Saat itu Rendra dan Laura terjadi kecelakaan mobil. Rendra membelokkan setirnya ke arah samping dan menabrak pembatas jalan. Kecelakaaan ini terjadi karena ada mobil yang melintas di depannya dan Rendra tidak fokus karena menerima panggilan telpon dari Papanya.
"Rendra, kamu bagunlah! Apa kamu baik-baik saja." Rendra kepalanya berdarah dan Laura juga tapi Rendra pingsan, Laura tidak pingsan tapi dia ketakutan.Semua orang yang melihat kecelakaaam itu langsung menolong Rendra, Laura dan orang yang mobilnya mereka akan tabrak. Laura pingsan saat dilarikan ke rumah sakit. Lalu, orang yang mobilnya akan menabrak mobil Rendra dia menabrak pohon yang arahnya berlawan dengan pembatas jalan yang Rendra tabrak.Kejadian ini begitu cepat dan Rendra juga Laura sudah di antarkan warga dan beberpa orang yang ada di tempat kejadian kecelakaan itu terjadi. Rendra dan Laura selamat tetapi masih belum sadarkan diri."Anak saya bagaimana, Donter?" Papa Rendra dikabari rumah sakit kalau putra kesayangannya itu telah berada di rumah sakit."Anak anda selamat dan dia akan menjalani rawat inap guna untuk mengetahu keadaan kesehatannya. Kita juga akan melakukan CT-Scan dan pemeriksaan badan menyeluruh juga wanita yang ada di dalam mobil Rendra.""Syujurlah! Dia selamat, maaf Dokter! Siapa wanita yang bersama dengan putra Saya?""Anda bisa melihatnya sendiri dan pasien itu bernama Laura Septian dari kartu identitas penduduknya.""Dia menantuku! Istri dari anakku Brian. Apakah dia menjaga istri Kakaknya karena kakaknya meeting di luar kota?""Anda bisa bertanya sendiri, Saya pamit undur diria." Dokter pergi dari rumah sakit itu.Papa Rendra menelpon anaknu Brian dan dia memeberi tahukan tentang kejadian ini. Papa Rendra menyuruh Brian anak pertamanya pulang karena istrinya Laura dan Rendra kecelakaan. Papanya menyalahkan Brian karena dia menyuruh Rendra menjaga menantunya sehingga kecelakaan terjadi."Kamu pulanglah! Rendra dan Laur istri kamu kecelaakaan.""Apa? Rendra kecelakaan? Laura juga? Papa, itu salah Rendra yang tidak baik menjaga istiku. Aku minta tolong ke dia untuk menjaga istriku karena aku seminggu di luar kota, Pa.""Hei kamu anak kurang ajar! Dari awal menikah kamu selalu tidak peduli dengan istri kamu. Dia itu mantan model yang sukses tapi kamu tega dama dia. Aku tahu kamu tidak cinta ke dia kamu belum bisa move on dari kakaknya dan kamu meeting membawa kakak kembar Laura yang murahan itu.""Papa marag padaku? Aku kesini bersama Lussy karena dia akan menjadi asisten pribadiku pengganti asisten pribadiku yang sebulanagi rsisgn, Papa.""Jangan banyak alasan kamu, Brian. Kamu itu juga sering bermain wanita seperti Papa waktu mudah dulu. Kalau kamu tidak pulang! Papa akan bunuh kamu, awas saja kalau Rendra meninggal.""Papa selalu pilih kasih, aku akan pulang." Brian marah dan dia menutup ponselnya dan dia melempara ponselnya ke dinding lalu ponselnua pecah.Lussy melihat semua kejadian itu, Lussy memeluk Brian agar dia meredahkan emosinya. Rendra marah karena Papanya semenjak Brian pulang dari Amerika dia selalu menjadi kesayangan Papanya.Rendra memang lebih pandai daripada Brian. Meskipun Rendra lebih mudah dan berbeda umur 7 tahun dengan Brian, dia sangat cekatan di umrunya yang menginjak 22 tahun."Tenanglah! Jangan marang, Sayang. Aku akan membantu kamu agar kamu tidak kena marah Papa kamu.""Kamu bisa apa, Lussy? Papa sudah berani mengancam aku dan akan membunuhku. Jika Rendra kenapa-kenapa.""Kamu tenang dulu, kamu itu anak pertama Papa kamu. Dia tidak akan membunuh kamu.""Lussy, kamu tidak tahu Mama Rendra yang meninggal itu istri kedua Papaku yang di cintainya sampai Papa sakit 1 tahun. Pelakor itu meninggal 3 tahun yang lalu membuat Mamaku di musuhi Papaku karena istri bulenya itu meninggal.""Kita cari solulusi baik-baik. Kamu jangan cemburu dan tersulut emosi seperti ini."Brian mencob menuruti saran Lussy dan dia berhenti marah. Mereka hari itu juga memutuskan kembali ke Jakarta dan meeting di kota itu diberikan ke Sekertaris Brian yang akan menggantikannya selama seminggu.Dua jam lebih 30 menit Brian dan Lussy sudah sampai di depan halaman rumah sakit. Mereka masuk dan langsung menuju ruangan rawag Lura dan Rendra yang di sebutkan oleh Papanya. Saat mereka memasuki ruang rawat Laura, Laura dan Rendra sudah sadar dengan kepala di perban."Adikku, apa kamu baik-baik saja? Kamu adik iparku Rendra juga sudah sadar? Kenapa kalian di rawat satu ruangan?""Laura istriku, apa kamu baik-baik saja?""Aku baik-baik saja, kenapa kalian datang berdua? Apakah cinta kalian masih bersemi? Tega sekali kamu, Brian.""Kamu jangan berpikiran buruk, Laura. Aku datanh dengan dia karena Lussy akan menjadi asisten pribadiku menggantikan asisten lamaku yang akan resign kerja akhir bulan ini.""Terserah kamu, Brian. Aku mau tidur kepalaku pusing dan jangan ganggu aku."Brian mendekati Rendra dan dia khawaitir Rendra cedera kepalanya dan badannya karena dia takut dimarahi Papanya."Adikku, apa kamu baik-baik saja? Maafkan Kakak ya? Menguruh kamu menjaga kakak iparmh yang ceroboh ini.""Bukan kakak ipar yang ceroboh tapi aku yang menelpon Papa saat menyetir, makanya aku dan kakak ipar keclakaan.""Sudahlah! Brian, kamu pulang saja dan jangan salahkan istri kamu dan Rendra. Kamu sendiri tidak peduli dengan Laura isrri kamu. Pergi kalian! Biarkan Papa dan perawat saja yang menjaga Laura juga Rendra.""Akua akan pergi karena Papa mengusirku." Brian marah dan dia menarik tangan Lussy dan ke luar dari ruangan rawat Laura dan Rendra. Mereka pulang ke rumah mereka.Malam hati telah tiba, Brian menjeguk Laura dengan membawakan parcel buah. Laura menangis saat itu. Rendra sudah tidur dia tidak mendengarnya. Suar tangisannya di dengar oleh Brian."Suamiku, kenapa kamu tega? Apa benar kamu bermain di belakangku? Sakit rasanya kenapa aku mau menggantikan Kakak kembarku saat itu?""Laura, apakah kamu mencintai aku?" Brian datang dan memeluknya dari belakang."Kamu salah dengar! Aku tidak cinta kamu. Tolong aku minta kamu menceraikan aku. Aku tidak mau di madu dengan Lussy!""Aku akan menceraikan kamu jika kamu dalam 5 tahun tidak bisa hamil. Aku yakin kamu lebih setia daripada Lussy, Kakak kembar kamu itu wanita murahan.""Kamu tega padaku, saat ini aku bukan model tetapi kamu menyukai Kakakku karena diaebih model daripada aku. Aku berhenti menjadi model dan berhenti menjadi karyawan kamu karena aku ingin menjadi istri yang baik untuk kamu. Balasannya kamu selalu dingin dan aku tahu kita tidak pernah bermalam pengantin.""Kenapa kamu berkata seperti itu padaku?""Kamu tidak sadar kamu selingkuh? Aku tidak punya bukti pasti kamu selingkuh dengan Kak Lussy."Saat itu suara pintu kamar Laura dibuka. Lussy datang membawa makanan untuk Laura. Dia menghampiri Laura dan Brian yang sedang bicara berduaan."Laura, aku membawakan makanan kesukaan kamu adikku.""Sekarang begini suamiku, kamu pilih Kakak kembarku atau aku yang ada di rumah kamu? Aku tanya kamu, jika kamu mengizinkan Kak Lussy tinggal di rumah kita aku akan pergi. Lagi pula aku hanya pengantin pengganti, apa jawabanmu?""Apa yang kamu tanyakan, Laura?" Brian kaget dengan pertayaan Laura dan Lussy juga."Benar, kamu hamil Sayang. Dokter bilang kamu pingsan karena kamu kemungkinan hamil. Nanti kamu akan tes kehamilan dan USG juga kalau kamu kurang yakin." Rendra terlibat begitu senang."Apa? Aku hamil? Aku tidak sangka aku bisa hamil lagi. Di umurku yang sudah 35 tahun dan umur kamu yang 27 tahun," Laura memeluk Rendra juga karena senang."Mulai sekarang kamu tidak boleh kerja dan kamu harus di rumah saja. Anak kita akan di urus baby sister karena dia mulai bersekolah di tahun ini," Rendra begitu perhatian pada Laura."Terimah kasih, Sayang. Aku sangat bahagia sekali hari ini." Rendra dan Laura sama-sama senang, lalu mereka sementara waktu menunggu dokter datang memeriksa Laura lagi. Satu jam kemudian Dokter datang dan saat itu juga Dokter menanyakan pada Laura apakah dia siap untuk melakukan tes kehamilan atau USG."Siang, saya langsung saja. Apa Anda Nona Laura siap untuk menjalani tes kehamilan?" tanya Dokter."Saya siap, Dokter.""Baiklah! Anda bisa tespack sendiri dan setelah pe
"Sayang, aku suka mari kita mulai." Rendra memeluk dan mencium mesra Laura yang sudah berada di kamar dengan kejutan mewah itu."Ehmmz... Jangan cium seperti ini! Ah... Sayang, kita baru sampai di kota Paris." Laura hanya mendesah saja saat Rendra sudah menanggalkan satu persatu bajunya dan menyentuh bagian tubuh bawahnya."Rendra, cukup." suara rintihan Laura semakin membuat hasrat Rendra memuncak.Dia begitu cepat menyatukan diri mereka di dalam kenikmatan surga dunia bercinta saling memiliki satu sama lain. Rendra dan Laura sudah tenggelam di antara gairah mereka, mereka saling memuaskan satu sama lain hingga mereka kelelahan. Rendra dan Laura memutuskan untuk mengakhirinya."Sayang, aku akan mandi air hangat meski musim dingin disini. Kita belum makan malam nanti ajak Papa dan anak kita makan malam di restoran yang dekat hotel ini saja, ini masih jam 7 malam," kata Laura."Ayo mandi bersama! Aku akan memandikan kamu." Rendra dengan cepat mengendong Laura yang belum memakai sehelai
Saat Laura tidur dia bermimpi Lussy selalu datang di mimpinya."Laura, aku akan bunuh kamu." "Tidak! Jangan Kak Lussy, maafkan aku!" Laura bermimpi Lussy setiap malam."Sayang, bangunlah! Tidak ada Lussy disini." Rendra membangunlah Laura yang bermimpi Lussy setiap hari."Tidak! Sayang, sudah 3 bulan aku selalu bermimpi tentang Kak Lussy. Ayo kita ke makamnya saja, aku akan membawa bunga untuknya." Laura terbangun dia berkeringat dingin seolah Lussy memang akan membunuhnya.Sudah tiga bulan mimpi itu berulang terus meskipun dia sudah melakukan kebaikan untuk menebus dosanya. Ingat! Balas dendam itu memang tidak baik karena semakin kamu terjerumus dalam lingkaran dendam, maka kamu tidak akan kembali. Nyawa dibalas dengan nyawa pun akan membuat hidup kamu di kejar dengan rasa bersalah, sejatinya memaafkan itu sulit tapi memang ada kalah begitulah dalam kehidupan.Seperti yang dialami, Lussy, Brian dan Laura maupun Rendra, mereka semua hanya terjebak di masa lalu dan mungkin saja bisa h
"Laura, tenang saja! Lussy sudah meninggal dan kamu bukan pembunuh hanya menghukum pembunuh kedua orang tua kamu saja," sahut Rendra."Tidak! Rendra, ini dosa dan aku menyesal karena telah membunuh Lussy. Tanganku penuh darah Lussy, aku menembaknya. Aku bersalah! Apa yang harus aku lakukan?" Laurs menangis dan dia duduk di lantai rumah sakit karena mendengar Lussy tidak bisa disematkan."Nona Laura, dia itu wanita gila yang berbahaya Anda tenanglah! Anda tidak usah panik. Maaf! Saya tidak bisa menyelamatkan Nona Lussy," kata Dokter yang baru saja mengabarkan kalau Lussy meninggal dunia."Dokter, Anda tidak bersalah! Ini sudah takdirnya dan dia pantas meninggal karena dia pembunuh orang tuanya dan dalang pembunuh istri saya juga anak kandungnya. Tolong siapkan jenazah dia dan nanti biarkan saya yang mengurus pemakamannya karena istri saya sangat sock melihat saudara kembarnya meninggal," pinta Rendra."Ya Tuan Rendra." Dokter segera menyuruh suster untuk mengurus pasien karena setelah
"Lussy sekarang berada di rumah sakit jiwa, dia diantarkan gila oleh dokter sejak 1 bulan yang lalu. Sayang, aku harus mencari Lussy hingga dapat karena dia itu bisa membahayakan nyawa orang lain," jawab Rendra."Apa? Kalau begitu aku ikut kamu mencari Kak Lussy," sahutnya."Baiklah! Aku akan datang membantu kalian. Aku tutup dulu telponnya dan kabari aku lagi nanti. Kirim lokasi kalian," jawab Rendra pada anak buahnya yang menelpon dirinya."Siap Tuan."Rendra menutup ponselnya dan sekarang dia mulai berbicara dengan Laura. Laura tidak sangka kalau Kakak kembarnya akan menjadi gila hanya karena kematian Brian."Kak Lussy itu kejam sudah membunuh kedua orang tua kita, dia sekarang gila hanya karena kematian Brian. Apa kita bisa menghukum dia?" Laura hanya tidak suka kalau Lussy menjadi gila karena dia tidak bisa menghukum Lussy karena terlibat pembunuhan kedua orang tua mereka."Hukum sesuka hati kamu karena dia membunuh kedua orang tua kamu dan merencanakan pembunuhan kamu. Dia otak
"Tuan Rendra, Nona Lussy sepertinya terlibat pembunuh Papa dan Mamanya karena ada beberapa bukti tapi belum cukup kuat, sepertinya dia dulu menghancurkan beberapa bukti lain," jawab anak buahnya melalui ponselnya."Apa? Kamu tidak berbohong? Bagaimana bisa saudara kembar istriku membunuh orang tuanya? Itu tidak mungkin, bukankah Papa dan Mama mertua itu meninggal karena sakit lalu mereka kecelakaan berdua?" Rendra sangat kaget."Apa? Tidak mungkin Kak Lussy pembunuh kedua orang tua kita, aku dengan mata kepalaku sendiri tahu Papa dan Mama meninggal saat perjalanan pergi ke rumah sakit." Laura juga sangat kaget mendengarkan ucapan anak buahnya."Kamu cepatlah temui aku di rumah. Aku ingin melihat semua kejadian di masa lalu yang kamu dapatkan. Informasi itu sangat penting dan aku yakin kamu pasti bisa menemukannya setelah kita bertemu." Rendra meminta anak buahnya segera menemuinya."Siap Tuan! Saya matikan dulu panggilannya, setelah ini saya akan segera menuju rumah Anda." anak buahny