Share

Malam Pertama Yang Menyedihkan

Naya duduk didalam kamar Rayden seorang diri. Memandangi sebuah figura besar yang ada di dinding kamar itu. Figura lukisan Monalisa. Cukup estetik namun terkesan menyeramkan. Begitulah dia saat ini yang sudah menjadi bagian dari keluarga Bagaspati. Keluarga yang terkenal dengan kemewahan dan nama baik. Hingga harus menyebabkan Naya menjadi sesuatu yang membantu Rayden memulihkan nama baik itu.

"Untuk apa kau di kamarku?" Tiba-tiba suara Rayden membuat Naya terlonjak kaget. Dia yang melamun sama sekali tidak menyadari jika Rayden sudah masuk ke dalam kamar setelah satu harian menghilang.

Naya berdiri, dia memandang Rayden dengan ragu. Wajah pria itu datar dan begitu dingin. Membuat suhu diruangan yang semula hangat kini menjadi seperti ingin membeku.

"Maaf, Tuan. Nyonya Dena meminta saya untuk tidur disini." Nada bicara Naya terdengar bergetar. Bahkan tubuhnya juga ikut bergetar seiring dengan langkah kaki Rayden yang mendekat.

"Apa yang sudah kau janjikan pada Mama hingga dia mau menerima mu disini?" tanya Rayden, dia terus menelisik seluruh penampilan Naya. Tubuh yang kurus dan kecil tanpa ada apapun yang istimewa dari gadis ini. Rayden tidak akan membiarkan semua ini berjalan lebih lama. Tapi, bagaimana caranya dia bisa mengakhiri semuanya jika ini adalah permintaan Nyonya Dena.

"Kenapa kau diam saja, hmm?" Tubuh Naya sudah bersandar di sudut meja, menahan tatapan Rayden yang datar namun seakan mampu membelah tubuhnya.

"Tidak, Tuan. Tidak ada apapun yang saya janjikan. Nyonya menolong saya dan meminta saya untuk mau menikah dengan Tuan. Saya tidak pernah menjanjikan apapun," Naya berucap dengan cepat, dia semakin takut ketika Rayden mendekatkan kepalanya ke arah Naya.

Rayden tersenyum sinis, "kau mau membohongiku," geramnya.

Naya menggeleng kuat, "Tidak, Tuan. Tidak," jawab Naya.

Rayden mendengus, dia terus menelisik seluruh tubuh dan wajah Naya. Seorang gadis yang pernah dia lihat di club' malam dan sekarang malah menjadi istrinya. Memang gila, hidupnya begitu sial. Rayden sangat menghindari sebuah pernikahan, tapi ibunya dan gadis ini malah menerobos benteng pertahanan Rayden.

Mereka benar-benar membuat hidup Rayden semakin tidak tenang. Hidup yang memang sudah terasa hambar malah harus di usik oleh gadis kecil seperti Naya.

"Kau pasti tahu alasan Mama meminta mu untuk menikah denganku bukan. Dan sekarang kau pasti memandangku sebagai pria yang lemah," Rayden berucap dengan senyum yang terkesan sinis namun begitu getir.

Ada kesakitan dan kehampaan yang tergambar di raut wajahnya, dan Naya tahu itu.

Naya menggeleng pelan, "tidak, Tuan. Saya sama sekali tidak pernah berpikir seperti itu. Saya bahkan tidak tahu Tuan seperti apa," jawab Naya.

Namun, pria itu kembali mendengus dan menjauh dari tubuh Naya. Dia duduk di pinggir tempat tidurnya dan memandang Naya dengan dingin.

"Aku yakin kau sudah dibayar oleh Mama, apalagi kau memang seorang gadis bayaran. Kau pikir aku akan menerima mu dengan senang hati?" tanya Rayden.

Naya terdiam.

"Hanya jalang Alex," ucap Rayden.

Ucapan itu membuat Naya membeku, Rayden tahu tentang Alex? Pria yang sangat ingin membeli Naya dari rumah pelacuran itu? Bagaimana mungkin?

Rayden berpikir, jika Naya memanglah seorang gadis jalang. Gadis yang pernah dia temui di sebuah club' malam beberapa waktu lalu. Gadis jalang yang pergi dibawa oleh Alexander, rival bisnis Rayden. Jelas saja Rayden tidak akan pernah mau untuk menerima Naya dengan senang hati.

"Aku mau menikahi mu hanya karena Mama. Jadi jangan berbesar kepala jika aku mau satu kamar denganmu," ucap Rayden begitu tega.

"Kau hanya seorang gadis yang dipungut dari club' malam itu. Apa kau berpikir aku akan semudah itu menerima mu. Tidak akan," kata Rayden kembali.

Naya tertunduk lirih dan hanya bisa mengangguk pelan. Tidak ada apapun yang bisa menjadi pembelaannya, karena semua yang di katakan Rayden adalah benar. Dia hanya gadis murahan yang di pungut dan di tolong oleh Nyonya Dena. Bahkan, ayahnya saja sudah tidak mau menampung Naya dirumahnya. Lalu apa yang membuat Naya berharga sekarang.

Entah dosa apa yang telah dia lakukan hingga hidupnya sesakit ini. Naya mendapat fitnah dari ibu tirinya hingga membuat ayahnya membenci Naya dan mengusirnya dari rumah. Meninggalkan semua hak yang seharusnya menjadi milik Naya. Dan sekarang dia harus menjadi istri dari seorang duda impoten. Pria yang ternyata juga membenci Naya.

"Jika kau mau tidur satu kamar denganku, jangan pernah sentuh apapun milikku di dalam kamar ini. Tidur di sofa, itu tempat yang cocok untukmu," ujar Rayden.

"Baik, Tuan," jawab Naya begitu patuh.

Rayden memandang Naya dengan heran, kenapa dia terlihat begitu patuh? Tapi, tenang saja, ada masanya untuk membuat Naya keluar dari rumah ini. Yang terpenting sekarang, masalah Rayden dengan pamannya sudah beres. Tinggal bagaimana dia menjalani hari kedepannya dengan adanya Naya. Gadis yang sudah berani masuk dan menggantikan posisi wanita yang dia cintai, namun juga dia benci.

Malam pertama yang seharusnya menjadi malam yang indah, tapi ini malah menjadi malam yang menyedihkan untuk Naya dan Rayden. Bahkan Rayden tidak bisa tidur sepanjang malam dan lebih memilih untuk duduk di depan kamar.

Menikmati segelas kopi hangat untuk menenangkan batin dan pikirannya.

"Tuan," panggil Agra, asisten setia Rayden. Pria itu datang dengan membawa sebuah iPad di tangannya. Dia berdiri disamping Rayden dan menundukkan sedikit kepalanya.

"Besok kita harus pergi ke kota X, Tuan harus menghadiri acara pelelangan sebuah perusahaan kecil disana. Jika kita bisa mendapatkan perusahaan yang hampir bangkrut itu, maka kita pasti bisa menang tender dari Tuan Alex," ungkap Agra.

Mendengar perkataan Agra, Rayden langsung mengangguk. Dia tidak akan pernah kalah dengan pria Casanova itu. Apapun harus bisa Rayden menangkan. Meski tidak semua bisa dia dapatkan.

"Urus semuanya dengan baik, pastikan perusahaan kita aman disini," ujar Rayden.

"Siap, tuan. Semua pasti selesai. Apalagi sekarang Tuan Alex juga sedang sibuk dalam pencariannya," ungkap Agra kembali. Lelaki itu memang serba tahu tentang hal yang tak pernah Rayden pikirkan.

"Pencarian apa?" tanya Rayden.

"Dia mencari seorang wanita. Saya dengar, itu adalah calon istrinya," jawab Agra.

Rayden tersenyum sinis, "Itu bukan urusanku," ucapnya terlihat acuh. "Pergilah aku ingin sendiri malam ini. Jangan sampai ada yang terlewat dan gunakan kesempatan ini dengan baik," ujar Rayden.

Agra mengangguk patuh, "baik, Tuan. Saya permisi," pamitnya dan setelah itu dia langsung pergi dari hadapan Rayden. Meninggalkan pria itu seorang diri. Menyendiri dalam kesendirian yang tidak berkesudahan. Mengenang nasibnya yang dia rasa begitu malang. Merindukan seorang wanita yang tega meninggalkannya dalam keadaan seperti ini. Diandra, mantan istri Rayden yang menggugat cerai hanya karena Rayden belum mampu menjadi suami yang sempurna.

Dia impoten, dan semua hancur karena itu. Tidak ada masa depan indah yang bisa Rayden bayangkan. Semua hancur dan sekarang malah ditambah dengan kehadiran Naya kedalam hidupnya, membuat emosi dalam diri Rayden semakin bergejolak hebat. Jalang Alex, malah menjadi istrinya saat ini.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status