Share

Bab 13

last update Last Updated: 2025-06-01 01:45:27

Sampai tiba di depan pintu rumah, Dewa masih terkekeh sembari memegangi perutnya, menahan rasa geli mengingat Liora juga Samuel.

"Gak cape apa dari tadi ketawa terus, bingung juga apa yang lucu," ujar Tara.

Dewa menatap Tara, tawanya masih juga belum berhenti, ia lantas membuka handle pintu, saat memasuki ruang tamu terlihat Oma sedang menatap bingkai foto dengan tatapan sedih.

Seketika wajah Dewa berubah, tawa itu hilang bergantikan dengan rasa sedih melihat sang Oma yang terpuruk kehilangan putra untuk yang kedua kali.

Dewa dan Tara lantas menghampiri Oma, duduk disamping Oma untuk menghilangkan rasa sedih juga rasa kesepiannya.

"Dewa... ayahmu sudah pergi, gak ada lagi yang menemani Oma makan malam, kamu pasti akan pergi lagi kan?" ujar Oma air matanya menetes begitu saja.

Dewa berlutut diahadapan Oma nya, menghapus air mata diantara pipi kiri juga kanan.

"Oma... Dewa akan tetap disini menemani Oma, apalagi sekarang ada Tara," kata Dewa dengan nada lembut.

"Aku juga akan menggantik
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 67

    Tara melangkah cepat menuju rumah sakit, jantungnya berdebar tak menentu. Setiap detik terasa berat, penuh kecemasan tentang kabar ibundanya yang sedang dirawat. Bayi kecil Liora sudah ia titipkan dengan hati-hati kepada asisten rumah tangga di rumah, memastikan sang bayi tetap dalam pengawasan yang aman. Meski hatinya berkecamuk, Tara mencoba menenangkan diri, bertekad untuk fokus pada satu hal, mengetahui kondisi Mamah dan memberikan dukungan terbaik yang ia bisa."Kak Dewa... Ayah... gimana keadaan Mamah?" tanyanya begitu tiba, napasnya masih memburu karena cemas.Danu tak sanggup menjawab. Ia masih syok mendengar kabar dari dokter. Ia bahkan tak menoleh, wajahnya tertunduk, matanya kosong menatap lantai, seolah kehilangan pijakan."Kamu harus siap dengar kabar ini. Kondisi Mamah... kena stroke. Mamah harus dirawat di rumah sakit beberapa hari ke depan," ujar Dewa pelan, menahan emosi saat menyampaikan kabar itu.Tara terkejut. Jantungnya serasa berhenti. Kedua kakinya melemas, t

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 66

    "Owe... owe..." Bayi itu terus menangis dalam gendongan Danu.Tara mempercepat langkahnya, tubuhnya bergerak refleks didorong rasa cemas yang kian memuncak. Saat Danu mulai menuruni anak tangga, Tara menjerit nyaring, penuh kepanikan. Suaranya menggema di seluruh ruangan, menciptakan keheningan sesaat sebelum berubah menjadi ketegangan yang menyesakkan. Tangannya terangkat, seolah ingin menghentikan Danu sebelum sesuatu yang buruk terjadi."Kalau sampai Ayah mencelakai bayi itu, aku akan lompat ke bawah!" teriak Tara, suaranya menggema, melengking, menggetarkan suasana.Tara, yang kini berhasil menenangkan bayi dalam pelukannya, segera melangkah mendekat, pandangannya lembut namun penuh ketegasan. Ia menatap lurus ke arah Danu, seolah ingin menyampaikan bahwa ia tidak akan mundur meski situasinya genting.Pelukannya pada sang bayi tetap erat, mencerminkan perlindungan seorang ibu, sementara langkahnya mantap, menunjukkan bahwa ia siap menghadapi apa pun yang akan terjadi.Dewa yang b

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 65

    Tara dan Dewa baru saja tiba di rumah. Belum sempat Tara turun, dari balik kaca mobil, ia melihat Mang Diman berlari tergesa-gesa menuju dalam rumah. Raut wajahnya tampak panik. Seketika Tara membuka pintu dan melompat turun, diikuti Dewa dari sisi lain."Mang Diman... Tunggu! Ada apa?" teriak Tara sambil berlari mengejar Mang Diman.Mang Diman menghentikan langkahnya, menoleh dengan napas memburu. Ia berusaha menenangkan diri sebelum akhirnya bersuara."Itu... Non Liora sejak tadi dipanggil nggak nyaut-nyaut. Pintu kamarnya dikunci dari dalam, kunci cadangannya juga nggak ada. Tuan Danu minta pintunya didobrak," ujarnya terbata.Tara terpaku, matanya menoleh cepat ke arah Dewa, penuh tanya dan cemas. Mang Diman kembali berlari ke dalam rumah, menuju kamar Liora."Apa yang terjadi sama Kak Liora? Aku takut..." gumam Tara pelan.Dewa menggenggam lengan Tara, menenangkan. "Semoga nggak ada hal buruk... Ayo, kita masuk sekarang."Tanpa buang waktu, keduanya bergegas masuk dan menaiki tan

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 64

    Liora kini sudah berada di dalam mobil bersama Adit, pengawal setia Dewa. Di dalam kabin yang sunyi itu, Liora terus menangis terisak. Air matanya tak henti mengalir, membasahi pipi yang pucat. Ia merasa tubuhnya kotor, ternoda, setelah disentuh oleh Samuel.Namun, ada yang terus mengganjal di benak Adit. Pandangannya sesekali melirik ke arah perut Liora yang tampak menonjol. Ia menyadari sesuatu yang tak biasa, Liora lupa mengenakan korset dan jaket bombernya seperti biasanya.“Nona, maaf jika saya lancang… apakah Nona sedang hamil?” tanya Adit dengan suara hati-hati, nyaris seperti bisikan.Liora tersentak. Manik matanya langsung menunduk, menatap perutnya sendiri. Ia terdiam. Nafasnya tercekat, menyadari kelalaiannya.Ia menarik napas panjang, kasar, mencoba menguasai kegelisahan yang mendadak menyeruak. Percuma mengelak. Perutnya kini sudah terlalu jelas untuk disembunyikan.“Sebenarnya… aku hamil delapan bulan,” ucap Liora lirih, matanya masih sembab. “Tapi aku mohon, jangan kata

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Bab 63

    "Pak Dewa?”Suara Yasmin menyentak kesadaran Dewa. Ia tak menduga akan bertemu dengan Yasmin di sini. Sekilas, Dewa melirik Adit, bingung harus berkata apa. Bibirnya sempat terbuka, namun tak ada kata yang keluar.“Pak Dewa tinggal di apartemen ini juga?” tanya Yasmin, matanya memandang heran.“Oh, nggak… aku cuma sedang mencari seseorang di sini,” jawab Dewa cepat, suaranya terdengar ragu dan sedikit terbata.“Seseorang? Siapa kira-kira? Barangkali orang yang Pak Dewa cari itu malah tetangga sebelah apartemenku,” sahut Yasmin, nada suaranya ramah, namun menyiratkan rasa penasaran yang tak bisa disembunyikan.Dewa terdiam. Ia seperti terjebak di antara dua jurang. Kalau ia mengatakan yang sebenarnya, Yasmin pasti akan terkejut. Tapi kalau ia menyembunyikannya pun, Yasmin tetap akan tahu. Padahal ia datang ke sini hanya untuk satu tujuan, membawa Liora pulang demi Tara. Tapi sekarang, semuanya menjadi lebih rumit.“Sebenarnya… aku mencari Samuel,” ucap Dewa akhirnya, memilih untuk juju

  • Terpaksa Menikahi Pacar Kakak   Ban 62

    "Kak... apa Kak Liora akan baik-baik aja, kenapa aku merasa khawatir Kak Liora bersama Samuel," ujar Tara.Dewa melepas jasnya, lalu duduk disamping Tara, mengusap lengan Tara, memberinya ketenangan agar Tara tidak berlebihan mencemaskan Liora."Aku yakin, Liora pasti akan baik-baik saja, Samuel nggak akan berani menyakiti Liora apalagi Liora sedang mengandung anaknya," ujar Dewa."Kalau kamu masih belum tenang, aku akan suruh Adit untuk memantau Liora," sambung Dewa.Tara mengangguk pelan, Dewa lantas mengetikan pesan pada nomor Adit untuk mengawasi Liora, di apartemen Samuel. Saat mendapat balasan pesan dari Adit, Dewa memperlihatkan layar ponselnya. Seketika itu juga Tara bisa bernafas lega."Makasih Kak Dewa," ujar Tara seraya menyandarkan kepala di pundak Dewa."Jangan memancingku, ini masih sore," ujar Dewa dengan mata genitnya.Tara beranjak dan bergeser sedikit menjauh dari Dewa, "Kak Dewa apaan sih..." ujar Tara wajahnya seketika memerah."Ayo kita bikin baby?" ujar Dewa ser

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status