand berjalan mendekat ke arah Nindi sembari menaikkan sebelah alisnya, "Benarkah?""Tentu saja! Apa sekarang kau tidak percaya padaku?" ucap Nindi sembari memandang taja

  • Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat   Bab 15 - Terasa Semakin Jauh

    Sudah hampir satu minggu sejak pembicaraan terakhir Olivia bersama Reagan, kini Olivia merasa bahwa Reagan sengaja menjauhinya. Pria itu hampir tidak terlihat di sudut mansion mana pun, sepertinya ia berada di dalam kamarnya selama seharian penuh.Olivia bahkan tidak menemukan Reagan di halaman belakang setiap pagi hari seperti biasanya, pria itu bahkan meninggalkan rutinitas paginya hanya untuk menghindar dari Olivia. Reagan bahkan tidak membiarkan siapa pun masuk ke dalam kamarnya kecuali Bi Ira yang memang harus mengantarkan makanan dan obatnya.Olivia menghela napas pelan, saat ini ia duduk di bangku taman yang memang berada di halaman belakang mansion. Kedua tangannya memegang sebuah buku sketsa dan pensil yang memang ia gunakan untuk menggambar.Setelah meminta pada Bi Ira akhirnya Olivia mendapatkan sebuah buku sketsa dan juga alat untuk menggambar seperti pena pan pensil. Gadis berusia 25 tahun itu memang memiliki hobi melukis sejak kecil sama seperti ibunya.Pandangannya terp

  • Terpaksa Menikah dengan CEO Cacat   Bab 14 - Berhenti Berpura-pura!

    Sehari setelahnya, Olivia yang sedang berjalan di area lantai satu mansion tiba-tiba berpapasan dengan Reagan yang sedang melintas di depannya dengan Bi Ira yang mendorong kursi rodanya dari belakang.Sepertinya pria itu berniat untuk menuju ke kamarnya, Olivia yang melihat itu menghentikan langkahnya. Gadis muda itu menelan ludahnya gugup, merasa bingung apakah ia harus menghentikan Reagan untuk menjelaskan semuanya atau membiarkan pria itu pergi begitu saja.Setelah memikirkannya secara singkat, Olivia dengan cepat berbalik dan mengejar Reagan yang sudah melintas cukup jauh di belakangnya bersama dengan Bi Ira. "Reagan, boleh aku bicara sebentar denganmu?""Tuan Muda?" Bi Ira yang melihat Olivia tengah berusaha mengajak Reagan berbicara hanya terdiam sebelum akhirnya ikut bersuara, merasa kasihan dengan usaha Olivia yang sepertinya tidak dihiraukan ole Reagan.Reagan hanya menatap lurus ke depan dengan tatapan kosong, raut wajahnya terlihat dingin tanpa ekspresi. "Biarkan saja, Bi.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status